Anda di halaman 1dari 9

REGULASI KEPERAWATAN STR

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Istiariningsih (202303101050)
2. Muhammad Sahrul Munir (202303101054)
3. Nailal Istiqomah (202303101057)

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS LUMAJANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Regulasi Keperawatan
STR. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah


Keperawatan Profesional Ibu Rizeki Dwi Fibriansari S.Kep., Ners., M.Kep., yang telah
membantu mengarahkan kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Lumajang, 17 September 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Regulasi keperawatan meliputi regristrasi & praktik keperawatan yaitu
kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan
tugas profesinya dan terkait dengan kewajiban dan hak.
Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan yang harus
ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang berkeinginan untuk memberikan
pelayanan keperawatan.
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mendapatkan STR setiap perawat wajib mengikuti
ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI). Perawat yang tidak memiliki STR mengakibatkan meningkatnya
pengangguran. Pengangguran adalah sebuah kelompok angkatan kerja yang belum
melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Hal ini dapat disebabkan
karena keahlian, pekerjaan, industri, atau lokasi geografis dari tenaga kerja tersebut
tidak memenuhi kriteria, sehingga mengubah struktur ekonomi. Banyak keluhan
yang didapat bahkan Uji Kompetensi dianggap membebani lulusan Perawat
tertinggal dan disinyalir sebagai "biang keladi" Perawat tidak bisa mendapatkan
STR, dan bila tidak punya STR , pastinya tidak akan mendapatkan pekerjaan di
sektor kesehatan. Perawat yang tidak memiliki STR mengakibatkan meningkatnya
pengangguran dalam profesi keperawatan.

1.2 TUJUAN
BAB 2
KONSEP TEORI
2.1 DEFINISI
Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan yang harus
ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang berkeinginan untuk memberikan
pelayanan keperawatan.
STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga
kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Regulasi dalam keperawatan merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan
yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya terkait
kewajiban dan hak. Regulasi ini diatur oleh organisasi profesi dan disahkan oleh
depertemen terkait, yaitu Kementrian Kesehatan RI

2.2 UU yang Mengatur


1. UU. No. 23 tahun 1992 Pasal 32 ayat 4: "Pelaksanaan pengobatan dan atau
perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya
dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu."
Telah diganti dengan Pasal 63 UU no, 36 tahun 2009 tentang kesehatan
"Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu".
2. PP No, 32 tahun 1886 tentang tenaga kesehatan pasal 4 ayat 1: “Tenaga
kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan
yang bersangkutan memiliki ijin dari menteri.”
3. Menurut Permenkes nomor 148 tahun 2010 “setiap perawat yang bekerja di
sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) dan
apabila bekerja di luar sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki SIPP.”
Perawat di Sarana Harus memiliki
Kesehatan STR

Harus memiliki
Perawat di Sarana
SIPP
Kesehatan

4. UU No. 38 tahun 2014 pasal 18


1. Perawat yang menjalankan Keperawatan wajib memiliki
2. STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil
Keperawatan setelah memenuhi persyaratan.
3. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memiliki ijazah pendidikan tinggi Keperawatan
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profess dan
e. membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi.
f. STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setiap 5
(lima) tahun

2.3 Syarat Pengurusan STR


1. Foto copy ijazah (di legalisir institusi pendidikan )
2. Foto copy lafal sumpah (di legalisir institusi pendidikan )
3. Transkrip nilai akademik
4. Surat keterangan sehat
5. Foto hitam putih terbaru 3x4:2 lembar,4x6 ; 2 lembar
6. Foto copy sertifikat uji kompetisi
7. Materai Rp.10.000
BAB 3
KASUS
3.1 KASUS
Urgensi Nakes Saat Pandemi,Perawat Tanpa STR Diizinkan Bekerja

Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil
Keperawatan kepada Perawat yang telah diregistrasi. Untuk dapat bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan, STR wajib dimiliki oleh setiap perawat sebagaimana tercantum
dalam UU Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 18 (1) yang menyatakan
bahwa Perawat yang menjalankan praktik keperawatan wajib memiliki STR.

Namun untuk memperoleh STR ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Calon
perawat yang telah lulus pendidikan harus mengikuti Uji Kompetensi yang mana
dianggap hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Walaupun telah mengikuti uji
kompetensi dan dinyatakan lulus, masalah lain yang dihadapi yaitu lambatnya
pengeluaran STR dan sulitnya prosedur pengurusan STR.

Jika melihat di situs ktki.kemkes.go.id proses penerbitan STR online saat ini adalah 10


hari kerja, dimana belum termasuk lama pengiriman ke tempat tinggal pendaftar.
Beberapa teman lulusan perawat bahkan bercerita dirinya baru menerima STR hingga
dua bulan kemudian.
Salah satu target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024 yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta, dimana untuk mencapai hal tersebut tentunya perlu meningkatkan ketersediaan
sumber daya manusia kesehatan yang mumpuni.

Adanya permasalahan mengenai lambatnya proses pengurusan STR ini, maka tidak
menutup kemungkinan lulusan calon tenaga kesehatan seperti perawat pun menjadi
pengangguran sementara dikarenakan tidak dapat bekerja tanpa STR.

Akan tetapi sejak kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat pesat dan telah
mengakibatkan setidaknya 504 tenaga medis gugur karena terinfeksi virus corona,
akhirnya pada 11 Januari 2021 Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin
memberikan izin kepada sekitar 10.000 perawat yang belum memiliki STR agar dapat
bekerja di fasilitas kesehatan terutama di Rumah Sakit.

Keputusan tersebut pastinya melalui pertimbangan yang sangat matang dan akibat dari
kebutuhan tenaga medis yang sangat mendesak. Menkes RI menyampaikan bahwa
keputusan ini juga menimbang bahwa tenaga medis yang telah merawat pasien COVID-
19 selama ini pasti sudah sangat lelah dan jangan sampai adanya tenaga medis yang
gugur lagi akibat virus ini.

3.2 OPINI

Pendapat kami mengenai fenomena tersebut, harus selalu diingat oleh para perawat
tanpa STR yang telah diizinkan bekerja oleh Menkes, bahwasannya penting untuk tetap
mengurus STR karena merupakan syarat wajib untuk dapat bekerja sebagai tenaga
kesehatan sesuai dengan UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Jangan
sampai setelah pandemi ini selesai, para perawat tidak diizinkan untuk bekerja kembali
di Rumah Sakit tersebut karena tidak memiliki STR. STR dapat memberikan jaminan
bagi pengguna pelayanan kesehatan bahwa hanya perawat kompeten yang diakui secara
hukum saja yang memberikan pelayanan kesehatan. Lulusan perawat sangat disarankan
untuk segera mengikuti Uji Kompetensi dan mengurus STR sehingga dapat bekerja
sesuai dengan hukum yang berlaku.Dengan adanya keluhan lambatnya proses
pengurusan STR, maka pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kembali pelayanan
penerbitan STR sehingga dapat memberikan kemudahan bagi lulusan perawat.

Anda mungkin juga menyukai