Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM VI

I. JUDUL
Aktivitas Jantung dan Aliran Darah

II. WAKTU
Praktikum ini dilakukan selama 3 jam.

III. TUJUAN PRAKTIKUM


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mampu memahami metode pengukuran tekanan darah dan detak
jantung manusia.
2. Mampu memahami hubungan tekanan darah dan detak jantung
dengan aktivitas dan jenis kelamin.
3. Mampu melihat dan memahami arah aliran darah pada hewan.

IV. LANDASAN TEORI


Aktivitas Jantung pada Kodok
Sistem sirkulasi merupakan salah satu sistem yang vital bagi
keberlangsungan aktivitas fisiologi organisme. Dalam rangka menganalisa
aktivitas sistem sirkulasi, dapat dilakukan penghitungan tekanan darah dan
detak jantung (heart beat) yang karena kemampuan konduktivitasnya akan
dapat dihitung pada nadi pergelangan tangan. Kecapatan detak nati seirama
dengan detakan jantung memompa darah yang juga selaras dengan faktor
kebutuhan energy dari respirasi seluler (Riawan, 2016).
Jantung kodok berbeda dengan jantung manusia. Jantung kodok maupun
mamalia mempunyai centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut
meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di
keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung kodok terbagi menjadi tiga
ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Secara garis besar
peredaran darah kodok sama seperti peredaran darah manusia namun saat
darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus

1
venosus. Jantung kodok memiliki respon yang kurang lebih sama dengan
jantung manusia, contohnya denyut jantung akan meningkat saat panas dan
melambat saat dingin, kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormon, dan
memiliki band moderator.

Aliran Darah pada Kecebong


 Pengertian Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah bagian dari sitem sirkulasi yang mengangkut
darah ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang
berfungsi membawa darah dari jantung, kapiler yang berfungsi sebagai
tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan
jaringan, kemudian vena yang membawa darah dari kapiler kembali ke
jantung. Pembuluh darah terbesar adalah aorta.
 Pembuluh Darah Arteri/Nadi
Pembuluh ini merupakan pembuluh yang keluar dari jantung. Pembuluh
ini memiliki 1 buah katup/ klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula
semilunaris. Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap
searah.
 Pembuluh Darah Kapiler
Pembuluh darah kapiler (dari kata Capillsris) adalah pembuluh darah
kecil dalam tubuh yang memiliki diameter 5-10 μm, yang menghubungkan
arteriola dan venula dan memungkinkan pertukaran air, oksigen,
karbondioksida, serta nutrien dan zat kimia antara darah dan jaringan.
Darah mengalir dari jantung ke arteri yang bercabang dan menyempit ke
arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah
terjadinya fusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena yang
mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotelium selapis tipis sehingga gas dan
molekul seperti air, oksigen, protein dan lemak dapat mengalir melewatinya
dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik (Anonim, 2009).
Pembuluh kapiler adalah pembuluh yang menghubungkan cabang-
cabang pembuluh nadi dan cabang-cabang pembuluh balik yang terkecil

2
dengan sel-sel tubuh. Pembuluh nadi dan pembuluh balik itu bercabang-
cabang, dan ukuran cabang-cabang pembuluh itu semakin jauh dari jantung
semakin kecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan berdinding tipis.
 Pembuluh Vena
Pembuluh balik atau vena adalah pembuluh yang membawa darah
menuju jantung. Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya
terletak dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding
pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Jika diraba, denyut jantungnya tidak
terasa. Pembuluh vena mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup
ini berfungsi agar darah tetap mengalir satu arah. Dengan adanya katup
tersebut, aliran darah tetap mengalir menuju jantung. Jika vena terluka,
darah tidak memancar tetapi merembes. Dari seluruh tubuh, pembuluh
darah balik bermuara menjadi satu pembuluh darah balik besar, yang
disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk ke jantung melalui serambi
kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru, darah mengalir ke
jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini membawa darah
yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena banyak
mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis. Salah satu penyakit
yang menyerang pembuluh balik adalah varises.
 Pembuluh Darah pada Hewan
Amfibia umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang hidup di dua alam, yaitu di air dan di daratan. Amfibia
bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat
basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu
kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang
umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan
bernapas dengan paru-paru.
Amfibia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tubuh diselubungi kulit yang berlendir.
2. Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm).

3
3. Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi
dan satu bilik.
4. Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan berfungsi
untuk melompat dan berenang.
5. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran
niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam.
6. Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa
alat pernapasannya berupa paru-paru, kulit dan hidungnya
mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut
ketika menyelam.
7. Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh
yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Berudu atau kecebong adalah tahap pra-dewasa (larva) dalam daur hidup
amfibia. Berudu eksklusif hidup di air dan berespirasi menggunakan
insang, seperti ikan. Tahap akuatik (hidup di perairan) inilah yang membuat
amfibia memperoleh namanya (amphibia=“hidup pada tempat berbeda-
beda”). Kebanyakan berudu herbivora, memakan alga dan bagian-bagian
tumbuhan. Beberapa spesies merupakan omnivora (pemakan segala).
(Deyna, 2014).

V. ALAT DAN BAHAN


Praktikum I Aktivitas Jantung Kodok (Bufo sp.)
A. Alat
1. Kimograf satu set
2. Section kit
3. Section board
4. Object glass
B. Bahan
1. Bufo sp.
2. Garam fisiologis

4
3. Kloroform
4. Kapas
5. Tisu

Praktikum II Aliran Darah pada Kecebong


A. Alat
1. Mikroskop
2. Petridish
3. Pinset
4. Object glass
B. Bahan
1. Kecebong
2. Es Batu
3. Tisu

VI. PROSEDUR KERJA


Praktikum I Aktivitas Jantung Kodok (Bufo sp.)
Adapun prosedur kerja praktikum 1 yaitu sebagai berikut:
1. Menyusun kimograf sesuai dengan petunjuk penggunaan.
2. Membius kodok dengan kloroform, jangan sampai mati.
3. Membedah bagian dada sampai terlihat rongga dada selanjutnya
menekan daerah sekitar luka bedahan tadi secara hati-hati sampai
jantung keluar.
4. Meneteskan garam fisiologis untuk membersihkan daerah sekitar
jantung dan untuk menghindari dehidrasi.
5. Memasangkan kait yang sudah terhubung dengan kimograf,
kemudian mengamati kardiograf yang terbentuk.
6. Mencatat dan menggambar hasil yang diperoleh.

5
Praktikum II Aliran Darah pada Kecebong
Adapun prosedur kerja praktikum 2 yaitu sebagai berikut:
1. Mengambil kecebong dari wadahnya lalu meletakkannya diatas es
batu beberapa saat hingga pasif (jangan terlalu lama karena dapat
menyebabkan kematian).
2. Mengangkat kecebong tersebut lalu meletakkannya diatas kaca objek
dan mengamati dengan mikroskop dengan memposisikan bagian
piggir ekornya yang bening sehingga terlihat jelas pada pembesaran
minimum.
3. Memperhatikan aliran darah pada pembuluh darahnya dan
menentukan jenis pembuluh serta arah aliran darah dan mencatat
hasil pada lembar pengamatan.
4. Membuat sketsa arah aliran darah yang terlihat dan menentukan
kategori kecepatan alirannya (cepat, sedang atau lambat).

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN


Praktikum I Aktivitas Jantung Kodok (Bufo sp.)
Tabel 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Jantung Kodok (Bufo sp.)
Gambar Keterangan
Fase laten: Periode
tersembunyi (fase sebelum
terjadi kontraksi)
Fase kontraksi: Periode
penegangan (darah dari
ventrikel kanan dialirkan
ke paru-paru dan darah
Sketsa dari ventrikel kiri dialirkan
ke seluruh tubuh.
Fase relaksasi: Periode
pengenduran (darah dari
serambi kanan turun ke
ventrikel kanan dan darah
dari serambi kiri turun ke
bilik kiri).
Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel.
Kedua macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri
dari sistole dan diastole. Sistole merupakan periode kontraksi ventrikel saat

6
jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal (arteri
pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat sistole katub-katub
atrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) menutup sedangkan katub-
katub semilunaris (katub aorta dan katub pulmonal) membuka sehingga
ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan
darahnya ke aorta dan Arteri pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan
periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah
dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (vena
pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada saat diastole katub-
katub semilunaris (katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan
katub-katub atrioventrikularis (mitralis dan bikuspidalis) membuka
sehingga atrium yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan
darahnya ke ventrikel.
Kontraksi atrium terjadi hampir bersamaan dengan relaksasi ventrikel,
walaupun pada saat ventrikel relaksasi, atrium berkontraksi namun
besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir sama. Sedangkan pada saat
atrium relaksasi juga tidak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan
pada ventrikel yang sedang berkontraksi, dimana proses berkontraksi dan
relaksasi (sistole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada keadaan
normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak semata-mata
tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung mempunyai
kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara
otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju
jantung telah di potong.
Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan
sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan
perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah
saling berlawanan yaitu: Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat
kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan
impuls pada jantung, sedangkan saraf parasimpatik bekerja menurunkan

7
naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan
perambatan impuls pada jantung.
Berdasarkan hasil kimograf, dapat diketahui bahwa aktivitas jantung
kodok stabil. Fase laten, fase kontraksi dan fase relaksasi dari satu periode
ke periode selanjutnya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Tinggi
garis puncak pada kimograf hampir sama.

Praktikum II Aliran Darah pada Kecebong


Tabel 2. Hasil Pengamatan Aliran Darah pada Kecebong
No. Kategori Arteri Vena
1. Arah aliran Kepala – ekor Ekor – kepala
2. Diameter pembuluh
darah Lebih kecil Lebih besar
3. Kecepatan aliran darah Lebih cepat Lebih lama
4. Dinding Lebih tebal Lebih tipis

Tabel 3 Hasil Pengamatan Laju Aliran Darah pada Kecebong


Gambar Keterangan
x : Pembuluh kapiler
Aliran darah pada
kecebong yang
diletakkan beberapa
detik pada air yang
suhunya rendah yaitu
kecepatan aliran
darahnya menurun
(sedang).
x

8
Sketsa

Pada percobaan yang pertama, setelah ekor kecebong diamati dibawah


mikroskop, dapat dilihat bagian-bagian dalam dari ekor kecebong. Terlihat
pembuluh darah pada ekor kecebong yang tampak transparan beserta
aliran-aliran darahnya. Aliran-aliran darahnya terlihat seperti aliran zat-zat
cair yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang berbeda-beda. Ada
yang ke depan ada juga yang ke belakang, ada yang alirannya cepat namun
ada juga yang lambat.
Sistem peredaran darah pada kecebong dipelajari melalui aliran darah
pada ekor kecebong. Setelah ekor kecebong diamati di bawah mikroskop
terlihat pembuluh darah pada ekor kecebong yang tampak transparan
beserta aliran-aliran darahnya. Sistem peredaran darah kecebong
merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung
sekali dalam setiap peredaran.
Mekanisme peredaran darah pada kecebong adalah sebagai berikut:
1. Seluruh darah yang mempunyai kadar oksigen rendah dan
karbondioksida tinggi masuk ke jantung melalui pembuluh vena
(darah tersebut disebut darah vena).
2. Otot bilik akan memompa darah keluar dari jantung lewat arteri
menuju kapiler di dalam insang.
3. Daerah insang merupakan tempat terjadinya pertukaran gas, karbon
dioksida dibebaskan dan oksigen diikat (darah yang kaya oksigen
disebut darah arteri).

9
4. Darah arteri kemudian mengalir menuju ke kapiler sistemik, yaitu
kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh.
5. Darah dari sel-sel tubuh dikumpulkan, kemudian dibawa lagi ke
jantung melalui pembuluh vena.
6. Pembuluh arteri dan vena mengalirkan darah lebih cepat daripada
pembuluh arterior, venula dan kapiler karena ukuran pembuluh darah
arteri dan vena tersebut lebih besar dari ukuran pembuluh arterior.

Pada masa larva (berudu/kecebong), sistem peredaran transportasinya


menyerupai sistem transportasi pada ikan. Setelah mengalami metamorfosis
menjadi kodok, sistem transformasinya mengalami perubahan yang sesuai
dengan kehidupan di lingkungan darat. Sistem peredaran darah kecebong
merupakan sistem peredaran darah tunggal, yaitu darah melewati jantung
sekali dalam setiap peredaran (Kartolo 1993).

VIII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tekanan darah pada Bufo sp. dapat diketahui dengan mengamati
hearbeat yang terbentuk pada kertas grafik kimograf. Berdasarkan
grafik yang terbentuk detak jantung Bufo sp. tergolong stabil. Semakin
tinggi frekuensi detak jantung maka tekanan darah juga semakin
tinggi. Jika detak jantung normal maka tekanan darah juga akan
normal.
2. Aktivitas mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Semakin
banyak aktivitas yang dikerjakan maka detak jantung akan semakin
meningkat begitupula dengan tekanan darah.
3. Sistem peredaran darah kecebong adalah tunggal. Aliran darah pada
kecebong yang diletakkan beberapa detik pada air yang suhunya
rendah yaitu kecepatan aliran darahnya menurun (sedang).

10
IX. JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana pengaruh suhu terhadap laju sirkulasi?
Jawab:
Pada umumnya semakin tinggi suhu semakin cepat laju sirkulasi
dan sebaliknya semakin rendah suhu makan laju sirkulasi semakin
lambat.

2. Bagaimana grafik yang terbentuk pada kymograph? Jelaskan.


Jawab:
Gambar Keterangan
Fase laten: Periode
tersembunyi (fase sebelum
terjadi kontraksi)
Fase kontraksi: Periode
penegangan (darah dari
ventrikel kanan dialirkan
ke paru-paru dan darah
dari ventrikel kiri dialirkan
ke sluruh tubuh.
Fase relaksasi: Periode
pengenduran (darah dari
serambi kanan turun ke
ventrikel kanan dan darah
dari serambi kiri turun ke
bilik kiri).
Berdasarkan hasil kimograf, dapat diketahui bahwa aktivitas jantung
kodok stabil. Fase laten, fase kontraksi dan fase relaksasi dari satu periode
ke periode selanjutnya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Tinggi
garis puncak pada kimograf hampir sama.

11
X. DAFTAR PUSTAKA
Deyna, L. 2014. Mengamati Proses Airan Darah pada Kecebong. From:
http://fiswan3b.wordpress.co.id/2014/12/mengamati-proses-
aliran-darah-pada.html . Diakses pada tanggal 9 Desember 2017.
Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB:Bandung
Riawan, I M. O., Citrawati, D. M., Sutajaya, I M., 2016. Penuntun
Praktikum Fisiologi Hewan. Singaraja: Undiksha

12

Anda mungkin juga menyukai