Anda di halaman 1dari 19

KOMANDO PENDIDIKAN DUKUNGAN UMUM

PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

TELAAH STAF
PEMBUKAAN PENDIDIKAN D III KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN,
FARMASI, DAN KESEHATAN GIGI (2 TAHUN) POLITEKNIK TNI AL

Surabaya, Mei 2021


KOMANDO PENDIDIKAN DUKUNGAN UMUM
PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Undang-undang Dasar Tahun 1945 sebagai mana kita ketahui mengamanahkan
dengan tegas agar negara dengan sungguh sungguh memenuhi warga negaranya akan
kesehatan, sebagaimana tercantum pada Pasal 28H ayat (1), Pasal 34 ayat (3). Upaya
kesehatan yang terbaik adalah membuat masyarakat tetap sehat, yang semula sakit
menjadi sehat dan yang sudah sehat menjadi tetap bugar. Oleh karena itu pelayanan
kesehatan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien harus menjadi misi
utama tidak terkecuali dalam pelaksanaan dukungan kesehatan pada unsur-unsur
operasional TNI AL. Sejalan dengan upaya tersebut maka sistem pendidikan kesehatan
yang berkualitas sebagai bagian dari pendidikan tinggi perlu diperkuat untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan
paripurna.
Sebagai bentuk upaya serius pemerintah dalam rangka mencapai misi pemenuhan
kebutuhan masyarakat akan kesehatan melalui penyiapan tenaga kesehatan yang lebih
memilki kompetensi maka di sahkan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 yang
mengatur tentang Tenaga Kesehatan. Pemberlakuan Undang-undang Nomor. 36 Tahun
2014 ini sekaligus mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga
kesehatan sebagaimana disebutkan pada Pasal 92 Undang-undang Nomor. 36 Tahun
2014. Pada Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 pada Pasal 8 disebutkan bahwa
tenaga kesahatan terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan, terkait
dengan Pasal 1 butir 1 disebutkan bahwa yang memiliki kewenangan melakukan upaya
kesehatan hanya tenaga kesehatan.Selanjutnya pada Pasal 9 ayat (1) bahwa tenaga
kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum diploma tiga, kecuali tenaga medis. Pada
Pasal 10 ayai (1) disebutkan asisten tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum
pendidikan menengah di bidang kesehatan. Dengan demikian maka lulusan sekolah
menengah farmasi, sekolah menengah gigi dan sekolah perawat kesehatan serta
kelulusan pendidikan pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), pendidikan pertama
Tamtama Kesehatan (Dikmatakes) di lingkungan Pusat Pendidikan Kesehatan
(Pusdikkes) tidak lagi masuk dalam kategori tenaga kesehatan seperti di atur pada
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 dan selanjutnya disebut sebagai asisten

1
2
tenaga kesehatan. Asisten tenaga kesehatan ini tidak lagi memiliki kewenangan
melakukan upaya kesehatan dan pada Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 pasal 10
ayat (2) disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan hanya dapat bekerja di bawah
supervisi tenaga kesehatan.

2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud penulisan telaah staf ini adalah untuk memberikan gambaran upaya
Pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan
Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL sebagai upaya memberikan pemecahan
masalah akibat dari diberlakukannya Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan.
b. Tujuan
Tujuan penulisan telaah staf ini adalah sebagai bahan masukan bagi
pemimpin untuk menentukan kebijakan dalam mewujudkan ditingkatkannya
kompetensi tenaga kesehatan di lingkungan TNI AL melalui Pembentukkan D III
Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun)
Politeknik TNI AL di Pusdikkes Kodiklatal yang berkualitas dan dapat dijadikan
bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.


Ruang lingkup penulisan telaah staf ini dibatasi pada permasalahan upaya
Pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi
(2 Tahun) Politeknik TNI AL yang berkualitas. Adapun tata urut penulisan disusun
sebagai berikut:

a. Bab I : Pendahuluan
b. Bab II : Permasalahan Yang Di hadapi
c. Bab III : Pembahasan
d. Bab IV : Penutup

4. Dasar
a. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
b. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
d. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
3
e. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tanggal 12 Desember
2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
h. Permendikbud Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pendirian, Perubahan Dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri Serta Pendirian, Perubahan Dan Pencabutan
Izin Perguruan Tinggi Swasta.
i. Nota Kesepahaman Antara Tentara Nasional Indonesia Dengan
Kemenristekdikti Nomor : Kerma/4/Ii/2016 Tanggal 21 Maret 2016 Tentang
Penelitian Dan Pengembangan Alat Utama Sistem Persenjataan Dan Non Alat
Utama Sistem Persenjataan.
j. PKS antara Kemenristekdikti dengan Markas Besar AL. Nomor :03/M/Pk
/Ii/2015, Nomor : PKS/10/II/2015 Tanggal 9 Februari 2015 tentang Penyelenggaraan
Politeknik Angkatan Laut.
k. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/2595/XII/2016 tanggal 27
Desember 2016 tentang Kualifikasi Dan Gelar Faskes TNI AL.
l. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/451/II/2018 tanggal 22
Februari 2018 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pendidikan Personel TNI
Angkatan Laut
m. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : 2974/XI/2018 Tanggal 9
Nopember 2018 tentang Petunjuk Referensi Seleksi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Dan Teknologi Personel TNI Angkatan Laut.
n. Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/118/I/2019 Tanggal 17
Januari 2019 Tentang Politeknik Angkatan Laut.
BAB II
PERMASALAHAN YANG DI HADAPI

5. Umum
Lulusan Pedidikan Pembentukan Bintara Kesehatan (Diktukbakes), Pedidikan
Pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), Pendidikan Pertama Tamtama kesehatan
(Dikmatakes) dan Pendidikan Kesehatan Tamtama (Dikkesta) Pusdikkes Kodiklatal tidak
lagi di kategorikan sebagai tenaga kesehatan, selanjutnya dikategorikan sebagai asisten
tenaga kesehatan, dan sampai saat ini Kementerian Kesehatan tidak memberikan
rekomendasi untuk memberikan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai syarat dalam
mendapatkan Surat Ijin Praktek (SIP) seperti yang diamanahkan oleh Undang-undang
Nomor. 36 Tahun 2014 bahwa tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan harus memiliki SIP, serta besarnya jumlah personel kesehatan TNI AL aktif
yang memiliki jenjang pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah
farmasi dan asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang, strata
bintara = 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik
tenaga kesehatan yang tersebar di 99 Balai Pengobatan (BP), 35 Balai Kesehatan
(BK)/PPK1, Rumkital di seluruh Indonesia dan di Batalion Kesehatan Marinir serta
memerlukan upaya sebagai solusi untuk merubah statusnya dari asisten tenaga
kesehatan menjadi tenaga kesehatan

6. Permasalahan
Diberlakukannya Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 ini bagi lulusan Sesuskes
dan Sekesal menimbulkan beberapa implikasi yaitu :
a. Payung Hukum
Pembentukkan program pendidikan pada strata diploma III kesehatan
memerlukan legal formal sebagai dasar pendirian. Pemerintah telah mengatur
persyaratan pendirian perguruan tinggi melalui UU no. 12 Tahun 2012 tentang
Perguruan Tinggi. Pada pasal 60 ayat 2 disebutkan “Perguruan Tinggi Swasta
didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan
hukum yang berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri”. Pasal 3 : “Badan
penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk yayasan,
perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”. Pasal 4 : “Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi
standar minimum akreditasi”.

4
5
b. Konsekuensi Hukum
Konsekuensi bagi lulusan Pedidikan Pembentukan Bintara Kesehatan
(Diktukbakes), Pedidikan Pertama Bintara Kesehatan (Dikmabakes), Pendidikan
Pertama Tamtama kesehatan (Dikmatakes) dan Pendidikan Kesehatan Tamtama
(Dikkesta) Pusdikkes Kodiklatal yang berada pada strata sekolah menengah
kesehatan sudah tidak lagi di kategorikan sebagai tenaga kesehatan, selanjutnya
dikategorikan sebagai asisten tenaga kesehatan. Dalam Undang-undang Nomor. 36
Tahun 2014 disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan tidak mempunyai
kewenangan lagi melakukan upaya/tindakan kesehatan, tindakan yang dilakukan
oleh asisten tenaga kesehatan harus di bawah supervisi tenaga kesehatan.
Kementerian kesehatan sudah tidak merekomendasikan lulusan sekolah menengah
kesehatan untuk mendapatkan STR ( Surat Tanda Registrasi ) sehingga lulusan
sekolah menengah kesehatan tidak memiliki payung hukum profesi untuk melakukan
tindakan medis sebagai tenaga kesehatan.
c. Perubahan Komposisi Personel Kesehatan TNI AL
Pemberlakuan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 ini berpengaruh pula
kepada komposisi personel kesehatan TNI AL. aktif yang memiliki jenjang
pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah farmasi dan
asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang, strata bintara =
375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik tenaga
kesehatan yang sebelumnya berstatus tenaga kesehatan berubah menjadi asisten
tenaga kesehatan. Tentunya perubahan status ini juga membawa konsekuensi
kepada perubahan kewenangan sesuai kompetensinya.
d. Inefisiensi Anggaran
besarnya jumlah personel kesehatan TNI AL aktif yang memiliki jenjang
pendidikan menengah kesehatan (perawat kesehatan, menengah farmasi dan
asisten perawat gigi) yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang dan strata bintara
= 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal mendidik
tenaga kesehatan yang tersebar di 99 Balai Pengobatan (BP), 35 Balai Kesehatan
(BK)/PPK1, Rumkital di seluruh Indonesia dan di Batalion Kesehatan Marinir.
Penyediaan tenaga kesehatan lulusan D III dengan cara mendidik personel
kesehatan TNI AL melalui jenjang D III kesehatan di luar lembaga pendidikan TNI AL
sendiri menimbulkan inefisiensi anggaran pendidikan.
e. Pembentukan Struktur Organisasi D III Kesehatan Politeknik TNI AL.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No : Kep/118/I/ 2019
tanggal 17 Januari 2019 tentang Politeknik Angkatan Laut Sebagai Penyelenggara
6
Pendidikan Vokasi Di Lingkungan TNI Angkatan Laut ( Politeknik Angkatan Laut
dengan Nomor Induk Perguruan Tinggi (NIPT) 474003 sebagai penyelenggara
pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL), dengan pembentukkan D III Kesehatan
Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI
AL sudah tentu menuntut dibentuknya organisasi baru di bawah jajaran Kodiklatal.
f. Pemenuhan Tenaga Pengajar
Undang Undang Republik Indonesia Nomor : 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pada pendidirian perguruan tinggi memiliki
syarat setiap program studi wajib memiliki minimal 6 (enam) tenaga pengajar
berstrata S2 yang tidak memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Pada
pembentukan program D III kesehatan (2 Tahun) Politeknik TNI AL yang memiliki 3
program studi ini membutuhkan minimal 18 (delapan belas ) tenaga pengajar
dengan rincian sebagai berikut :
1) Program Studi Keperawatan sebanyak 6 tenaga pengajar (S2 Ners).
2) Program Studi Farmasi sebanyak 6 tenaga pengajar (S2 Farmasi).
3) Program Studi Kesehatan Gigi sebanyak 6 tenaga pengajar (S2
Kedokteran Gigi).
g. Kebutuhan Anggaran
Estimasi rencanan kebutuhan anggaran dalam rangka pembentukkan D III
Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun)
Politeknik TNI AL sebesar 6.941.530.500,- ( Enam milyar Sembilan Ratus Empat
Puluh Satu Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah ) dengan rincian
sebagai berikut :
N
URAIAN JUMLAH KET
O
1 Biaya Administrasi, dan Perizinan Rp. 100.000.000,-
2 Biaya Operasional Penyelenggaraan Pendidikan
a. Sekesal Surabaya
1) Prodi Keperawatan
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 226.563.300,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 666.833.400,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,- Rp. 303.993.000,-
2) Prodi Farmasi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.975.260,- Rp. 237.031.200,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.250.845,- Rp. 540.202.800,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.389.525,- Rp. 286.743.000,-
7
b. Sekesal Jakarta
1) Prodi Keperawatan Rp. 226.563.300,-
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 666.833.400,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 303.993.000,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,-
2) Prodi Kesehatan Gigi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.810.025,- Rp. 217.203.000,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.329.400,- Rp. 559.056.000,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.741.110,- Rp. 328.933.200,-
c. Sekesal Makassar
1) Prodi Keperawatan
a) Semester I : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.258.685,- Rp. 226.563.300,-
b) Semester II & III : 30 mhs X 12 bln X Rp. 1.852.315,- Rp. 666.833.400,-
c) Semester IV : 30 mhs X 6 bln X Rp. 1.688.850,- Rp. 303.993.000,-
2) Prodi Kesehatan Gigi
a) Semester I : 20 mhs X 6 bln X Rp. 1.810.025,- Rp. 217.203.000,-
b) Semester II & III : 20 mhs X 12 bln X Rp. 2.329.400,- Rp. 559.056.000,-
c) Semester IV : 20 mhs X 6 bln X Rp. 2.741.110,- Rp. 328.933.200,-
Jumlah
Rp. 6.966.530.500,-
…………………………………………………………………

Rencana anggaran tersebut digunakan untuk biaya administrasi tenaga dosen (S2)
dari pihak swasta, pengurusan perizinan dan biaya operasional pendidikan tiga program
studi selama dua tahun.
BAB III
PEMBAHASAN

7. Umum
Pembentukkan program pendidikan pada strata diploma III kesehatan merupakan
upaya untuk melaksanakan misi Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan yang merupakan upaya serius pemerintah dalam rangka mencapai misi
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kesehatan melalui penyiapan tenaga kesehatan
yang lebih memilki kompetensi.
Sejalan dengan upaya tersebut maka sistem pendidikan kesehatan di Kodiklatal
sebagai lembaga pendidikan TNI AL yang merupakan bagian dari sistem pendidikan
Nasional harus ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat menghasilkan tenaga kesehatan
yang berkompeten untuk memberikan pelayanan dan dukungan kesehatan lebih
paripurna. Untuk menyikapi hal tersebut Kepala Staf Angkatan Laut menerbitkan Surat
Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No : Kep/118/I/2019 tentang tanggal 17 Januari
2019 tentang Politeknik Angkatan Laut Sebagai Penyelenggara Pendidikan Vokasi Di
Lingkungan TNI Angkatan Laut (Politeknik Angkatan Laut dengan Nomor Induk Perguruan
Tinggi/NIPT : 474003, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL).

8. Kondisi Program Pendidikan Kesehatan di Sekesal Saat Ini


Sekolah Kesehatan Angkatan Laut salah satu sekolah di bawah Pusat Pendidikan
Kesehatan (Pusdikkes) Kodiklatal yang keberadaannya dari sudut pandang legal formal
didukung kelengkapan perangkat hukum yang syah. Tugas pokok yang diemban adalah
menyelenggarakan pendidikan pengembangan strata tamtama (Dikkesta) kesehatan
khususnya kejuruan Perawat Kesehatan, kejuruan Dental Asisten dan kejuruan Farmasi
serta mempunyai tanggung jawab untuk turut serta mencetak prajurit TNI AL yang
mempunyai kompetensi sesuai Standar Nasional tentang tenaga kesehatan sebagaimana
di amanatkan dalam Undang-undang.
Sekolah Kesehatan Angkatan Laut (Sekesal) yang terdiri dari Sekesal Jakarta,
Sekesal Surabaya dan Sekesal Jakarta telah mendapatkan pengakuan oleh negara
berupa sertifikat akreditasi dengan kualifikasi “A“ dari BAN SM yang mengisyaratkan
bahwa penyelenggaraan pendidikan di Sekesal telah memenuhi peryaratan
penyelenggaraan pendidikan Nasional.
Pada 17 Oktober 2014 diberlakukan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan yang memberikan konsekuensi bagi lulusan sekolah
menengah kesehatan Sekesal sudah tidak lagi di kategorikan sebagai tenaga kesehatan,

8
9
selanjutnya dikategorikan sebagai asisten tenaga kesehatan. Dalam Undang-undang
Nomor. 36 Tahun 2014 disebutkan bahwa asisten tenaga kesehatan tidak mempunyai
kewenangan lagi melakukan upaya/tindakan kesehatan, tindakan yang dilakukan oleh
asisten tenaga kesehatan harus di bawah supervisi tenaga kesehatan. Sampai saat ini
Kementerian Kesehatan tidak memberikan rekomendasi untuk memberikan Surat Tanda
Registrasi (STR) kepada lulusan strata sekolah menengah kesehatan
Pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) posisi asisten tenaga
kesehatan berada di level 1 dan 2 yaitu sebagai operator.

Tabel : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)


Sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012.

9. Kondisi Program Pendidikan Kesehatan di Sekesal Yang Diharapkan


Sekolah Kesehatan Angkatan Laut (Sekesal) salah satu sekolah dibawah Pusat
Pendidikan Kesehatan (Pusdikkes) Kodiklatal yang memiliki tugas pokok menyeleng
garakan pendidikan pengembangan strata tamtama (Dikkesta) kesehatan khususnya
kejuruan Perawat Kesehatan, kejuruan Dental Asisten dan kejuruan Farmasi.
Sekesal mempunyai tanggung jawab untuk turut serta mencetak prajurit TNI AL yang
mempunyai kompetensi sesuai Standar Nasional tentang Tenaga kesehatan
sebagaimana di amanatkan dalam Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014, oleh sebab
itu maka amanat Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
harus segera di antisipasi pelaksanaanya oleh seluruh lembaga pendidikan di bidang
kesehatan tidak terkecuali Sekesal.
10
Misi pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kompetensi
tenaga kesehatan yang muaranya pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat tidak terkecuali peningkatan kualitas dukungan kesehatan bagi seluruh
satuan operasional di jajaran TNI AL.
Guna menjawab perubahan kebijakan tersebut upaya-upaya harus dilakukan oleh
Lembaga Pendidikan Kesehatan TNI AL harus bertujuan untuk mengembalikan lega
litas/payung hukum profesi guna meningkatan strata pendidikan tenaga kesehatan
menjadi minimal D III Kesehatan melalui pembukaan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL dengan Nomor
Induk Perguruan Tinggi/NIPT : 474003, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di
lingkungan TNI AL.
Dengan pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan
Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL dengan Nomor Induk Perguruan
Tinggi/NIPT : 474003, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL, ini
maka akan mengembalikan legalitas hukum profesi sebagai tenaga kesehatan. Pada
Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 Pasal 8 disebutkan bahwa tenaga kesahatan
terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Asisten Tenaga Kesehatan, terkait dengan Pasal 1
butir 1 disebutkan bahwa yang memiliki kewenangan melakukan upaya kesehatan hanya
tenaga kesehatan, selanjutnya Pasal 9 ayat (1) bahwa tenaga kesehatan harus memiliki
kualifikasi minimum diploma tiga, kecuali tenaga medis.
Pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan
Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL dengan Nomor Induk Perguruan
Tinggi/NIPT : 474003, sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL,
memberikan konsekuensi terjadinya pemekaran organisasi Sekesal dan sudah tentu
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi sebagai
pengawak organisasinya. Dari pengawak organisasi yang memiliki kompetensi di bidang
pendidikan tinggi kesehatan dapat di cetak personel korps kesehatan yang juga memiliki
kompetensi sebagai tenaga kesehatan yang lebih mumpuni. Langkah ini juga harus
didukung adanya perubahan kebijakan internal di TNI AL yang mengatur pelaksanaan
pendidikan di Lembaga Pendidikan di TNI-AL berkaitan perubahan paradigma pelayanan
kesehatan dan misi pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan
kompetensi tenaga kesehatan yang muaranya pada peningkatan mutu pelayanan
kesehatan bagi masyarakat tidak terkecuali peningkatan kualitas dukungan kesehatan
bagi seluruh satuan operasional di jajaran TNI AL.
11
10. Pemecahan Masalah
Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu serta dilandasi oleh dasar pemikiran
maupun mempertimbangan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam rangka mewujudkan
pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi
(2 Tahun) Politeknik TNI AL dengan Nomor Induk Perguruan Tinggi/NIPT : 474003,
sebagai penyelenggara pendidikan vokasi di lingkungan TNI AL, maka untuk memperoleh
kondisi sesuai yang diharapkan, maka perlu adanya suatu kebijakan, strategi dan upaya
untuk mewujudkan pelaksanaannya.
a. Solusi Payung Hukum
Persyaratan tentang bentuk badan penyelenggara yang diijinkan mendirikan
perguruan tinggi dalam Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 2012 tentang perguruan
tinggi dapat berbentuk: Yayasan, Persekutuan dan Bentuk lain sesuai perundang-
undangan. Terkait dengan pembentukan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL landasan
sebagai dasar payung hukum adalah : (Terlampir)
1) Perjanjian Kerja Sama antara Kemenristekdikti dengan Markas Besar AL.
Nomor :03/M/PK /II/2015, Nomor : PKS/10/II/2015 Tanggal 9 Februari 2015
tentang Penyelenggaraan Politeknik Angkatan Laut.
2) Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor : Kep/118/I/2019 Tanggal
17 Januari 2019 Tentang Politeknik Angkatan Laut dengan Nomor Induk
Perguruan Tinggi/NIPT : 474003.
b. Pembentukan Struktur Organisasi D III Kesehatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor :
Kep/118/I/2019 Tanggal 17 Januari 2019 Tentang Politeknik Angkatan Laut dengan
Nomor Induk Perguruan Tinggi/NIPT : 474003 sebagai Penyelengggara Pendidikan
Vokasi Di Lingkungan TNI Angkatan Laut maka perlu dilakukan upaya yang
merupakan bagian dari kegiatan tersebut menuntut dibentuknya organisasi baru di
bawah jajaran Kodiklatal melalui koordinasi antara Kodiklatal, Disminpersal, Diskesal
dan Spersal guna pemenuhan kebutuhan pengawak organisasi dan bentuk struktur
organisasinya.
Sebagai usulan struktur organisasi D III Kesehatan disusun sebagai berikut:
12

DIREKTUR
POLITEKNIK AL

PUDIR D III KES. I


BID. AKADEMIK
KAPRODI
FARMASI
PABINGSIS
WADIR I WADIR II WADIR III

BID. ADIMINISTRASI
PUDIR D III KES. II
PAOPSJAR

DIREKTUR D III KESEHATAN


KEPERAWATAN
KAPRODI
PADUKDIK

(Usulan Struktur organisasi D III Kesehatan yang lain : Terlampir)


BID. KEMAHASISWAAN
PUDIR D III KES. III
KAPRODI
PAUR TU

KESGI

Usulan daftar susunan personel D III Kesehatan sebagai berikut :

NO JABATAN PEJABAT KET.


1 2 3 4
1 Direktur Politeknik Angkatan Laut Komandan Kodiklatal
2 Wadir I Dirdik Kodiklatal
3 Wadir II Dirjianbang Kodiklatal
4 Wadir III Dirum Kodiklatal
5 Direktur D III Kesehatan Komandan Pusdikkes
6 Pudir D III Kesehatan I (Akademik) Kabagopsjiandik P.Kes.
7 Pudir D III Kesehatan II (Administrasi) Kabagminlog P.Kes.
8 Pudir D III Kesehatan III (Kemahasiswaan) Kama Pusdikkes
9 Kaprodi Keperawatan Komandan Sekesal Jkt
10 Kaprodi Farmasi Komandan Sekesal Sby
11 Kaprodi Kesehatan Gigi Komandan Sekesal Mks
12 Paopsjar Paopsjar Sekolah
13
13 Pabingsis Pabingsis Sekolah
1 2 3 4
14 Padukdik Padukdik Sekolah ……..
15 Paur TU Paur TU Sekolah ……..

c. Pemenuhan Tenaga Pendidik


Upaya rekruitmen tenaga pengajar dapat ditempuh melalui jalur kedinasan
sesuai kriteria dan jumlah yang telah diuraikan. Koordinasi antara Kodiklatal,
Diskesal, Disminpersal, Spersal, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dalam upaya
menyiapkan personel sebagai pengawak organisasi sesuai kualifikasi yang
dibutuhkan. Upaya lain yang dapat dilakukan adalaha membuat PKS dengan faskes-
faskes TNI AL lain yang memiliki tenaga pendidik. Hasil koordinasi awal dengan
satker kesehatan lain terkait kebutuhan tenaga pengajar sebagai syarat mutlak
pendirian perguruan tinggi berdasarkan UU no. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan
Tinggi. jumlah minimal 6 (enam) orang tenaga pengajar untuk 1 (satu) prodi dengan
kriteria tenaga pengajar (S2) maka untuk 3 (tiga) prodi dibutuhkan sebanyak 18
tenaga pengajar dapat terpenuhi sebagai brikut :

NO NAMA/PANGKAT/KORPS/NRP/NIP DIK. UMUM KET.


1 2 3 4
Drs. Amir Agus Said, Apt., M.Kes
1 S2 Farmasi
Kolonel Laut (K) NRP
Setiawan Eko Rudianto, S.Si., M.Farm., Apt.
2 S2 Farmasi
Letkol Laut (K) NRP 14103/P
Kurnia Yulianti, S.Farm., M.Clin., Apt.
3 S2 Farmasi
Mayor Laut (K/W) NRP
4 Drs. Effendi Rachmat Apt., Sp.FRS (Purn) S2 Farmasi
5 Drs.S.Joko Semedi, Apt., Sp.FRS (Purn) S2 Farmasi
April Nuraini, S.Farm.,Apt.,M.Farm.
6 S2 Farmasi
Swasta
DR.Arif Rachman, drg.,MM.,MH.,MTr.Hanla.,Sp.Pros
7 S3 Kesgi
Letkol Laut (K) NRP
drg.Budi Santoso, Sp. BM.
8 S2 Kesgi
Kolonel Laut (K) NRP
Drg. Agung Wibowo, Sp.K.G., M. Tr. HanLa.
9 S2 Kesgi
Letkol Laut (K) NRP 15134/P

14
1 2 3 4
drg. Syaiful Anam, Sp. Perio
10 S2 Kesgi
Letkol Laut (K) NRP
drg. Cane Lukisari, Sp.PM
11 S2 Kesgi
Mayor Laut (K/W) NRP
drg. Adiah Ismulyanti, M.Kes
12 S2 Kesgi
Mayor Laut (K/W) NRP
Ida Dwiningsih, S.Kep., Ns., M.Kep.
13 S2 Keperawatan
Letkol Laut (K/W) NRP
Yeyen, D.F.S, S.Kep., Ns., M.Kes, Ph.D.
14 S2 Keperawatan
Swasta
M. Ainur Rofiq, S.Kep., Ns., M.Kes.
15 S2 Keperawatan
Swasta
Heri Nur Cahyanto, S.Kep., Ns.,M.T.
16 S2 Keperawatan
Swasta
Amila Widati, S.Kep., Ns., M.Ked.Trop.
17 S2 Keperawatan
Swasta
Wahyuni Tri Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep.
18 S2 Keperawatan
Swasta

d. Penyusunan Kurikulum Pendidikan.


Pembentukkan D III Kesehatan Program Studi Keperawatan, Farmasi dan
Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL sebagai upaya menjawab isi Undang-
undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 9 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud Pasal 8 huruf a
harus memiliki kualifikasi minimum Diploma III, kecuali tenaga medis, sudah harus
didukung oleh perubahan kurikulum pendidikan. Hal ini berkaitan dengan perbedaan
tingkat kompetensi antara strata DIII memiliki tingkat kompetensi yang lebih tinggi di
banding strata pendidikan menengah. Dengan demikian menjadi perlu disusun
perangkat kurikulum D III Kesehatan (2 Tahun) Politeknik TNI AL yaitu :
1) Program Studi DIII Keperawatan
2) Program Studi DIII Farmasi
3) Program Studi DIII Kesehatan Gigi

Dalam rangka menyelesaikan permasalahan–permasalahan di atas , maka


perlu adanya upaya-upaya untuk mewujudkan pembentukan D III Kesehatan
Program Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI
15

AL dalam rangka menjawab tuntutan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan langkah-langkah
strategis yang dirumuskan dalam suatu kebijakan sebagai berikut :

“PEMBENTUKKAN D III KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN, FARMASI


DAN KESEHATAN GIGI (2 TAHUN) POLITEKNIK TNI AL
GUNA MENCETAK PERSONEL KESEHATAN TNI AL YANG MEMILIKI KOMPETENSI
DALAM RANGKA MELAKSANAKAN AMANAT UU NO. 36 TH. 2014
TENTANG TENAGA KESEHATAN”.
Strategi
1) Tujuan
Strategi pada hakekatnya merupakan sebuah rencana kegiatan yang
dirancang untuk mencapai sasaran akhir yaitu terwujudnya program pendidikan
D III kesehatan. Secara umum strategi ini dapat diartikan sebagai cara (ways)
dengan sarana yang tersedia (means) untuk mencapai sesuatu tujuan (ends),
sehingga diharapkan dapat sebagai jalan untuk mengatasi suatu permasalahan
dan kendala yang dihadapi.
2) Sasaran
Mengacu pada amanat Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan dalam misi tercapainya peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan yang muaranya pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi
masyarakat tidak terkecuali peningkatan kualitas dukungan kesehatan bagi
seluruh satuan operasional di jajaran TNI AL maka seluruh lembaga
pendidikan di bidang kesehatan tidak terkecuali Sekesal. Upaya ini perlu di
laksanakan guna menjawab tuntutan Undang-undang No. 36 Tahun 2014.
Strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Strategi pertama
Peningkatan sumber daya manusia baik jumlah dan kualitas di
bidang pendidikan kesehatan sebagai pengawak struktur organisasi
Sekesal sebagai konsekuensi terjadinya pemekaran organisasi.
Selanjutnya diharapkan Sekesal mampu mencetak prajurit kesehatan TNI
AL yang mempunyai kompetensi sesuai Standar Nasional tentang Tenaga
kesehatan sebagaimana di amanatkan dalam Undang-undang Nomor. 36
Tahun 2014.

