Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

ALUR PEMBUATAN STR BIDAN


BAIK PERTAMA KALI BUAT DAN PERPANJANG STR

Oleh:

SUHADAH, SKM.

PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA


JABATAN FUNGSIONAL ADMINISTRASI KESEHATAN
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2022
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI

ALUR PEMBUATAN STR BIDAN


BAIK PERTAMA KALI BUAT DAN PERPANJANG STR

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 mengamanatkan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Hal ini sejalan dengan Pasal 34 ayat (3) yang
menyatakan bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah Sakit
atau Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan yang
memadai.
Penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit atau Puskesmas tidak bisa
dilepaskan dari peran tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya
masing-masing. Berbagai profesi kesehatan di Rumah Sakit atau Puskesmas
berinteraksi satu sama lain untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal.
Pelayanan Rumah Sakit atau Puskesmas yang didasari atas ilmu pengetahuan
dan kemajuan teknologi kedokteran senantiasa berkembang dan harus diikuti
oleh setiap tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu layanan
kesehatan.
Rumah Sakit atau Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan mutu layanan kesehatan. Dalam meningkatkan mutu
layanannya, Rumah Sakit atau Puskesmas harus mampu mengelola
kegiatannya terutama pada tanggungjawab para profesional di bidang
kesehatan. Pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat dilakukan oleh
tenaga kesehatan. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa : tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
A. Latar Belakang
Rumah Sakit atau Puskesmas membutuhkan tenaga kesehatan yang
memiliki izin untuk menjalankan fungsinya di bidang pelayanan kesehatan.
Hal ini berdasarkan pada Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit atau Puskesmas yang menyatakan
bahwa: “Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit atau
Puskesmas wajib memiliki izin sesuai ketentuan perundang-undangan”.
Surat Tanda Registrasi merupakan pengakuan secara yuridis bahwa
seseorang memiliki kewenangan atas suatu bidang, sehingga Surat Tanda
Registrasi memiliki fungsi sebagai pengakuan secara legal bagi tenaga
kesehatan dalam berpraktik. Namun pada faktanya, masih ditemukan ada
beberapa Rumah Sakit atau Puskesmas yang masih memperkerjakan
tenaga kesehatan tanpa memiliki Surat Tanda Registrasi. Sebagai contoh
dapat dilihat pada portal website yang menyediakan info lowongan
pekerjaan, ternyata kepemilikan Surat Tanda Registrasi untuk bekerja di
Rumah Sakit atau Puskesmas bukanlah suatu persyaratan mutlak.
Beberapa Rumah Sakit atau Puskesmas yang memasang iklan lowongan
pekerjaan hanya mencantumkan syarat untuk melamar pekerjaan sebagai
tenaga kesehatan adalah dengan melampirkan surat keterangan Surat
Tanda Registrasi dalam proses, atau hanya dengan melampirkan sertifikat
kompetensi.
Uji kompetensi bidan merupakan suatu proses untuk mengukur
pengetahuan, ketrampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan
standar profesi. Semua peserta didik yang telah lulus dari institusi
pendidikan di bidang kesehatan wajib mengikuti uji kompetensi. Dasar
pelaksanaan uji kompetensi termuat dalam peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Uji kompetensi dilaksanakan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia dan
institusi pendidikan kebidanan terakreditasi yang ditunjuk.
Lulusan institusi pendidikan kebidanan yang telah lulus uji kompetensi
selanjutnya akan memperoleh sertifikat kompetensi. Pasal 1 angka 7
Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
menyebutkan bahwa: “Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik
di seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi”.
Berdasarkan bunyi pasal tersebut, sertifikat kompetensi memang
merupakan pengakuan bahwa seorang tenaga kesehatan telah memiliki
kompetensi dalam bidangnya, tetapi bukan merupakan pengakuan secara
hukum untuk menjalankan praktik. Pengakuan praktik tenaga kesehatan
secara hukum satu-satunya adalah melalui Surat Tanda Registrasi
Surat Tanda Registrasi telah memuat nomor registrasi tenaga
kesehatan, registrasi adalah pencatatan resmi yang mempunyai pengakuan
secara hukum. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan menyatakan bahwa: Registrasi adalah
pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang telah memiliki Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu
lain serta mempunyai pengakuan secara hukum untuk menjalankan praktik.
Kewajiban kepemilikan Surat Tanda Registrasi bagi tenaga kesehatan
untuk bekerja dijelaskan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan yang
diperbarui pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan. Adapun secara detail diatur pada Pasal 2
ayat (1) Permenkes No. 46 Tahun 2013, yang berbunyi: “Setiap tenaga
kesehatan yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki STR”.
Kepemilikan Surat Tanda Registrasi bidan dapat diperoleh dengan
melakukan registrasi ke MTKI dengan melampirkan ijazah dan sertifikat
kompetensi.
Bidan sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan juga mutlak
harus memiliki Surat Tanda Registrasi dalam menjalankan praktik
profesionalnya. Undang-Undang telah mengatur secara jelas bahwa Rumah
Sakit atau Puskesmas hanya dapat memperkerjakan bidan yang memiliki
Surat Tanda Registrasi, namun kenyataan di lapangan terdapat beberapa
Rumah Sakit atau Puskesmas yang memperkerjakan bidan tanpa Surat
Tanda Registrasi.
Mempekerjakan seorang tenaga kesehatan tanpa Surat Tanda
Registrasi sama saja dikatakan bahwa Rumah Sakit telah melanggar
ketentuan dari Undang-Undang, dimana secara jelas telah dicantumkan
bahwa seorang tenaga kesehatan yang melakukan praktik wajib memiliki
Surat Tanda Registrasi sesuai dengan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang
No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sementara Pasal 27 huruf c
menentukan bahwa: “Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika terbukti melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundangan-undangan”.
Undang-Undang Rumah Sakit dan Undang-Undang Tenaga
Kesehatan telah menentukan bahwa tenaga kesehatan termasuk bidan
yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki Surat Tanda Registrasi. Pasal
27 huruf c Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan
Pasal 85 ayat (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan telah mengatur mengenai sanksi yang dapat diberikan
berkenaan dengan bidan yang bekerja tanpa Surat Tanda Registrasi. Tetapi
kenyataan di lapangan masih terdapat Rumah Sakit yang mempekerjakan
bidan tanpa Surat Tanda Registrasi. Terdapat asas fiksi hukum yang
menyatakan semua orang dianggap mengetahui adanya suatu Undang-
Undang (presumptio iures de iure), dalam hal ini Rumah Sakit seharusnya
mengetahui isi Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 dan Undang-Undang
No. 36 Tahun 2014.
Pasal 3 huruf d Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit menyatakan bahwa: “Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit
bertujuan untuk memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber daya manusia rumah sakit dan Rumah Sakit”. Ketentuan tersebut
tersebut juga berlaku bagi bidan yang bekerja tanpa Surat Tanda Registrasi
sebagai sumber daya manusia Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami atau mengerti bagaimana cara pembuatan Surat Tanda
Registrasi (STR) bidan baik pertama kali buat dan perpanjang Surat
Tanda Registrasi (STR) di Dinas Kesehatan Kota Bima Provinsi NTB.

2. Tujuan Khusus
a. Memahami alur pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan
b. Memahami alur perpanjangan Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan

C. Sasaran
Sasaran dalam pelaksanaan telaahan dokumen untuk mendapatkan
data dan Informasi tentang alur pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR)
Bidan baik pertama kali dibuat maupun perpanjangan Surat Tanda
Registrasi (STR) yaitu : Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) adalah
lembaga nonstruktural yang bertugas dalam penerbitan STR Tenaga
Kesehatan. Untuk saat ini yang melakukan adalah MTKI sampai dengan
terbentuknya KTKI.
Dalam menjalankan tugasnya, MTKI saat ini dan KTKI nantinya dibantu
oleh Sekretariat KTKI yang bertugas untuk memberikan dukungan teknis
dan administrasi KTKI sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, termasuk dukungan dalam pelaksanaan registrasi tenaga
kesehatan.
Sekretariat KTKI bekerjasama dengan MTKI, telah melakukan upaya
percepatan dan inovasi penerbitan STR tenaga kesehatan dengan
mengembangkan e-STR yang lebih mudah, cepat, akurat, efektif, efisien
serta terintegrasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Keuangan. Integrasi data
tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di seluruh
wilayah Indonesia.
D. Waktu dan Tempat Observasi
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangaa metode Praktik Mandiri
mengkaji/ menelaah kegiatan dilakukan pada:
Hari/ Tanggal : -
Tanggal :-
Jam :-
Lokasi : Dinas Kesehatan Kota Bima Provinsi NTB

BAB II
HASIL KEGIATAN PRAKTIK MANDIRI

A. Gambaran Umum
Lokasi Dinas Kesehatan Kota Bima dibawah kepemimpinan Kepala
Dinas Kesehatan dengan membawahi 3 (tiga) bidang yaitu Bidang
Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan
sesuai dengan Peraturan Walikota Bima No. 17 tahun 2015 tentang Rincian
Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kota Bima. Sedangkan Seksi
Kesehatan Keluarga, Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat dan
Seksi Gizi berada di bawah Bidang Kesehatan Masyarakat. Seksi
Surveilans dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
dan Seksi Penyehatan Lingkungan berada di bawah Bidang Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit. Seksi Farmasi dan Alat Kesehatan, Seksi
Sarana dan Pelayanan Kesehatan dan Seksi Sumber Daya Manusia
Kesehatan berada dibawah bidang Bidang Pelayanan dan Sumber Daya
Kesehatan.
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas :
1. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional,
bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang sumber daya manusia kesehatan.
2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Seksi
Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi
3. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(RKA/DPA) dan Program Kerja Seksi
4. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang SDM Kesehatan
sesuai ketentuan yang berlaku
5. Penyiapan bahan koordinasi, informasi dan sinkronisasi pelaksanaan
tugas seksi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan instansi
terkait dalam rangka keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program
SDM Kesehatan
6. Penyiapan bahan perumusan dan penetapan pedoman, norma, standar,
prosedur dan kriteria dibidang SDM Kesehatan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
7. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
program SDM Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
8. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan administrasi SDM Kesehatan
sesuai ketentuan yang berlaku
9. Pengkajian dan pemberian pertimbangan teknis dibidang SDM
Kesehatan kepada atasan
10. Penyiapan bahan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang SDM
Kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku
11. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
seksi.
Peserta latih mampu membuat perencanaan kegiatan administrasi
kesehatan, menganalisa, mengkaji, melaksakan proses perizinan,
akreditasi, sertifikasi, dan mampu melakukan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan ini juga untuk menerapkan pengetahuan peserta latih dalam
kegiatan koordinasi dengan jabatan fungsional terkait untuk menjaga
kesimbangan tugas pokok pekerjaan pekerjaan yang jelas melalui proses
yang berkelanjutan, hal ini merupakan proses belajar dan mengajar, dan
proses koordinasi yang memberikan gambaran evaluasi proses dan
hasilnya.
B. PERSYARATAN RE – REGISTRASI
Cara mengajukan perpanjangan STR adalah dengan mengirimkan
borang penilaian diri (portofolio) yang sudah diisi, dan melampirkan bukti
fisik setiap kegiatan pengembangan keprofesian bidan yang telah diikuti
serta persyaratan administrasi lainnya.
Persyaratan permintaan perpanjangan STR yang diajukan setiap
5 (lima) tahun sekali adalah sebagai berikut :

a. Fotocopy kartu anggota IBI yang masih berlaku


b. Fotocopy STR/SIB sebelumnya
c. Borang data Diri Pemohon (lihat dalam buku log)
d. Foto terbaru ukuran 4 x 6 berwarna latar merah sebanyak 7 lembar
e. Borang re-registrasi selama 5 tahun: - Kinerja Kegiatan Praktik
Profesi/Pelayanan Kebidanan (lihat buku log) - Kinerja Pendidikan
Berkelanjutan (lihat buku log) - Kinerja Pengabdian Masyarakat/Profesi
(lihat buku log) - Kinerja Pengembangan Profesi (lihat buku log) - Kinerja
Publikasi Ilmiah (lihat buku log)
f. Bukti pembayaran biaya administrasi penghitungan SKP dan penerbitan
rekomendasi OP
g. Bukti pelunasan iuran anggota IBI
C. TATA CARA PENGAJUAN

