Anda di halaman 1dari 24

REGULASI STR

DOSEN PENGAMPUH :

NS. RIZKAN H. DJAFAR S.KEP M.KEP

kelompok 3:

Nirta wulandari mokoagow (1801031)

Bella vista datunsolang (1801080)

Prayogamamonto (1801059)

Fatrawatibahuwa (1801084)

Juwitatatunduge (1801020)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan masalah ini. Adapun dalam penulisan makalah ini, materi yang akan dibahas
adalah “REGULASI STR”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.

Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

MANADO, 3 OKTOBER 2021


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................16

DAFTAR ISI......................................................................................................................16

BAB I.................................................................................................................................16

PENDAHULUAN.............................................................................................................16

Latar belakang................................................................................................................16

BAB II................................................................................................................................16

TEORI PEMBAHASAN...................................................................................................16

PENGERTIAN (STR)....................................................................................................16

Regulasi keperawatan.....................................................................................................16

BAB III..............................................................................................................................16

ANALISA KETERKAITAN.............................................................................................16

BAB IV..............................................................................................................................16

KESIMPULAN & SARAN...........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan
yang menghasilkan uang. Hal ini bisa disebabkan karena keahlian, pekerjaan, industi, atau lokasi
geografi dari tenaga kerja tersebut tidak memenuhi kriteria, sehingga mengubah stuktur ekonomi.

Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil Keperawatan
kepada perawat yang telah diregistrasi. ( UU RI No. 38 Tahun 2014 pasal 1:10).Uji kompetensi
merupakan suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, sesuai dengan
standar profesi guna memberikan jaminan bahwa Perawat mampu melaksanakan peran profesinya
secara aman dan efektif di masyarakat.

Perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik dalam maupun
luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan peraturan perundang undangan. ( UU RI No. 38
Tahun 2014 pasal 1:2). Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang menjadi bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan (Roymond
Simamora,2017).

Tiga tahun mengikuti pendidikan Akademi Perawat dengan gelar D3 (Ahli Madya
Keperawatan) tidak serta merta membuat anda menjadi perawat. bukan karena tidak adanya
lowongan pekerjaan, tapi dituntut harus mengikuti Ujian Kompetensi untuk mendapatkan STR
(Surat Tanda Registrasi). Begitu pula dengan jenjang pendidikan S1 Keperawatan (S.Kep) dan
Profesi Ners yang lama pendidikannya kurang/lebih 5 tahun. Bila tidak memiliki STR perawat tidak
bisa kerja. kesulitan itu yang didapat setelah lulus dari akademi atau Fakultas Keperawatan. Pada
Akhirnya membunuh masa depan anak bangsa yang baru saja akan mengabdikan diri untuk
masyarakat.

Adapun setelah lulus dari Uji Kompetensi dan mendapatkan STR, perawat akan
diperhadapkan  dengan kesulitan yang lain. Masa berlaku STR adalah 5 tahun. Perawat diwajibkan
untuk mengikuti pelatihan sebanyak 25 SKP (Sistem Kredit Point) . Apabila tidak mencapai target
perawat diharuskan membayar sisa SkP yg tidak diambil atau STRnya akan dinonaktifkan. Dengan
gaji yang terbilang relatif rendah perawat diharuskan mengikuti pelatihan yang biayanya sampai
jutaan rupiah. Misalnya saja pelatihan Perawatan Luka (Wound Care) dengan biaya kurang/lebih
Rp. 3.500.000 dengan 4 SKP. belum lagi biaya untuk ikut pelatihan yang lain sampai mencapai 25
SKP.
BAB II

TEORI PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN (STR)
Surat tanda registrasi (STR) adalah merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. Tenaga kesehatan yang telah
memiliki STR dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. STR dapat diperoleh jika setiap
tenaga kesehatan telah memiliki ijazah dan sertifikat uji kompetensi yang diberikan kepada peserta
didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidika dan uji kompetensi.

Perawat yang tidak memiliki STR mengakibatkan meningkatnya pengangguran dalam profesi
keperawtan. Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu
kegiatan yang menghasilkan uang. Hal ini bisa disebabkan karena keahlian, pekerjaan, industri, atau
lokasi geografi dari tenaga kerja tersebut tidak memenuhi kriteri, sehingga mengubah struktur
ekonomi.

Surat tanda registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil keperawatan kepada
perawat yang telah diregistrasi. (UU RI NO.38 TAHUN 2014 PASAL 1:10). Melihat banyaknya pro
dan kontra tentang penyelenggaraan uji kompetensi perawat di indonesia. Banyak keluhan yang
dapat bahkan uji kompetensi di anggap membebani lulusan perawat dan di sinyalir sebagai “biang
keladi” perawat tidak bisa mendapatkan STR, dan bila tidak punya STR, pastinya tidak akan
mendapatkan pekerjan di sektor kesehatan. Perawat yang tidak memiliki STR mengakibatkan
meningkatnya pengangguran dalam profesi keperawatan

Pentingnya STR semakin terasa seiring munculnya aturan yang mewajibkan dilakukannya
registrasi bagi tenaga kesehatan. Salah satu aturan tersebut adalah Permenkes No 46 tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Dalam pasal 2 Permenkes tersebut diatas disebutkan sebagai
berikut:

 Ayat 1 : Setiap Tenaga  Kesehatan yang  akan  menjalankan praktik  dan/atau pekerjaan
keprofesiannya wajib memiliki izin dari Pemerintah.
 Ayat 2 : Untuk  memperoleh  izin  dari  Pemerintah  sebagaimana  dimaksud  pada ayat (1)
diperlukanSTR. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa STR adalah wajib adanya,
sehingga secara hukum tenaga kesehatan yang belum mempunyai STR tidak dapat
melakukan praktek sesuai keprofesiannya. Pada pasal yang lain juga disebutkan pula bahwa
untuk memperoleh STR tenaga kesehatan harus memiliki sertifikat kompetensi. Untuk
memperoleh sertifikat kompotensi, para tenaga kesehatan harus melalui uji kompotensi.

Khusus mengenai uji kompetensi telah diwajibkan sebagaimana yang disebutkan dalam
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 
Tahun  2013  dan Nomor    1/IV/PB/2013 tentang    Uji    Kompetensi    bagi Mahasiwa  
Perguruan   Tinggi   Bidang   Kesehatan.

2. Manfaat STR

manfaat STR dapat dilihat dari dua sisi yaitu, bagi tenaga kesehatan yang bersangkutan dan bagi
masyarakat sebagai penerima jasa pelayanan.

A. Manfaat STR Bagi Tenaga Kesehatan


STR merupakan bukti izin dari pemerintah kepada tenaga kesehatan untuk dapat melakukan
pelayanan kesehatan sesuai jenis profesinya karena dianggap cakap dalam menjalankan
keprofesiannya. Secara tidak langsung, pemerintah dalam hal ini sebagai pemberi izin
memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa tenaga yang diberi izin sudah layak untuk
memberikan pelayanan.

 jika dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ternyata ditemukan tindakan keliru dan
merugikan pengguna pelayanan. Tentunya pemberi izin harus bertanggung jawab atas hal
tersebut, Dengan demikian, tenaga kesehatan yang memiliki STR tentunya akan memperoleh
perlindungan hukum dalam melakukan pekerjaan sesuai profesinya.

B. Manfaat STR Bagi Masyarakat Penerima Pelayanan


Untuk memiliki STR, seorang tenaga kesehatan harus memiliki sertifikat kompotensi yang
mana untuk memperolehnya harus melalui suatu ujian bertaraf nasional. Uji kompetensi
tersebut untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan yang bersangkutan benar-banar memiliki
keahlian sesuai dengan bidangnya dan siap untuk melakukan pelayanan kesehatan.

Dengan demikian, ketika melakukan pelayanan kesehatan, para petugas tersebut akan
memberikan pelayanan maksimal dan berkualitas bagi masyarakat sebagai pengguna
layanan.

3. Masa berlaku STR


STR dianggap sudah tidak berlaku apabila masa berlaku habis, dicabut atas dasar peraturan
perundang-undangan, atas permintaan yang bersangkutan, atau yang bersangkutan meninggal
dunia. Selama STR berlaku tenaga kesehatan harus memenuhi sebanyak 25 SKP (Satuan Kredit
Profesi). Adapun pemenuhan SKP tersebut merupakan syarat untuk memperpanjang masa
berlaku STR.

Dipegangnya Sertifikat Kompetensi bukan berarti seorang tenaga kesehatan langsung dapat
menjalankan praktik. Untuk bisa menjalankan praktik sebagai tenaga kesehatan sebagaimana diatur
dalam pasal 44 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014  wajib memiliki STR.

Surat tanda registrasi ini dikeluarkan oleh MTKI (Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia). MTKI
adalah lembaga yang menjamin mutu tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Salah satu peran MTKI adalah menerbitkan Surat Tanda Registrasi (STR).

4. Berkas yang Diperlukan


 berkas-berkas untuk mendaftar STR Online:

1. Pas foto resmi dengan latar belakang merah

2. Scan/foto KTP

3. Scan/foto Ijazah

4. Nomor Sertifikat Kompetensi

5. Scan/foto Surat Sehat

6. Sumpah Profesi

7. Surat Pernyataan Patuh pada Etika Profesi

 Prosedur Pendaftaran STR Online


Berikut prosedur untuk mendaftar STR Online:

1. Masuk ke laman http://ktki.kemkes.go.id lewat browser.

2. Pilih menu Registrasi yang ada pada halaman awal.

3. Anda akan diminta memasukkan PIN, jika belum punya pilih menu Belum Punya PIN.

4. Selanjutnya sistem akan meminta Anda mengisi data alamat email, nomor KTP, dan captcha.
Selanjutnya pilih menu Daftar.
5. Jika data yang Anda masukkan valid, secara otomatis kolom akan terisi dan Anda tinggal
memberi ceklis pada kolom sehingga pendaftaran bisa dilanjutkan.

6. Catat PIN yang ada di bawah untuk masuk ke akun Anda.

7. Selanjutnya pilih menu Registrasi Baru jika Anda sebelumnya belum memiliki akun.

8. Pilih menu Lulusan Diatas Tahun 2013 jika Anda lulus kuliah setelah tahun tersebut.

9. Kemudian Anda harus mengisi data yang meliputi Perguruan Tinggi, Program Studi, dan
Nomor Induk Mahasiswa. Jika data Anda tak ditemukan, Anda harus menghubungi pihak
institusi Perguruan Tinggi agar data bisa dilengkapi.

10. Setelah semua data benar, pilih Konfirmasi Data ke Kemenristekdikti. Beri ceklis pada
kolom yang telah disediakan lalu klik Mulai.

11. Pada Step 1 Anda diminta mengunggah dokumen yakni pas foto, KTP, Ijazah, No Sertifikat
Kompetensi, Surat Sehat, Sumpah Profesi, Surat Pernyataan Patuh pada Etika Profesi.

12. Lanjut ke Step 2, Anda harus mengisi data Info Administrasi berupa Jenis Tempat Kerja,
Status Tempat Kerja, Nama Tempat Kerja, Alamat Tempat Kerja, Provinsi Tempat Kerja,
Kabupaten Tempat Kerja, dan Telepon Kantor. Jika Anda belum bekerja, Anda bisa
mengosongkan kolom-kolom tersebut.

13. Selanjutnya di Step 3 Anda diminta mengisi data Uji Kompetensi berupa Nomor Sertifikat
Kompetensi, Tanggal Sertifikat Kompetensi, Tempat Uji Kompetensi, Tanggal Uji
Kompetensi. Setelah semua telah terisi klik Selesai.

14. Akan muncul pemberitahuan bahwa pendaftaran Anda sukses. Selanjutnya, data yang Anda
isi akan divalidasi oleh perwakilan Organisasi Profesi dan anggota Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI).

15. Setelah permohonan disetujui, Anda harus membayar nominal Rp100.000 dengan kode
billing melalui bank yang telah ditunjuk.

16. Cek email Anda setelah melakukan pembayaran. Periksa di bagian Cek Status untuk
mengetahui permohonan STR yang Anda ajukan.

17. STR yang telah rampung akan dicetak oleh Sekretariat KTKI dan dilegalisir sebelum dikirim
ke Kantor Pos yang terdekat dengan Anda.

18. Anda juga bisa mencetak STR sendiri melalui QR Code yang ada di akun Anda.

19. Anda bisa mengambil STR dengan menunjukkan kartu identitas kepada petugas Kantor Pos
A. REGULASI STR
Regulasi keperawatan merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi
keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya terkait kewajiban dan hak, regulasi ini di atur
oleh organisasi profesi dan disahkan oleh departemen terkait, yaituu kementrian kesehatan RI, yang
mencerminkan adanya regulasi pengakuan terhadap profesi keperawatan antara lain :

 UU. No. 23 tahun 1992 pasal 32 ayat 4 “pelaksnaan pengobatan dan atau perawatan
 berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian kewenangan untuk itu.”
Telah diganti dengan pasal 63 UU. No, 36 tahun 2009 tentang kesehatan “pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kelebihan dan
kewenangan untuk itu”
 PP No, 32 tahun 1886 tentang tenaga kesehatan Ps 4 ayat 1 “ tenaga kesehatan hanya
dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang berangkutan memiliki
ijin dari menteri”
 Menrut permenkes 1239 tahun 2001, ijin bagi perawat seperti dimksud dalam peraturan
pemerintah tentang tenaga kesehatan diimaksud, bahwa setiap perawat yang bekerja di
sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki SIP dan SIK. Bagi perawat yang bekerja
diluar sarana pelayanan keseahatan termasuk pada praktik mandiri perawat, wajib
memiliki SIP dan SIPP
 Namun perjanjian dalam keperawatan ini telah diganti dengan permenkes no 148 tahun
2010, bahwa : “setiap perawat yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan wajib
memiliki STR (surat tanda registrasi), dan apabila bekerja diluar sarana pelayanan
kesehatan wajib memiliki SIPP

Dalam peraturan SIK sudah tidak berlaku lagi, tetapi harus memiliki surat tanda registrasi
dan SIPP. Aturan lain yang dipertegas dalam permenkes ini adalah :

 Pasal 6 : dalam menjalankan praktik mandiri, perawat wajib memasang papan nama
praktik keperawatn
 Pasal 8 : perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dapat memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi. Dengan STR, maka tenaga kesehatan dapat melakukan
aktivitas ke masyarakat

Surat Tanda Registrasi (STR) berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang setiap lima tahun.
Sesuai dengan Permenkes 1796 tahun 2011, STR yang telah habis masa berlakunya dapat
diperpanjang melalui partisipasi tenaga kesehatan dalam kegiatan pendidikan dan/ atau pelatihan,
kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan profesinya, serta kegiatan pengabdian masyarakat
https://nursing.ui.ac.id/pentingnya-surat-tanda-registrasi-str-bagi-tenaga-kesehatan/

B. UNDANG UNDANG TERKAIT STR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 26 TAHUN 2019
TENTANG

PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2014


TENTANG KEPERAWATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3), Pasal 23, Pasal 28 ayat
(5), Pasal 34, Pasal 35 ayat (5), dan Pasal 57 Undang-Undang Nomor 38 Tahun
2014 tentang Keperawatan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5612);
3. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 945);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERATURAN


PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2014
TENTANG KEPERAWATAN.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,


baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Perawat Vokasi adalah Perawat lulusan pendidikan vokasi Keperawatan paling


rendah program Diploma Tiga Keperawatan.

3. Perawat Profesi adalah Perawat lulusan pendidikan profesi Keperawatan yang


merupakan program profesi Keperawatan dan program spesialis Keperawatan.

4. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,


kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

5. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat


dalam bentuk Asuhan Keperawatan.

6. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan


lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya.

7. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit.
8. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.

9. Surat Tanda Registrasi Perawat yang selanjutnya disingkat STRP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh konsil keperawatan kepada Perawat yang telah
diregistrasi.

10. Surat lzin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.

11. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga
Negara Indonesia.

12. Surat Tanda Registrasi Sementara Perawat yang selanjutnya disebut STR
Sementara Perawat adalah bukti tertulis yang diberikan oleh konsil keperawatan
kepada Perawat Warga Negara Asing yang melakukan kegiatan dalam rangka
pendidikan, pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan di bidang kesehatan yang
bersifat sementara di Indonesia.

13. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.

14. Standar Profesi Keperawatan yang selanjutnya disebut Standar Profesi


adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh Perawat untuk dapat
melakukan Praktik Keperawatan pada masyarakat secara mandiri yang dibuat
oleh Organisasi Profesi.

15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden


Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

16. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.

17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di


bidang kesehatan.

18. Organisasi Profesi adalah wadah yang menghimpun Perawat secara nasional
dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 16

Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:

1. pemberi Asuhan Keperawatan;


2. penyuluh dan konselor bagi Klien;

3. pengelola Pelayanan Keperawatan;

4. peneliti Keperawatan;

5. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

6. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.


Pasal 17

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 huruf a di bidang upaya kesehatan perorangan, Perawat
berwenang:

1. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;

2. menetapkan diagnosis Keperawatan;

3. merencanakan tindakan Keperawatan;

4. melaksanakan tindakan Keperawatan;

5. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;

6. melakukan rujukan;

7. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

8. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

9. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan

10. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan


resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Pasal 58

Peraturan menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 9 Agustus 2019

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd

NILA FARID MOELOEK


Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 12 Agustus 2019


DIREKTUR JENDRAL
16
BAB III

ANALISA JURNAL 1.

JUDUL JURNAL Peran stakeholder dalam kebijakan surat tanda registrasi tenaga
kesehatan masyarakat dikota Semarang
KATA KUNCI stakeholder, interest,influence,importance
PENULIS
LATAR BELAKANG Tenaga kesehatan yang bertugas difasilitasi pelayanan
MASALAH kesehatan merupakan salah satu unsur yang turut berperan
dalam percepatan pembangunan kesehatan.
TUJUAN PENELITIAN Melakukan pemetaan dengan dua tingkat dua tingkat
kriteria,yaitu kepentingan dan pengaruh lalu dilanjutkan
dengan matrik keterlibatan stakeholder setelah itu dapat dilihat
peran dari stakeholder.
METODOLOGI Penelitian ini menggunakan exploratory research dengan
PENELITIAN pendekatan kualitatif. Penelitian Dengan Menggunakan
pendekatan deskriptif metode ini digunakan karena
permasalahan belum di rumuskan disebabkan karena penelitian
ini berbentuk penjelajahan atau belum begitu banyak informasi
ataupun data lain sebagainya
HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian , stakeholder yang memiliki kepentingan
yang besar adalah semua stakeholder yang ada dalam
kebijakan tersebut menyangkut kekuatan posisi dari masing"
stakeholder untuk mensukseskan keberhasilan kebijakan surat
tanda registrasi.
KELEBIHAN
PENELITIAN
KEKURANGAN Penelitian ini hanya berfokuspada exploratory research hanya
PENELITIAN mempergunakan untuk mermuskan masalah tidak pada hal
lain
MANFAAT Dapat mengetahui bahwa penelitian ini dapat memecahkan
PENELITIAN suatu masalah sehingga menemukan jawaban dari
permasalahan yang belum kita ketahui

ANALISA JURNAL 2

JUDUL JURNAL PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KLINIK


PRATAMA YANG MEMPEKERJAKAN
PERAWAT TANPA SURAT TANDA
REGISTRASI
KATA KUNCI Penegakan Hukum; Klinik Pratama; Perawat tanpa
Surat Tanda Registrasi.
PENULIS Jaka Eka Susanto
LATAR BELAKANG MASALAH : Dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya, perawat
harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
(selanjutnya di singkat STR),

TUJUAN PENELITIAN tujuan penelitian ini untuk mengetahui penegakan


hukum terhadap klinik yang mempekerjakan
perawat tanpa STR dan, mengetahui faktor – faktor
yang cenderung mempengaruhinya.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif


dengan pendekatan yuridis sosiologis adalah
penerapan dan pengkajian hubungan aspek hukum
dan non hukum dalam bekerjanya hukum di
masyarakat

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian didapatkan tidak dilaksanakan


penegakan hukum oleh pihak yang terkait yaitu
Dinas Kesehatan. Hal ini terlihat belum adanya
fungsi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap
dalam pembinaan dan pengawasan
KELEBIHAN PENELITIAN Dengan STR, maka perawat dapat melakukan
aktivitas pelayanan Kesehatan
KEKURANGAN PENELITIAN : Dalam penegakan hukum kesehatan, kesulitan
yang dihadapi oleh penegak hukum, pada umumnya
berada dalam tidak seimbangnya jumlah perawat
dengan fasilitas kesehatan dan kebutuhan
masyarakat Sehingga Susahnya Memonitoring
Setiap Klinik.

MANFAAT PENELITIAN untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal


bagi setiap orang maka perlu adanya kepastian
hukum dan perlindungan yang menyeluruh baik
bagi penyelenggara upaya kesehatan maupun
masyarakat penerima pelayanan kesehatan

BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Keberadaan STR sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk di akui resmi sebaga
tenaga kesehatan yang berkompeten, tenaga kesehatan yang telah memiliki STR
dapat melakukan aktivitas pelayanan kesehatan. Karena disamping itu syarat mutlak
bagi tenaga kesehatan untuk dapat bekerja pada pelayanan kesehatan yang ada
sehingga membuat salah satu penghambat tenaga kesehatan untuk bekerja

DAFTAR PUSTAKA

https://ipkindonesia.or.id/media/2020/01/PMK-No-83-Tahun-2019-Registrasi-Tenaga-
Kesehatan.pdf

143255-ID-implementasi-kebijakan-registrasi-tenaga.7137-17422-1-SM
KAJIAN ILMIAH ISSUE NASIONAL Fix

163287-ID-analisis-peran-stakeholder-dalam-kebijak

https://www.mitrakesmas.com/2018/08/manfaat-str-bagi-tenaga-kesehatan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai