Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Rumah Sakit

Hukum kesehatan eksistensinya masih sangat relatif baru, dalam perkembangannya di


Indonesia, semula dikembangkan oleh Fred Ameln dan Almarhum Prof. Oetama dalam
bentuk ilmu hukum kedokteran. Perkembangan kehidupan yang pesat di bidang kesehatan
dalam bentuk sistem kesehatan nasional mengakibatkan di perlukannya pengaturan yang
lebih luas, dari hukum kedokteran ke hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan (hukum
kesehatan).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam rangka memberikan kepastian dan
perlindungan hukum, baik bagi pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun bagi penerima jasa
pelayanan kesehatan, untuk meningkatkan, mengarahkan dan memberikan dasar bagi
pembangunan di bidang kesehatan diperlukan adanya perangkat hukum kesehatan yang
dinamis. Banyak terjadi perubahan terhadap kaidah-kaidah kesehatan, terutama mengenai hak
dan kewajiban para pihak yang terkait di dalam upaya kesehatan serta perlindungan hukum
bagi para pihak yang terkait.

Undang –undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 29 ayat (1)
menyatakan bahwa rumah sakit harus menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah
sakit ,hospital by laws (HBL) .dalam melaksanakan perizinan rumah sakit hospital by laws
harus dipenuhi.

Menurut guwandi (2004) , yang dimaksud dengan hospital by laws di Negara kita
secara materil by laws sebahagian sudah ada di rumah sakit, tetapi mungkin belum disadari
keberadaannya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan hospital by laws ?


2. Bagaimana fungsi hospital by laws ?
3. Tujuan dan manfaat hospital by laws ?
4. Ciri –ciri hospital by laws ?
5. Tingkat dan jenis peraturan dalam rumah sakit ?

1.3 Tujuan

Untuk memperlajari maksud, fungsi serta manfaat dari hospital by law lebih dalam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hospital By Law

Rumah sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang menyediaakan pemondokan dan
memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas
tindakan observasi, diagnostik, terapetik, fan rehabilitative untuk orang-orang yang menderita
sakit,terluka dan untuk mereka yang melahirkan (WHO)

Menurut Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat.

Landasan Hukum dan etika rumah sakit, secara ideologis dan filosofis undang-undang
ini menyebutkan bahwa, rumah sakit diselenggarakan berasaskan pancasila dan didasarkan
kepada nilai kemanusiaan,etika dan profesionalitas, manfaat,keadilan persamaan hak dan
antidiskriminasi,pemerataan,perlindungan dan keselamatan pasien,serta mempunyai fungsi
social.

Fungsi rumah sakit dalam undang-undang ini juga menyebutkan antara lain sebagai
berikut:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar


pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penampisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3
Istilah Hospital By Law itu terdiri dari dua kata ‘Hospital’ dan ‘Bylaw’. Kata
‘Hospital’ mungkin sudah cukup familiar bagi kita, yang berarti rumah sakit. Sementara kata
‘Bylaw’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut The Oxford
Illustrated Dictionary:Bylaw is regulation made by local authority or corporation. Pengertian
lainnya, Bylaws means a set of laws or rules formally adopted internally by a faculty,
organization, or specified group of persons to govern internal functions or practices within
that group, facility, or organization (Guwandi, 2004). Dengan demikian, pengertian Bylaw
tersebut dapat disimpulkan sebagai peraturan dan ketentuan yang dibuat suatu organisasi atau
perkumpulan untuk mengatur para anggota-anggotanya. Keberadaan Hospital Bylaw
memegang peranan penting sebagai tata tertib dan menjamin kepastian hukum di rumah sakit.
Ia adalah ‘rules of the game’ dari dan dalam manajemen rumah sakit.

Berdasarakan keputusan menteri kesehatan nomor 772 tahun 2002 tentang pedoman
peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa hospital by laws berasal
dari dua buah kata yaitu hospital (rumah sakit) dan bylaws (pengaturan setempat atau
internal).

Pada hakekatnya hospital bylaws mempunyai bidang tersendiri dan juga mempunyai
fungsi penting di dalam mengadakan tata tertib dan kepastian hokum dan jalannya rumah
sakit. Ia adalah “aturan main” (rules of the game) dari manajemen rumah sakit dalam
melakukan fungsi dan tugasnya. Jika aturan dan disiplin manajemen sudah dibuat dengan
baik dan juga dipatuhi, maka hospital bylaws dapat merupakan alat untuk menjalankan
program manajemen risiko dan ‘good governance’ dengan baik dan berhasil.

Hospital by laws atau peraturan internal rumah sakit adalah suatu produk hokum yang
merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit atau yang mewakili,peran,tugas dan
kewenangan pemilik atau yang mewakili ,peran,tugas dan kewenangan direktur rumah
sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan kewenangan staf medis.

4
2.2 Fungsi Hospital By Law

Berdasarkan keputusan menteri no772 tahun 2002 tentang pedoman peraturan internal
rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa fungsinya :

1.Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah sakitnya.

2.Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun
kebijakan yang bersifat teknis operasional.

3.Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu.

4.Sarana perlindungan hokum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit.

5.Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit antara pemilik,direktur rumah sakit,
dan staff medis.

6.Untuk memenuhi persyarataan akreditasi rumah sakit.

2.3 Tujuan dan Manfaat Hospital By Law

a. Tujuan hospital by laws

 Umum : Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah
sakit atau yang mewakili,direktur rumah sakit dan tenaga medis sehingga
penyelengaraan rumah sakit dapat efektif,efisien dan berkualitas.
 Khusus : Dimilikinya pedoman oleh rumah sakit dalam hubungannya dengan pemilik
atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan staff medis. Dimilikinya pedoman
dalam pembuatan kebijakan teknis operasional rumah sakit. Dimilikinya pedoman
dalam peraturan staff medis.

5
b. Manfaat Hospital By Laws

1. Untuk rumah sakit

 Rumah sakit memiliki acuan hokum dalam bentuk anggaran rumah tangga.
 Rumah sakit memiliki kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan tanggung
jawab baik eksternal maupun internal yang dapat menjadi alat/ sarana perlindungan
hokum bagi rumah sakit atas tuntutan/gugatan.
 Menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit
 Memilikinya alat/ sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
 Rumah sakit memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam melaksanakan kegiatannya.

2. Untuk pengelola rumah sakit

 Memiliki acuan tentang batas kewenangan,hak,kewajiban dan tanggung jawab yang


jelas sehingga memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang timbul serta dapat
menjaga hubungan yang serasi dan selaras.
 Mempunyai pedoman resmi untuk menyusun kebijakan teknis operasional.

3. Untuk pemerintah

 Mengetahi arah dan tujuan rumah sakit tersebut didirikan .


 Acuan dalam menyelesaikan konflik di rumah sakit.

4. Untuk pemilik

 Mengetahui tugas dan kewajibannya.


 Acuan dalam menyelesaikan konflik internal.
 Acuan kinerja direktur rumah sakit.\

6
2.4 Ciri-Ciri Hospital By Law

Guwandi (2004) berpendapat bahwa beberapa ciri dan sifat yang khas dari hospital by
laws :

1. Bahwa hospital by laws adalah tailor –made

Bahwa isi,substansi dan rumusan rinci dari hospital by laws tidaklah sama di semua
rumah sakit dan tidak mungkin sama. Masing- masing rumah sakit mempunyai kekususan
tersendiri. (faktor sejarah,maksud dan tujuan,kepemilikan,situasi dan kondisi yang berlainan
dalam setiap rumah sakit).

2. Hospital by laws dapat berfungsi sebagai “perpanjangan tangan dari hukum”

Fungsi hukum membuat peraturan –peraturan yang bersifat umum dan berlaku umum.
Sedangkan kasus hokum RS dan kedokteran bersifat kasuistis. Dengan demikian diperlukan
untuk mengukur ada tindaknya kelalaian /kesalahan yang ditunduhkan.

3. Hospital by laws mengatur bidang yang berkaitan dengan seluruh manajemen rumah
sakit.
4. Rumusan hospital by laws harus tegas, jelas dan terperinci.
5. Hospital by laws bersifat sistematis dan tingkat-tingkatnya berjenjang.

2.5 Kerangka Hukum yang Mengatur Kehidupan Rumah Sakit

Peraturan –peraturan atas dasar mana penyelenggaraan rumah sakit berpijak adalah :

a. Landasan Korporasi
 AD perseroan terbatas (PT)
 AD Yayasan
 PP Perusahaan Jawatan ( Perjan)
 Peraturan lain yang terkait dengan bentuk badan hokum pemilik rumah sakit.
b. Peraturan perudangan tentang kesehatan dan perumahsakitan
 Undang- undang tentang kesehatan dan undang-undang lain yang terkait.
 Peraturan dan Perundang-undangan yang mengatur rumah sakit.
c. Kebijakan kesehatan pemerintah setempat
 kebijakan perijinan
 kebijakan pelaporan

7
d. Peraturan internal rumah sakit
e. Kebijakan teknis operasional rumah sakit
 SOP (Standar Operating Procedure)
 Job description
f. Aturan hukum umum
 KUHP
 Undang –undang tentang Lingkungan
 Undang –undang tentang tenaga kerja
 Undang –undang tentang perlindungan konsumen.
2.6 Tingkat dan Jenis Peraturan dalam Rumah Sakit
a. Peraturan internal rumah sakit
1. Mempunyai jenjang tertinggi karena merupakan anggaran dasar/ anggaran rumah
tangga suatu rumah sakit.
2. Disususn dan ditetapkan oleh pemilik rumah sakit atau yang mewakili.
3. Pada umumnya mengatur tentang visi,misi, tujuan organisasi rumah sakit dan
hubungan pemilik ,direktur rumah sakit dan staf medis.
b. Kebijakan teknis operasional
1. Acuan untuk menyusun adalah peraturan internal rumah sakit.
2. Disusun dan ditetapkan oleh direktur rumah sakit.
3. Pada umumnya terdiri dari kebijakan dan prosedur di bidang
administarsi,medis,penunjang medis, dan keperawatan.
4. Kebijakan teknis ada yang berupa surat keputusan.

2.7 Peraturan internal Rumah sakit Hubungan dengan Kode Etik Rumah Sakit.

Antara peraturan internal rumah sakit dan kode etik rumah sakit ada sebagian saling
menutupi (overlapping), sehingga dalam hal-hal tertentu kadangkala agak sukar untuk
membedakannya. Namun ciri khas dari Peraturan internal rumah sakit bahwa selain harus
tertulis perumusan dapat langsung dipakai (ready for use) sebagai ketentuan serta berfungsi
sebagai tolak- ukur . Sebaliknya kode etik rumah sakit perumusannya masih bersifat umum
dan tidak langsung siap pakai (not ready for use). Dengan demikian maka dalam penerapan
kode etik rumah sakit masih memerlukan penafsiaran lagi.

8
Ciri Etik Peraturan internal RS

Sifat Seharusnya Wajib ditaati

Tolak Ukur Hati nurani (conscience) Ketentuan tertulis

Kelompok sendiri (self


Dibuat Oleh Pemilik atau yang mewakili
imposed regulation)
-Pemilik atau yang mewakili
Sanksi Dari Organisasi
- pemerintah
Intern dan dapat dipakai
Berlaku Intern sebagai peraturan bukti/
hukum

Atasan yang berwenang Atasan /instansi MKEK Atasan /peradilan

BAB III

9
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah Hospital Bylaw itu terdiri dari dua kata ‘Hospital’ dan ‘Bylaw’. Kata
‘Hospital’ mungkin sudah cukup familiar bagi kita, yang berarti rumah sakit. Sementara kata
‘Bylaw’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut The Oxford
Illustrated Dictionary:Bylaw is regulation made by local authority or corporation. Pengertian
lainnya, Bylaws means a set of laws or rules formally adopted internally by a faculty,
organization, or specified group of persons to govern internal functions or practices within
that group, facility, or organization (Guwandi, 2004). Dengan demikian, pengertian Bylaw
tersebut dapat disimpulkan sebagai peraturan dan ketentuan yang dibuat suatu organisasi atau
perkumpulan untuk mengatur para anggota-anggotanya. Keberadaan Hospital Bylaw
memegang peranan penting sebagai tata tertib dan menjamin kepastian hukum di rumah sakit.
Ia adalah ‘rules of the game’ dari dan dalam manajemen rumah sakit.
Berdasarakan keputusan menteri kesehatan nomor 772 tahun 2002 tentang pedoman
peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa hospital by laws berasal
dari dua buah kata yaitu hospital (rumah sakit) dan bylaws (pengaturan setempat atau
internal).
Pada hakekatnya hospital bylaws mempunyai bidang tersendiri dan juga mempunyai
fungsi penting di dalam mengadakan tata tertib dan kepastian hokum dan jalannya rumah
sakit. Ia adalah “aturan main” (rules of the game) dari manajemen rumah sakit dalam
melakukan fungsi dan tugasnya. Jika aturan dan disiplin manajemen sudah dibuat dengan
baik dan juga dipatuhi, maka hospital bylaws dapat merupakan alat untuk menjalankan
program manajemen risiko dan ‘good governance’ dengan baik dan berhasil.
Hospital by laws atau peraturan internal rumah sakit adalah suatu produk hokum yang
merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit atau yang mewakili,peran,tugas dan
kewenangan pemilik atau yang mewakili ,peran,tugas dan kewenangan direktur rumah
sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan kewenangan staf medis.

B. Saran
10
Dengan banyaknya permasalahan hukum di bidang kesehatan terutama untuk rumah
sakit, perlu aturan yang mengatur anggaran rumah tangga rumah sakit atau yang
mewakili,peran,tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili, peran,tugas dan
kewenangan direktur rumah sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan kewenangan staf
medis, untuk menciptakan keadaan yang stabil dan memiliki aturan hokum yang sistematis .
Untuk setiap rumah sakit ataupun pelayanan kesehatan sebaiknya di buat aturan hokum untuk
menjamin seluruh pelayan atau tenaga kesehatan dengan pasien. Sehingga akan
memperbaiki kualitas dari pelayanan kesehatan di Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai