Anda di halaman 1dari 17

STERILISASI ALAT

Disusun:

SITI UMAMAH

TITIN AMALIA

ANGGI SAPASILA PUTRA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

Jalan Merdeka Raya Karang Pule Telp(0370) 6161208 Mataram


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridho ALLAH
SWT .Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik dan tepat
waktu.

Tidak lupa diucapkan terimakasih sebesar-besarnya untuk semua


partisipasi dalam proses pembuatan laporan ini.Laporan ini disusun dalam rangka
memenuhi “Tugas dari praktikum pertama sterilisasi alat” .Matakuliah
“TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL”.Dalam laporan ini menjelaskan tentang
“Cara Sterilisasi Alat”.

Mungkin dalam laporan ini terdapat kesalahan atau kekeliruan yang perlu
kami ketahui.Maka dari itu mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun
dosen.Demi tercapainya laporan yang memenuhi standar.

Punia,2 Desember 2022

Siti umamah
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sterilisasi mempunyai perananan penting dalam keberhasilan
teknik kultur jaringan. Guna mencegah terjadinya kontaminasi maka perlu
dirancang suatu laboratorium/ruang kerja kultur jaringan yang khusus, terpisah
antara bagian persiapan, pembuatan media dan ruang penabur (penanaman)
(Dan, Ganan, Lucky, & Mp, 2015).
Proses sterilisasi alat dan bahan dalam kegiatan praktikum atau penanganan
sampel mikroba sangat dibutuhkan . Apabila teknik sterilisasi tidak diterapkan
maka hasil yang dicapai tidak maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi
baik dari alat maupun media tumbuh mikroba. Sterilisasi merupakan usaha
untuk membebaskan alat-alat dari mikroba yang tidak diinginkan. Sterilisasi
membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada dalam
sampel/contoh, alat-alat, atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi
kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar
mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan
mikroorganisme.
Wadah yang digunakan berhubungan erat dengan produk yang akan dibuat.
Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang benar-benar tidak reaktif,
terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia dapat mempengaruhi
kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama
dalam pemilihan wadah pelindung.Oleh karena itu, praktikum ini sangat
penting dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui, dan melakukan sterilisasi
alat dengan baik dan benar serta untuk mengetahui fungsi dari masing-masing
bahan yang digunakan.
B.Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara sterilisasi alat praktikum tutup karet dan botol
ampul,vial,dan botol infuse?
2) Bagaimana cara sterilisasi menggunakan metode pemanas kering dan
pemanas basah?
C.Tujuan
1) Untuk mengetahui bagaimana cara sterilisasi alat praktikum tutup karet dan
botol ampul,vial,dan botol infuse
2) Untuk mengetahui bagaimana cara sterilisasi menggunakan metode pemanas
kering dan pemanas basah
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis,1 Desember
2022,pukul 10:00 –selesai.Bertempat di Laboratorium Kimia
Farmasi,Jurusan Farmasi,Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas
Nahdlatul Wathan Mataram.
2. Alat dan Bahan
a.Alat

Nama Alat

Autoclave Glassware

Spirtus Kaki tiga

Aluminium foil Oven

Dandang Kompor

b.Bahan

Bahan

Natrium carbonat 0,5 %

Tepol

Aquadest

Alkohol

HCl encer
3. Perhitungan Bahan
a.Perhitungan bahan untuk mencuci tutup karet

Bahan untuk perendaman tutup karet

Bahan Perhitungan bahan

HCl 2% V1.M1=V2.M2
V1.37% =500.2%
V1.37% =1000
1000
V1= 37
27 ml
V1= 500 ml

Bahan untuk pergantian air perendaman


tutup karet

Bahan Perhitungan bahan

Wipol v 2 ml
=
v 200 ml

Na carbonat b 1g
=
v 200 ml
b. Perhitungan bahan untuk mencuci botol

Bahan untuk perendaman botol

Bahan Perhitungan bahan

Tepol 1% v 1ml
= x 20
v 100 ml
20 ml
= 2000 ml
20 ml
= 2l

Na carbonat b 10 g
=
v 2l

Bahan untuk pencucian botol

Bahan Perhitungan bahan

HCl V1.m1=v2.m2
V1.37% =300.2%
V1.37% =600
600
V1= 37
16 ml
V1= 300 ml

4. Prosedur Kerja
a.Cara mensterilisasi tutup karet
I. Direndam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
II. Larutan HCl diganti dengan larutan tepol dan Na carbonat
selama 1 hari
III. Rendaman karet nomor 2 dididihkan sampai larutan kelihatan
jernih
IV. Bungkus tutup karet menggunakan kantung plastic
V. Lalu disterilkan menggunakan autoclave 110℃ selama 20
menit
VI. Tutup karet selesai disterilkan
b.Cara mensterilisasi botol
I. Cuci botol,ampul,vial menggunakan HCl encer
II. Didihkan botol,ampul,vial menggunakan larutan tepol dan Na
carbonat di penangan air
III. Bungkus botol,ampul,vial menggunakan aluminium foil
IV. Aturn container dengan temperature dan rapi dalam oven dan
sterilkan pada temperature 200oC selama 1 jam.

.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Pengertian sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya
dapat  berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi, atau filtrasi
(GruendemanndanFernsebner, 2006). Sterilisasi dalam pengertian medis
merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat memberikan hasil
akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi adanya
mikroorganisme hidup(Darmadi, 2008).
B.Macam-macam metode sterilisasi
Cara sterilisasi yang tepat tergantung pada jenis alat dan sifat bahan
yang disterilkan. Macam-macam sterilisasi :
1. Sterilisasi radiasi
Metode sterilisasi radiasi ini dapat dilakukan dengan beberapa cara ,yaitu:
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm.
Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya
0,01-0,2 mm. Ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada
penggunaan aseptik (Lukas, 2006).
b. Ion
Mekanisme sterilisasi radiasi menggunakan ion mengikuti teori
tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan mikroba
(kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu
membentuk molekul dan mengubahnya menjadi bentuk radikatnya
yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada bagian molekul
DNA mikroba (Lukas, 2006).
c. Gamma
Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-
500 kilo curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis
efektifitasnya adalah 2,5MRad. Gamma digunakan untuk
mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta bahan
sintesis seperti polietilen (Lukas, 2006).
2. Sterilisasi mekanik/Filtrasi
Sterilisai secara mekanik (filtrasi) dikerjakan dalam suhu ruangan
dan menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil ( 0.22 mikron
atau 0.45 mikron ) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
Sterilisasi ini ditujukan untuk bahan yang peka panas, misalnya larutan
enzim dan antibiotik(Indra, 2008).
3. Sterilisasi Fisik
Sterilsasi fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
a. Pemijaran Api
Membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum
inokulum, pinset, batang L, dll.
b. Sterilisasi dengan pemanasan kering
Metode ini hanya digunakan untuk alat-alat gelas dan peralatan yang
terbuat dari logam atau bahan lain yang tidak rusak dalam temperatur
tinggi. Alat-alat yang berisi kapas, kertas atau plastik tidak dapat
disterilisasi dengan metode ini. Pisau skapel dan pinset juga tidak
boleh di sterilisasi dengan cara ini karena akan menjadi tumpul.
Biasanya metode sterilisasi ini dilakukan dengan menggunakan oven
pengering. Baking oven juga dapat dipergunakan. Temperaturnya
kira-kira 160 derajat celcius selama 4 jam. Alat-alat yang akan di
sterilisasi dibungkus cermat memakai aluminium foil atau kertas
payung sebelum dimasukkan kedalam oven (Eddy Efrianto, dkk.
2008).
c. Sterilisasi dengan pemanasan kering
Sterilisasi alat –alat yang terbuat dari karet atau alat yang
sensitif terhadap pemasanan/kelembapan yaitu dengan menggunakan
metode panas basah. Metode sterilisasi ini memakai alat bernama
autoklaf, yang bekerja dengan tekanan uap. Standar teknis untuk
sterilisasi ini adalah tekanan uap dengan temperatur 121 0C selama 15-20
menit. Digunakan metode sterilisasi panas basah dikarenakan alat-alat
yang disterilisasi dengan panas basah adalah alat-alat yang yang terbuat
dari kaca yang mudah mengembang, alat-alat berbahan kare, serta alat-
alat yang memiliki skala ( Gelas ukur, beker glas, dll). Sehingga jika
disterilisasi dengan metode panas kering secara terus menerus maka
skala yang ada pada alat akan memudar dan hilang (Eddy Efrianto, dkk.
2008).
4. Metode secara kimia
Digunakan pada alat/bahan yang tidak tahan panas atau untuk kondisi
aseptis (Sterilisasi meja kerja dan tangan). Bahan kimia yang dapat
digunakan adalah Alkohol, asam parasetat, formaldehid dll(Indra, 2008).

