Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KELOMPOK

“REGULASI ATURAN STR”

Dosen Pengampuh :

Ns. Riskan H. Djafar, S.kep, M.kep

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

Muhammad Wahyu Wicaksana (1901022)

Siti Faradila Amirudin (1901016)

Sari Istifar Riani (1901010)

Magfira akili (1901088)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO (UNIMMAN)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI NERS S1 KEPERAWATAN

T/A 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Regulasi
Aturan STR” untuk memenuhi tugas mata kuliah Tren dan Issue Keperawatan kemudian tidak
sholawat beserta salam semoga selalu tercurahkan limpahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabat dan juga kita selaku umatnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang bersifat membangun dan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat khusus bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Manado, 14 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian STR ...........................................................................................................


B. Pengertian Registrasi ..................................................................................................
C. Fungsi STR .................................................................................................................
D. Pentingnya STR ..........................................................................................................
E. Persyaratan STR .........................................................................................................
F. Peraturan-Peraturan STR ............................................................................................
G. Analisa Berdasarkan Jurnal Terkait ............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakn suatu seni yang berorientasiakan kepda manusia,
perasaan untuk menghargai sesama individu, dan suatu naruli kesusilaan dan tindakan
apa yang harus di kerjakan berdasarkan peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia
nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik
dalam maupun luar negeri sesuai dengan peraturan perundan-undangan yang berlaku.
Akan tetapi saat ini perjanjian perawat atau informed consent keperawatan
belum diatur secara tertulis dan baru mengatur informed consent tindakan kedokteran
sebagaimana diatur dalam permenkes No.290/Menkes/Per/III/2008. Sehingga tindakan
medik yang dilakukan perawat pada prinsipnya berdasar delegasi secara tertulis dari
dokter. Kecuali dalam keadaan darurat, perawat diizinkan melakukan tindakan medik
tanpa delegasi dokter sesuai pasal 10 ayat (1) permenkes No.0202/Menkes/148/2010.
Kementerian kesehatan RI mensyaratkan seluruh perawat harus memiliki surat
tanda registrasi (STR). Tanpa kepemilikan STR perawat tidak diperbolehkan
memberikan pelayanan kesehatan maupun membuka praktik. Keputusan tersebut
diambil sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Oleh karenanya setiap perawat diwajibkan melakukan uji kompetensi
secara nasional hingga dinyatakan layak memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat dan diakui secara hukum yang dibuktikan dengan kepemilikan STR serta
melakukan proses kredensial yang merupakan proses untuk menentukan dan
mempertahankan kompetensi praktik keperawatan. Proses kredensial terdiri dari
beberapa kegiatan diantaranya lisensi, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi. Proses
kredensial di Indonesia, masih belum tertata secara sempurna dikarenakan oleh banyak
faktor. Salah satu faktor utama yang menyebabkan hambatan proses kredensial adalah
belum disahkannya RUU praktik keperawatan. Untuk mendapatkan izin praktik maka
seorang lulusan dari pendidika profesional keperawatan harus mendaftarkan diri pada
dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi untuk mengikuti ujian (Konzier, 1990).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu STR ?
2. Apa fungsi dari STR ?
3. Apa saja persyaratan STR ?
4. Apa itu registrasi ?
5. Apa saja peraturan dari STR ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari STR.
2. Untuk mengetahui fungsi dari STR.
3. Untuk mengetahui apa saja persyaratan STR.
4. Untuk mengetahui pengertian dari registrasi.
5. Untuk mengetahui peraturan-peraturan dari STR.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STR
Surat tanda registrasi yang disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan
oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi
dengan STR maka perawat dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan.
Menurut Permenkes 1796 tahun 2011, STR adalah surat tanda registrasi yang
selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada
tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi.
Arti kata registrasi menurut Permenkes 1796 tahun 2011 adalah “Registrasi
adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat
kompetensi yang telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara
hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya”.

B. PENGERTIAN REGISTRASI
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasi lain pada
badan resmi baik milik pemerintah atau bukan (Priharjo, 1995).
Perawat yang telah terdaftar diizinkan untuk memakai sebutan registered nurse.
Untuk dapat terdftar perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan
pendaftaran dengan nilai yang diterima. Lisensi maupun registrasi harus diperbarui
setiap 1 atau 2 tahun sekali. Registered nurse berarti seorang perawat yang melakukan
praktik keperawatan profesional dengan :
1. Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok
2. Menegakkan diagnosa keperawatan
3. Menentukan tujuan untuk memenuhi perawatan kesehatan
4. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi
keperawatan.
5. Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dilakukan orang lain dan tidak
bertentangan dengan undang-undang.
6. Mepertahankan perawatan yang aman dan efektif baik secara langsung maupun
tidak langsung.
7. Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi.
8. Mengerjakan teori dan praktik keperawatan.
9. Mengelola praktik keperawatan.
10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan.

