Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Nama : Mayuni Faustina Kristia

Kelas : 1 C

NIM : PO5303240210621

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KUPANG
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan nikmat serta kesehatan baik jasmani maupun rohanai kepada
ciptaaan-Nya. Dengan nikmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Tak lupa pula Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dan memeberi motivasi dalam menggerjakan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalh ini bisa
pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekeurangan
dan kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

Demikian, semoga makalah ini dapat memeberikan manfaat yang baik umumnya kepada
para pembaca dan khususnya bagi mahasiswa.

Kupang, 30 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2 Tujuan ..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bidan, Praktik Kebidanan, dan Asuhan Kebidanan sesuai yang tercantum

dalam Permenkes..............................................................................................................3

2.2 Pengertian STRB dan SIPB..............................................................................................4

2.3 Daftar Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan pada Pelayanan Masa Sebelum

Hamil dan Saat Hamil.......................................................................................................6

2.4 Kunjungan Ibu Hamil ke Tenaga Kesehatan yang harus dilakukan sesuai Standar

yang ada pada Permenkes No 21 Tahun 2021...................................................................8

2.5 Pelayanan Antenatal sesuai Standar Permenkes No 21 Tahun 2021................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11

3.2 Saran..................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan non medis yang sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya memberikan pelayanan kebidanan yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Disebutkan dalam Pasal 18 Permenkes Nomor 28 Tahun
2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan bahwa “Dalam penyelenggaraan
Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu,
pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana”.
Dalam Pasal 15 butir 1 Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan disebutkan bahwa “Bidan dapat menjalankan Praktik
Kebidanan secara mandiri dan/atau bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan”. Jika bidan
menjalankan praktik kebidanan secara mandiri yaitu berupa bidan praktik mandiri (BPM)
maka yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk
menjalankan praktiknya. Pemerintah melalui Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan disebutkan bahwa untuk menyelenggarakan praktik
mandiri, Bidan wajib memiliki persyaratan khusus antara lain “Pendidikan minimal Diploma
III kebidanan, terdaftar melalui Surat Tanda Register Bidan (STRB), memiliki Surat Ijin
Praktek Bidan (SIPB), mempunyai tempat praktik yang secara sah dan legal digunakan untuk
menjalankan praktik kebidanan mandiri sesuai dengan kewenangan dan kompetensi bidan.”
Asuhan kebidanan yang diberikan pada layanan bidan praktik mandiri salah satunya
meliputi pelayanan antenatal care yaitu merupakan pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan terhadap ibu hamil untuk memelihara kehamilannya, dengan tujuan mengantarkan
ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, deteksi dan
antisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainana janin. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan
memeriksakan diri secara berkala minimal empat kali, yaitu satu kali trimester pertama (1-12
minggu) satu kali trimester kedua (13-24 minggu), kemudian dua kali trimester ketiga (25-38
minggu).

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian bidan, praktik kebidanan, dan asuhan kebidanan sesuai
yang tercantum dalam Permenkes, pengertian STRB dan SIPB, daftar keterampilan yang
harus dimiliki oleh bidan pada pelayanan masa sebelum hamil dan saat hamil, kunjungan Ibu
Hamil ke Tenaga Kesehatan yang harus dilakukan sesuai Standar yang ada pada Permenkes
No 21 Tahun 2021 dan Pelayanan Antenatal sesuai Standar Permenkes No 21 Tahun 2021.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bidan, Praktik Kebidanan dan Asuhan Kebidanan sesuai yang tercantum

dalam Permenkes

a. Pengertian Bidan
 Pengertian bidan menurut Permenkes
1. Definisi Bidan pasal 1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.
2. Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,Pasal 1 ayat 1
berbunyi Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
telah teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Definisi Bidan Dalam Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994
tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak
tetap. Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
4. Definisi Bidan pasal 1 butir 1 kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang
penyelenggaraan program pendidikan bidan, berbunyi bidan adalah seseorang
yeng telah mengikuti dan lulus program pendidikan bidan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
5. Definisi Bidan pasal 1 butir 1 Kepres No. 23 Tahun 1994 tentang pengangkatan
bidan sebagai pegawai tidak tetap, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang telah
mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan
yang berlaku
6. Definisi Bidan menurut Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2021 berbunyi
Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan
dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

 Dari beberapa pengertian bidan menurut permenkes diatas penulis dapat


menyimpulkan definisi bidan. Menurut penulis Bidan adalah seorang perempuan
yang telah atau sudah menyelesaikan pendidikan bidan dan telah lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku serta mempunyai lisensi yang memiliki tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dalam izin penyelenggaraan praktik bidan.

b. Praktik Kebidanan
Praktik kebidanana adalah kegiatan pemeberian pelayaanan yang dilakukan oleh bidan
dalam bentuk asuhan kebidanan.
c. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.

2.2 Pengertian STRB dan SIPB


a. Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB)
STRB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap Bidan harus memiliki STRB untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya.
STRB diperoleh setelah Bidan memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. STRB berlaku selama 5 (lima) tahun. STRB yang telah
habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)
SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
kepada Bidan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan.
SIPB diberikan kepada Bidan yang telah memiliki STRB. SIPB berlaku untuk 1 (satu)
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. SIPB berlaku selama STRB masih berlaku, dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Bidan hanya dapat memiliki paling banyak
2 (dua) SIPB. Permohonan SIPB kedua, harus dilakukan dengan menunjukan SIPB
pertama.
SIPB diterbitkan oleh Instansi Pemberi Izin yang ditunjuk pada Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Penerbitan SIPB harus ditembuskan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam hal Instansi Pemberi Izin merupakan dinas kesehatan
kabupaten/kota, Penerbitan SIPB tidak ditembuskan.
 Untuk memperoleh SIPB, Bidan harus mengajukan permohonan kepada Instansi
Pemberi Izin dengan melampirkan :
1. Fotokopi STRB yang masih berlaku dan dilegalisasi asli
2. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik
3. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
4. Surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat Bidan
akan berpraktik. Tetapi dikecualikan untuk Praktik Mandiri Bidan.
5. Pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4X6 cm (empat kali enam
sentimeter) sebanyak 3 (tiga) lembar
6. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
7. Untuk Praktik Mandiri Bidan dan Bidan desa, Rekomendasi dikeluarkan oleh
dinas kesehatan kabupaten/kota setelah dilakukan visitasi penilaian
pemenuhan persyaratan tempat praktik Bidan
8. Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
 SIPB dinyatakan tidak berlaku dalam hal :
1. tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPB
2. masa berlaku STRB telah habis dan tidak diperpanjang
3. dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
4. Bidan meninggal dunia.

Pada dasarnya setiap bidan untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya wajib
memiliki STRB. STRB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Bidan
yang telah memiliki sertifikat kompetensi, sedangkan SIPB adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Bidan sebagai pemberian
kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan. Perlu diketahui bahwa STRB dan SIPB
tersebut tidak dapat berdiri sendiri dalam hal bidan akan melaksanakan praktiknya. SIPB
diberikan kepada Bidan yang telah memiliki STRB. Jadi bidan yang teregistrasi atau
diberikan STRB adalah bidan yang sudah memiliki sertifikat kompetensi, sedangkan bidan
yang berizin adalah bidan yang diberikan SIPB karena telah memiliki STRB. Bidan berizin
yang memperoleh SIPB ini diberikan kewenangan untuk menjalankan praktik kebidanan.

2.3 Daftar Keterampilan yang harus dimiliki oleh Bidan pada Pelayanan Masa Sebelum

Hamil dan Saat Hamil

a. Sebelum kehamilan :
 Pra konsepsi dan kb
Keterampilan dasar yang harus dimiliki ileh bidan :
1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita
3. Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan
laboratorium seperti hematokrit dan analisis urine
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan
tepat

5. Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya


masyarakat
6. Melakukan pemeriksaan berskala akseptor KB dan melakukan intervensi
sesuai kebutuhan
7. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang ditemukan
8. Melakukan pemasangan AKDR
9. Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal
10. Keterampilan tambahan
11. Melakukan pemasangan AKBK
12. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.
b. Selama kehamilan :
 Asuhan konseling selama kehamilan
Keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh bidan :
1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa pada
setiap kunjungan / pemeriksaan ibu hamil
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap
3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran
tinggi fundus uteri / posisi / presentasi dan penurunan janin
4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul
5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan
menggunakan fetoscope (pinard) dan gerakan janin dengan palpasi uterus
6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan
7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin
8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu hamil dan hubungan dengan komplikasi
kehamilan
9. Memberikan penyuluhan pada klien / keluarga mengenai tanda-tanda
berbahaya dan serta bagaimana menghubungi bidan
10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis
gravidarum tingkat 1, abortus iminen dasn preeklamsi ringan

11. Menjelaskan dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang


lazim terjadi dalam kehamilan
12. Memberikan imunisasi pada kehamilan
13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan
penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang tepat
dari:
a) Kekurangan gizi
b) Pertumbuhan janin yang tidak ade kuat
c) Pre eklamsi berat dan hipertensi
d) Perdarahan pervaginaan
e) Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm
f) Kelainan letak pada janin kehamilan aterm
g) Kematian janin
h) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang berat, gangguan
pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan tekanan darah tinggi
i) Ketuban pecah sebelum waktunya
j) Persangkaan polyhydramnion
k) Diabetes mellitus
l) Kelainan kongenital pada janin
m) Hasil laboratorium yang tidak normal
n) Persangkaan polyhydramnion, kelainan letak janin
o) Infeksi pada ibu hamil seperti: PMS, vaginitis, infeksi saluran
perkemihan dan saluran nafas.
2.4 Kunjungan Ibu Hamil ke Tenaga Kesehatan yang harus dilakukan sesuai Standar yang

ada pada Permenkes No 21 Tahun 2021

Kunjungan ibu hamil ketenaga kesehatan yang harus dilakukan sesuai standar yang ada pada
Permenkes No.21 tahun 2021. Menurut

Pasal 13

a. Pelayanan kesehatan masa hamil bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga mampu menjalani
kehamilan dengan sehat dan bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat
dan berkualitas.
b. Pelayanan kesehatan masa hamil sebagai mana di maksud pada ayat 1 dilakukan sejak
terjadinya masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalinan.
c. Pelayanan Kesehatan masa hamil dilakukan paling sedikit 6 kali selama masa
kehamilan meliputi :
1) 1 kali pada trimester pertama
2) 2 kali pada trimester kedua
3) 3 kali pada trimester ketiga
d. Pelayanan kesehatan masa hamil sebagai mana dimaksud pada ayat 3 dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dan paling sedikit 2
kali oleh dokter atau dokter spesialis Kebidanan dan kandungan pada trimester 1 dan
Ketiga.
e. Pelayanan masa hamil yang dilakukan Dokter atau Dokter spesialis sebagai mana
dimaksud pada ayat 4 termasuk Pelayanan Ultrasonografi (USG).
f. Pelayanan kesehatan masa hamil sebagai mana dimaksud pada ayat tugas wajib
dilakukan melalui pelayanan Antenatal sesuai standar dan secara terpadu.
g. Pelayanan kesehatan masa Hamil sebagai mana dimaksud pada ayat 1 harus dicatat
dalam kartu Ibu/ rekam medis, formulir pencatatan kesehatan ibu, dan buku kesehatan
ibu dan anak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 14

a. Ibu hamil yang mengalami keguguran wajib mendapatkan pelayanan kesehatan


asuhan pasca keguguran yang berupa : pelayanan konseling dan dan Pelayanan
Medis.
b. Pelayanan konseling sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dilakukan sebelum
dan setelah pelayanan medis.
c. Pelayanan konseling sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus a paling sedikit
meliputi :
1) Dukungan Psikososial
2) Konseling tata laksana medis/klinik
3) Konseling perencanaan Kehamilan termasuk Pelayanan Kontrasepsi

2.4 Pelayanan Antenatal sesuai Standar Permenkes No 21 Tahun 2021


a. Pelayanan Antenatal sesuai dengan standar sebagaimana ayat 6 meliputi :
1) Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
2) Pengukuran Tekanan Darah
3) Pengukuran Lingkar Lengan atas LILA
4) Pengukuran tinggi puncak Rahim (Fundus Uteri)
5) Penentuan prenstasi janin dan Denyut Jantung Janin
6) Pemberian Imunisasi seusai dengan status Imunisasi
7) Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet
8) Tes Laboratorium
9) Tata laksana/ penanganan kasus
10) Temu wicara ( konseling dan penilaian kesehatan jiwa
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku.

Praktik kebidanana adalah kegiatan pemeberian pelayaanan yang dilakukan oleh bidan
dalam bentuk asuhan kebidanan. Asuhan kebidanan yang diberikan pada layanan bidan praktik
mandiri salah satunya meliputi pelayanan antenatal care yaitu merupakan pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu hamil untuk memelihara kehamilannya, dengan
tujuan mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang
sehat, deteksi dan antisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainana janin.

3.2 Saran

Dalam makalah ini terdapat penjelasan mengenai masalah pengertian bidan, praktik
kebidanan, dan asuhan kebidanan sesuai yang tercantum dalam Permenkes, pengertian STRB
dan SIPB, daftar keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan pada pelayanan masa sebelum
hamil dan saat hamil, kunjungan Ibu Hamil ke Tenaga Kesehatan yang harus dilakukan sesuai
Standar yang ada pada Permenkes No 21 Tahun 2021 dan Pelayanan Antenatal sesuai Standar
Permenkes No 21 Tahun 2021. Sebagi saran penulis berharap agar para pembaca terlebih pada
mahasiswa kebidanan mampu memahami masalah-masalah dalam praktek kebidanan serat
asuhan kebidanan agar dalam melakukan praktek kebidanan dan memberikan pelayanan
mahsiswa dapat melakukannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sujianti, susanti. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan; Teori dan Aplikasi, Jogjakarta:

Nuha Medika

Direktur, K. K. et. al. 2010. ‘PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU’,

PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

https://peraturanpedia.id/peraturan-menteri-kesehatan-nomor-21-tahun-2021/amp/

Anda mungkin juga menyukai