2. DEDE CALISTA
3. EARLENE
4. PINGKAN FRASTIWI
5. KHAIRUNNISA
6. TIARA DELLY
7. YOLANDA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yangberjudul “Konsep dasar hukum kesehatan”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi Kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.
penuis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan Masalah......................................................................... 2
A. Kesimpulan ...............................................................................15
B. Saran..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era reformasi saat ini, hukum memegang peran penting dalam berbagai segi
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi setiap orang, yang merupakan bagian integral dari kesejahteraan, diperlukan
dukungan hukum bagi penyelenggaraan berbagai kegiatan di bidang kesehatan. Perubahan
konsep pemikiran penyelenggaraan pembangunan kesehatan tidak dapat dielakkan. Pada
awalnya pembangunan kesehatan bertumpu pada upaya pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehatan, bergeser pada penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh
dengan penekanan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Paradigma
ini dikenal dalam kalangan kesehatan sebagai paradigma sehat.
Sebagai konsekuensi logis dari diterimanya paradigma sehat maka segala kegiatan apapun
harus berorientasi pada wawasan kesehatan, tetap dilakukannya pemeliharaan dan
peningkatan kualitas individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungan dan secara terus
menerus memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau serta mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Secara ringkas untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang maka
harus secara terus menerus dilakukan perhatian yang sungguh-sungguh bagi
penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan, adanya jaminan atas
pemeliharaan kesehatan, ditingkatkannya profesionalisme dan dilakukannya desentralisasi
bidang kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah barang tentu memerlukan perangkat
hukum kesehatan yang memadai. Perangkat hukum kesehatan yang memadai dimaksudkan
agar adanya kepastian hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik bagi penyelenggara
upaya kesehatan maupun masyarakat penerima pelayanan kesehatan. Dan apakah yang
dimaksud dengan hukum kesehatan, dan hukum kesehatan di masa mendatang. Diharapkan
jawaban atas pertanyaan tersebut dapat memberikan sumbangan pemikiran, baik secara
teoritikal maupun praktikal terhadap keberadaan hukum kesehatan. Untuk itu dilakukan
kajian normatif, kajian yang mengacu pada hukum sebagai norma dengan pembatasan pada
masalah kesehatan secara umum melalui tradisi keilmuan hukum.
A. Tujuan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul yaitu:
C. Rumusan Masalah
C. Pengertian Hukum
Prof. H.J.J.Leenen, Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang
berhubungan langsung pada pemberian pelayanan kesehatan dan penerapanya pada
hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana.Prof. Van der Mijn, Hukum
kesehatan dapat dirumuskan sebagai kumpulan pengaturan yang berkaitan dengan
pemberian perawatan dan juga penerapannya kepada hukum perdata, hukum pidana dan
hukum administrasi.
Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya
kesehatan, aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum
kesehatan dapat juga didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.
Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan disebutkan bahwa : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan
merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan amanah
konstitusi dan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karenanya, untuk setiap kegiatan dan atau
upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya harus dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif,
perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber
daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan daya saing bangsa serta pembangunan
nasional Indonesia.
Hukum kesehatan berperan untuk mengusahakan adanya keseimbangan tatanan di
dalam upaya pelaksanaan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
serta memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang
berlaku.Dari perumusan di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa hukum kesehatan
(gezondheidsrecht, health law) adalah lebih luas dari pada hukum medis.Jika dilihat
hukum kesehatan, maka ia meliputi :
1. Hukum medis (Medical law),
2. Hukum keperawatan (Nurse law),
3. Hukum rumah sakit (Hospital law),
4. Hukum pencemaran lingkungan (Environmental law),
5. Hukum limbah .(dari industri, rumah tangga, dsb)
6. Hukum polusi (bising, asap, debu, bau, gas yang mengandung racun),
7. Hukum peralatan yang memakai X-ray (Cobalt, nuclear),
8. Hukum keselamatan kerja,
9. Hukum dan peraturan peraturan lainnya yang ada kaitan langsung yang
dapatmempengaruhi kesehatan manusia
Peter Ippel (1986), Hukum kesehatan tidak terdapat dalam satu bentuk peratuaran
khusus, tetapi letaknya tercecer dalam berbagai peraturan dan perundang-undangan.
Dapat di ketemukan di dalam pasal-pasal khusus yang ada kaitanya dengan bidang
kesehatan. Hukum kesehatan merupakan suatu konglomerat dari peraturan-peraturan
dari sumber yang berlainan. Ada yang terletak dibidang hukum pidana, hukum perdata
dan hukum administrasi yang penerapan, penafsiran serta penilaian terhadap faktanya di
bidang medis. Di sinilah letak kesukaran hukum kesehatan, karena menyangkut dua
siplin yang berlainan sekaligus. Bagi profesi hukum yang mau memperdalam di bidang
Hukum Medis masih harus ditambah dengan pengertian dan sedikit-dikitnya harus
mengetahui tata-cara ilmu pengetahuan di bidang medis (Medical law) yang sangat
kompleks dan bersifat kasuistis, pengalaman secara nyata menyaksikan di rumah sakit
untuk waktu tertentu ada baiknya, sehingga bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas
secara menyeluruh. Ada suatu bidang lain yang berkaitan erat dengan Hukum Medis,
yaitu apa yang dinamakan “Kedokteran Kehakiman”. Harus dibedakan antara
Kedokteran Kehakiman (Gerechtelijke geneeskunde) yang termasuk disiplin Medis dan
Hukum Medis (Medical law) termasuk disiplin hukum. Namun akhir-akhir ini di negara
Anglo Saxon mulai timbul penfsiran baru, sehingga mulai timbul kekaburan batas antara
Hukum Medis dan Kedokteran Kehakiman. Hal ini karena ada sementara pendapat yang
menyatukan dan mencakup kedua bidang ini menjadi satu di dalam suatu wadah yang
dinamakan “Medico-legal”.
G. Tujuan Pelayanan
Berdasarkan Pasal 3 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk
1. Meningkatkan kesadaran;
2. kemauan, dan
3. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya;
4. sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bahwa untuk menunjang masuknya arus globalisasi ini maka pemerintah mencoba untuk
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, hal ini untuk menjamin
masyarakat dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat sehingga
permasalahan kesehatan dapat teratasi demi kepuasan masyarakat. Kepentingan-
kepentingan masyarakat akan dapat menginginkan adanya perubahan dalam bidang
pelayanan kesehatan, meskipun dalam beberapa kasus yang terjadi saat ini membuat
masyarakat merasa lebih berhati-hati dalam memilih tempat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Dengan hadirnya Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan ini
akan membawa perubahan dalam bidang pelayanan kesehatan baik perseorangan maupun
masyarakat, Serta memberikan perlindungan yang maksimal bagi masyarakat.
B. SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan umum. Kami
sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA:
• Hermien Hadiati Koeswadji, 1998, Hukum Kedokteran, Studi Tentang Hubungan Hukum
Dalam Mana
Dokter Sebagai Salah Satu Pihak, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 22.