TENTANG KEBIDANAN
Disusun oleh :
NIM : 21040030
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
1945 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
1
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28H
2
Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 ayat 6
3
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dalam pasal 58 ayat (1)
3
Selanjutnya pada pasal 65 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
tenaga kesehatan.4
2019 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pasal 1 ayat (1)
pelimpahan kewenangan berupa mandat yang diberikan oleh dokter, dan pada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab dokter pemberi
diberikan”.6 Tindakan medis yang dilakukan oleh bidan hanya atas dasar instruksi
baik lisan maupun tertulis di catatan rekam medis pasien, sering menimbulkan
4
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 pasal 65
5
Permenkes RI Nomor 4 Tahun 2019
6
Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 pasal 22
4
komplain dari pasien atau keluarganya, sedangkan bidan dalam melaksanakan
dokter kepada bidan, secara jelas belum diatur. Walaupun, dalam peraturannya
kepada bidan, namun secara jelas belum mengatur tentang jenis tindakan apa
tindakan medis. Hal ini sangat beralasan mengingat ketentuan hukum yang
berlaku harus diperhatikan oleh para pihak yang terlibat didalam pelayanan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar kita bisa mengkaji dan
7
Undang-undang no 4 tahun 2019 tentang kebidanan
5
BAB II
PEMBAHASAN
tanggung jawab kepada orang lain.8 Kewenangan memiliki arti yang lebih
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada : https://kbbi.web.id/kewengan. Diakses pada 11
Juli 2022
6
diartikan dalam konteks menerapkan dan menegakan hukum, adanya
sosial dalam logika arus kuat dan lemah. Namun ada perbedaan antara
adalah apa yang disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari
Konsep kewenangan diawali dari ciri khas suatu negara yaitu adanya
hubungan dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain
yang diperintah (the rule and the ruled). Kekuasaan merupakan inti dari
sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang atau
9
Ateng Syafrudin. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggungjawab.
Jurnal Pro Justisia Edisi IV. Universitas Parahyangan, Bandung. hlm.22
10
Stajipto Rahardjo. 2002. Teori Hukum : Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi. Genta, Yogyakarta,
Cetakan IV, Edisi Revisi, hlm.18
11
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 35
7
voegdheden). Wewenang merupakan lingkup tindakan hukum publik, lingkup
didasarkan atas aturan yang ada, melainkan atas diskresi organ administrasi.
organ pemerintah atas dasar hukum dan atau kebijaksanaan. Dua aspek
subyektif.13
ketetapan. Hukum secara hakiki harus pasti dan adil. Pasti sebagai pedoman
kelakukan dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu
tatanan yang dinilai wajar. Hanya karena bersifat adil dan dilaksanakan
12
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 35
13
Mohammad Yuhdi. Peranan Diskresi Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan. Likhitaprajna. Jurnal Ilmiah.
Universitas Wisnuwardhana. ISSN: 1410-8771. Volume. 15, Nomor 1, Hal 69-83.
8
merupakan pertanyaan yang hanya bias dijawab secara normatif, bukan
sosiologi.14
dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan
logis. Jelas dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan (multi tafsir) dan
logis. Jelas dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain
14
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum,
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2010, hal. 59.
15
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta , 2008, hal. 158.
9
yang tidak pasti dan tidak mau adil bukan sekedar hukum yang buruk.16
karena terhadap penganut pemikiran ini, hukum tak lain hanya kumpulan
aturan. Terhadap penganut aliran ini, tujuan hukum tidak lain dari sekedar
oleh hukum dengan sifatnya yang hanya membuat suatu aturan hukum yang
Dalam hal ini, jika dikaitkan antara teori kepastian hukum dengan
di masyarakat, baik itu dari segi peraturan dan juga segi pelaksanaan
masyarakat/ kliennya.
dari munculnya teori perlindungan hukum ini bersumber dari teori hukum
16
Christine, S.T Kansil, Engelien R, Palandeng dan Godlieb N Mamahit, Kamus Istilah Hukum, Jakarta,
2009, hal. 385
17
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Toko Gunung Agung,
Jakarta, 2002, hal. 82-83
10
alam atau aliran hukum alam. Aliran ini dipelopori oleh Plato, Aristoteles
(murid Plato), dan Zeno (pendiri aliran Stoic). Menurut aliran hukum alam
menyebutkan bahwa hukum itu bersumber dari Tuhan yang bersifat universal
dan abadi, serta antara hukum dan moral tidak boleh dipisahkan. Para
penganut aliran ini memandang bahwa hukum dan moral adalah cerminan
dan aturan secara internal dan eksternal dari kehidupan manusia yang
perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala peraturan
yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan
18
Satjipto Raharjo,Ilmu Hukum,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2000, hal 53
19
Satjipto Raharjo,Ilmu Hukum,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2000, hal 53
11
ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati
pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki
hukum.
20
Setiono, Rule Of Law (supremasi hukum), Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2004, hal.3.
12
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang
pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki
hukum.
13
BAB III
KESIMPULAN
Dalam hal ini, jika dikaitkan antara teori kepastian hukum dengan
di masyarakat, baik itu dari segi peraturan dan juga segi pelaksanaan
14
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud Marzuki, Peter. 2008. Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008,
hal. 158.
Utama. hlm. 35 .
Setiono, 2004. Rule Of Law (supremasi hukum), Magister Ilmu Hukum Program
Stajipto Rahardjo. 2002. Teori Hukum : Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada :
Tentang Kesehatan.
16