Pengurus ranting IBI melakukan Bidan Mengisi boring portofolio


verifikasi keabsahan data dan (buku log). Memulai pengajuan
bukti fisik, dan melanjutkan Perpanjangan STR ke
permohonan ke PC IBI pengurus ranting

PC IBI memberikan feedback ke


PC IBI menilai kecukupan SKP
Pengurus Ranting agar Bidan yang
dan bukti pendukung
bersangkutan memenuhi
kekurangannya

Sudah memenuhi Tidak


syarat minimum Melampirkan :
Hasil Penilaian Pencapaian Nilai
Ya
SKP
Rekapan data pemohon
PC IBI mengusulkan surat
Bukti transfer biaya administrasi
permohonan rekomendasi
perpanjangan STR
perpanjangan STR ke PD IBI

Lampiran untuk:
PD IBI memberikan rekomendasi MTKP:
untuk perpanjangan STR Fotocopy STR lama
Rekomendasi dari PD IBI untuk
perpanjangan STR
PD IBI mengusulkan Resume hasil penilaian dan
perpanjangan STR ke MTKP catatan khusus tim penilai
dengan tembusan ke PP IBI
PP IBI:
Tembusan permohonan
perpanjangan STR
MTKP mengusulkan
Bukti transfer sesuai rekapan
perpanjangan STR ke MTKI

MTKI menerbitkan STR dan


menyerahkan ke MTKP

PD IBI mengirimkan STR ke PC


PD IBI menerima STR dari MTKP untuk diserahkan ke Pengurus
Ranting agar didistribusikan
kepada bidan yang bersangkutan
D. PENILAIAN DAN PENGHITUNGAN SKP
Jumlah SKP yang harus dipenuhi oleh setiap bidan untuk mendapatkan
Perpanjangan STR adalah minimal 25 SKP dalam 5 tahun. Pengajuan permohoan
re-registrasi harus sudah dilakukan paling lambat 6 bulan sebelum masa berlaku
STR habis. Kegiatan re-registrasi bidan dilakukan melalui proses pengumoulan
bukti dokumen/sertifikat kompetensi (portofolio) dari perolehan SKP yang telah
dikumpulkan selama 5 tahun. Adapun rincian perolehan nilai SKP yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
NILAI KREDIT YANG DIPERLUKAN : 25 SKP PER 5 TAHUN
NILAI KREDIT TOTAL
KATEGORI KEGIATAN
(5 TAHUN)
A KEGIATAN PRAKTIK PROFESI / Tanpa Maksimal 15
PELAYANAN KEBIDANAN Minimal SKP
B KEGIATAN PENDIDIKAN Minimal 6 Maksimal 10
BERKELANJUTAN SKP SKP
1. Kognitif :
Seminar, workshop, Minimal 2 4 SKP
simposium SKP
2. Pelatihan klinis wajib : Minimal 2 2 SKP
Midwifery update SKP
3. Pelatihan Klinis lainnya Minimal 2 4 SKP
(pilihan) SKP
- APN
- PONED
- ABPK
- CTU
- Imunisasi
- Resusitasi
- Manajemen Laktasi
- Dll
4. Pelatihan non klinis Tanpa 2 SKP
kepemimpinan/ manajerial dll minimal
C KEGIATAN PENGABDIAN Tanpa Maksimal 10
MASYARAKAT / PROFESI minimal
D KEGIATAN PENGEMBANGAN Tanpa Maksimal 10
PROFESI minimal
E KEGIATAN PENELITIAN DAN Tanpa Maksimal 5
PUBLIKASI ILMIAH minimal
KETERANGAN:
1. Nilai SKP yang harus diperoleh selama 5 tahun adalah 25 SKP atau 5
SKP/tahun.
2. Nilai tanpa minimal yang dimaksud adalah komponen tersebut dapat kosong
atau tidak diisi.
3. Nilai minimal yang dimaksud pada tabel di atas adalah perolehan nilai SKP
minimal yang harus dicapai oleh bidan.
4. Nilai maksimal yang dimaksud pada tabel di atas adalah perolehan nilai SKP
maksimal yang akan diperhitungkan.
DOKUMEN BUKTI MENGIKUTI KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BIDAN

JENIS KEGIATAN BUKTI DOKUMEN


A. KEGIATAN PRAKTIK PROFESI /
PELAYANAN KEBIDANAN
1. Memberikan pelayanan pada Ibu Fotocopy laporan pelayanan ibu hamil,
Hamil diverifikasi oleh atasan langsung
2. Memberikan pelayanan pada ibu Fotocopy laporan pelayanan ibu bersalin
bersalin dan BBL disertai partograf, diverifikasi oleh atasan
langsung
3. Memberikan pelayanan pada ibu Fotocopy laporan pelayanan ibu nifas,
nifas diverifikasi oleh atasan langsung
4. Memberikan pelayanan Imunisasi Fotocopy laporan pelayanan Imunisasi
pada bayi, anak balita dan anak pada bayi, anak balita dan anak sekolah,
sekolah diverifikasi oleh atasan langsung
5. Memberikan pelayanan keluarga Fotocopy laporan pelayanan KB,
berencana (KB baru dan KB diverifikasi oleh atasan langsung.
ulangan)
6. Memberikan pelayanan kesehatan Fotocopy laporan pelayanan Kesehatan
reproduksi (Pemeriksaan IVA, Reproduksi, diverifikasi oleh atasan
pengambilan sediaan papsmear langsung.
dan Imunisasi calon pengantin)
7. Memberikan pelayanan Fotocopy laporan pelayanan penanganan
penanganan awal kegawat awal kegawatdaruratan maternal/
daruratan maternal/ neonatal neonatal, diverifikasi oleh atasan
langsung.
B. KEGIATAN PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
1. Kognitif Fotocopy sertifikat
Simposium/Seminar/Workshop
2. Pelatihan Klinis Wajib Midwifery Fotocopy sertifikat
Update
3. Pelatihan Klinis lainnya Fotocopy sertifikat
(APN,PONED,ABPK,CTU,dll)
4. Pelatihan Non Klinis Fotocopy sertifikat
C. KEGIATAN PENGABDIAN
MASYARAKAT/PROFESI
1. Panitia dalam pelayanan Fotocopy SK Kepanitiaan
kesehatan / kebidanan /
kemasyarakatan
2. Pengurus Ranting / Cabang / Fotocopy SK Pengurus IBI
Daerah / Pusat IBI
3. Kelompok kerja (POKJA) Fotocopy SK POKJA
4. Bakti Sosial Fotocopy Surat tugas / SK
5. Tim penanggulangan bencana / Fotocopy Surat tugas / SK
tanggap darurat
6. Tim Audit Maternal Perinatal Fotocopy Surat tugas / SK
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat Fotocopy Surat tugas / SK
8. Penghargaan Fotocopy sertifikat penghargaan
9. Bidan Koordinator Fotocopy SK Bidan Koordinator
D. KEGIATAN PENGEMBANGAN
PROFESI
1. Membimbing mahasiswa (Laporan Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan abstrak, dan daftar pustaka
Disertasi)
a. DIII Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
b. S1 + Profesi / D IV + Profesi Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
c. S2 Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
d. S3 Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
2. Menguji mahasiswa (Laporan
Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan
Disertasi
a. Dll Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
b. S1 + Profesi / D IV + Profesi Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
c. S2 Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
d. S3 Fotocopy Cover, lembar pengesahan,
abstrak, dan daftar pustaka
3. Menjadi narasumber baik local, Fotocopy Surat tugas / sertifikat
nasional, dan internasional
4. Menyusun dokumen Fotocopy Surat tugas / SK
5. Menyusun standart Fotocopy Surat tugas / SK
6. Menyusun modul Fotocopy Surat tugas / SK
7. Mereview jurnal/buku Fotocopy Jurnal
8. Menguji praktik klinik kebidanan Focotopy Majalah / Karya Ilmiah
9. Menjadi clinical instructure (CI) Fotocopy Buku
E. KEGIATAN PENELITIAN DAN Fotocopy Buku
PUBLIKASI ILMIAH
1. Jurnal Nasional / Internasional Fotocopy rubrik media massa
a. Terakreditasi
b. Tidak Terakreditasi
2. Majalah Bidan / Majalah Kesehatan Fotocopy Majalah / Karya Ilmiah
a. Hasil penelitian
b. Laporan kasus / menulis artikel
c. Karya ilmiah populer
3. Menulis buku / menerjemahkan Fotocopy Buku
buku kebidanan
4. Mengedit buku Fotocopy Buku
5. Mengasuh rubrik di media massa Fotocopy rubrik media massa

Keterangan : Saat mengumpulkan bukti dokumen, bidan diwajibkan membawa bukti fisik asli
E. PENGHARGAAN SATUAN KREDIT PROFESI (SKP)
1. Pelaksanaan Kegiatan Praktek Profesi / Pelayanan Kesehatan

JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN


1. Memberikan pelayanan pada ibu hamil
 100 kunjungan ibu hamil 1 Per tahun

2. Memberikan pelayanan pada ibu bersalin dan BBL


 12 ibu bersalin 1 Per tahun

3. Memberikan pelayanan pada ibu nifas


 12 ibu nifas 1 Per tahun

4. Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi,


anak balita, dan anak sekolah
 12 bayi / balita / anak sekolah 1 Per tahun

5. Memberikan pelayanan keluarga berencana


(KB baru dan KB ulangan)
 12 kunjungan akseptor 1 Per tahun

6. Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi


(pemeriksaan IVA, pengambilan sediaan
papsmear dan imunisasi calon pengantin)
 12 ibu 1 Per tahun

7. Memberikan pelayanan penanganan awal


kegawatdaruratan maternal / neonatal
 12 orang 1 Per tahun

2. Kegiatan Pendidikan Berkelanjutan

JENIS KEGIATAN KETERANGAN


Kognitif / Seminar SKP Sesuai Ketentuan Akreditasi
CPD (Tercantum dalam Sertifikat)
Pelatihan Klinis SKP Sesuai Ketentuan Akreditasi
CPD (Tercantum dalam Sertifikat)
Pelatihan Non Klinis SKP Sesuai Ketentuan Akreditasi
CPD (Tercantum dalam Sertifikat)
Pelatihan Midwifery Update SKP Sesuai Ketentuan Akreditasi
CPD (Tercantum dalam Sertifikat)
3. Kegiatan Pengabdian Masyarakat / Profesi

JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN


1. Kepanitiaan / kepengurusan (terkait dengan 0.25 Per kegiatan

pelayanan kebidanan/kesehatan)
2. Pengurus IBI ranting/cabang/daerah/pusat 2 Per periode

3. Kelompok kerja (POKJA) 0.25 Per kegiatan

4. Bakti sosial bidan 1 Per kegiatan

5. Tim penanggulangan bencana/tanggap 1 Per kegiatan

darurat
6. Tim Audit Maternal Perinatal 1 Per kegiatan

7. Penyuluhan kesehatan masyarakat 0.25 Per kegiatan

8. Mendapat penghargaan 0.5 Per kegiatan

a. Tingkat Kabupaten / Kota / Provinsi


b. Tingkat nasional
c. Tingkat internasional
9. Tim Penilai jabatan Fungsional 1 Per kegiatan

10. Bidan Koordinator 1 Per kegiatan

4. Kegiatan Pengembangan Profesi

JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN


1. Membimbing mahasiswa (Laporan
Tugas Akhir, Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) 1 Minimal 6 orang mahasiswa
a. DllI 2 Minimal 6 orang mahasiswa
b. S1 + Profesi / D IV + Profesi 2 Per 1 orang mahasiswa
c. S2 3 Per 1 orang mahasiswa
d. S3
2. Menguji mahasiswa (Laporan Tugas
Akhir, Skripsi, Tesis dan Disertasi)
a. DllI 1 Minimal 6 orang mahasiswa
b. S1 + Profesi / D IV + Profesi 2 Minimal 6 orang mahasiswa
c. S2 2 Per 1 orang mahasiswa
d. S3 3 Per 1 orang mahasiswa
3. Menjadi narasumber baik lokal, Penghitungan SKP sesuai
nasional, dan internasional ketentuan tabel 3.2
4. Menyusun pedoman 2 Per paket kegiatan

5. Menyusun standart 2 Per paket kegiatan

6. Menyusun modul 3 Per paket kegiatan

7. Mereview jurnal / buku 2 Per buku / jurnal

8. Menguji praktik klinik kebidanan 2 Per paket kegiatan / semester

9. Menjadi clinical instructure (Cl) 2 Per paket kegiatan praktik


klinik / semester

5. Kegiatan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

JENIS KEGIATAN KREDIT KETERANGAN


1. Jurnal :
a. Nasional Penulis utama: 2 SKP, anggota : 1 Per artikel
terakreditasi SKP
b. Nasional tidak Penulis utama: 1 SKP, anggota : 0,5 Per artikel
terakreditasi SKP
c. Internasional Penulis utama: 3 SKP, anggota : 2 Per artikel
terakreditasi SKP
d. Internasional tidak Penulis utama: 2 SKP, anggota : 0,5
Per artikel
terakreditasi SKP
2. Majalah Bidan /
Majalah Kesehatan
a. Hasil Penelitian Penulis utama: 2 SKP, anggota : 1 Par artikel
SKP
b. Laporan Penulis utama: 1 SKP, anggota : 0,5 Per kasus
kasus/menulis SKP
artikel
c. Karya ilmiah Penulis utama: 1 SKP, anggota : 0,5 Per artikel
popule SKP
3. Menulis Penulis utama: 2 SKP, anggota : 1 Per buku
buku/menerjemahkan SKP
buku kebidanan
4. Mengedit buku Penulis utama: 2 SKP, anggota : 1 Per buku
SKP
5. Mengasuh rubrik di 2 SKP Per tahun
media massa

Keterangan : Seluruh bukti fisik yang digunakan dalam pemenuhan SKP tersebut
diatas dapat menggunakan bukti fisik kegiatan yang dilakukan untuk
pemenuhan kredit jabatan fungsional

BAB III

PEMBAHASAN

Administrasi Kesehatan adalah suatu proses yang menyangkut


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkoordinasian, dan penilaian terhadap sumber, tata cara dan
kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat
dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya
kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Pengertian administrasi kesehatan masyarakat yaitu
kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Seseorang yang melaksanakan jabatan fungsional administrasi
kesehatan yaitu melaksanakan segala fungsi aministrasi yakni
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengorganisasian dan penilaian. Dalam pencapaian tujuan administrasi
kesehatan ini melibatkan banyak pihak, diantaranya pemerintah, Rumah
Sakit atau Puskesmas, asuransi dan apotik. Namun dalam administrasi
kesehatan ini tidak hanya pelayanan pengobatan tetapi juga bersifat
preventif (pencegahan).
Kegiatan seorang Administrator Kesehatan yang tertera pada
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
42/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan Fungsional Administrator
Kesehatan dan Angka Kreditnya yang sampai saat ini masih dipedomani
oleh Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Administrator
Kesehatan di Indonesia. adalah Administrator Kesehatan yang
selanjutnya disebut Adminkes. Adminkes adalah pegawai negeri sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di
bidang administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi
program-program pembangunan kesehatan secara professional.

Tujuan pelatihan jabatan fungsional administrasi kesehatan


adalah diharapkan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta
mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pejabat
fungsional Administrator Kesehatan Pertama. Serta mampu
melaksanakan persiapan pelayanan administrasi kesehatan, menyusun
kebijakan program kesehatan, mengorganisasikan pelaksanaan
kebijakan program program kesehatan, memfasilitasi pelaksanaan
kebijakan program-program kesehatan. Melakukan pemantauan dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan program-program kesehatan,
melaksanakan perijinan institusi dan sertifikasi produk-produk yang
terkait dengan bidang kesehatan. Mampu menjalankan tugas untuk
melaksanakan akreditasi institusi dan program program kesehatan,
melaksanakan sertifikasi tenaga kesehatan dan perijinan pemberi jasa di
bidang kesehatan, menyusun laporan, membuat karya tulis/karya ilmiah
di bidang kesehatan, membuat buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/
petunjuk teknis di bidang kesehatan dan menghitung angka kredit dan
mengajukan DUPAK.
A. Hal hal yang Positif
Dukungan kebijakan yang cukup lengkap sebagai bahan acuan
dalam melaksanakan kegiatan secara terarah, diantaranya Pedoman User
Manual oleh Bidan untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR), dan
pengajuan yang dapat dilakukan secara online melalui aplikasi e-STR
sehingga memudahkan bidan dalam melakukan proses pengajuan Surat
Tanda Registrasi (STR).
Dukungan lintas program dan lintas sector dalam pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan secara terintegritasi. Implementasinya adalah
adanya kerjasama dengan program atau seksi bidang pelayanan kesehatan
dalam melakukan proses secara teknis.
B. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi yaitu terbatasnya jumlah tenaga,
terutama tenaga sebagai jabatan fungsional di seksi SDMK bidang
pelayanan kesehatan, belum semua kegiatan dilengkapi dengan standar
operasional prosedur (SOP), dan belum semua kegiatan teknis di lengkapi
dengan juknis dan juklak, acuan masih menggunakan kebijakan pusat, serta
terbatasnya metode pengumpulan data dan wawancara dengan atasan atau
pihak terkait, karena tidak semua anggota PKL tidak dilakukan secara
langsung di tempat PKL dan terbatasnya waktu untuk melakukan
wawancara dan pengumpulan data.
C. Upaya mengatasi
Terkait permasalahan tersebut maka upaya atau solusi yang di
lakukan yaitu melakukan konsultasi, koordinasi dan kolaborasi antar bidang
dalam pembahasan masalah ketenagaan serta peluang untuk pengajuan
pelantikan tenaga Jafung Adminkes, Melengkapi Standar Operasional
Prosedur (SOP) sesuai dengan Kegiatan yang akan dilakukan, untuk
memudahkan arah dan langkah dalam pencapaian tujuan, Merancang,
merumuskan dan membuat Juknis/Juklak sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan kegiatan di Bidang Kesehatan Masyakakat, Menyampaikan
mapping tenaga berdasarkan indikator kinerja dan beban kerja kepada
Kasubbag Umum, serta berdasarkan kompetensi dan kemampuan dalam
melaksanakan tugas-tugas di Seksi SDMK Bidang Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan. Dan Melakukan komunikasi secara
rutin dan intens dengan Kepala Seksi SDMK dan Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dan pelaksana program, terkait informasi kegiatan yang
dilakukan serta menggali hambatan dalam pelaksanaan kegiatan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan PKL ini, membuat peserta mampu dan menjadi
lebih kritis dalam menganalisa, mengkaji dan melakukan kegiatan
admnistrasi kesehatan yang diselenggarakan di instansi. Dengan demikian,
peserta mendapat wawasan yang lebih luas tentang penyelenggaraan
kegiatan administrasi kesehatan terkait dengan tugas pokok dan fungsi
sebagai pejabat fungsional administrasi kesehatan pertama. Hal ini sebagai
upaya dalam meningkatkan pengetahuan peserta dalam melakukan analisa
dan kajian terhadap butir-butir kegiatan Adminkes dan output kegiatan
Adminkes sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan
Aparatur Negara, Nomor 42/KEP/M.PAN/12/2000 tentang Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan dan Angka Kreditnya.

B. Rekomendasi
Demi keberlangsungan peningkatan pengetahuan dan kompetensi
bagi peserta pelatihan jabatan fungsional administrasi kesehatan, agar
dapat kiranya Dinas Kesehatan Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat
untuk menjembatani dan memfasilitasi kendala-kendala yang mungkin akan
ditemukan oleh peserta diklat ini dikemudian hari. Melalui koordinasi antar
wilayah dimana peserta berasal dan mengadakan pelatihan-pelatihan lain
sebagai penunjang kegiatan bagi peserta pelatihan jabatan fungsional
administrasi kesehatan.

C. Penutup
Demikian Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Mandiri ini
dibuat, untuk dapat dijadikan sebagai salah satu persyaratan kelulusan
pelatihan jabatan fungsional administrasi kesehatan. Bila terjadi kesalahan
dalam penulisan Laporan ini, kami ucapkan mohon maaf dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai