TELAAH STAF
PEMBUKAAN PENDIDIKAN D III KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN,
FARMASI, DAN KESEHATAN GIGI (2 TAHUN) POLITEKNIK TNI AL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Undang-undang Dasar Tahun 1945 sebagai mana kita ketahui mengamanahkan
dengan tegas agar negara dengan sungguh sungguh memenuhi warga negaranya akan
kesehatan, sebagaimana tercantum pada Pasal 28H ayat (1), Pasal 34 ayat (3). Upaya
kesehatan yang terbaik adalah membuat masyarakat tetap sehat, yang semula sakit
menjadi sehat dan yang sudah sehat menjadi tetap bugar. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien harus menjadi misi
utama tidak terkecuali dalam pelaksanaan dukungan kesehatan pada unsur-unsur
operasional TNI AL. Sejalan dengan upaya tersebut maka sistem pendidikan kesehatan
yang berkualitas sebagai bagian dari pendidikan tinggi perlu diperkuat untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan
paripurna.
Sebagai bentuk upaya serius pemerintah dalam rangka mencapai misi pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan kesehatan melalui penyiapan tenaga kesehatan yang lebih
memilki kompetensi maka di sahkan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 yang
mengatur tentang Tenaga Kesehatan. Pemberlakuan Undang-undang Nomor. 36 Tahun
2014 ini sekaligus mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan sebagaimana disebutkan pada Pasal 92 Undang-undang Nomor. 36 Tahun
2014. Pada Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 pada Pasal 8 disebutkan bahwa
tenaga kesahatan terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan, terkait
dengan Pasal 1 butir 1 disebutkan bahwa yang memiliki kewenangan melakukan upaya
kesehatan hanya tenaga kesehatan.Selanjutnya pada Pasal 9 ayat (1) bahwa tenaga
kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum diploma tiga, kecuali tenaga medis. Pada
Pasal 10 ayai (1) disebutkan asisten tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum
pendidikan menengah di bidang kesehatan. Dengan demikian maka lulusan sekolah
menengah farmasi, sekolah menengah gigi dan sekolah perawat kesehatan serta
kelulusan pendidikan pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), pendidikan pertama
Tamtama Kesehatan (Dikmatakes) di lingkungan Pusat Pendidikan Kesehatan
(Pusdikkes) tidak lagi masuk dalam kategori tenaga kesehatan seperti di atur pada
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 dan selanjutnya disebut sebagai asisten
1
2
tenaga kesehatan. Asisten tenaga kesehatan ini tidak lagi memiliki kewenangan
melakukan upaya kesehatan dan pada Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 pasal 10
ayat (2) disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan hanya dapat bekerja di bawah
supervisi tenaga kesehatan.
a. Bab I : Pendahuluan
b. Bab II : Permasalahan Yang Di hadapi
c. Bab III : Pembahasan
d. Bab IV : Penutup
4. Dasar
a. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
d. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3
e. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tanggal 12 Desember
2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
h. Permendikbud Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pendirian, Perubahan Dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri Serta Pendirian, Perubahan Dan Pencabutan
Izin Perguruan Tinggi Swasta.
i. Nota Kesepahaman Antara Tentara Nasional Indonesia Dengan
Kemenristekdikti Nomor : Kerma/4/Ii/2016 Tanggal 21 Maret 2016 Tentang
Penelitian Dan Pengembangan Alat Utama Sistem Persenjataan Dan Non Alat
Utama Sistem Persenjataan.
j. PKS antara Kemenristekdikti dengan Markas Besar AL. Nomor :03/M/Pk
/Ii/2015, Nomor : PKS/10/II/2015 Tanggal 9 Februari 2015 tentang Penyelenggaraan
Politeknik Angkatan Laut.
k. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/2595/XII/2016 tanggal 27
Desember 2016 tentang Kualifikasi Dan Gelar Faskes TNI AL.
l. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/451/II/2018 tanggal 22
Februari 2018 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pendidikan Personel TNI
Angkatan Laut
m. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : 2974/XI/2018 Tanggal 9
Nopember 2018 tentang Petunjuk Referensi Seleksi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi Personel TNI Angkatan Laut.
n. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/118/I/2019 Tanggal 17
Januari 2019 Tentang Politeknik Angkatan Laut.
BAB II
PERMASALAHAN YANG DI HADAPI
5. Umum
Lulusan Pedidikan Pembentukan Bintara Kesehatan (Diktukbakes), Pedidikan
Pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), Pendidikan Pertama Tamtama kesehatan
(Dikmatakes) dan Pendidikan Kesehatan Tamtama (Dikkesta) Pusdikkes Kodiklatal tidak
lagi di kategorikan sebagai tenaga kesehatan, selanjutnya dikategorikan sebagai asisten
tenaga kesehatan, dan sampai saat ini Kementerian Kesehatan tidak memberikan
rekomendasi untuk memberikan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat dalam
mendapatkan Surat Ijin Praktek (SIP) seperti yang diamanahkan oleh Undang-undang
Nomor. 36 Tahun 2014 bahwa tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan harus memiliki SIP, serta besarnya jumlah personel kesehatan TNI AL aktif
yang memiliki jenjang pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah
farmasi dan asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang, strata
bintara = 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik
tenaga kesehatan yang tersebar di 99 Balai Pengobatan (BP), 35 Balai Kesehatan
(BK)/PPK1, Rumkital di seluruh Indonesia dan di Batalion Kesehatan Marinir serta
memerlukan upaya sebagai solusi untuk merubah statusnya dari asisten tenaga
kesehatan menjadi tenaga kesehatan
6. Permasalahan
Diberlakukannya Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 ini bagi lulusan Sesuskes
dan Sekesal menimbulkan beberapa implikasi yaitu :
a. Payung Hukum
Pembentukkan program pendidikan pada strata diploma III kesehatan
memerlukan legal formal sebagai dasar pendirian. Pemerintah telah mengatur
persyaratan pendirian perguruan tinggi melalui UU no. 12 Tahun 2012 tentang
Perguruan Tinggi. Pada pasal 60 ayat 2 disebutkan “Perguruan Tinggi Swasta
didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan
hukum yang berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri”. Pasal 3 : “Badan
penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk yayasan,
perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”. Pasal 4 : “Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi
standar minimum akreditasi”.
4
5
b. Konsekuensi Hukum
Konsekuensi bagi lulusan Pedidikan Pembentukan Bintara Kesehatan
(Diktukbakes), Pedidikan Pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), Pendidikan
Pertama Tamtama kesehatan (Dikmatakes) dan Pendidikan Kesehatan Tamtama
(Dikkesta) Pusdikkes Kodiklatal yang berada pada strata sekolah menengah
kesehatan sudah tidak lagi di kategorikan sebagai tenaga kesehatan, selanjutnya
dikategorikan sebagai asisten tenaga kesehatan. Dalam Undang-undang Nomor. 36
Tahun 2014 disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan tidak mempunyai
kewenangan lagi melakukan upaya/tindakan kesehatan, tindakan yang dilakukan
oleh asisten tenaga kesehatan harus di bawah supervisi tenaga kesehatan.
Kementerian kesehatan sudah tidak merekomendasikan lulusan sekolah menengah
kesehatan untuk mendapatkan STR ( Surat Tanda Registrasi ) sehingga lulusan
sekolah menengah kesehatan tidak memiliki payung hukum profesi untuk melakukan
tindakan medis sebagai tenaga kesehatan.
c. Perubahan Komposisi Personel Kesehatan TNI AL
Pemberlakuan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 ini berpengaruh pula
kepada komposisi personel kesehatan TNI AL. aktif yang memiliki jenjang
pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah farmasi dan
asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang, strata bintara =
375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik tenaga
kesehatan yang sebelumnya berstatus tenaga kesehatan berubah menjadi asisten
tenaga kesehatan. Tentunya perubahan status ini juga membawa konsekuensi
kepada perubahan kewenangan sesuai kompetensinya.
d. Inefisiensi Anggaran
besarnya jumlah personel kesehatan TNI AL aktif yang memiliki jenjang
pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah farmasi dan
asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang dan strata bintara
= 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik
tenaga kesehatan yang tersebar di 99 Balai Pengobatan (BP), 35 Balai Kesehatan
(BK)/PPK1, Rumkital di seluruh Indonesia dan di Batalion Kesehatan Marinir.
Penyediaan tenaga kesehatan lulusan D III dengan cara mendidik personel
kesehatan TNI AL melalui jenjang D III kesehatan di luar lembaga pendidikan TNI AL
sendiri menimbulkan inefisiensi anggaran pendidikan.
e. Pembentukan Struktur Organisasi D III Kesehatan Politeknik TNI AL.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No : Kep/118/I/ 2019
tanggal 17 Januari 2019 tentang Politeknik Angkatan Laut Sebagai Penyelenggara
6
Pendidikan Vokasi Di Lingkungan TNI Angkatan Laut ( Politeknik Angkatan Laut
dengan Nomor Induk Perguruan Tinggi (NIPT) 474003 sebagai penyelenggara
pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL), dengan pembentukkan D III Kesehatan
Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI
AL sudah tentu menuntut dibentuknya organisasi baru di bawah jajaran Kodiklatal.
f. Pemenuhan Tenaga Pengajar
Undang Undang Republik Indonesia Nomor : 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pada pendidirian perguruan tinggi memiliki
syarat setiap program studi wajib memiliki minimal 6 (enam) tenaga pengajar
berstrata S2 yang tidak memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Pada
pembentukan program D III kesehatan (2 Tahun) Politeknik TNI AL yang memiliki 3
program studi ini membutuhkan minimal 18 (delapan belas ) tenaga pengajar
dengan rincian sebagai berikut :
1) Program Studi Keperawatan sebanyak 6 tenaga pengajar (S2 Ners).
2) Program Studi Farmasi sebanyak 6 tenaga pengajar (S2 Farmasi).
3) Program Studi Kesehatan Gigi sebanyak 6 tenaga pengajar (S2
Kedokteran Gigi).
g. Kebutuhan Anggaran
Estimasi rencanan kebutuhan anggaran dalam rangka pembentukkan D III
Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun)
Politeknik TNI AL sebesar 6.941.530.500,- ( Enam milyar Sembilan Ratus Empat
Puluh Satu Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah ) dengan rincian
sebagai berikut :
N
URAIAN JUMLAH KET
O
1 Biaya Administrasi, dan Perizinan Rp. 100.000.000,-
2 Biaya Operasional Penyelenggaraan Pendidikan
a. Sekesal Surabaya
1) Prodi Keperawatan
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 226.563.300,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 666.833.400,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,- Rp. 303.993.000,-
2) Prodi Farmasi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.975.260,- Rp. 237.031.200,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.250.845,- Rp. 540.202.800,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.389.525,- Rp. 286.743.000,-
7
b. Sekesal Jakarta
1) Prodi Keperawatan Rp. 226.563.300,-
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 666.833.400,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 303.993.000,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,-
2) Prodi Kesehatan Gigi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.810.025,- Rp. 217.203.000,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.329.400,- Rp. 559.056.000,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.741.110,- Rp. 328.933.200,-
c. Sekesal Makassar
1) Prodi Keperawatan
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 226.563.300,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 666.833.400,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,- Rp. 303.993.000,-
2) Prodi Kesehatan Gigi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.810.025,- Rp. 217.203.000,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.329.400,- Rp. 559.056.000,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.741.110,- Rp. 328.933.200,-
Jumlah
Rp. 6.966.530.500,-
…………………………………………………………………
Rencana anggaran tersebut digunakan untuk biaya administrasi tenaga dosen (S2)
dari pihak swasta, pengurusan perizinan dan biaya operasional pendidikan tiga program
studi selama dua tahun.
BAB III
PEMBAHASAN
7. Umum
Pembentukkan program pendidikan pada strata diploma III kesehatan merupakan
upaya untuk melaksanakan misi Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan yang merupakan upaya serius pemerintah dalam rangka mencapai misi
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kesehatan melalui penyiapan tenaga kesehatan
yang lebih memilki kompetensi.
Sejalan dengan upaya tersebut maka sistem pendidikan kesehatan di Kodiklatal
sebagai lembaga pendidikan TNI AL yang merupakan bagian dari sistem pendidikan
Nasional harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat menghasilkan tenaga kesehatan
yang berkompeten untuk memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan lebih
paripurna. Untuk menyikapi hal tersebut Kepala Staf Angkatan Laut menerbitkan Surat
Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No : Kep/118/I/2019 tentang tanggal 17 Januari
2019 tentang Politeknik Angkatan Laut Sebagai Penyelenggara Pendidikan Vokasi Di
Lingkungan TNI Angkatan Laut (Politeknik Angkatan Laut dengan Nomor Induk Perguruan
Tinggi/NIPT : 474003, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL).
8
9
selanjutnya dikategorikan sebagai asisten tenaga kesehatan. Dalam Undang-undang
Nomor. 36 Tahun 2014 disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan tidak mempunyai
kewenangan lagi melakukan upaya/tindakan kesehatan, tindakan yang dilakukan oleh
asisten tenaga kesehatan harus di bawah supervisi tenaga kesehatan. Sampai saat ini
Kementerian Kesehatan tidak memberikan rekomendasi untuk memberikan Surat Tanda
Registrasi (STR) kepada lulusan strata sekolah menengah kesehatan
Pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) posisi asisten tenaga
kesehatan berada di level 1 dan 2 yaitu sebagai operator.
DIREKTUR
POLITEKNIK AL
BID. ADIMINISTRASI
PUDIR D III KES. II
PAOPSJAR
KESGI
14
1 2 3 4
drg. Syaiful Anam, Sp. Perio
10 S2 Kesgi
Letkol Laut (K) NRP
drg. Cane Lukisari, Sp.PM
11 S2 Kesgi
Mayor Laut (K/W) NRP
drg. Adiah Ismulyanti, M.Kes
12 S2 Kesgi
Mayor Laut (K/W) NRP
Ida Dwiningsih, S.Kep., Ns., M.Kep.
13 S2 Keperawatan
Letkol Laut (K/W) NRP
Yeyen, D.F.S, S.Kep., Ns., M.Kes, Ph.D.
14 S2 Keperawatan
Swasta
M. Ainur Rofiq, S.Kep., Ns., M.Kes.
15 S2 Keperawatan
Swasta
Heri Nur Cahyanto, S.Kep., Ns.,M.T.
16 S2 Keperawatan
Swasta
Amila Widati, S.Kep., Ns., M.Ked.Trop.
17 S2 Keperawatan
Swasta
Wahyuni Tri Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep.
18 S2 Keperawatan
Swasta
16
b) Strategi kedua
Diperlukan penambahan secara bertahap fasilitas sarana dan
prasarana apabila dilaksanakan pembentukan D III Kesehatan Program
Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI
AL seperti tercantum di atas, hal ini berkaitan penambahan kompetensi
pada tenaga kesehatan berstrata D III di banding berstrata menengah
kesehatan.
c) Strategi ketiga
Membuat kebijakan pemimpin TNI. AL yang mengatur pelaksanaan
program pendidikan D III Kesehatan di lingkungan Kodiklatal untuk
melaksanakan apa yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor. 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Oleh sebab itu untuk menja
wab perubahan paradigma pelayanan bidang kesehatan yang tentunya
berpengaruh langsung terhadap pola dan strata pendidikan perlu
disiapkan kebijakan yang menjadi dasar bagi pembentukkan program
pendidikan tinggi D III kesehatan ini.
d) Strategi keempat
Menyusun Kurikulum program pendidikan D III kesehatan sesuai
kurikulum yang disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan Kementerian Kesehatan dengan tambahan muatan lokal
materi kesehatan matra laut. Kesehatan matra laut meliputi: Kesehatan
Penyelaman dan Hiperbarik, Kesehatan Kapal Atas Air, Kesehatan Kapal
bawah air, Kesehatan Penerbangan dan Kesehatan Lapangan.
e. Kebutuhan Anggaran
Kebutuhan anggaran dalam rangka biaya administrasi tenaga dosen (S2) dari
pihak swasta, pengurusan perizinan sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta
Rupiah) dapat didukung dari anggaran pengembangan Sekesal Surabaya, dan
biaya operasional pendidikan tiga program studi selama dua tahun sebesar Rp.
6.866.530.500,- ( Enam Milyar Delapan Ratuss Enam Puluh Enam Juta Lima
Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) berasal dari Anggaran Pendapan dan
Belanja Negara (APBN).
BAB IV
PENUTUP
12. Kesimpulan
a. Personel kesehatan TNI AL yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang dan
strata bintara = 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal
mendidik tenaga kesehatan yang dikatogorikan sebagai Asisten Tenaga Kesehatan
perlu di didik menjadi Tenaga Kesehatan (D III Kesehatan program studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL dan
diharapkan mampu ditugaskan secara mandiri sebagai tenaga kesehatan di satuan-
satuan operasional TNI Angkatan Laut.
b. Sekesal Pusdikkes Kodiklatal sebagai pengelola dan sebagai fasilitator
memiliki fasilitas yang memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan pendidikan D III
Kesehatan program studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun)
Politeknik TNI AL.
c. Kebutuhan anggaran dalam rangka biaya administrasi tenaga dosen (S2) dari
pihak swasta, dan pengurusan perizinan sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta
Rupiah) dapat didukung dari anggaran pengembangan Sekesal Surabaya.
d. Kebutuhan Biaya operasional pendidikan tiga program studi selama dua
tahun(Satu angkatan) sebesar Rp. 6.866.530.500,- ( Enam Milyar Delapan Ratuss
Enam Puluh Enam Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah)
berasal dari Anggaran Pendapan dan Belanja Negara (APBN).
13. Saran
a. Mohon dapatnya pembukaan Pendidikan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL di
lingkungan Kodiklatal dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
TNI AL yang memenuhi azas legalitas dan kompetensi.
b. Mohon dapatnya penerbitan suatu aturan berupa Keputusan Kasal tentang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Dikiptek) bagi strata Tamtama
Kesehatan TNI Angkatan Laut dalam rangka mengikuti pendidikan D III Kesehatan.
14. Penutup
Demikian telaah staf tentang pembukaan Pendidikan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi, dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL disusun,
17
18
sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan TNI Angkatan Laut dalam menetapkan
kebijakan strategis selanjutnya.