C.Bahan Kemas Primer


Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas,
dinyatakan sebagai bahan kemas primer, contohnya strip/blister, botol,
ampul, vial, plastik dan lain-lain. Sedangkan pembungkus selanjutnya
seperti kotak terlipat karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas
sekunder (Voight, 1995).
Ada beberapa pengemas steril antara lain :
1. Ampul
Ampul adalah wadah berbentuk silindris terbuat dari gelas, yang
memiliki ujung runcing (leher) dan bidang dasar datar ukuran
normalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20, kadang – kadang juga 25 atau 30 ml.
Ampul adalah wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah
cairannya ditentukan pemakainannya untuk satu kali injeksi (Voight,
1995).
2. Vial
Vial adalah salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya
digunakan pada dosis ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-
100 ml. Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda. Digunakan
untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan
volume sebanyak 5 mL atau lebih besar. Bila diperdagangan, botol ini
ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh
jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (Voight, 1995).
3. Botol infus, keduanya merupakan wadah takaran tunggal ataupun
takaran ganda.
4. Disposable syringe.
Keempat bahan diatas dapat terbuat dari 3 bahan yaitu:
1. Gelas
Merupakan wadah parenteral yang sudah lama dikenal
penggunaannya. Dimana gelas masih dianggap sebagai pengemas yang
paling baik dan ideal sampai saat ini. Dimana wadah ini memberikan
beberapa keuntungan antara lain :
a. Bersifat impermeable
b. Cukup keras dan mempunyai bentuk stabil
c. Transparan, mudah untuk melihat isi
d. Dapat disterilisasi panas kering (260oC) atau uap bertekanan tanpa
mengalami perubahan
e. Mudah dipasang dengan alat pemakai sediaan parenteral
Tipe gelas ada 4 macam antara lain :
a. Tipe I (Borosilicate, mempunyai resistensi kimia)
b. tipe II (treated soda-lime glass)
c. tipe III (soda-lime glass)
d. NP-glass (soda-lime glass untuk penggunaan umum)
2.Plastik
Plastik merupakan polimer dengan BM tinggi dan berbentuk padat
yang dibuat dari monomer melalui proses polimerisasi, baik rantai lurus
maupun bercabang. Bahan plastik banyak digunakan karena memiliki
beberapa keuntungan antara lain :
a. Relatif murah
b. Ringan
c. Tahan terhadap benturan mekanis
d. Fleksibel
e. Ada yang bersifat transparan
f. Mudah dihancurkan dengan incenerasi
g. Dapat disterisasikan dengan autoclave
Sedangkan kerugiannya antaralain :
a. Titik lebur rendah, hal ini berpengaruh pada sterilisasi.
b. Dapat ditembus oksigen dan uap air, berpengaruh pada isinya dan bisa
menyebabkan oksidasi.
c. Ada beberapa zat yang dapat diadsobsi oleh plastik, seperti insulin, zat
pengawet dll.
d.Ada beberapa plastik yang dapat meleleh pada proses incenerasi
3.Karet
Penutup untuk wadah sediaan steril pada umumnya menggunakan
karet. Penutup karet akan memberikan kemudahan untuk pengambilan
isinya serta tetap dapat memberi perlindungan isinya dari pengaruh luar.
Ada beberapa persyaratan karet sebagai penutup antara lain :
a. Fisika ( elastis, tidak melepaskan partikel)
b. Kimia ( tidak melepaskan zat kimia ke dalam isi/larutan)
c. Selain itu karet juga tidak boleh melepaskan zat warna, tidak boleh
bereaksi dengan larutan, tahan terhadap sterilisasi, harus elastis dan
cukup kenyal, karet tidak boleh mengabsorbsi preservative sehingga
karet tersebut harus dijenuhi dulu dengan preservative.
Sediaan farmasi steril adalah sediaan farmasi yang memenuhi
syarat bebas dari mikroorganisme disamping syarat fisika dan kimia.
Pencucian bertujuan untuk membersihkan pengemas atau wadah dari
lemak, partikel, bakteri, dan pirogen. Bahan yang dapat digunakan dalam
pencucian antara lain alkali, detergen, purified water (PW), aqua
demineralisasi (DI) yang disaring, non-pyrogen water, dan air untuk
injeksi (WFI).

D.Fungsi bahan-bahan yang digunakan


a. HCl encer untuk melarutkan endapan kotoran pada dinding gelas seperti
kotoran garam bukan kotoran lemak, protein dan karbohidrat. HCl encer
tidak digunakan pada pencucian aluminium karena bersifat asam
sehingga dapat merusak logam aluminium dan menyebabkan korosif.
b. Tepol 1% bersifat sebagai detergen yang bebas asam stearat. Merupakan
surfaktan
yang mempunyai gugus lipofil dan gugus hidrofil. Gugus lipofil akan
mengikat lemaksedangkan gugus hidrofil akan tertarik oleh aqaudest
pada proses pencucian.
c. Na2CO3 membersihkan kotoran lemak. Berfungsi sebagai detergen dan
buffer pada pH diatas 8,4.
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau
mematikan atau menghancurkan semua bentuk mikroorganisme hidup baik
yang pathogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetative (spora) dari
suatu objek atau bahan yang steril.
Sterilisasi menggunakan beberapa metode yakni diantaranya
kimia,radiasi ,panas,dan filtrasi.Media-media tersebut dalam proses
sterilisasi disesuaikan dengan alat-alat yang akan disterilkan.
Seperti pada percobaan laporan di atas dimana pada tutup karet
digunakan metode sterilisasi menggunakan autoclave dan pada botol
ampul,vial,botol menggunakan metode sterilisasi panas menggunakan oven.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal praktikum teknologi sediaan steril pencucian dan sterilisasi alat


oleh universitas jember tahun 2018
Petunjuk praktikum sediaan steril oleh apt.Ade Irma Fitrianingsih
M.Farm
Tipe glass id.scribd.com
Metode praktikum academia.edu

Anda mungkin juga menyukai