OLEH :
4. Siska Pakombong
5. Kornelia Pasule
Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan atas perkenan-Nya sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah “Paradigma Dan Kompetensi Bidan Serta Regulasi Yang mengatur
Sertifikasi, Lisensi Bidan Di Indonesia”. Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan
ini masih jauh darikesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah yang kami tulis selanjutnya.
Akhir kata, Penulis mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian paradigm
b. Untuk mengetahui Definisi Kompetensi Bidan
c. Untuk mengetahui Definisi dari regulasi yang mengatur sertifikasi lisensi bidan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu / profesi paradigma.
Paradigma Kebidanan merupakan suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan
yang terdiri dari empat komponen yaitu manusia/wanita, Lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kebidanan.
Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan profesi
bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada bayi baru lahir/neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca keguguran dan masa pasca
persalinan.
3
Tujuan Sertifikasi
1. Tujuan Umum
a. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
b. Meningkatkan mutu pelayanan
c. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
2. Tujuan khusus
a. Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan perilaku tenaga profesi
b. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi
c. Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku pendidikan tambahan
d. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga profesi
e. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi.
B. Registrasi
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan
dirinya pada suatu badan tertentu secara periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak
untuk melakukan tindakan profesionalnya setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh badan tersebut.
Registrasi bidan adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan pengakuan
terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi syarat minimal kompetensi inti atau standar
penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan mental mampu Melaksanakan
praktik profesionalnya.
4
Dasar Hukum
a. UU 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan / UU no.17 Tahun 2023
b. UU No. 4 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
c. UU 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
d. UU No. 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
e. PP No.32 Tahun 2019 Tentang Tenaga Kesehatan
f. PP 61 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan Reproduksi
g. Permenkes 28 Thn 2011 tentang Klinik
h. Permenkes Nomor 1796 Tahun 2011 ttg registrasi tenaga kesehatan
i. Permenkes 28 Tahun 2017 tentang izin dan penyelenggaraan praktik Bidan
j. Permenkes No.900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan
k. Kepmenkes nomor 369 tahun 2007 tentang asuhan kebidanan
l. Kepmenkes nomor 1134 tahun 2010 tentang keanggotaan, organisasi dan tata kerja
majelis tenaga kesehatan Indonesia.
Dasar Hukum
UU No.4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
a. Pendidikan Kebidanan
b. Registrasi dan Izin Praktek
c. Bidan Warga Negara Indonesia lulusan luar Negeri
d. Bidan Warga Negara Asing
e. Praktik kebidanan
f. Hak dan kewajiban
g. Organisasi Profesi Bidan
h. Pendayagunaan Bidan
i. Pembinaan dan Pengawasan
Update : UU No.4 Tahun 2019
Surat Tanda Registrasi (STR)
REGISTRASI
Pasal 21 : setiap bidan yang menjalankan Praktok kebidanan wajib memiliki STR
Pasal 22 : STR Berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi
persyaratan
5
Pasal 23 : Konsil menerbitkan STR paling lama 30 hari kerja terhitung sejak pengajuan
diterima
Pasal 25 : Bidan yang akan menjalankan praktik kebidanan wajib memiliki izin Praktik
(SIPB)
Pasal 26 : Bidan paling banyak mendapatkan 2 SIPB (ditempat praktikmandiri dan
fasilitas pelayanan kesehatan )
Pasal 27 : SIPB tidak berlaku apabila : Bidan meninggal dunia, habis masa berlaku,
dicabut, atau permintaan sendiri
Pasal 28 : Bidan harus menjalankan praktik kebidanan di tempat praktik sesuai SIPB,
jika tidak sesuai akan dikenakan sanksi administrative
Pasal 30 : Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan harus mendayagunakan bidan
yang memiliki STR dan SIPB JIka tidak akan dikenakan sanksi administratif.
C. LISENSI
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregistrasi
untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan
yang telah ditetapkan
Tujuan Lisensi :
a. Memberikan kejelasan batas wewenang
b. Menetapkan sarana dan prasarana
c. Meyakinkan klien.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Paradigma berasal dari bahasa Latin/Yunani, Paradigma yang berarti model/pola.
Paradigma juga berarti pandangan hidup, pandangan suatu disiplin ilmu / profesi
paradigma. Paradigma Kebidanan merupakan suatu cara pandang bidan dalam
memberikan pelayanan yang terdiri dari empat komponen yaitu manusia/wanita,
Lingkungan, perilaku, dan pelayanan kebidanan.
Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan profesi
bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada bayi baru lahir/neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah, remaja, masa
sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa pasca keguguran dan masa
pasca persalinan.
Sertifikasi adalah Dokumen penguasaan kompetensi tertentumelalui kegiatan
pendidikan Formal maupun non formal. Lembaga pendidikan non formal seperti
organisasi profesi, rumah sakit, LSM bidang kesehatan. Bentuk sertifikasi dari pendidikan
formal adalah berupa ijazah yang dapat diperoleh melalui ujian nasional.
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang
teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Lisensi adalah pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan
yang telah ditetapkan
3.2. SARAN
Sebagai bidan kita harus memperhatikan, menghayati dan mengamalkan aspek legal
dalam praktek kebidanan agar nantinya tidak terjadi pelanggaran dan dapat
menjalankan tugas sesuai peraturan pemerintah ataupun standar praktek kebidanan.
7
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/396416350/Makalh-Regulasi-Sertifikasi-
Lisensi Bidan-Sri-Wahyuni
https://id.scribd.com > document, oleh renny paramytha