Anda di halaman 1dari 88

Tutorial Blok 15-16 Modul 8

TERMINOLOGI
FLUOR ALBUS
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal
pada wanita. Dua golongan yaitu
Keputihan normal (fisiologis),
Biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang
menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur
Keputihan abnormal (patologis)
Disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar.
Fluksus
Fluksus adalah cairan yang keluar dari sel reproduksi, misal : darah,
lendir. Dapat dilihat melalui pemeriksaan inspekulo
Distosia
Distosia adalah keterlambatan atau kesulitan persalinan dapat
disebabkan oleh kelainan tenaga, kelainan letak, bentuk janin serta
jalan lahir.
Bayi Sungsang
Bayi sungsang (mal presentasi) merupakan suatu kelainan letak bayi,
yaitu posisi kepala di atas dan posisi bokong di bawah.
FISIOLOGI
Asal dari air ketuban
Kencing janin
Transudat darah ibu
Sekret epitel amnion
Sekresi janin dari paru paru dan kulit
Fungsi cairan amnion
Melindungi janin terhadap trauma dari luar.
Memungkinkan ruang gerak bagi janin.
Menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam
rongga amnion untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
Menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin
(terutama pada persalinan).
Pada persalinan, membersihkan atau melicinkan jalan lahir dengan
cairan steril sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan
lahir.
Keseimbangan cairan amnion
Terdapat pertukaran antar ibu dan janin, antara ibu dan air ketuban,
dan antara janin dengan air ketuban
Sebagian di minum oleh bati , di absorpsi oleh usus diangkut ke
plasenta ke darah ibu
Ada 4 jalur dalam keseimbangan cairan amnion
Fetal urination
Merupakan sumber utama cairan amnion pada pertengahan trisemester -2
Pada saat aterem produksinya 1 L/ Hari
Intramembranous fluid transfer across fetal vessels on the placental surface
Disebabkan fetal urine hypotonic ( = cairan amnion)
Osmolaritas maternal dan fetal plasam = 280 mOsm / mL
Cairan amnion = 260 mOsm/mL
400 mL
Respiratory tract
350 ml cairan paru paru, di minum oleh bayi
Fetal swallowing
Reabsorbpsi 500 -1000 mL / hari
Keadaan normal cairan amnion
Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.
Keadaan jernih agak keruh.
Steril
Bau khas, agak manis dan amis.
Terdiri atas 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan
organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, verniks
kaseosa (kulit), dan sel-sel epitel, sel-sel lemak
Sirkulasi sekitar 500 cc/jam.
Kelainan cairan amnion
Polihidramnion > 2000cc
Jumlah cairan ketuban yang berlebihan saat masa hamil
Bisa terjadi secara akut atau kronis
Oligohydramnion < 500cc
Acute Oligohydramnios rupture membrane
Chronic oligohydramnios kelainan struktural dari sistem urine bayi atau
reson patofisiologis dari hypoxia intermittent janin
Kedua kelainan ini bisa diketahui dengan mengukur Amnionic Fluid Index (AFI)
AFI < 8 Oligohydramnion
AFI > 25 Polyhydramnion
Histologi Selaput & Cairan Janin
Aminon adalah membran transparan bewarna abu-abu yang
melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal placenta dan
tali pusat. Sifatnya avaskular
Korion adalah membran bagian paling luar dan menempel
pada dinding uterus serta menempel pada tepi plasenta
Stuktur amnion
Epitel amniotik (epitel selapis kuboid)
Basement membrane
Compact layer
Fibroblast layer
Intermediate (spongy) layer
Epitel Amniotik
Lapisan paling dalam dekat dengan fetus
Sekresi kolagen tipe III, IV, dan non-kolagen glikoprotein
membrana basalis (basement membrane)
Basement membrane (membran basalis)
Terdapat lapisan kompakta (Compact layer)
Lapisan Kompakta (compact layer)
Jaringan ikat skeleton fibrosa dari amnion
Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel
mesenkim dari lapisan fibroblast
Kolagen tipe I dan III mendominasi paralel bundles (fx:
mempertahankan integritas mekanik amnion)
Kolagen tipe V dan VI penghubung kolagen intersititial-
membrana basalis
Lapisan Fibroblast (Fibroblast layer)
Lapisan amnion paling tebal
Terdapat sel mesenkim dan makrofag diantara matriks
seluler)
Kolagen jaringan longgar
Intermediate layer
Antara amnion-korion
hydrated proteoglycans dan glikoprotein sifat spongy
pada gambaran histologi
Nonfibrillar meshwork tdd kolagen tipe III
Fisiologi Cairan & Selaput Janin
Cairan Normal
Jernih agak pucat
Steril, alkalis (pH = 7,2)
Baunya agak amis
Pada pertengahan kehamilan jumlahnya
sekitar 400ml
Pada kehamilan 36-38 minggu, volume 1000-
1500cc
Tdd : 98-99% air, 1-2% garam anorganik dan
bahan organik, vernik kaseosa, sel epitel
Sirkulasi 500cc/jam
Asal dari air ketuban
Kencing janin
Transudat darah ibu
Sekret epitel amnion
Sekersi janin dari paru-paru dan kulit
4 jalur dalam keseimbangan cairan amnion
Fetal urination
Merupakan sumber utama cairan amnion pada pertengahan trimester ke-2
Pada aterm produksinya 1 liter/hari
Intramembranous fluid transfer across fetal vessels on the placental surface
Disebabkan fetal uterine hypotonic
Respiratory tract
350 ml cairan paru-paru, 1/2 diminum oleh janin
Fetal swallowing
Reabsorbsi 500-1000 ml/hari
Kelainan Volume Air Ketuban
Hidramnion ( Polihidramnion)
Air ketuban >2000cc
Dapat mengarah pada kelainan kongenital SSP,
hiperaktivitas sistem urinaria janin
Oligohidramnion
Air ketuban <500cc
Umumnya kental, keruh, berwarna kuning kehijauan
Prognosis janin bisa buruk
Fungsi
1. Homeostasis (Keseimbangan suhu & pH)
2. Persalinan (Membuka cervix dengan mendorong
selaput janin ke ostium uteri, melicinkan jalan
lahir)
3. Proteksi (Melindungi janin dari trauma luar,
melindungi ibu dari gerakan bayi)
4. Mekanik (Keseimbangan tekanan dalam seluruh
ruangan intrauterina)
5. Mobilisasi (Memungkinkan ruang agar dapat
dipakai untuk tumbuh dan kembang janin)
Faktor Penyulit pada Kehamilan
Pendarahan
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam
dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan
postpartum.
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi
sebelum bayi lahir.
Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali
berhubungan dengan aborsi atau kelainan.
Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena
terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran
kelamin bagian bawah
Perdarahan postpartum merupakan penyebab kematian ibu yang
paling sering terjadi, tanda-tandanya adalah keluar darah dari jalan
lahir dalam jumlah banyak dalam satu sampai dua jam pertama
setelah kelahiran bayi
Pada keadaan postpartum kontraksi uterus selama persalinan bukan
saja ditujukan untuk mengeluarkan bayi dan plasenta tetapi juga
untuk menutup pembuluh darah yang terbuka setelah persalinan.
Penyebab perdarahan post partum yang paling sering ialah atonia
uteri, retensio plasenta (sisa plasenta), dan robekan jalan lahir
Pre-eklampsi
Pre-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,
dan proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada
umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi
pada waktu antepartum, intrapartum, dan pascapersalinan
Infeksi
Infeksi dapat terjadi apabila: 5. Perawatan daerah perineal yang
1. Ketuban pecah dini (lebih dari 6 tidak benar selama atau sesudah
jam) kehamilan
2. Persalinan tak maju atau partus 6. Persalinan yang tidak bersih
lama. 7. Memasukkan sesuatu kedalam
3. Penolong persalinan tidak jalan lahir
mencuci tangan dengan baik 8. Hubungan seks setelah ketuban
4. Pemeriksaan vaginal yang terlalu pecah
sering atau kurang bersih 9. Sisa jaringan plasenta, atau sisa
jaringan abortus
10. Perdarahan
Komplikasi persalinan yang signifikan :
1. Ketuban Pecah Dini, yaitu ruptur korion dan amnion 1 jam atau
lebih sebelum persalinan. Usia gestasi janin dan perkiraan viabilitas
janin mempengaruhi penatalaksanaannya.
2. Persalinan Preterm, yaitu persalinan yang dimulai setelah kehamilan
20 minggu dan sebelum kehamilan 37 minggu. Penyebab preterm
meliputi ketuban pecah dini, preeklampsia, plasenta previa, solusio
plasenta, dan lain-lain.
3. Vasa Previa, adalah gangguan perkembangan yang jarang. Keadaan
ini bisa disebabkan pertumbuhan plasenta yang tidak merata atau
implantasi blastosit yang abnormal
4. Prolaps Tali Pusat, yaitu penurunan tali pusat ke dalam vagina
mendahului bagian terendah janin dan panggul ibu. Masalah ini
sering terjadi pada prematuritas, presentasi bahu atau bokong-kaki.
5. Kehamilan Postmatur, yaitu kehamilan lewat waktu yang melebihi
42 minggu usia gestasi, dimana insidennya kira kira 10%.
Penyebabnya diperkirakan adalah defisiensi estrogen.
6. Persalinan Disfungsional, yaitu persalinan yang sulit, sakit, dan lama
karena faktor faktor mekanik.
7. Distosia Bahu, dimana bahu anterior bayi tidak dapat lewat di
bawah arkus pubis ibu. Hal ini berhubungan dengan usia ibu yang
sudah lanjut, obesitas karena diabetes maternal, bayi besar,
kehamilan lewat waktu, dan multiparitas.
8. Ruptur Uterus, dapat komplit atau inkomplit. Hal ini bisa disebabkan
karena cedera akibat instrumen obstetri, seperti instrumen untuk
memeriksa uterus atau kuretase yang digunakan dalam abortus. Ruptur
juga bisa akibat intervensi obstetri seperti tekanan fundus yang
berlebihan, kelahiran dengan forsep, upaya mengejan yang keras,
persalinan dengan gangguan, dan distosia bahu janin.
9. Plasenta Akreta, yaitu kondisi tidak lazim karena vili korionik melekat
pada miometrium. Hal ini disebabkan pembedahan uterus sebelumnya
dan plasenta previa.
10. Inversi Uterus, yaitu uterus membalik keluar seluruhnya atau sebagian,
ini terjadi segera setelah kelahiran plasenta atau dalam periode
pascapartum segera. Hal ini disebabkan oleh tarikan tali pusat yang
berlebihan atau pengeluaran plasenta secara manual yang kuat atau
bekuan dari uterus atonik.
11. Perdarahan Pascapartum Dini, yaitu kehilangan darah 500 ml atau lebih
selama 24 jam pertama setelah melahirkan. Perdarahan pascapartum
Universitas Sumatera Utara merupakan penyebab utama kematian ibu di
seluruh dunia dan penyebab umum kehilangan darah yang berlebihan
selama periode pascapartum dini.
Mikrobiologi - Vaginal Discharge
Gardnerella Vaginalis
Ciri Infeksi: -fishy odor(whiff test(+))
Sekret putih susu abu homogen lengket banyak
Pruritus
Nitrazin (+)
Clue cell
Peradangan minimal
Amsel Criteria sekret vagina bertambah abu putih berbusa, whiff
test + : fishy odor, clue cell, nitrazin tesst +
Vulvovaginal cadidiasis (candida albicans)
fungi (yeast)
uniseluler
bulat/lonjong:blastokonidia/blastospora/yeast cell like
dimorphic
infeksi endogen
floranormal epitel basah (GI Tract, vagina)
multiplikasi: pseudohypa, truehypha (suhu 37 (germ tube) ->
(gambaran tunas)
Ciri Khas

Sekret banyak, gatal, susu


pecah(cottage cheesy
appearance)
Mukosa vagina merah, bengkak
Nitrasin -
Whiff -
Mikros : pseudohypha, true
hypha.
Protozoa : Trichomonas Vaginalis

Sekret vagina (+), gatal, berbusa,


abu/kuning hijau, encer
Bau tidak sedap, strawberry
cervics
Preparat saline wet mount, sel
radang banyak
Nitrazin + whiff +
Definisi
Ketuban pecah dini (KPD) adalah rupturnya
selaput janin (khorioamnion) sebelum onset
persalinan terjadi (belum terjadi his).
Etiologi
1. Membran melemah
2. Infeksi
3. Trauma
4. Iritabilitas uterus
Epidemiologi
PROM 6-19 % dari kehamilan normal
PPROM 2% dari seluruh kehamilan
Klasifikasi
1. PPROM (Preterm Premature Rupture of
Membranes) : usia kehamilan <37 minggu
2. PROM (Premature Rupture of Membranes) :
usia kehamilan >37 minggu
Faktor Risiko
1. Infeksi
2. Sosio ekonomi rendah
3. Malnutrisi
4. Trauma
PATOGENESIS
Trauma
Ketidakseimbangan MMP
Faktor Resiko dengan inhibitor spesifik
Riwayat persalinan
TIMP-1 mendekati
prematur
persalinan degradasi
Infeksi : HSV, GBS, kolagen
Bacterial vaginosis,
UTI, Chorioamnionitis,
Sepsis.
Faktor fisiologis
Riwayat persalinan membran amnion
sebelumnya dengan ruptur pada usia
PROM/PPROM kehamilan aterm

Overdistensi membran
amnion :
Polihidramnion,Kehamilan
multiple PREMATURE
RUPTURE OF
Prosedur amniocentesis MEMBRANE (PROM)

Face & breech presentation


(Kelainan letak)

Ibu merokok & kekurangan nutrisi


PATOFISIOLOGI
KPD
Bakteri

Cairan amnion keluar cervix prostaglandin Kolonisasi bakteri


di endometrium,
chorion, amnion

Nitrazine (+) Keluar cairan >> dari Kontraksi reguler dan


pH cairan vagina perubahan cervix Endometritis
amnion >6,0 Vol. amnion dalam Chorioamnionitis
ferning pattern uterus menurun Infeksi fetus
(+) Cairan oligohidramnion Persalinan (sekitar 24
amnion (USG) jam pasca PPD)
mengkristal
menyerupai
Fetal distress
gambaran daun Komplikasi persalinan
pakis pada kaca terlambat setelah ROM
objek Air ketuban
durasi lama
berwarna hijau
PROM

Tali pusat bisa keluar melalui cervix

Umbilical cord prolapse

Tali pusat terkompresi oleh


fetus saat pergerakan atau saat
persalinan

Fetal distress
Takikardia
Pergerakan intra uterus
Pengeluaran dan beresiko
aspirasi meconium

Hypoxic-ischemic encephalopathy
Gawat janin
Umbilical cord prolapse
DD DB DK
Identifikasi Masalah
Anamnesis
Wanita G1P0A0 (primigravida), 22 thn (usia cukup), hamil 9 bln
KU : keluar cairan banyak dari jalan lahir ( susp. cairan ketuban ) cairan
jernih, tak berbau terus menerus menetes dari jalan lahir, sejak 12 jam yll
hingga membasahi 3 kain panjang.
Mules jarang (kontraksi/ his kurang) keluar lendir dan darah 8 jam yll
sedikit- sedikit (susp ada robekan pada jalan lahir)
Hasil USG bayi sungsang (f. predisposisi kala II memanjang)
Di bidan sdh pembukaan lengkap 5 jam yll, sempat dipimpin mengedan
selama 3 jam tp bayi masih blm lahir (partus lama, kala II memanjang)
Denyut jantung janin 125x/mnt (DBN)
Ketuban wrn hijau (susp meconium)
R. Trauma seperti jatuh disangkal (singkirkan etio trauma)
Coitus terakhir dg suami sekitar 1 minggu yll (FR ketuban pecah dini)
KP: polakisuria, disuria, nyeri suprapubik (gejala ISK)
Mual, muntah, ggg BAB, BAK malam hari disangkal
RK : merokok (FR segala penyakit), suka menahan BAK, sedikit minum (f.
predisposisi ISK).
Lulusan SMP, kerja sebagai buruh kasar di pabrik tekstil, jam kerja panjang
dan kelelahan (kelelahan yang sifatnya kronis dapat mempengaruhi
kekebalan ibu FR ketuban pecah dini dan ISK)
HPHT, Siklus haid, R. PNC, RPD, RPK, R. KB, R. operasi, R. Alergi DBN
Pemeriksaan Fisik
KU baik, CM DBN
TV:
o TD 120/80 mmHg DBN
o N: 88x/mnt DBN
o R: 20x/mnt DBN
o S : 36,9 C DBN
Status Generalisata
o Kepala: DBN
o Leher: DBN
o Thorax: Cor dan Pulmo DBN
o Abdomen : cembung gravida, nyeri tekan suprapubis (GK sistitis)
o Ekstremitas : DBN
Status obstetrikus
Pemeriksaan Luar
TFU : 29cm Taksiran usia kehamilan 34-35 mgg
LP : 97cm
Letak janin : memanjang
His : (+) jarang Etio partus memanjang
BJA : 120x/mnt 12-12-12 DBN,reguler
TBBA : 2600 gr DBN, batas bawah
Leopold I : Fundus teraba bag keras,bulat, melenting (kepala bayi)
Leopold II : teraba tahanan sebelah kiri (punggung bayi ada di sebelah kiri)
Leopold III : teraba bag lunak, kurang bundar, kurang melenting (bokong bayi)
Leopold IV : konvergen (blm masuk ke pintu atas panggul)
Pem dalam : tdk dilakukan
Inspekulo
Vulva/ vagina : DBN
Fluor: (-) (tdk ada cairan keluar dr tmpt lain)
Fluksus : (+) (cairan keluar dr uterus)
Portio : OUE: tampak cairan merembes (tanda ketuban pecah)
Nitrazine test: lakmus merahbiru (cairan ketuban)
Dasar Diagnosis
Anamnesis
Wanita G1P0A0 22 thn hamil 9 bln
KU : keluar cairan banyak dari jalan lahir cairan jernih, tak berbau terus menerus menetes
dari jalan lahir, sejak 12 jam yll hingga membasahi 3 kain panjang.
Mules jarang, keluar lendir dan darah 8 jam yll sedikit- sedikit
Hasil USG bayi sungsang
Di bidan sdh pembukaan lengkap 5 jam yll, sempat dipimpin mengedan selama 3 jam
tp bayi masih blm lahir
Ketuban wrn hijau
KP: polakisuria, disuria, nyeri suprapubik
RK : merokok, suka menahan BAK, sedikit minum
Lulusan SMP, kerja sebagai buruh kasar di pabrik tekstil, jam kerja panjang dan kelelahan
Pemeriksaan Fisik
Abdomen : cembung gravida, nyeri tekan suprapubis
Status obstetrikus
Pemeriksaan Luar
Dari TFU dan LP usia kehamilan 34-35 mgg
Letak janin : memanjang
His : (+) jarang
Leopold I : teraba kepala bayi
Leopold II : teraba punggung bayi ada di sebelah kiri
Leopold III : teraba bokong bayi
Leopold IV : teraba bokong blm masuk ke pintu atas panggul
Inspekulo
Fluor: (-)
Fluksus : (+) (cairan keluar dr uterus)
Portio : OUE: tampak cairan merembes (tanda ketuban pecah)
Nitrazine test: lakmus merahbiru (cairan ketuban)
Diagnosis Banding
G1P0A0 Gravida 34-35 minggu dengan suspek ketuban pecah dini +
letak sungsang + kala II memanjang + ISK
G1P0A0 Gravida 34-35 minggu dengan suspek ketuban pecah dini +
letak sungsang + prolapsus tali pusat + ISK
Diagnosis Kerja
G1P0A0 Gravida 34-35 minggu dengan ketuban pecah dini + letak
sungsang + kala II memanjang + ISK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang KPD

1. pH tes pengujian pH sampel cairan vagina. pH vagina normal


adalah antara 4,5 dan 6,0. Oleh karena itu, jika selaput telah pecah,
pH sampel cairan vagina akan lebih tinggi dari biasanya.
2. Hematologi rutin
3. Kultur dan hitung kuman untuk menentukan ada
tidaknya dugaan infeksi dan mengidentifikasi jenis
mikroorganisme penyebabnya.
4. Urinalisis rutin untuk mengecek apakah ada
bakteriurian atau tidak.
5. NST (Non-stress test) Tes ini bersifat non-invasif
dan dilakukan untuk menilai keadaan bayi. Denyut
jantung bayi di monitor dan direkam.
Hipoksia, Asfiksia, dan
Deformitas Janin
Hipoksia
Hipoksia dibedakan lagi berdasarkan subtipenya, yaitu :
1. hipoksia preplacental dimana ibu dan janin yang mengalami
hipoksia (seperti pada Ibu yang punya penyakit jantung dan
sianotik)
2. hipoksia uteroplasenta dimana oksigenasi ibu normal tetapi
sirkulasi utero-plasenta terganggu (seperti pada preeklampsia)
3. hipoksia postplasental dimana hanya janin yang hipoksia.
Asfiksia
Keadaan dimana bayi tidak segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir.
Hal ini berhubungan erat dengan hipoksia intrauterine
yang akan berlanjut asfiksia bayi baru lahir.
Faktor penyebab :
1. Faktor Ibu preeklampsi dan eklampsi;
perdarahan abnormal; partus lama; ada infeksi
selama persalinan; kehamilan lewat waktu >42
minggu.
2. Faktor Tali pusat lilitan tali pusat; tali pusat
pendek; simpul tali pusat; prolapsus tali pusat.
3. Faktor bayi bayi prematur <37 minggu;
persalinan dengan tindakan (letak sungsang, bayi
kembar, distosia bahu, dll); kelainan bawaan; Air
ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).
Deformitas Janin
Sindroma deformitas janin atau dikenal dengan sindrom potter
mengacu pada penampilan fisik khas dan hipoplasia paru yang terkait
pada neonatus sebagai akibat langsung oligohidramnion dan
kompresi saat berada dalam rahim.
Sindrom ini terjadi akibat oligohidramnion (keadaann dimana jumlah
volume cairan amnion kurang dari 500 cc pada masa kehamilan
disebabkan oleh penurunan produksi urin sekunder akibat agenesis
ginjal bilateral, penyumbatan saluran kemih, atau kadang-kadang,
ketuban pecah yang berkepanjangan )
Pada pemeriksaan fisik ditemukan :
1. Wajah Potter: hidung rata, dagu pendek, lipatan
epichantus menonjol, dan telinga yang letaknya lebih
rendah.
2. Hipoplasia paru: Derajat hipoplasia paru bergantung
pada derajat dan durasi oligohidramnion yang lama (3-
19 minggu) serta tahap perkembangan paru di mana
oligohidramnion terjadi.
3.Sindrom Eagle-Barrett (prune belly syndrome):
dinding abdomen yang rata, undesensus testis, ureter
yang melebar, dan ginjal di rongga pelvis.
4.Kelainan pada tulang : Hemivertebrae, agenesis
sakral, dan kelainan batang tubuh.
5. Kelainan pada mata : Katarak, prolaps lensa.
6. Kelainan pada kardiovaskular: Defek septum
ventrikel, defek bantal endokard, tetralogi Fallot, dan
duktus arteriosus paten.
Daftar Pustaka
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2963133/
http://emedicine.medscape.com/article/983477-clinical#b4
Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau
kecoklatan sedikit-sedikit/ sekaligus >>.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, (tanda-tanda infeksi )
Janin mudah diraba
Inspekulo: tampak air ketuban mengalir/selaput ketuban tidak ada
dan air ketuban sudah kering.

Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan leukosit darah: >15.000/ul bila terjadi infeksi.
2) Tes Lakmus (tes Nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah
menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
3) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada
gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan gambaran daun pakis
4) USG KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit
5) Amniosentisis.
Daftar Pustaka
https://www.abclawcenters.com/practice-areas/prenatal-birth-injuries/fetus-or-
newborn-medical-problems/hypoxic-ischemic-encephalopathy/
http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/umbilical-cord-
prolapse/
http://calgaryguide.ucalgary.ca/preterm-prelabor-rupture-of-membranes-pprom-
pathogenesis-and-clinical-findings/
http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview#a2
Penatalaksanaan KPD
Non farmakologi
Non-Farmakologi:
Rawat inap
-Monitoring keadaan vital ibu dan janin
-Infus RL
-Bedrest total
Tidak melakukan Vaginal toucher
Rujuk ke SpOG (untuk terminasi kehamilan krn adanya tanda infeksi pada ibu dan
gawat janin)
Farmakologi
Antibiotik :
- Penicilin 1,2 jt unit IU secara IM
- Amoxicilin 3x1000 mg po
- Cefradoxil 2x500mg
- Dexamethason 6 mg setiap 12 jam (2 hari)
TERAPI KONSERVATIF
Dilakukan jika masa kehamilan < 34 minggu dan tidak mempunyai gelaja
infeksi atau fetal distress.
Selama perawatan dilakukan :
1. Observasi adanya amnionitis/tanda infeksi
2. Ibu : suhu > 38 derajat, takikardi leukositosis, tanda infeksi intra uterin nyeri
rahim, sekret vagina purulen.
Janin : hitung frekuensi jantung fetal
3. Perhatikan tanda tanda persalinan
4. Beri Antibiotika&Eritromisin 4x 500 mg
5. USG
Aktif
Pengelolaan aktif pada pada KPD dengan umur kehamilan 20-28 mgg dan >= 34 mg.
Ada tanda tanda infeksi
Timbulnya tanda tanda persalinan
Gawat janin
Ciri-ciri adanya amnionitis :
1. Febris
2. Leukositosis
3. Takikardi
4. Cairan ketuban agak bau
1. Antibiotik dosis tinggi
2. Terminasi kehamilan
3. Induksi (oxytocin atau misoprostol)
20-28mgg: oksitosin 5 IU dalam dextrose 5% mulai 20-60tetes/menit
dinaikkan tiap 15menit
>28mgg : oksitosin 5 IU mulai 20-60tetes/menit
4. Jika tidak berhasil, seksio
Pasien dapat pulang apabila tidak ada komplikasi yang lain, hal-hal yang
harus diperhatikan:
Tidak coitus
Tidak iritasi vagina
Kontrol apabila ada tanda infeksi
Pencegahan, Komplikasi,
Prognosis
Pencegahan
Menjaga higenitas saluran kemih saat kehamilan
Tidak merokok dan minum alkohol
Hindari trauma saat kehamilan
ANC teratur
Hindari tindakan invasif selama kehamilan cth : Biopsi cervix
Tidak melakukan koitus selama masa kehamilan
Komplikasi
Bayi lahir prematur
Chorioamnionitis
Oligohidramnion
Solusio plasenta
Tali pusat janin putus
Gangguan fungsi paru janin
Asfiksia janin
IUFD
Prognosis Ibu
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad Sanatoinam : ad bonam
Prognosis Janin
Dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai