Venamelia 00000022106
Vincent Rasiman 00000022092
Vini Dearani 00000025700
Vivian Vallencia 00000021125
Wei Hao Weng 00000024679
Wendell Sebastian S. 00000021097
Wilbert Santoso 00000019540
William Audi 00000020884
Yonesha Rahmania P. 00000022450
Pertanyaan:
Apakah pengaruh posisi kepala dan mata terhadap keseimbangan tubuh?
Hasil Percobaan:
Percobaan Hasil
Jawaban:
Ada tiga instrumen penting yang mengatur sensasi posisi tubuh, yaitu: vestibulocerebellar, visual
dan dan conscious proprioceptive. Mata adalah komponen visual, sedangkan posisi kepala (yang
dapat berpengaruh ke endolymph di kanalis semisirkularis) adalah komponen vestibular.
Gangguan pada salah satu dari sistem sensori ini akan menyebabkan kompensasi dari 2 sistem
lainnya.
EXPERIMENT 2: Nystagmus
Langkah-langkah:
1. Subjek duduk tegak di kursi barani dengan mata ditutup dan kepala ditundukkan sebesar
300.
2. Kursi barani diputar dengan halus sebanyak 10 rotasi dalam 20 detik.
3. Kursi barani dihentikan secara mendadak.
4. Buka mata subjek dan minta subjek untuk melihat ke depan.
5. Perhatikan matanya dan definisikan komponen cepat dan lambat dari nystagmus.
Pertanyaan:
1. Apa tujuan menundukkan kepala 300?
2. Jelaskan mekanisme kejadian dari komponen cepat dan lambat dari nystagmus.
Hasil Percobaan:
Setelah diputar dengan arah ke kanan menggunakan kursi barani, subjek menunjukkan adanya
nystagmus “left-beating”.
Jawaban Pertanyaan:
1. Tujuan menundukkan kepala 300 adalah untuk memanipulasi kanal semisirkularis lateral
agar berada di posisi horizontal.
2. Nystagmus terjadi dikarenakan adanya refleks vestibulo-okuler. Rotasi ke kanan akan
menyebabkan pergerakkan bola mata menjadi ke arah kiri secara cepat (komponen cepat
nystagmus), bahkan ketika kursi sudah diberhentikan karena sensor yang didapat adalah
kepala masih berputar ke arah kanan. Pergerakan ini diikuti dengan fase recovery di mana
mata kembali ke tempat awal (komponen lambat nystagmus). Siklus ini dapat berjalan
hingga beberapa kali.
Eksperimen:
1. Subjek duduk tegak di kursi barani dengan mata tertutup dan kepalanya tertunduk sebesar
300.
2. Kursi barani diputar dengan halus sebanyak 10 rotasi dalam 20 detik.
3. Kursi barani dihentikan secara mendadak.
4. Subjek duduk tegak dengan kepala juga tegak lalu mencoba untuk menyentuh jari
pengamat (langkah-langkah persiapan).
5. Amati arah deviasi dan lanjutkan sampai ia dapat menyentuh jari pengamat.
Pertanyaan:
Jelaskan mekanisme dari deviasi yang terjadi!
Hasil Percobaan:
Subjek menunjukkan adanya deviasi ke arah kiri.
Jawaban Pertanyaan:
Deviasi pada tes ini terjadi pada subjek karena adanya gangguan pada lebih dari 1 komponen
keseimbangan tubuh. Subjek mengalami kehilangan komponen visual (karena mata ditutup), dan
sistem vestibular akibat diputar. Hasilnya subjek tidak dapat melakukan past-pointing test
dengan baik.
Pertanyaan:
Jelaskan mekanisme terjadinya sensasi arah a, b, c, d.
Hasil Percobaan:
Hasil Percobaan
Hasil Percobaan:
Hasil Percobaan
EXPERIMENT 6:
A. Tes Refleks Vestibulospinal
Fungsi cerebellar: struktur garis tengah cerebellum, vermisnya berhubungan dengan
postur, gait, dan keseimbangan trunkal.
- Test Romberg dilakukan untuk skrining keseimbangan saat berdiri.
- Prosedur dan penjelasan tes Romberg:
a. Subjek berdiri dengan kaki rapat, lengan di samping tubuh, dengan mata terbuka,
lalu mata tertutup.
b. Bila ada lesi pada vestibular perifer, pusat gravitasi tubuh akan berpindah ke sisi
dengan lesi labyrinth.
c. Bila ada gangguan pada sentral, terdapat pola ketidakstabillan gait dan arah
jatuh/ketidakseimbangan ireguler.
d. Bila dengan mata terbuka terdapat hasil yang positif, maka kemungkinan besar
terdapat lesi pada cerebellum. Sedangkan apabila tes Romberg positif pada saat
mata tertutup, kemungkinan terdapat gangguan pada sistem vestibular atau sistem
proprioseptif. Hal ini dikarenanan untuk seseorang dapat mempertahankan
keseimbangan harus ada 2 dari 3 sistem komponen keseimbangan (visual,
proprioseptif, fungsi vestibular).