Anda di halaman 1dari 7

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 1

A. LATAR BELAKANG
Perawat merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan terbesar di pelayanan
kesehatan Indonesia. Sebagai suatu profesi yang tidak hanya bekerja dalam
layanan keperawatan saja, tetapi juga berada di bidang akademisi, kementerian
kesehatan maupun di lembaga legislatif seorang perawat dituntut untuk
memiliki highly intellectual, dalam artian setiap tindakan yang dilakukan
perawat memiliki dasar-dasar ilmiah dan rasionalitas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pada saat ini konsil sangat dibutuhkan karena badan tersebut memiliki fungsi
pengaturan, penetapan, dan pembinaan dalam profesi keperawatan. Gerakan-
gerakan yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa masih belum diindahkan
oleh pihak yang bersangkutan. Konsil tenaga kesehatan Indonesia tertuang
dalam Perpres No.90 tahun 2017 yang mana di dalamnya tergabung konsil
keperawatan. Terbitnya perpres harus segera diikuti dengan tindakan –
tindakan konkret pemerintah dalam membentuk konsil keperawatan.
Perkembangan terbaru Peraturan Presiden No. 90 tahun 2017 telah mengalami
pembaruan yang tertuang dalam peraturan presiden no 86 tahun 2019 tentang
perubahan atas perpres 90 tahun 2017 yaitu tentang Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia, di dalamnya terdapat 11 konsil Kesehatan termasuk konsil
keperawatan.

B. Tinjauan Data
Konsil keperawatan adalah sebuah badan otonom, mandiri, non struktural yang
bersifat independen. Konsil keperawatan mempunyai fungsi pengaturan,
penetapan, dan pembinaan perawat dalam menjalankan praktik keperawatan.
Dalam menjalankan fungsinya, konsil keperawatan memiliki tugas:
1. Melakukan registrasi perawat
2. Melakukan pembinaan perawat dalam menjalankan praktik keperawatan
3. Menyusun standar pendidikan tinggi keperawatan
4. Menyusun standar praktik dan standar kompetensi perawat
5. Menegakkan disiplin praktik keperawatan

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 1
Konsil keperawatan mempunyai beberapa wewenang dalam menjalankan
tugasnya, yaitu:
1. Menyetujui atau menolak permohonan registrasi perawat, termasuk perawat
warga negara asing
2. Menerbitkan atau mencabut STR
3. Menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
disiplin profesi perawat
4. Menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi perawat
5. Memberikan pertimbangan pendirian atau penutupan institusi pendidikan
keperawatan

Dalam pasal 52 UU keperawatan no.38 tahun 2014 mengatur tentang


keanggotaan konsil keperawatan, yakni:
1. Keanggotaan konsil keperawatan terdiri atas unsur pemerintah, organisasi
profesi keperawatan, kolegium keperawatan, asosiasi institusi pendidikan
keperawatan, asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan, dan tokoh masyarakat.
2. Jumlah anggota konsil keperawatan paling banyak 9 orang.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, pengangkatan,
pemberhentian, dan keanggotaan konsil keperawatan diatur dengan peraturan
presiden.

Keanggotaan konsil keperawatan secara lebih rinci dijelaskan dalam


Perpres No. 90 tahun 2017 pada pasal 14 yang terdiri atas:
1. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
kesehatan sebanyak 1 orang
2. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan tinggi sebanyak 1 orang
3. Organisasi profesi keperawatan sebanyak 2 orang
4. Kolegium keperawatan sebanyak 2 orang
5. Asosiasi institusi pendidikan keperawatan sebanyak 1 orang
6. Asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 1 orang
7. Tokoh masyarakat sebanyak 1 orang

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 2
Susunan organisasi konsil keperawatan terdiri atas:
1. Divisi yang menangani bidang tugas registrasi
2. Divisi yang menangani bidang tugas standarisasi
3. Divisi yang menangani bidang tugas keprofesian

Masa bakti keanggotaan konsil keperawatan selama lima tahun dan dapat
diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya sepanjang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang–undangan. Kerugian yang didapatkan akibat belum terbentuknya
konsil keperawatan, yaitu:
1. Registrasi perawat yang membutuhkan waktu yang lama
2. Belum adanya standar pendidikan keperawatan
3. Belum adanya standar pendidikan keperawatan
4. Belum adanya standar kompetensi perawat yang secara legal
5. Banyaknya masalah disiplin keperawatan yang belum bisa teratasi

C. Result
Perkembangan dalam pembentukkan konsil keperawatan yang independen
perlu menelisik dari sejarah serupa yang pernah dialami oleh konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) yang memerlukan perjuangan selama 22 tahun
untuk bisa di sahkan. Berbicara tentang konsil kedokteran Indonesia dalam
sejarahnya pertama kali diusulkan oleh tim PPDS dan dibantu oleh CMS pada
tahun 1982 dengan nama Dewan Kedokteran Nasional lalu kemudian hari
berubah menjadi Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 1998.
Landasan pembentukan KKI adalah UU no 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran Indonesia dengan lembaga otonom konsil bernama Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). KKI terbentuk
terlebih dahulu ditahun 2004 setelah perjuangan yang sangat panjang barulah
kemudian pada tahun 2017 dibentuklah Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
(KTKI) dibawah arahan Kementrian Kesehatan kala itu berlandaskan undang-
undang kesehatan no 38 tahun 2014.Landasan pembentukan KTKI adalah
Peraturan Presiden No 90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 3
Indonesia yang berisikan 3 konsil didalamnya yakni konsil keperawatan,
konsil kefarmasian dan konsil gabungan tenaga kesehatan.
Landasan terbaru yang memuat tentang KTKI tertuang dalam peraturan
presiden no 86 tahun 2019 tentang perubahan atas perpres no 90 tahun 2017
tentang KTKI, dimana konsil keperawatan masih menjadi bagian didalam
KTKI dan terdapat penambahan konsil baru dengan total 11 konsil dibawah
naungan KTKI. Landasan konsil Keperawatan yang harus berdiri secara
independen adalah UU Keperawatan no 38 tahun 2014, namun masih belum
ada peraturan presiden yang memuat tentang kesegeraan pembentukan konsil
Keperawatan secara independen.
Di Indonesia pembentukan konsil keperawatan masih terkendala dalam hal
teknis seperti harus adanya perubahan pengaturan badan konsil yang
tercantum dalam perpres no 86 tahun 2019 yang mana konsil keperawatan
masih merupakan bagian dalam Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI)
sedangkan seharusnya konsil keperawatan harus berdiri sendiri berdasarkan
amanat UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Pasal 63 yang berbunyi "Konsil
Keperawatan bentuk paling lama 2 tahun setelah UU Keperawatan
diundangkan".
Konsil memang sangat dibutuhkan keberadaannya dalam dunia
keperawatan Indonesia karena semua kebijakan mengenai profesi perawat
dimuat di dalamnya, dan sekarang dimasa pandemi covid 19 yang mewabah
dunia termasuk di indonesia yang sangat memungkinkan untuk kembali
mempertegas payung hukum dalam dunia keperawatan adalah momentum
yang tepat untuk kembali menyuarakan pembentukan konsil yang sempat
terkendala

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 4
D. Penutup
Dalam hal ini kami sangat mengharapkan pemerintah segera mengesahkan
turunan dari Undang – undang No.38 tahun 2014 dalam hal pembentukan
konsil keperawatan. Dengan adanya Badan Konsil Keperawatan secara
independen yang tidak terhimpun dalam KTKI, diharapkan segala bentuk
kebijakan dan/peraturan yang dikeluarkan oleh Konsil Keperawatan Independen
nantinya dapat lebih optimal dalam menjalankan regulasinya sesuai dengan
amanat undang-undang keperawatan no 38 tahun 2014.
Arah gerak konsil keperawatan nantinya diharapkan dapat lebih fleksibel,
tanggap, cepat dan tepat dalam regulasi dan peraturan kebijakan yang
dikeluarkan mengingat badan konsil keperawatan nantinya sudah terlepas dari
naungan KTKI dan berdiri sendiri secara independen sebagai badan konsil
keperawatan independen.

Melalui kajian KASTRAD ILMIKI Wilayah II Area Sumbagsel ini kami


menghimbau kepada kesatuan himpunan mahasiswa keperawatan
Seindonesia melalui wadah ILMIKI untuk :
1. Mendorong pembentukan konsil keperawatan secara independen dengan
landasan UU Keperawatan no 38 tahun 2014 dan pemerintah mengeluarkan
praturan presiden terkait pembentukan konsil keperawatan secara independen.
2. Mendorong pengusulan teknis pelaksanaan/mekanisme yang membuat detail
pembentukan konsil keperawatan seperti landasan pembentukan Konsil
Kedokteran Indonesia dalam UU no 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran Indonesia yang menjadi landasan pembentukan KKI.
3. Mendorong pengusulan revisi penghapusan konsil keperawatan dalam
peraturan presiden no 86 tahun 2019 tentang perubahan KTKI agar konsil
keperawatan dapat berdiri secara independen.

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 5
DAFTAR PUSTAKA :

Abidinsyah Siregar. 2008. Mendorong misi suci membangun dokter yang baik
melalui KKI. Jakarta : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia.
Peraturan presiden no 86 tahun 2019 tentang perubahan atas perpres no 90 tahun
2017 yaitu tentang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
Peraturan presiden no 90 tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
Ratna Rosita. 2012. Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Jakarta : Sekretariat
Konsil Kedokteran Indonesia.
Sjamsu Hidajat. 2014. Dari Gagasan Sampai Terbitnya UU 29/2004, Serta
Harapan Untuk Masa Depan. Jakarta.
Undang Undang no 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan Indonesia
Undang Undang Keperawatan no 38 tahun 2014
Undang Undang no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran Indonesia

Kajian Di Pelopori oleh Direktorat Jendral Kajian Strategis dan Advokasi Wilayah II 6

Anda mungkin juga menyukai