KEBIDANAN
KELOMPOK 3
Di susun oleh :
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan. Petunjuk maupun pedoman pembaca dalam adimistrasi
pendidikan dalam professi perguruan.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan kekurangan
baik pada teknis penulisan dalam materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritikdan saran semua pihak dalam penulis harapkan demi penyempurnaan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, aamiinyarobal alamin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................................4
Rumusan Masalah..............................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................37
BAB 1
PENDAHULUAN
Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi ibu dan anak merupakan hak
dasar sebagaimana termaktub dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, menentukan bahwa setiap orang hidup sejahtera lahir dan batin
bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945menentukan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Rumusan masalah makalah ini disebutkan bahwa hal yang dibahas adalah
a. Pengertian bidan
b. Hak dan kewajiban bidan
c. Landasan hukum praktik layanan kebidanan
d. Bidan lulusan diploma tidak bisa buka praktik mandiri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata bidan dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti “with woman”(bersama
wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasa Perancis, sage femme (Bidan)
berarti “wanita bijaksana”, sedangkan dalam bahasa latin, cummater (Bidan) bearti
”berkaitan dengan wanita”(Sahadili, 1994). Bidan adalah seorang yang telah menjalani
program pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau
memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan salah satu profesi tertua
didunia sejak adanya peradaban umat manusia(Sofyan, Mustika, 2007). Bidan adalah
seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang terakreditasi, memenuhi
kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang profesional yang bertanggungjawab,
bermitra dengan perempuan dalam memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang
diperlukan selama kehamilan, persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas
tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan
anak(Ambarwati, 2009)
Berikut adalah salinan isi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,
tidak dalam format asli:
BAB I
KETENTUAN UMUM
perikemanusiaan
nilai ilmiah
etika dan profesionalitas
manfaat
keadilan
pelindungan
keselamatan Klien.
BAB II
PENDIDIKAN KEBIDANAN
Pasal 4, Pendidikan Kebidanan terdiri atas:
pendidikan akademik;
pendidikan vokasi; dan
pendidikan profesi.
Pasal 5, Pendidikan akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a terdiri atas:
program sarjana;
program magister; dan
program doktor.
Lulusan pendidikan akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat melanjutkan program pendidikan profesi.
Lulusan pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang akan menjadi
Bidan lulusan pendidikan profesi harus melanjutkan program pendidikan setara sarjana
ditambah pendidikan profesi.
Pasal 9,
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15, Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dapat
berasal dari pegawai negeri sipil atau nonpegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20, Tata cara Uji Kompetensi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK
Bagiam Kesatu
Registrasi
Pasal 21
1. Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada Bidan
yang memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
4. memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Kebidanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
6. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
7. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
8. membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
Pasal 22
1. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan.
2. Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi
3. memiliki STR lama
4. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
5. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
6. membuat pernyataan tertulis mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi
7. telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi
8. memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau
kegiatan ilmiah lainnya.
Pasal 23, Konsil harus menerbitkan STR paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak pengajuan STR diterima.
Pasal 24
1. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi ulang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 sampai dengan Pasal 23 diatur dalam
Peraturan Konsil.
2. Bagian Kedua
3. Izin Praktik
Pasal 25
1. Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin praktik.
2. Izin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPB.
3. SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota ternpat Bidan menjalankan praktiknya.
4. Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
menerbitkan SIPB paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak pengajuan SIPB
diterima.
5. Untuk mendapatkan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bidan harus
memiliki:
6. STR yang masih berlaku; dan
7. tempat praktik.
8. SIPB berlaku apabila:
9. STR masih berlaku; dan
10. Bidan berpraktik di tempat sebagaimana tercantum dalam SIPB.
Pasal 26
Pasal 28
Pasal 29, Ketentuan lebih lanjut mengenai izin praktik Bidan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28 diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal 30
BAB IV
BIDAN WARGA NEGARA INDONESIA LULUSAN LUAR NEGERI
Pasal 31
1. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri yang akan menjalankan
Praktik Kebidanan di Indonesia wajib memiliki STR dan SIPB.
2. STR dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperoleh setelah Bidan
warga negara Indonesia lulusan luar negeri mengikuti evaluasi kompetensi.
Pasal 32
Pasal 33
1. Ketentuan mengenai tata cara Registrasi, masa berlaku STR, dan Registrasi
ulang STR bagi Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri berlaku secara
mutatis mutandis sesuai Pasal 21 sampai dengan Pasal 23.
2. Ketentuan mengenai izin Praktik Kebidanan bagi Bidan warga negara Indonesia
lulusan luar negeri berlaku secara mutatis mutandis sesuai Pasal 25 sampai
dengan Pasal 30.
BAB V
BIDAN WARGA NEGARA ASING
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
1. STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu)
tahun dan dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
2. SIPB bagi Bidan Warga Negara Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan
dapat diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
Pasal 39
1. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi STR sementara dan
Registrasi ulang STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing diatur dalam
Peraturan Konsil.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai SIPB bagi Bidan Warga Negara Asing diatur
dalam Peraturan Menteri.
Pasal 40
BAB VI
PRAKTIK KEBIDANAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
1. Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di Tempat Praktik Mandiri Bidan
wajib melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sesuai dengan standar
pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Bidan yang tidak melengkapi sarana dan prasarana pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis;
c. denda administratif; dan/atau
d. pencabutan izin.
1. Ketentuan mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang
Pasal 46
Pasal 47
Paragraf 1
Pelayanan Kesehatan Ibu
Pasal 49
Paragraf 2
Pelayanan Kesehatan Anak
Pasal 50
Paragraf 3
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Keluarga Berencana
Pasal 52, Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 51 diatur dengan Peraturan
Menteri.
Paragraf 4
Pelimpahan Wewenang
Pasal 53
Pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d terdiri
atas:
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
Paragraf 5
Keadaan Gawat Darurat
Pasal 59
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban Bidan
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Klien
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
BAB VIII
ORGANISASI PROFESI BIDAN
Pasal 65
Pasal 66, Organisasi Profesi Bidan bertujuan untuk mempersatukan, membina, dan
memberdayakan Bidan dalam rangka menunjang pembangunan kesehatan.
Pasal 67
Pasal 68
BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 69
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 71, Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, setiap orang yang sedang
mengikuti pendidikan Kebidanan diploma empat dapat berpraktik sebagai Bidan lulusan
diploma empat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan setelah lulus pendidikan kecuali
praktik mandiri Bidan
Pasal 72, Bidan lulusan pendidikan diploma empat sebelum Undang-Undang m1 mulai
berlaku dapat berpraktik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan kecuali praktik mandiri
Bidan.
Pasal 73, STR dan SIPB yang telah dimiliki oleh Bidan sebelum Undang-Undang ini
diundangkan, dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR dan SIPB berakhir.
Pasal 74, Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, penerbitan STR yang masih
dalam proses, diselesaikan berdasarkan prosedur sebelum Undang-Undang ini
diundangkan.
Pasal 75, Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah diploma tiga Kebidanan yang
telah melakukan Praktik Kebidanan sebelum Undang-Undang ini diundangkan masih
tetap dapat melakukan Praktik Kebidanan untuk jangka waktu paling lama Bulan
Oktober Tahun 2020.
Pasal 76
1. Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan lulusan pendidikan diploma
empat yang telah melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat
Praktik Mandiri Bidan sebelum Undang-Undang ini diundangkan, dapat
melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri
Bidan untuk jangka waktu paling lama 7 (tujuh) tahun setelah Undang-Undang
ini diundangkan.
2. Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidan lulusan
pendidikan diploma tiga yang melaksanakan praktik mandiri Bidan dapat
mengikuti penyetaraan Bidan lulusan pendidikan profesi melalui rekognisi
pembelajaran lampau.
3. Rekognisi pembelajaran lampau sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 77, Pelaksanaan Registrasi ulang untuk Bidan yang lulus pendidikan sebelum
Tahun 2013 melampirkan ijazah sebagai pengganti Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat
Profesi.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 78, Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus ditetapkan paling lama
2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 79, Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai Kebidanan, dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 80
Berdasarkan UU 4/2019, untuk dapat berpraktik mandiri, bidan, baik dengan pendidikan
akademik maupun pendidikan vokasi wajib mengambil pendidikan profesi. Tanpa
mengambil pendidikan profesi mereka hanya diperbolehkan berpraktik di fasilitas
kesehatan.
Selain syarat lulus pendidikan kebidanan, seorang bidan juga wajib wajib melakukan
registrasi dan izin praktik. Registrasi dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi (STR)
yang diberikan konsil kepada bidan yang memenuhi persyaratan, yaitu memiliki:
Sedangkan izin praktik, berupa Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) diberikan oleh
Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten kepada bidan yang telah memiliki STR dan tempat
praktik.
UU 4/2019 berlaku mulai tanggal 15 Maret 2019, ada masa peralihan yang membuat
bidan tetap dapat menjalankan praktik kebidanan yang selama ini telah berjalan. Pada
saat Undang-Undang ini mulai berlaku, setiap orang yang sedang mengikuti pendidikan
Kebidanan D IV dapat berpraktik sebagai Bidan lulusan D IV di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan setelah lulus pendidikan kecuali praktik mandiri Bidan.
Sementara itu, Bidan lulusan D III dan Bidan lulusan D IV yang telah melaksanakan
Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan sebelum Undang-
Undang ini diundangkan, masih dapat menjalankan praktik tersebut paling lama hingga
7 tahun setelah pengundangan UU 4/2019. Setelah itu, bagi bidan lulusan D3 yang
melakukan praktik mandiri dapat mengikuti penyetaraan Bidan lulusan profesi melalui
rekognisi pembelajaran lampau.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yang
terakreditasi, memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorang
profesional yang bertanggungjawab, bermitra dengan perempuan dalam
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama kehamilan,
persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri
serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak
Dimana bidan pun mempunyai hak dan kewajiban dibawah pengawasan hukum
di indonesia yang seperti tertuang pada UU no. 4 tahun 2019. Peningkatan bidan
progres dari dimana BPM DIII sudah di ganti sesuai peraturan bahwasanya
standarisasi BPM adalah sarjana dan pendidikan profesi
DAFTAR PUSTAKA
Puji Hastuti, Rusmini Rusmini, 2020. Diploma III Kebidanan Tidak Dapat Melakukan
Praktik Mandiri Bidan, Semarang : Jurnal Sains Kebidanan
Rissa Nuryuniarti, Endah Nurmahmudah , 2019. Regulasi Hukum Bagi Bidan Dalam Melakukan
Asuhan Kebidanan Pada Balita Di Bidan Praktik Mandiri Menurut Permenkes Nomor 28
Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-4-2019-kebidanan
http://baroindo.id/2019/12/06/uu-kebidanan-bidan-lulusan-diploma-tidak-boleh-
praktik-mandiri/?fbclid=IwAR3HtiOyh3Qf3cEk3oH0dcU-
MBJVKpg9PJ0qSzcPJagi8Z5fZ_n-_Vwex4c