Anda di halaman 1dari 97

Tutorial Modul 4 Blok 5

Rupture Tendo Achilles


Kelompok 14
Anggota:
Triadi Nanggala (1410066)
Veren Antonie (1710004)
Aimee Wiynena Kambey (1710027)
Aulia Ratu Cempaka (1710070)
Omar Mohammad (1710096)
Putu Intan Kusuma Wardani (1710136)
Lumban Gaol, Verany Noverina (1710141)
Jesica Rumahorbo (1710169)
Yolanda Marcella (1710192)
Fhebi Meliyanti (1710199)
Terminologi
• VAS (Visual Analog Scale) = Skala yang didesain untuk menentukan
rasa sakit pasien (rasch.org)
• Test Thompson = test untuk mengetahui apakah ada rupture pada
tendon. Test Thompson positif menunjukkan tidak adanya plantar flexi
pada rupture tendon.
Palpable Defect
• Palpable Defect adalah kecacatan yang teraba. Pada kasus ini, kelainan
yang dimaksud adalah terabanya robekan pada saat palpasi yang
tepatnya 4 cm proximal calcaneus yaitu tendo achilles yang teraba saat
di palpasi.
Non-Weight Bearing
• Non Weight Bearing . Adalah berjalan dengan tungkai tidak diberi
beban ( menggantung ). Dalam kasus ini, pasien berjalan dengan cara
mengangkat kaki kirinya.
Anatomi Compartimentum
Cruris Posterius
Drake, R.L., Vogl, A.W., Mitchell, A.W.M., 2014. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier Churchill Livingstone, Singapore.
Drake, R.L., Vogl, A.W., Mitchell, A.W.M., 2014. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier Churchill Livingstone, Singapore.
Musculus Origo Insertio Persarafan Fungsi
Gastrocnemius Caput mediale – permukaan Melalui tendo Nervus Plantarflexi pedis
posterior tulang femur bagian calcaneus, ke tibialis dan flexi genus
distal tepat di superior dari permukaan
condylus medialis; posterior tulang
Caput laterale – permukaan calcaneus
posteolateralis bagian atas
condylus lateralis femur

Plantaris Bagian inferior linea Plantarflexi pedis


supracondylaris lateralis tulang dan flexi genus
femur dan ligamentum popliteum
obliquum genus
Soleus Linea musculi solei dan margo Plantarflexi pedis
medialis tulang tibia; aspectus
posterior capitulum fibulae dan
permukaan yang berdampingan
pada collum dan corpus ossis
femoris bagian proximal; arcus
tendineus diantara perlekatan
pada tibia dan fibula
Drake, R.L., Vogl, A.W., Mitchell, A.W.M., 2014. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier Churchill Livingstone, Singapore.
Pergerakan sendi pada pergelangan kaki :
• M. tibialis anterior
Otot ini terbentang dari Condylus Lateralis sampai bagian medial
tarsometatarsal sepanjang dari permukaan anterior tibia.
Setelah sampai dua pertiganya otot ini merupakan tendo yangmemiliki
origo pada tibia Dan membrane interossea.
Sedangkan insersionya yaitu Osmetatarsal I Otot ini dipersarafi oleh
N.fibularis profundus yang memiliki fungsi sebagai supinasi dan
dorsofleksi pada kaki
• M. tibialis Posterior
otot ini terletak pada bagian terdalam posterior dari tungaki
bawah yang memiliki origo pada fibula dan membrane interossea serta
insersio pada tuberositas.

• M. Extensor digitorum longus


otot ini terletak pada bagian lateral dari m tibialis anterior di
bagian proximal dan m. extensor halluces longus pada bagian distal
yang memiliki origo pada tibia dan membrane interossea serta insersio
pada phalanx medial dan distal digitorum II-v. disini dipersarafi oleh N.
Fibularis Profundus yang memiliki fungsi untuk abduksi dan dorsoflexi
• M. extensor Halluces Longus
otot ini bagian proksimalnya terletak di bagian bawah dari m.
extensor digitorum longus dan m. tibialis anterior yang memiliki origo
yaitu pada fibula dan membrane interossea serta insersio pada phalanx
digitalis digiti I. dipersarafi oleh n. fibularis posterior dan berfungsi
sebagai dorsofleksi.

• m. fibularis tertius
Otot ini adalah otot kecil yang berada pada lateral m.extensor
digitorum longus yang memiliki origo pada fibula dan membrane
interossea serta insersio pada os metatarsal V. Otot ini akan dipersarafi
oleh N.fibularis posterior dan berfungsi sebagai pronasi dan dorsofleksi.
• m. fibularis longus
Otot ini terletak pada bagian lateral dari tungkai bawah yang
memiliki origo pada fibula serta insersio pada os metatarsal I. Otot ini
akan dipersafi oleh N.fibularis superficialis dan memiliki fungsi sebagai
abduksi, eversi, dan plantarfleksi

• m.fibularis brevis
Otot ini terletak pada bagian posterior dari m.fibularis longus
yang memiliki origo pada fibula dan insersio pada tuberositas ossis
metatarsal V . Otot ini akan dipersarafi oleh N.fibularis superficialis
yang memiliki fungsi sebagai abduksi, eversi, dan plantarfleksi
• m. Gastrocnemius
Otot ini adalah otot terluar dari bagian posterior pada tungkai
bawah. Bentuk seperti tanduk dan dengan m.soleus akan membentuk
triceps surae. Otot ini memiliki origo pada condyles femoralis dan
insersio tubercalcanei yang melalui tendo Achilles. Otot ini memiliki
fungsi yaitu sebagai plantarfleksi

• m. soleus
Otot ini terletak pada bagian dalam dari m.gastrocnemius yang
memiliki origo pada linea musculi solei tibia et fibula dan insersio pada
tubercalcanei. Otot ini akan dipersarafi oleh N.tibialis yang memiliki
fungsi sebagai penghambat dorsofleksi sehingga akan membentuk
gerakan plantarfleksi
• m. flexor halluces longus
Otot ini memiliki origo pada fascies posterior fibula, membrane
interossea, dan fascia cruris lembar dalam serta insersi pada phalanx
distal digiti I .Otot ini akan dipersarafi oleh N.tibialis yang memiliki
fungsi adduksi, inversi, dan plantarfleks.

• m. flexor digitorum longus


Otot ini memiliki origo pada facies posterior tibia dan fascia
cruris lembar dalam serta insersio pada phalanx sidtal digitorum II-V.
Otot ini akan dipersarafi oleh N.tibialis yang memiliki fungsi sebagai
adduksi, inversi, dan plantarfleksi.
Penjelasan :
• Articulatio talocruralis dibentuk oleh ujung distal tulang tibia dan
fibula serta bagian atas dari talus. Ligamentum pada articulatio
talocruralis terdiri dari:
Ligamentum Mediale atau Deltoideum Ligamentum ini
merupakan ligamentum yang kuat dengan puncaknya melekat pada
ujung malleolus medialis.
Sedangkan serabut dalamnya melekat pada permukaan medial
corpus tali serta serabut superficial yang melekat pada bagian medial
talus, sustentaculum tali, ligamentum calcaneonaviculare plantare dan
tuberositas ossis naviculare
Biomekanika Ankle dan
tendo Calcaneus
Pergerakan Kaki dan Ankle
Gerakan utama Pergerakan Ankle
1. Plantar Fleksi
2. Dorso Fleksi
Potonngan sagital
1. Inversi
2. Eversi
Aksis Rotasi Pergerakan Ankle
• Multiaxial
Rotasi Interna = Dorsofleksi
Rotasi Eksterna = Plantarfleksi
• Bisa juga Uniaxial
Pergerakan yang dibentuk oleh bidang sagital, terjadi di sekitar garis yang
melewati malleoli medial dan lateral
Pergerakan yang dibentuk oleh bidang koronal terjadi di sekitar titik
perpotongan antara malleoli dan sumbu panjang tibia di bidang frontal
Pergerakan yang dibentuk oleh bidang transversal terjadi di sekitar sumbu
panjang tibia yang memotong garis tengah kaki
SAGITAL

KORONAL

TRANSVERSAL
ROM Ankle
POTONGAN GERAKAN SUDUT

SAGITAL Dorsofleksi 10o – 20o

Plantarfleksi 40o – 55o

KORONAL Inversi 23o

Eversi 12o

Dalam aktivitas sehari hari ROM yang digunakan pada bidang sagital jauh lebih berkurang dengan estimasi 30o
untuk berjalan kaki dan 37o untuk naik tangga dan 56o untuk turun tangga
Biomekanika Tendo Achilles
Tendon Achilles sangat kuat dan dapat menahan tekanan yang jauh
melebihi yang ditransmisikan selama aktivitas dan olahraga sehari-hari.
• Kekuatan puncak yang ditransmisikan melalui tendon Achilles saat
berlari adalah 9 kN, yang setara dengan 12,5 kali berat badan
1. 2% pertama merupakan peregangan dari serabut kolagen.
2. Karena semua serat menjadi membentang, kurva tegangan-
regangan menjadi linier sampai tendon mulai gagal dan robekan
mikroskopik terjadi.
3. Di luar strain 8-10%, terjadi kegagalan makroskopik.
4. Kemiringan kurva mewakili kekakuan tendon dan disebut sebagai
modulus Young. Kekakuan telah terbukti dikaitkan dengan efisiensi
tendon dalam menyimpan dan melepaskan energi.
5. Daerah di bawah kurva tegangan-regangan beban mewakili
kemampuan tendon untuk menyimpan energi.
Forces in the ankle joint
Kompleks ankle joint memiliki kekuatan :
a. Menahan beban 5 kali berat badan selama posisi berjalan
b. Menahan beban 13 kali berat badan selama aktivitas seperti berlari
Mekanisme ankle pada gait cycle :
1. Periode Stance
a. Fase 1 : Sedikit plantarfleksor pada ankle, kontraksi dorsifleksor secara
eksentrik pada tibialis anterior untuk mengontrol rotasi kaki ke tanah dan
mencegah kaki membentur tanah
b. Fase 2 : Dari plantarfleksor terjadi kontraksi dorsifleksor ankle secara
eksentrik saat tibia dan fibula berotasi ke depan
c. Fase 3 : Plantarfleksi berlanjut dengan plantarfleksor berkontraksi secara
konsentris menuju ujung kaki
2. Periode Swing
• Ankle akan dorsofleksi, yang kemudian akan kembali sedikit plantarfleksi
• 83% beban ditransmisikan melalui sendi tibiotalar
• 17% sisanya ditransmisikan melalui fibula

• Distribusi beban ini merupakan fungsi dari kekuatan ligament dan


efek posisional,
a. Sisi medial mengalami beban tertinggi selama inversi
b. Sisi lateral mengalami beban tertinggi selama eversi
Clinical relevance of ankle biomechanics
Usia dan jenis kelamin adalah factor yang berpengaruh bisa mengubah
ROM ankle.

• Wanita 20-39 tahun memiliki ROM ankle yang lebih tinggi dibanding
laki-laki
• Wanita yang lebih tua, dorsofleksi 8 derajat kurang dan plantarfleksi 8
derajat lebih besar dibanding pasien laki-laki pada usia 70-79 tahun
• Ada pengurangan ROM untuk kedua jenis kelamin dalam kelompok
usia tua
PEMERIKSAAN FISIK KAKI
Kaki
Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan fisik kaki
:

1. Pasien harus terlentang


2. Kaus kaki atau kaus kaki harus dilepas.
Inspeksi
Periksa kedua kaki dari pangkal paha dan bokong ke kaki.
catatan:
• Ukuran, simetri, dan pembengkakan atau edema
• Pola vena dan pembesaran vena
• Setiap pigmentasi, ruam, bekas luka, atau borok
• Warna dan tekstur kulit, warna tempat tidur kuku, dan distribusi
rambut di kaki bagian bawah, kaki, dan jari kaki.
Periksa warna kulit.
• Apakah ada area kemerahan? Jika ya, perhatikan
suhunya.
• Apakah ada area kecoklatan di dekat pergelangan
kaki?
• Catat adanya bisul di kulit. Dimana posisinya?
• Periksa sistem persyarafan untuk varicosities/varises.

