PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
DJUHADIAH SAADONG
Pengertian Hukum Kesehatan
Tujuan hukum pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban
didalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terpenuhi dan
terlindungi (Mertokusumo, 1986).
KELOMPOK 8 7
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum
yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan
sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji kompetensi
7. Lisensi
Etika didalam Pelayanan Kebidanan
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam
Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada
Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh
bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
Hukum ditulis secara sistematis disusun dalam Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu
perundang-undangan, mempunyai kepastian yang perbuatan, memberi nilai tentang perbuatan itu
lebih besar dan bersifat objektif sendiri
Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah Selalu berlaku, tidak tergantung pada hadir atau
saja dan hukum meminta legalitas tidaknya seseorang
Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi Bersifat absolut, contohnya: jangan mencuri
Status
Pertimbangan sebagai latar belakang lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan adalah:
a. bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup sejahtera
lahir dan batin, sehingga mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana
diamanatkan dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak yang
dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan
kewenangan;
c. bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun pengakuan terhadap
profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi
kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf
c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kebidanan;
Dasar Hukum
Pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin secara konstitusional
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini merupakan
tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
ndari 0uhan9. (ukum
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah,
dan terpadu, termasuk pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga
dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
mas&arakat dannegar
asarkan adanorma-