Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN HUKUM &

PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN

DJUHADIAH SAADONG
Pengertian Hukum Kesehatan

Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan


hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan
kesehatan dan penerapannya.Hal ini menyangkut hak dan kewajiban
baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima
pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan
kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana, pedoman standar
pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-
sumber hukum lainnya.
Pengelompokkan Hukum Kesehatan

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di


kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu

1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan


2. Hukum Kesehatan yang tidak secara laingsung terkait dengan pelayanan
Kesehatan
3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional
4. Hukum Otonomi
Pengelompokkan Hukum Kesehatan

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka hukum kesehatan dapat di


kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu

1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan


2. Hukum Kesehatan yang tidak secara laingsung terkait dengan pelayanan
Kesehatan
3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional
4. Hukum Otonomi
Tujuan Hukum Kesehatan

Tujuan hukum pada intinya adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib,
menciptakan ketertiban dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban
didalam masyarakat diharapkan kepentingan manusia akan terpenuhi dan
terlindungi (Mertokusumo, 1986).

KELOMPOK 8 7
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting
dan di tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukuannya. Sehingga semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum
yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.
Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak otonomi dan
mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir logis dan
sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.
Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan
3. Akreditasi
4. Sertifikasi
5. Registrasi
6. Uji kompetensi
7. Lisensi
Etika didalam Pelayanan Kebidanan

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres
Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disahkan dalam
Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disahkan pada
Kongres Nasional IBI ke XII tahun1998. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh
bab dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

• Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)


• Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
• Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
• Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
• Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
• Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
• Penutup (1 butir)
Perbedaan Hukum Dengan Etika
Hukum Etika

Hukum ditulis secara sistematis disusun dalam Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu
perundang-undangan, mempunyai kepastian yang perbuatan, memberi nilai tentang perbuatan itu
lebih besar dan bersifat objektif sendiri

Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah Selalu berlaku, tidak tergantung pada hadir atau
saja dan hukum meminta legalitas tidaknya seseorang

Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi Bersifat absolut, contohnya: jangan mencuri

Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat Memandang manusia sebagai batiniah


dan negara
Keterkaitan Hukum Dan Etika Dan Moral

 Hukum membutuhkan Moral.Kualitas hukum ditentukan oleh kualitas moral


 Moral akan tidak jelas tanpa dilembagakan dalam bentuk hukum
 Hukum mungkin bisa diubah /berubah oleh kekuasaan manusia
 Moral kondisi sangat mendasar tidak berubah selamanya
 Etika suatu cabang dari ilmu filsafat dinamakan juga sebagai filsafat moral
yang mempelajari tentang baik dan buruk perilaku dan tingkah laku manusia
 Kaedah hukum adalah untuk melindungi manusia .apabila tidak melanggar
kaidah hukum itu baik ,sedang apabila melanggar itu jelek
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2019
TENTANG KEBIDANAN

Status

Undang-Undang Baru. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan


dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 56 dan Penjelasan
Atas UU 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6325. Berlaku mulai 15 Maret 2019.
Latar Belakang

Pertimbangan sebagai latar belakang lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan adalah:
a. bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup sejahtera
lahir dan batin, sehingga mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana
diamanatkan dalam Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak yang
dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi, dan
kewenangan;
c. bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun pengakuan terhadap
profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara komprehensif sebagaimana profesi
kesehatan lain, sehingga belum memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf
c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Kebidanan;
Dasar Hukum

Dasar hukum sebagai landasan yuridis lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun


2019 tentang Kebidanan adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28C, dan Pasal 28H ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
eseorang. (ukum
mun&ai sanksi. 'o
Penjelasan Umum UU Kebidanan

Pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin secara konstitusional
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini merupakan
tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan

nksi moraladalah hat


seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, serta keadilan sosial.

 ndari 0uhan9. (ukum
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh, terarah,
dan terpadu, termasuk pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan pada dasarnya
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga
dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

mas&arakat dannegar
asarkan adanorma-

Anda mungkin juga menyukai