16
b) Strategi kedua
Diperlukan penambahan secara bertahap fasilitas sarana dan
prasarana apabila dilaksanakan pembentukan D III Kesehatan Program
Studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI
AL seperti tercantum di atas, hal ini berkaitan penambahan kompetensi
pada tenaga kesehatan berstrata D III di banding berstrata menengah
kesehatan.
c) Strategi ketiga
Membuat kebijakan pemimpin TNI. AL yang mengatur pelaksanaan
program pendidikan D III Kesehatan di lingkungan Kodiklatal untuk
melaksanakan apa yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor. 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Oleh sebab itu untuk menja
wab perubahan paradigma pelayanan bidang kesehatan yang tentunya
berpengaruh langsung terhadap pola dan strata pendidikan perlu
disiapkan kebijakan yang menjadi dasar bagi pembentukkan program
pendidikan tinggi D III kesehatan ini.
d) Strategi keempat
Menyusun Kurikulum program pendidikan D III kesehatan sesuai
kurikulum yang disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan Kementerian Kesehatan dengan tambahan muatan lokal
materi kesehatan matra laut. Kesehatan matra laut meliputi: Kesehatan
Penyelaman dan Hiperbarik, Kesehatan Kapal Atas Air, Kesehatan Kapal
bawah air, Kesehatan Penerbangan dan Kesehatan Lapangan.

e. Kebutuhan Anggaran
Kebutuhan anggaran dalam rangka biaya administrasi tenaga dosen (S2) dari
pihak swasta, pengurusan perizinan sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta
Rupiah) dapat didukung dari anggaran pengembangan Sekesal Surabaya, dan
biaya operasional pendidikan tiga program studi selama dua tahun sebesar Rp.
6.866.530.500,- ( Enam Milyar Delapan Ratuss Enam Puluh Enam Juta Lima
Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) berasal dari Anggaran Pendapan dan
Belanja Negara (APBN).
BAB IV
PENUTUP

12. Kesimpulan
a. Personel kesehatan TNI AL yang jumlahnya strata tamtama = 820 orang dan
strata bintara = 375 orang dan akan terus bertambah selama Pusdikkes Kodiklatal
mendidik tenaga kesehatan yang dikatogorikan sebagai Asisten Tenaga Kesehatan
perlu di didik menjadi Tenaga Kesehatan (D III Kesehatan program studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL dan
diharapkan mampu ditugaskan secara mandiri sebagai tenaga kesehatan di satuan-
satuan operasional TNI Angkatan Laut.
b. Sekesal Pusdikkes Kodiklatal sebagai pengelola dan sebagai fasilitator
memiliki fasilitas yang memenuhi syarat untuk dapat melaksanakan pendidikan D III
Kesehatan program studi Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun)
Politeknik TNI AL.
c. Kebutuhan anggaran dalam rangka biaya administrasi tenaga dosen (S2) dari
pihak swasta, dan pengurusan perizinan sebesar Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta
Rupiah) dapat didukung dari anggaran pengembangan Sekesal Surabaya.
d. Kebutuhan Biaya operasional pendidikan tiga program studi selama dua
tahun(Satu angkatan) sebesar Rp. 6.866.530.500,- ( Enam Milyar Delapan Ratuss
Enam Puluh Enam Juta Lima Ratus Tiga Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah)
berasal dari Anggaran Pendapan dan Belanja Negara (APBN).

13. Saran
a. Mohon dapatnya pembukaan Pendidikan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL di
lingkungan Kodiklatal dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
TNI AL yang memenuhi azas legalitas dan kompetensi.
b. Mohon dapatnya penerbitan suatu aturan berupa Keputusan Kasal tentang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Dikiptek) bagi strata Tamtama
Kesehatan TNI Angkatan Laut dalam rangka mengikuti pendidikan D III Kesehatan.

14. Penutup
Demikian telaah staf tentang pembukaan Pendidikan D III Kesehatan Program Studi
Keperawatan, Farmasi, dan Kesehatan Gigi (2 Tahun) Politeknik TNI AL disusun,

17
18

sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan TNI Angkatan Laut dalam menetapkan
kebijakan strategis selanjutnya.

Surabaya, Mei 2021


Komandan Pusdikkes,

drg. Ketut Triwanto, Sp. Ort.


Kolonel Laut (K) NRP 12986/P

Anda mungkin juga menyukai