C. FUNGSI STR
Sesuai peraturan Kementerian Kesehatan RI No.1796/Menkes/Per/VIII/2001
Setiap tenaga kesehatan termaksud perawat yang akan menjalani pekerjaannya wajib
memiliki STR yang dapat melalui uji kompetensi nasional. Mulai 2013 setiap lulusan
perawat harus ikut ujian kompetensi nasional. Hal ini baik untuk menjamin lulusan
terstandar secara nasional.
Perawat selama ini memberikan pelayanan hanya dengan mengantongi Surat
Izin Perawat (SIP). SIP akan diperoleh secara otomatis dengan mengajukan ke lembaga
terkait tanpa melalui uji kompetensi nasional perawat. Tidak adanya uji kompetensi
nasional ini salah satunya menyulitkan perawat Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
Mereka jadi tidak diakui kompetensinya.
Langkah Kemenkes yang mewajibkan perawat harus memiliki STR adalah
tepat. Pasalnya, perawat merupakan salah satu profesi penting dalam pelayanan
kesehatan sehingga dibutuhkan upaya penataan sistim penjaminan mutu pendidikan
tinggi keperawatan. Salah satunya dengan menetapkan lulusan perawat melakukan uji
kompetensi nasional untuk menjamin lulusan terstandar secara nasional.
Sementara bagi perawat yang lulus sebelum tahun 2012 akan mendapatkan STR
melalui proses pemulihan. Dilakukan dengan mengajukan permohonan secara kolektif
dari lembaga ke majelis tenaga kesehatan provinsi (MTKP) maupun majelis tenaga
kesehatan Indonesia (MTKI).

D. PENTINGNYA STR
Dasar dari adanya STR ini adalah Permenkes No.1796 tahun 2011 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan. Dasar perlunya dikeluarkan ini adalah :
1. Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dan
dalam rangka pemberian izin, perlu mengatur registrasi tenaga kesehatan ;
2. Peraturan Menteri Kesehatan No.116 Menkes/Per/I/2010 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan perlu disesuikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum.

Dua hal inilah yang menjadi dasar perlunya menetapkan peraturan Menteri
Kesehatan tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

Peran organiasi profesi di keperawatan yaitu PPNI sangat penting dalam hal ini
yaitu sosialisasi tentang STR, melakukan uji kompetensi serta harus berkolaborasi
dengan AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Nurse Indonesia) maupun Asosiasi
Pendidikan Diploma Keperawatan untuk mencetak lulusan keperawatan yang
kompeten. Jangan sampai lulusan banyak namun tidak kompeten dan tidak teregistrasi.

E. PERSYARATAN STR
Untuk mendapatkan STR, perawat harus memiliki ijazah dan sertifikat
kompetensi. Dan ijazah serta kompetensi tersebut diberikan kepada peserta didik
setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi.
Ijazah dikeluarkan oleh perguruan tinggi bidang kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh MTKI
(Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia). Sertifikat kompetensi berlaku selama 5 tahun
dan dapat diperpanjang selama 5 tahun. Dalam PMK No.1796 tahun 2011 seluruh
tenaga kesehatan diwajibkan memiliki surat tanda registrasi yang disebut sebagai STR,
bagi yang belum memiliki STR atau surat izin dan lulus dari pendidikan sebelum tahun
2012 dapat diberikan STR berdasarkan peraturan ini atau yang masyarakat kenal
dengan pemulihan tanpa dilakukan uji kompetensi.
Adapun persyaratan untuk memperoleh STR (Surat Tanda Registrasi) bagi
lulusan sebelum tahun 2012 (proses pemulihan) adalah :
1. Fotocopy ijazah terakhir yang di legalisir (cap basah) 2 lembar.
2. Pas foto ukuran 4x6cm dengan latar belakang merah 3 lembar.
3. Apabila telah memiliki Surat Izin (SIP, SIB, dll) dan sudah habis masa berlakunya
dapat dilampirkan.
4. Apabila sudah memiliki sertifikat kompetensi boleh dilampirkan.
5. Apabila Surat Izin (SIP, SIB, dll) masih berlaku sesuai dengan PKM 1796 pasal 36
ayat (1) dinyatakan telah memiliki STR sampai masa berlakunya berakhir (artinya
surat izin masih berlaku dan tidak diharuskan membuat STR, namun bila tetap
membuat STR juga tidak salah).
F. PERATURAN STR
a. Pasal 1
Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
2. Fasilitasi pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
3. Uji kompetensi adalah suatu proses mengukur pengetahuan, keterampilan, dan
sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
4. Sertifikat kompetensi adalah pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang
sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan atau memiliki prestasi diluar
program studinya.
5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah
memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya
serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan atau pekerjaan
keprofesiannya.
6. Surat tanda registrasi yang disingkat dengan STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada tenaga kesehatan yang diregistrasi.
7. Majelis Tenaga Kesehatan Indoenesia (MTKI) adalah lembaga untuk dan atas
nama Menteri yang berfungsi menjamin mutu tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang terdiri dari unsur kementerian dan
organisasi profesi kesehatan.
8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang disingkat dengan MTKP adalah
lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan
Indonesia).
9. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Kepala badan pada kementerian kesehatan yang memiliki tugas dan tanggung
jawab di bidang pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.

b. Pasal 2
1. Setiap tenaga kesehatan yang akan menjalankan praktik dan atau pekerjaan
profesinya wajib memiliki izin dari pemerintah.
2. Untuk memiliki izin dari pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperlukan STR.
3. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh MTKI dan berlaku
secara nasional.
4. Untuk memperoleh STR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3),
tenaga kesehatan harus memiliki sertifikat kompetensi.
5. Format STR sebagaimana tercantum dalam formulir terlampir.

c. Pasal 3
1. Sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (4) diberikan
kepada peserta didik yang telah dinyatakan lulus uji kompetensi oleh perguruan
tinggi bidang kesehatan yang memiliki izin penyelenggaraan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
perguruan tinggi bekerja sama dengan MTKI.

d. Pasal 4
1. STR berlaku sejak tanggal dikeluarkan dan berakhir pada tanggal lahir tenaga
kesehatan yang bersangkutan di tahun ke 5.
2. STR dapat diperpanjang setiap 5 tahun setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi :
(a) Pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan
(b) Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan,
dan/atau kegiatan ilmiah lainnya.
4. Jumlah satuan kredit profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf (b)
untuk setiap kegiatan ditetapkan oleh MTKI atau usulan dari organisasi profesi.
e. Pasal 5
1. Pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang kesehatan
sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (3) huruf (a) dibuktikan dengan :
(a) Keterangan kinerja dari institusi tempat bekerja, atau keterangan praktik
dari kepala dinas kesehatan kabupaten kota.
(b) Surat izin praktik atau surat izin kerja.
(c) Rekomendasi dari organisasi profesi.
2. Pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan,
dan/atau kegiatan ilmiah lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3)
huruf (b) dibuktikan dengan pemenuhan syarat satuan kredit profesi yang
diperoleh selama 5 tahun dan ditetapkan oleh organisasi profesi.

f. Pasal 6
Dalam hal ini tenaga kesehatan tidak dapat memenuhi ketentuan persyaratan
perpanjang STR sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) maka tenaga
kesehatan tersebut harus mengikuti evaluasi kemampuan yang dilaksanakan oleh
organisasi profesi bekerja sama dengan MTKI.

g. Pasal 7
1. MTKI harus membuat pembukuan registrasi terhadap setiap STR yang
dikeluarkan.
2. Pembukuan registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada
Menteri melalui kepala badan secara berkala dan merupakan dokumen publik.
3. MTKI wajib menyiapkan data yang dapat diakses oleh publik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

h. Pasal 8
1. Tenaga kesehatan warga negara asing atau tenaga kesehatan warga negara
Indonesia lulusan luar negeri yang akan melakukan pekerjaan pofesi atau
vokasinya di Indonesia harus memiliki surat kompetensi atau pengakuan
kompetensi dari institusi pendidikannya yang di legalisasi oleh pejabat yang
berwenang dari negara asal.
2. Tenaga kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus dievaluasi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Dalam pelaksanaan evaluasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan adaptasi.
4. Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki STR
sesuai ketentuan dalam peraturan Menteri ini.

i. Pasal 9
STR tidak berlaku apabila :
(a) Masa berlaku habis
(b) Dicabut atas dasar peraturan perundang-undangan
(c) Atas perintah yang bersangkutan
(d) Yang bersangkutan meninggal dunia

j. Pasal 10
1. Untuk memperoleh STR :
(a) Tenaga kesehatan mengajukan permohonan kepada MTKI melalui MTKP.
(b) Tenaga kesehatan yang baru lulus uji kompetensi mengajukan permohonan
secara kolektif oleh perguruan tinggi dan diajukan kepada MTKI melalui
MTKP.
2. Permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf (a) dilengkapi
dengan :
(a) Fotocopy sertifikat kompetensi yang dilegalisasi
(b) Pas foto 4x6 dengan latar belakang merah
3. Permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf (b) dilengkapi
dengan :
(a) Daftar lulusan uji kompetensi dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
(b) Pas foto 4x6 dengan latar belakang merah
(c) Surat keterangan dari perguruan tinggi tentang kebenaran seluruh data yang
diusulkan.
4. Kelengkapan berkas permohonan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
diperoleh oleh MTKP dan dikirimkan ke MTKI dalam bentuk elektronik sesuai
dengan format yang ditetapkan oleh MTKI.
5. STR dikirimkan kepada pemohon melalui MTKP.
G. ANALISA BERDASARKAN JURNAL TERKAIT
Analisa kelompok berdasarkan jurnal pertama (1) TANGGUNG JAWAB
USAHA JASA LANYANAN KESEHATAN KERUGIAN PASIEN DITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.
Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil
masing-masing Tenaga Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi
dan Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR). Kemudian STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi
ulang setelah memenuhi persyaratan. (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan).
Seorang tenaga kesehatan yang akan menangani pasien harus mempunyai
kompetensi yang cukup, yang dapat memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya
sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien. Dalam setiap profesi di
dalamnya memiliki standar tersendiri baik standar profesi maupun standar prosedurnya.
Seperti halnya seorang dokter dalam menjalankan proferinya harus berpegangan teguh
pada standar profesi antara lain: memiliki kewenangan berdasarkan kewenangan
berdasarkan ketentuan undang-undang (formal) dimana untuk membuka sebuah praktik
seorang dokter terlebih dahulu memiliki kewenangan menganai keahlian pada
pendidikan kedokteran serta memiliki surat tanda register (STR) dan memiliki surat
tanda registrasi (SIP). Sedang kode etik merupaka sekumpulan norma yang
dikumpulkan norma yang ditetapkan dan diterima oleh sekelompok profesi yang
mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya untuk bagaimna seharusnya
dalam bertindak dalam menjalankan profesinya sekaligus untuk menjamin mutu moral
profesi tersebut kepada masyarakat. Berdasarkan Kepmenkes No. 1239/2002 tentangan
registrasi perawat dan permenkes No. 148/2009 tentangan izin dan penyelenggara
praktik perawat.
Analisa jurnal kedua (2) FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
PENDIRIAN PRAKTEK KEPERAWATAN
Pelayanan keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmuan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio spritual yang komprensif di
tunjukan kepada indiviu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat. Praktik
mandiri keperawatan mulai ada batasan tegas setelah dikeluarkan PERMENKES
Nomor HK.02.02/Menkes/148/I.2010 peraturan mentri kesehatan republik Indonesia
nomor 17 tahun 2013 tentang izin dan penyeleneggaraan praktik perawat, sudah
disebutkan dengan jelas bahwa perawat dapat membuka praktik mandiri dan pasal 3
dijelaskan bahwa perawat yang menjalakan praktik mandiri wajib memiliki SIPP.
Berdasarkan catatan PPNI bangka belitung, dari 300 perawat di kota pangkal
pinang belum satupun yang memiliki surat izin kerja dan surat izin praktik perawat.
Akan tetapi berdasarkan hasil analisis, provinsi bali merupakan salah satu wilayah di
indonesia yang pada saat ini praktik mandiri keperawatan bisa dikembangkan. Praktik
mandiri yang ada di provinsi bali sudah memasang plang praktik perawat, melakukan
asuhan kepeawatan yang sudah ditetntukan, tidak memberikan obat diluar ketentuan
yang sudah ditetapkan dan sudah memiliki surat izin praktik perawat (SIPP) dan sudah
mempunyai surat tanda registrasi (STR).
DAFTAR PUSTAKA

https://ipkindonesia.or.id/media/2020/01/PMK-No-83-Tahun-2019-Registrasi-
Tenaga-Kesehatan.pdf

ANALISIS FAKTOR KEDISIPLINAN PERPANJANG SURAT TANDA


REGISTRASI (STR) PERAWAT DAN BIDAN Analysis Of Discipline Factors Extension Of
Registration Letters (STR) Nurses And Midwives

Widya Ayu Safitri, Muhadi, Serlly Frida Drastyana, Andris Purwanningtyas STIKES
Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/Menkes/Per/Viii/2011


Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. (2011).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang
Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

Anda mungkin juga menyukai