i. Jika ada, mintalah pasien berdiri, yang memungkinkan


adanya varicosities untuk mengisi dengan darah dan
membuatnya terlihat.
ii. Perubahan ini mudah terlewatkan saat pasien
terlentang.
iii. Palpasi sepanjang varicosities untuk memeriksa
tromboflebitis.
• Periksa dan bandingkan
paha, betis, dan
pergelangan kaki untuk
simetri. Perhatikan
ukuran relatif dan
menonjolnya vena,
tendon, dan tulang.
Apakah pembuluh darah
sangat menonjol (Gambar
12-16)?
Palpasi
1. Palpasi femoral, popliteal, dan pedal
pulses untuk menilai sirkulasi arteri.
• Peredaran darah femoralis.
I. Tekan secara dalam, di bawah
ligamentum inguinalis dan sekitar
pertengahan jalan antara tulang
belakang iliaka superior anterior
dan simfisis pubis (Gambar 12-18).
II. Seperti pada palpasi abdomen
dalam, penggunaan dua tangan,
satu di atas yang lain, mungkin
sangat membantu, terutama pada
pasien obesitas.
• Peredaran darah Poplitea.
I. Lutut pasien agak dilipat,
dengan kaki relaks.
II. Letakkan ujung jari kedua
tangan sehingga mereka
hanya bertemu di garis
tengah di belakang lutut
dan tekan mereka jauh ke
dalam fosa poplitea.
III. (Gambar 12-19). Denyut
nadi poplite lebih sulit
ditemukan daripada pulsa
lainnya. Lebih dalam dan
terasa lebih menyebar.
Jika Anda tidak dapat
memilah pulsa poplite
dengan pendekatan ini,
cobalah rawan pasien
(Gambar 12-20). Luruskan
lutut pasien sampai
sekitar 90o, biarkan kaki
bagian bawah mengendur
dengan bahu atau lengan
atas, dan tekan kedua ibu
jari Anda ke dalam fosa
poplitea (Gambar 12-21).
• Denyut nadi Dorsalis Pedis.

I. Palpasi dorsum kaki (bukan


pergelangan kaki) hanya
bersebelahan dengan tendon
ekstensor jempol kaki
(Gambar 12-22).
II. Arteri DP secara kongenital
tidak ada atau cabang lebih
tinggi di pergelangan kaki.
III. Jika Anda tidak bisa
merasakan denyut nadi,
jelajahi dorsum kaki lebih
lateral.
• Denyut Nadi Posterior Tibial.

I. Masukkan jari Anda di


belakang dan sedikit di
bawah malleolus medial
pergelangan kaki (Gbr.12-
23).
II. Denyut nadinya mungkin
sulit dirasakan di
pergelangan kaki gemuk
atau edematous.
2. Pembengkakan dan Edema.

I. Jika bengkak atau edema hadir, raba untuk edema


pitting.
II. Tekan dengan kuat tapi lembut dengan ibu jari
Anda selama minimal 2 detik (1) di atas dorsum
setiap kaki, (2) di belakang setiap malleolus
medial, dan (3) di atas tulang kering (Gambar 12-
24).
III. Carilah pitting-depresi yang disebabkan oleh
tekanan dari ibu jari Anda. Biasanya tidak ada.
IV. Tingkat keparahan edema dinilai pada skala empat
poin, dari sedikit ke sangat ditandai.
ROM
• Melakukan dorso fleksi 20-30’
menggerakkan telapak kaki ke
arah atas.

• Melakukan plantar fleksi 20-30’


menggerakan telapak kaki ke
arah bawah
• Melakukan inversi/supinasi 10’
memutar/mengarahkan telapak
kaki ke arah samping dalam.

• Melakukan eversi/pronasi 10’


memutar/mengarahkan telapak
kaki ke arah samping luar.
JARI-JARI KAKI

• Melakukan flexi 30-60’ menekuk jari-jari kaki ke arah bawah.


• Melakukan ekstensi 30-60’ meluruskan kembali jari jari kaki.
• Melakukan Abduksi 15’ meregangkan jari jari kaki.
• Melakukan Adduksi 15’ merapatkan kembali jari jari kaki.
Tes Provokasi
1. Thompson Test
2. Mattles Test
Thompson Test
Tes Thompson menguji integritas tendon Achilles dengan meremas betis. Hal ini dilakukan
sebagai uji klinis untuk mengidentifikasi adanya ruptur Achilles yang lengkap.

I. Pasien berbaring rawan dengan kakinya di ujung meja.


II. Sebagai alternatif, pasien bisa berbaring rawan dengan lutut tertekuk sampai 90 °.
III. Pemeriksa meremas otot betis, khususnya kompleks gastrocnemius - soleus, dengan
tangannya.
IV. Meremas betis harus menyebabkan kontraksi tendon Achilles, sehingga fleksi plantar.
V. Jika tendon Achilles benar-benar pecah, tidak akan ada fleksi plantar yang jelas.
Mattles Test
The Mattles Test adalah tes diagnostik visual untuk dugaan sobeknya tendon Achilles.

I. Jika terjaga, pasien diminta berbaring telungkup dan melenturkan lutut mereka secara
aktif hingga 90 °.
II. Jika diberi anestesi secara lokal, pemeriksa secara pasif menekuk lutut. Posisi
pergelangan kaki dan kaki harus diamati oleh pemeriksa.
III. Kaki yang tidak terluka tetap berada pada fleksi plantar sedikit. Ketika pasien
menderita tendon Achilles sobek, kaki akan jatuh ke posisi netral atau bahkan menjadi
dorsofleksi.
IV. Hal ini sering disebut sebagai 'the angle of dangle'.

Ini adalah tes observasi, tidak ada palpasi atau gerakan lebih lanjut yang diperlukan.
Daftar Pustaka
• Bates’ Guide to
Physical Examination
and History Taking.
Lynn S. Bickley
• www.physio-pedia.com
Rupture Tendo Achilles
Definisi
Ruptur tendo achilles adalah putusnya tendo achilles atau cedera
yang mempengaruhi bagian bawah belakang kaki.
Epidemiologi
● Insiden meningkat dari 18/100.000 pada tahun 1984 menjadi 37/100.000 pada tahun
1996. Insiden tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun.
● Insidensi ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara maju.
● paling umum terjadi di negara-negara maju dengan prevalensi bervariasi.
Faktor resiko
● Usia. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40.
● Jenis kelamin. Ruptur tendon Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi
pada pria dibandingkan wanita.
● Obesitas.
● Steroid Injection. Steroid digunakan untuk meredakan rasa nyeri dan
inflamasi, pengobatan ini dapat melemahkan tendon di sekitarnya dan
mengakibatkan cedera tendon Achilles.
● Olahraga rekreasi. Cedera tendon Achilles lebih seeing terjadi dalam
olahraga yang melibatkan berlari, melompat dan mulai tiba-tiba berhenti.
Contohnya:
1. Sepakbola
2. Bola basket
3. Tennis
Etiologi

● Tendo dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia


● Peningkatan mendadak jumlah tekanan pada tendo achilles
● Cedera dalam Olahraga, seperti melompat, tennis, basket dan sepakbola.
● Ruptur tendon achilles dapat dikaitkan dengan penyakit sistemik seperti

-rheumatoid arthritis, dan

-hiperparatiroid.
Klasifikasi
Pada tendon Achilles terbagi menjadi 2 area:

● Area nonisersional
● Area insersional

Berdasarkan keparahan dan derajat retraksinya, ruptur tendon achilles dibagi menjadi 4 tipe

Ruptur: traumatis, akut dan kronik

Tipe I ruptur parsial kurang dari sama dengan 50%.


Tipe II ruptur komplet dengan celah tendo kurang dari sama dengan 3 cm.
Tipe III ruptur komplet dengan celah tendo 3-6 cm.
Tipe IV ruptur komplet dengan defek lebih dari 6 cm (ruptur yang terabaikan)
Patgenensis, Patofisiologi, Gejala
Klinik
Patogenesis
Dorsoflexi ankle secara
mendadak Inflamasi

Dorongan kuat pada saat


kondisi kaki ekstensi.
Contoh: awalan sprint, Ruptur tendo Repair
meloncat achilles

Dorsoflexi yang kuat pada


saat kaki sedang plantarflexi, Remodelling
biasanya terjadi setelah jatuh
dari ketinggian
Patofisiologi
● Nyeri dan edema - pelepasan mediator inflamasi
● Rasa seperti ditendang pada bagian belakang kaki
● Ketidakmampuan dalam berjalan jauh Ruptur tendo
● Kelemahan pada saat plantar fleksi achilles parsial
Gejala klinis
● Nyeri
● Edema
● Rasa seperti ditendang pada bagian belakang pergelangan kaki
● Ketidakmampuan untuk berjalan jauh
● Dalam beberapa kasus, dapat berjalan dengan lemah tetapi tidak dapat
berlari, memanjat atau berjinjit.
● Kelemahan pada saat plantar fleksi.
Dasar Diagnosis, Diagnosis Banding,
Diagnosis Kerja
Dasar Diagnosis
Anamnesis :
-Tn H 55 tahun -----Riwayat Trauma
-nyeri pergelangan kaki belakang kiri -----Suspek Cedera di Ankle
-saat tersandung tidak terdengan suara 'pop’-------Menyingkirkan DD Ruptur Total
-makin digerakan semakin nyeri -----Tanda inflamasi di bagian belakang pergelangan kaki
-suka meminum jamu ------Faktor Risiko

Pemeriksaan fisik:
-terdapat bengkak, merah, panas (tanda tanda inflamasi)
-palpable defect pada 4cm proximal calcaneus (tendo achilles)
-ROM aktif terbatas
-tes thompson negatif -> bukan ruptur total

Pemeriksaan Penunjang
- hasil x-ray / foto rontgen
Hematologi Rutin
Hb : 13.5 gr/dl
Ht : 40%
Leukosit : 12.200 / mm3
LED : 22mm/ jam
Trombosit : 485.000 / mm3
Hitung Jenis : 0/1/5/78/14/2
Pemeriksaan Penunjang Pre operative
PT : 12 detik
APTT : 36 detik
Bleeding Time : 2 menit
Golongan darah : o
Rh (+)
Gula darah : 93 mg/dl
Ureum : 25 mg
Kreatinin : 1.2 mg
Diagnosis Banding
• Suspek Ruptur Tendo Achilles Parsial
• Suspek Tendinitis Tendo Achilles
• Suspek Bursitis Calcaneal
Ruptur Tendo Achilles Parsial
• Nyeri di area tendo Achilles.
• Nyeri seperti sensasi terbakar atau seperti tertusuk.
• Defek tendon dapat teraba di sepanjang tungkai belakang atau
pergelangan kaki.
• Dapat berjalan dengan menggunakan alat bantu berjalan, atau
bahkan tidak dapat berjalan.
Tendinitis Tendo Achilles
• Adanya sakit dan nyeri terbakar, terutama pada saat aktivitas pagi.
• Rasa nyeri sedikit bertambah saat awal aktifitas, bertambah buruk
saat beraktifitas lebih lanjut, dan diperparah dengan berolah raga.
• Tendo Achilles seringkali membesar, dan terasa hangat.
Bursitis Calcaneal
• Nyeri pada tumit bagian belakang, terutama saat berjalan, berlari,
atau saat daerah yang nyeri di sentuh.
• Semakin nyeri saat berjinjit.
• Kulit kemerahan dan juga terasa hangat pada tumit bagian belakang.
• Terdapat oedem
Diagnosis Kerja
• Ruptur Tendo Achilles Parsial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Magnetic resonance imaging (MRI)
• MRI bisa mendiagnosis ruptur tendon
• MRI khususnya sangat berguna ketika adanya kecenderungan kemungkinan ruptur
parsial tendo achilles
• Ruptur parsial sering dilakukan bantuan medis (operasi)
• Pemeriksaan MRI, tidak menimbulkan kerusakan jaringan karena tidak
menimbulkan radiasi
• USG
• Ultrasonografi digunakan untuk menentukan ketebalan tendon serta adanya
robekan
• Pada pemeriksaan ini menjadi sangar mudah karena dapat ditemukan kerusakan
struktural jaringan
• X-ray
• Untuk mengevaluasi struktur tulang sebagai bukti dari patah tuberositas
calcaneal dan avulsion Achilles tendon, radiografi biasanya menggunakan
sinar-X untuk menganalisis titik cedera
Pemeriksaan penunjang preoperatif
Pemeriksaan laboratorium :
• pemeriksaan hematologi
hb, ht, leukosit, trombosit, LED
• pemeriksaan kimia klinik
• pemeriksaan fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
Pemeriksaan radiologi :
• Foto tulang (daerah yang terkena fraktur)
• Foto thorax
• MRI
• CT Scan
• USG
• EKG
• Pemeriksaan glukosa darah
• Pemeriksaan golongan darah
• Biopsi : tindakan diagnostik yang dilakukan dengan mengambil
sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik untuk
mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis
pengobatan atau terapi yang terbaik bagi pasien.
PENATALAKSANAAN
TUJUAN PENATALAKSANAAN
• Mengurangi rasa nyeri dan bengkak
• Mencegah cedera lebih lanjut
NON MEDIKAMENTOSA
• PRICE
• Konsul Ortopedi
• Konsul Rehab Medik
• Alat Bantu Jalan
NON MEDIKAMENTOSA
• Menggunakan prinsip PRICE
• P  Protect from further injury
• R  Restrict activity
• I  Apply Ice
• C  Apply Compression
• E  Elevate the injured area
PRINSIP PRICE
• Membatasi pembengkakan (oedem) pada cedera dan meningkatkan
proses penyembuhan
• Menggunakan alat bantu seperti bantalan, kruk akan melindungi otot
dan sendi dari cedera yang lebih lanjut apabila digunakan dengan
tepat
• Membatasi aktivitas yang membebani (48-72 jam) akan memulai
proses penyembuhan
• Berikan es selama 15-20 menit setiap 60-90 menit
• Kompresi dengan menggunakan perban elastis saat
beraktivitas maupun tidur, hasilnya akan menjadi
lebih baik
• Berbaring dengan tungkai ditinggikan untuk
mengurangi bengkak.
KONSUL REHAB MEDIK
• Terapi Fisik
Biasanya tidak diindikasikan untuk fase akut, tetapi menjadi penting untuk fase
rehabilitasi
• Aktivitas yang disarankan : Olahraga yang tidak membebani tendo contoh :
berenang, berjalan didalam air, sepeda statis
MEDIKAMENTOSA
• R/ Paracetamol tab 500 mg No XV
S 3 dd tab II pc prn

• R/ Celecoxib tab 200 mg No V


S 1 dd tab I pc prn

• R/ Lansoprazole caps 30 mg No V
S 1 dd caps 1 ac hm
Pencegahan, Komplikasi dan
Prognosis.
Pencegahan
• Memberi jeda waktu istirahat saat melakukan aktivitas
• Peregangan dan pemanasan sebelum olahraga
• Berhati-hati saat berjalan dan berlari
• Tidak meminum jamu sembarangan

http://achillestendon.com/preventing-injuries/
Komplikasi
• Infeksi pada luka
• Pendarahan
• Re-rupture tendon Achilles
• Kerusakan pada saraf dan pembuluh darah

https://www.aofas.org/footcaremd/treatments/pages/achilles-tendon-rupture-surgery.aspx
Department of Orthopaedics, Institute of Clinical Sciences Sahlgrenska Academy at University of Gothenburg
https://www.orthobullets.com/foot-and-ankle/7021/achilles-tendon-rupture
Prognosis
• Dengan perawatan yang tepat (konservatif atau bedah) dan rehabilitasi, sebagian
besar orang dapat kembali ke tingkat akivitas normal
• Individu yang menjalani perawatan bedah memiliki tingkat rerupture hanya 0-5%
• Individu yang memilih perawatan konservatif memiliki tingkat rerupture hampir
40%

• Waktu yang dibutuhkan sekiranya untuk kembali ke berlari atau atletik secara
tradisional sekitar empat sampai enam bulan. Dengan motivasi dan terapi fisik
yang ketat, atlet bisa kembali ke atletik tiga bulan setelah cedera.
https://emedicine.medscape.com/article/309393-overview#showall
https://www.emedicinehealth.com/achilles_tendon_rupture/article_e
m.htm#prognosis_of_achilles_tendon_rupture

Anda mungkin juga menyukai