Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Dosen pengampuh :

Eliana, SKM, MPH

Disusun oleh :

1. Anita Bella Hardiansyah


2. Ardheta Rahma Syafitri
3. Audya Rhotua Kartini
4. Hernia Caroline
5. Laura Nurindah Sari
6. Shella Amada
7. Uli Pasari

KEMENTERIAN KESEHARAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas curahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah Etika Dan Hukum Kesehatan “ Aspek Legal Pelayanan Praktik Kebidanan dan
Legislasi, Sertifikasi, Registrasi, Lisensi Praktik Kebidanan “ dapat diselesaikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad Saw yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman yang penuh ilmu pengetahuan.
Aamiin.

Makalah Etika Dan Hukum Kesehatan “ Aspek Legal Pelayanan Praktik Kebidanan
dan Legislasi, Sertifikasi, Registrasi, Lisensi Praktik Kebidanan “ ini diharapkan dapat
menjadi bahan pembelajaran bagi para pembaca supaya terciptanya rasa semangat dalam
belajar. Semoga makalah ini menjadi alternatif untuk proses pembelajaran Etika Dan Hukum
Kesehatan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari segala kekurangan baik dari segi isi
ataupun bahasa. Oleh karena itu penulis berharap untuk kritikan dan saran yang membangun
agar penulis bisa melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, kepada Allah
Swt.jualah kami mohon taufik dan hidayah-Nya semoga usaha ini senantiasa dalam
keridhaan-Nya. Aamiin.

Bengkulu, 17 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4

A. Latar belakang................................................................................................ 4
B. Rumusan masalah........................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5

A. Hak Dan Kewajiban WNI.............................................................................. 5


B. HAM Di Indonesia.........................................................................................
C. HAM Di Barat................................................................................................
D. Wawasan Nusantara.......................................................................................
E. NKRI..............................................................................................................
F. Konstitusi.......................................................................................................
G. Otonomi Daerah.............................................................................................
H. Demokrasi......................................................................................................
I. Ketahanan Nasional.......................................................................................
J. Politik Dan Strategi Nasional.........................................................................
K. Pemilihan Umum...........................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani oleh bidan. Setiap
profesi pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugasnya di suatu institusi
mempunyai batas jelas wewenangnya yang telah disetujui oleh antar profesi dan
merupakan daftar wewenang yang sudah tertulis. Bidan sebagai pemberi pelayanan
harus menjamin pelayanan yang profesional, akuntabilitas, aspek legal dalam
pelayanan kebidanan, legislasi, sertifikasi, registrasi, dan lisensi praktik kebidanan.

Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada


masyarakat harus memberikan pelayanan yang terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan dalam negeri, salah satunya adalah dalam aspek
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian, tujuan, persyaratan dan kegunaan Aspek Legal Pelayanan
kebidanan
2. Pengertian, tujuan, persyaratan dan kegunaan legislasi, sertifikasi, registrasi,
lisensi Praktik Kebidanan

C. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsi pengertian, tujuan, persyaratan dan kegunaan Aspek Legal
Kebidanan
2. Mendeskripsi pengertian, tujuan, persyaratan dan kegunaan legislasi,
sertifikasi, registrasi, lisensi Praktik Kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Aspek Legal Pelayanan Kebidanan


A. Pengertian Aspek Legal Pelayanan Kebidanan
Aspek legal pelayanan kebidanan adalah penggunaan norma hukum yang telah
disahkan oleh badan yang ditugasi untuk itu menjadi sumber hukum yang paling
utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan membantu memenuhi kebutuhan
seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh bidan dalam upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan.

B. Tujuan Aspek Legal Pelayanan Kebidanan


Tujuan aspek legal pelayanan kebidanan adalah dijadikan sebagai suatu
persyaratan untuk melaksanakan praktik bidan perorangan dalam memberikan
pelayanan kebidanan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan
dalam perundang-undangan serta memberikan kejelasan batas-batas
kewenangannya dalam menjalankan praktik kebidanan.

C. Kegunaan Apek Legal Pelayanan Kebidanan


Kegunaan aspek legal pelayanan kebidanan adalah sebagai acuan agar bidan
dalam memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang sudah
ditetapkan dalam perundang-undangan serta memberi kejelasan batas-batas
kewenangannya dalam menjalankan praktik kebidanan.

D. Persyaratan Aspek Legal Pelayanan Kebidanan


1. Standar I (Falsafah dan Tujuan)
a. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, dan filosofi
pelayanan kebidanan yang mengacu pada visi, misi, dan filosofi
masing-masing.
b. Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis komando,
fungsi, dan tanggung jawab serta kewenangan dalam pelayanan
kebidanan dan hubungan dengan unit lain dan disahkan oleh
pemimpin.
c. Ada uraian tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi yang
disahkan oleh pemimpin.
d. Ada bukti tertulis tentang persyaratan tenaga yang menduduki jabatan
pada organisasi yang disahkan pemimpin.
2. Standar II (Administrasi dan Pengelolaan)
a. Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme
kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan.
b. Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar
alat, standar ruangan, standar ketenangan yang telah disahkan oleh
pimpinan.
c. Ada prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan/tindakan kebidanan
yang disahkan oleh pemimpin.
d. Ada rencana/program kerja di setiap institusi pengelolaan yang
mengacu ke institusi induk.
e. Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur
dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat.
f. Ada naskah kerja sama, program praktik dari institusi yang
menggunakan latihan praktik, program, pengajaran klinik, dan
penilaian klinik. Ada bukti administrasi yang meliputi buku registrasi.
3. Standar III (Staf dan Pimpinan)
a. Ada program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan.
b. Mempunyai jadwal penaturan kerja harian.
c. Ada jadwal dinas yang menggambarkan kemampuan tiap-tiap per unit
yang menduduki tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki oleh
bidan.
d. Ada seorang bidan pengganti dengan peran dan fungsi yang jelas dan
kualifikasi minimal selaku kepala ruangan jika kepala ruangan
berhalangan bertugas.
e. Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut.
4. Standar IV (Fasilitas dan Peralatan)
a. Tersedia peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme
keterlibatan bidan dalam perencanaan dan pengembangan sarana dan
prasarana.
b. Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumblah barang dan
kualitas barang.
c. Ada pelatihan khusus untuk bidan tentang penggunaan alat tertentu.
d. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.
5. Standar V (Kebijaksanaan dan Prosedur)
a. Ada kebijaksanaan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar
pelayanan yang disahkan oleh pimpinan.
b. Ada prosedur personalia: penerimaan pegawai kontrak kerja, hak dan
kewajiban personalia.
c. Ada personalia pengajuan cuti pegawai, istirahat, sakit, dan lain-lain.
d. Ada prosedur pembinaan pegawai.
6. Standar VI (Pengembangan Staf dan Program Pendidikan)
a. Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara
berkesinambungan.
b. Ada program pelatihan dan orientasi bagi tenaga bidan/pegawai baru
dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan.
c. Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil
pelatihan.
7. Standar VII (Standar Asuhan)
a. Ada standar manajemen kebidanan (SMK) sebagai pedoman dalam
memberi pelayanan kebidanan.
b. Ada format manajemen kebidanan yang terdaftar pada catatan medik.
c. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.
d. Ada diagnosis kebidanan.
e. Ada rencana asuhan kebidanan.
f. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan.
g. Ada evaluasi dalam memberi asuhan kebidanan.
h. Ada dikumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.
8. Standar VIII (Evaluasi dan Pengendalian Mutu)
a. Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan
kebidanan.
b. Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian terhadap
standar asuhan kebidanan.
c. Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari
kegiatan/pengendalian mutu asuhan pelayanan kebidanan.
d. Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan rencana
tindak lanjut.
e. Ada laporan hasil evaluasi yang dipublikasikan secara teratur kepada
semua staf pelayanan kebidanan.

2. Legislasi, Serifikasi, Registrasi, Lisensi Praktik Kebidanan


A. Legislasi Praktik Kebidanan
1. Pengertian
Legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian
kegiatan sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan
Kewenangan) dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan kewenangan).
2. Tujuan
Tujuan legislasi adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut antara
lain :
a. Mempertahankan kualitas pelayanan.
b. Memberikan kewenangan.
c. Menjamin perlindungan hukum.
d. Meningkatkan profesionalisme.
3. Kegunaan
Kegunaan legislasi adalah menjamin perlindungan pada masyarakat
pengguna jasa profesi dan profesi sendiri, legislasi sangat berperan dalam
pemberian pelayanan profesional.
4. Persyaratan
Bidan melaksanakan pelayanan kebidanan dengan :
a. Mandiri
b. Peningkatan kompetensi
c. Praktik berdasarkan evidence based
d. Penggunaan berbagai sumber informasi
B. Sertifikasi Praktik Kebidanan
1. Pengertian
Sertifikasi adalah dokumen penguasaan kompetensi tertentu melalui
kegiatan pendidikan formal maupun non formal (pendidikan berkelanjutan).
Lembaga pendidikan non formal misalnya organisasi profesi, rumah sakit,
lembaga swadaya masyarakat bidang kesehatan yang akreditasinya ditentukan
oleh profesi. Sedangkan sertifikasi dari pendidikan formal adalah ijazah yang
diperoleh melalui ujian nasional.
2. Tujuan dan Kegunaan
a. Umum
 Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
 Meningkatkan mutu pelayanan
 Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
b. Khusus
 Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan perilaku
tenaga profesi
 Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi
 Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku (kompetensi)
pendidikan tambahan tenaga profesi
 Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan
tenaga profesi
 Memenuhi syarat untuk mendapatkan nomor registrasi.
3. Persyaratan

Untuk mendapatkan sertifikat profesi bidan wajib menyelesaikan


pendidikan profesi. Sedangkan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi bidan
harus lulus dari uji kompetensi yang ditetapkan pemerintah.

C. Reistrasi Praktik Kebidanan


1. Pengertian
Registrasi adalah sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara periodik guna
mendapatkan kewenangan dan hak untuk melakukan tindakan profesional
setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tertentu.
Registrasi bidan artinya proses pendaftaran, pendokumentasian dan
pengakuan terhadap bidan setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi
inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan sehingga secara fisik
dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya (Registrasi menurut
keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
900/MENKES/SK/VII/2002).
Dengan registrasi seorang tenaga profesi, maka akan mendapatkan
haknya untuk meminta izin praktik (Lisensi) setelah memenuhi beberapa
persyaratan administrasi untuk lisensi.
2. Tujuan dan Kegunaan
a. Umum
 Melindungi masyarakat dari mutu pelayanan profesi
b. Khusus
 Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam mengadopsi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat
 Meningkatkan mekanisme yang objektif dan komprehensif dalam
penyelesaian kasus malpraktik
 Mendata jumblah dan kategori melakukan praktik
3. Persyaratan
Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No
900/Menkes/SK/VII/2002 adalah meliputi :
a. Fotokopi ijazah bidan
b. Fotokopi transkrip nilai akademik
c. Surat keterangan sehat dari dokter
d. Pas foto sebanyak 2 (dua) lembar

D. Lisensi Praktik Bidan


1. Pengertian
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah
atau yang berwenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri. Lisensi adalah
pemberian izin praktik sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan oleh organisasi profesi (IBI).
2. Tujuan dan Kegunaan
a. Umum
 Melindungi masyarakat dari pelayanan profesi
b. Khusus
 Memberikan kejelasan batas wewenang
 Menetapkan sarana dan prasarana
3. Persyaratan
SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Depkes RI kepada
tenaga bidan yang menjalani praktik setelah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
Bidan yang menjalankan praktik harus memiliki SIPB, yang diperoleh
dengan cara mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dengan memenuhi syarat sebagai berikut :
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan :
e. Fotokopi STRB yang masih berlaku dan dilegalisasi asli;
f. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin praktik;
g. Surat pernyataan memiliki tempat praktik;
h. Surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat
Bidan akan berpraktik;
i. Pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4x6 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar;
j. Rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat; dan
k. Rekomendasi dari Organisasi Profesi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek legal dalam pelayanan kebidanan adalah penggunaan norma hukum
yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi sumber hukum yang
paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan dan membantu memenuhi
kebutuhan seseorang atau pasien/kelompok masyarakat oleh bidan dalam upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Aspek legal dalam
pelayanan kebidanan meliputi legislasi, sertifikasi, registrasi, dan lisensi praktik
kebidanan.

B. Saran
Sebagai bidan kita harus memperhatikan, menghayati dan mengamalkan aspek
legal dalam pelayanan kebidanan agar kedepannya tidak terjadi pelanggaran dan kita
hendaknya menjalankan tugas sesuai dengan peraturan pemerintah ataupun standar
praktik kebidanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Riyati, S.SiT., M. Keb., MH. Kes.2018. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Malang :
Wineka Media
Ristica Dwienda Octa, Widya Juliarti. 2012. Prinsip Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan
Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish
Syarifudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai