• m. fibularis tertius
Otot ini adalah otot kecil yang berada pada lateral m.extensor
digitorum longus yang memiliki origo pada fibula dan membrane
interossea serta insersio pada os metatarsal V. Otot ini akan dipersarafi
oleh N.fibularis posterior dan berfungsi sebagai pronasi dan dorsofleksi.
• m. fibularis longus
Otot ini terletak pada bagian lateral dari tungkai bawah yang
memiliki origo pada fibula serta insersio pada os metatarsal I. Otot ini
akan dipersafi oleh N.fibularis superficialis dan memiliki fungsi sebagai
abduksi, eversi, dan plantarfleksi
• m.fibularis brevis
Otot ini terletak pada bagian posterior dari m.fibularis longus
yang memiliki origo pada fibula dan insersio pada tuberositas ossis
metatarsal V . Otot ini akan dipersarafi oleh N.fibularis superficialis
yang memiliki fungsi sebagai abduksi, eversi, dan plantarfleksi
• m. Gastrocnemius
Otot ini adalah otot terluar dari bagian posterior pada tungkai
bawah. Bentuk seperti tanduk dan dengan m.soleus akan membentuk
triceps surae. Otot ini memiliki origo pada condyles femoralis dan
insersio tubercalcanei yang melalui tendo Achilles. Otot ini memiliki
fungsi yaitu sebagai plantarfleksi
• m. soleus
Otot ini terletak pada bagian dalam dari m.gastrocnemius yang
memiliki origo pada linea musculi solei tibia et fibula dan insersio pada
tubercalcanei. Otot ini akan dipersarafi oleh N.tibialis yang memiliki
fungsi sebagai penghambat dorsofleksi sehingga akan membentuk
gerakan plantarfleksi
• m. flexor halluces longus
Otot ini memiliki origo pada fascies posterior fibula, membrane
interossea, dan fascia cruris lembar dalam serta insersi pada phalanx
distal digiti I .Otot ini akan dipersarafi oleh N.tibialis yang memiliki
fungsi adduksi, inversi, dan plantarfleks.
KORONAL
TRANSVERSAL
ROM Ankle
POTONGAN GERAKAN SUDUT
Eversi 12o
Dalam aktivitas sehari hari ROM yang digunakan pada bidang sagital jauh lebih berkurang dengan estimasi 30o
untuk berjalan kaki dan 37o untuk naik tangga dan 56o untuk turun tangga
Biomekanika Tendo Achilles
Tendon Achilles sangat kuat dan dapat menahan tekanan yang jauh
melebihi yang ditransmisikan selama aktivitas dan olahraga sehari-hari.
• Kekuatan puncak yang ditransmisikan melalui tendon Achilles saat
berlari adalah 9 kN, yang setara dengan 12,5 kali berat badan
1. 2% pertama merupakan peregangan dari serabut kolagen.
2. Karena semua serat menjadi membentang, kurva tegangan-
regangan menjadi linier sampai tendon mulai gagal dan robekan
mikroskopik terjadi.
3. Di luar strain 8-10%, terjadi kegagalan makroskopik.
4. Kemiringan kurva mewakili kekakuan tendon dan disebut sebagai
modulus Young. Kekakuan telah terbukti dikaitkan dengan efisiensi
tendon dalam menyimpan dan melepaskan energi.
5. Daerah di bawah kurva tegangan-regangan beban mewakili
kemampuan tendon untuk menyimpan energi.
Forces in the ankle joint
Kompleks ankle joint memiliki kekuatan :
a. Menahan beban 5 kali berat badan selama posisi berjalan
b. Menahan beban 13 kali berat badan selama aktivitas seperti berlari
Mekanisme ankle pada gait cycle :
1. Periode Stance
a. Fase 1 : Sedikit plantarfleksor pada ankle, kontraksi dorsifleksor secara
eksentrik pada tibialis anterior untuk mengontrol rotasi kaki ke tanah dan
mencegah kaki membentur tanah
b. Fase 2 : Dari plantarfleksor terjadi kontraksi dorsifleksor ankle secara
eksentrik saat tibia dan fibula berotasi ke depan
c. Fase 3 : Plantarfleksi berlanjut dengan plantarfleksor berkontraksi secara
konsentris menuju ujung kaki
2. Periode Swing
• Ankle akan dorsofleksi, yang kemudian akan kembali sedikit plantarfleksi
• 83% beban ditransmisikan melalui sendi tibiotalar
• 17% sisanya ditransmisikan melalui fibula
• Wanita 20-39 tahun memiliki ROM ankle yang lebih tinggi dibanding
laki-laki
• Wanita yang lebih tua, dorsofleksi 8 derajat kurang dan plantarfleksi 8
derajat lebih besar dibanding pasien laki-laki pada usia 70-79 tahun
• Ada pengurangan ROM untuk kedua jenis kelamin dalam kelompok
usia tua
PEMERIKSAAN FISIK KAKI
Kaki
Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan fisik kaki
:
I. Jika terjaga, pasien diminta berbaring telungkup dan melenturkan lutut mereka secara
aktif hingga 90 °.
II. Jika diberi anestesi secara lokal, pemeriksa secara pasif menekuk lutut. Posisi
pergelangan kaki dan kaki harus diamati oleh pemeriksa.
III. Kaki yang tidak terluka tetap berada pada fleksi plantar sedikit. Ketika pasien
menderita tendon Achilles sobek, kaki akan jatuh ke posisi netral atau bahkan menjadi
dorsofleksi.
IV. Hal ini sering disebut sebagai 'the angle of dangle'.
Ini adalah tes observasi, tidak ada palpasi atau gerakan lebih lanjut yang diperlukan.
Daftar Pustaka
• Bates’ Guide to
Physical Examination
and History Taking.
Lynn S. Bickley
• www.physio-pedia.com
Rupture Tendo Achilles
Definisi
Ruptur tendo achilles adalah putusnya tendo achilles atau cedera
yang mempengaruhi bagian bawah belakang kaki.
Epidemiologi
● Insiden meningkat dari 18/100.000 pada tahun 1984 menjadi 37/100.000 pada tahun
1996. Insiden tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun.
● Insidensi ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara maju.
● paling umum terjadi di negara-negara maju dengan prevalensi bervariasi.
Faktor resiko
● Usia. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40.
● Jenis kelamin. Ruptur tendon Achilles hingga lima kali lebih mungkin terjadi
pada pria dibandingkan wanita.
● Obesitas.
● Steroid Injection. Steroid digunakan untuk meredakan rasa nyeri dan
inflamasi, pengobatan ini dapat melemahkan tendon di sekitarnya dan
mengakibatkan cedera tendon Achilles.
● Olahraga rekreasi. Cedera tendon Achilles lebih seeing terjadi dalam
olahraga yang melibatkan berlari, melompat dan mulai tiba-tiba berhenti.
Contohnya:
1. Sepakbola
2. Bola basket
3. Tennis
Etiologi
-hiperparatiroid.
Klasifikasi
Pada tendon Achilles terbagi menjadi 2 area:
● Area nonisersional
● Area insersional
Berdasarkan keparahan dan derajat retraksinya, ruptur tendon achilles dibagi menjadi 4 tipe
Pemeriksaan fisik:
-terdapat bengkak, merah, panas (tanda tanda inflamasi)
-palpable defect pada 4cm proximal calcaneus (tendo achilles)
-ROM aktif terbatas
-tes thompson negatif -> bukan ruptur total
Pemeriksaan Penunjang
- hasil x-ray / foto rontgen
Hematologi Rutin
Hb : 13.5 gr/dl
Ht : 40%
Leukosit : 12.200 / mm3
LED : 22mm/ jam
Trombosit : 485.000 / mm3
Hitung Jenis : 0/1/5/78/14/2
Pemeriksaan Penunjang Pre operative
PT : 12 detik
APTT : 36 detik
Bleeding Time : 2 menit
Golongan darah : o
Rh (+)
Gula darah : 93 mg/dl
Ureum : 25 mg
Kreatinin : 1.2 mg
Diagnosis Banding
• Suspek Ruptur Tendo Achilles Parsial
• Suspek Tendinitis Tendo Achilles
• Suspek Bursitis Calcaneal
Ruptur Tendo Achilles Parsial
• Nyeri di area tendo Achilles.
• Nyeri seperti sensasi terbakar atau seperti tertusuk.
• Defek tendon dapat teraba di sepanjang tungkai belakang atau
pergelangan kaki.
• Dapat berjalan dengan menggunakan alat bantu berjalan, atau
bahkan tidak dapat berjalan.
Tendinitis Tendo Achilles
• Adanya sakit dan nyeri terbakar, terutama pada saat aktivitas pagi.
• Rasa nyeri sedikit bertambah saat awal aktifitas, bertambah buruk
saat beraktifitas lebih lanjut, dan diperparah dengan berolah raga.
• Tendo Achilles seringkali membesar, dan terasa hangat.
Bursitis Calcaneal
• Nyeri pada tumit bagian belakang, terutama saat berjalan, berlari,
atau saat daerah yang nyeri di sentuh.
• Semakin nyeri saat berjinjit.
• Kulit kemerahan dan juga terasa hangat pada tumit bagian belakang.
• Terdapat oedem
Diagnosis Kerja
• Ruptur Tendo Achilles Parsial
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Magnetic resonance imaging (MRI)
• MRI bisa mendiagnosis ruptur tendon
• MRI khususnya sangat berguna ketika adanya kecenderungan kemungkinan ruptur
parsial tendo achilles
• Ruptur parsial sering dilakukan bantuan medis (operasi)
• Pemeriksaan MRI, tidak menimbulkan kerusakan jaringan karena tidak
menimbulkan radiasi
• USG
• Ultrasonografi digunakan untuk menentukan ketebalan tendon serta adanya
robekan
• Pada pemeriksaan ini menjadi sangar mudah karena dapat ditemukan kerusakan
struktural jaringan
• X-ray
• Untuk mengevaluasi struktur tulang sebagai bukti dari patah tuberositas
calcaneal dan avulsion Achilles tendon, radiografi biasanya menggunakan
sinar-X untuk menganalisis titik cedera
Pemeriksaan penunjang preoperatif
Pemeriksaan laboratorium :
• pemeriksaan hematologi
hb, ht, leukosit, trombosit, LED
• pemeriksaan kimia klinik
• pemeriksaan fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
Pemeriksaan radiologi :
• Foto tulang (daerah yang terkena fraktur)
• Foto thorax
• MRI
• CT Scan
• USG
• EKG
• Pemeriksaan glukosa darah
• Pemeriksaan golongan darah
• Biopsi : tindakan diagnostik yang dilakukan dengan mengambil
sampel jaringan atau sel untuk dianalisis di laboratorium, baik untuk
mendiagnosis suatu penyakit atau untuk mengetahui jenis
pengobatan atau terapi yang terbaik bagi pasien.
PENATALAKSANAAN
TUJUAN PENATALAKSANAAN
• Mengurangi rasa nyeri dan bengkak
• Mencegah cedera lebih lanjut
NON MEDIKAMENTOSA
• PRICE
• Konsul Ortopedi
• Konsul Rehab Medik
• Alat Bantu Jalan
NON MEDIKAMENTOSA
• Menggunakan prinsip PRICE
• P Protect from further injury
• R Restrict activity
• I Apply Ice
• C Apply Compression
• E Elevate the injured area
PRINSIP PRICE
• Membatasi pembengkakan (oedem) pada cedera dan meningkatkan
proses penyembuhan
• Menggunakan alat bantu seperti bantalan, kruk akan melindungi otot
dan sendi dari cedera yang lebih lanjut apabila digunakan dengan
tepat
• Membatasi aktivitas yang membebani (48-72 jam) akan memulai
proses penyembuhan
• Berikan es selama 15-20 menit setiap 60-90 menit
• Kompresi dengan menggunakan perban elastis saat
beraktivitas maupun tidur, hasilnya akan menjadi
lebih baik
• Berbaring dengan tungkai ditinggikan untuk
mengurangi bengkak.
KONSUL REHAB MEDIK
• Terapi Fisik
Biasanya tidak diindikasikan untuk fase akut, tetapi menjadi penting untuk fase
rehabilitasi
• Aktivitas yang disarankan : Olahraga yang tidak membebani tendo contoh :
berenang, berjalan didalam air, sepeda statis
MEDIKAMENTOSA
• R/ Paracetamol tab 500 mg No XV
S 3 dd tab II pc prn
• R/ Lansoprazole caps 30 mg No V
S 1 dd caps 1 ac hm
Pencegahan, Komplikasi dan
Prognosis.
Pencegahan
• Memberi jeda waktu istirahat saat melakukan aktivitas
• Peregangan dan pemanasan sebelum olahraga
• Berhati-hati saat berjalan dan berlari
• Tidak meminum jamu sembarangan
http://achillestendon.com/preventing-injuries/
Komplikasi
• Infeksi pada luka
• Pendarahan
• Re-rupture tendon Achilles
• Kerusakan pada saraf dan pembuluh darah
https://www.aofas.org/footcaremd/treatments/pages/achilles-tendon-rupture-surgery.aspx
Department of Orthopaedics, Institute of Clinical Sciences Sahlgrenska Academy at University of Gothenburg
https://www.orthobullets.com/foot-and-ankle/7021/achilles-tendon-rupture
Prognosis
• Dengan perawatan yang tepat (konservatif atau bedah) dan rehabilitasi, sebagian
besar orang dapat kembali ke tingkat akivitas normal
• Individu yang menjalani perawatan bedah memiliki tingkat rerupture hanya 0-5%
• Individu yang memilih perawatan konservatif memiliki tingkat rerupture hampir
40%
• Waktu yang dibutuhkan sekiranya untuk kembali ke berlari atau atletik secara
tradisional sekitar empat sampai enam bulan. Dengan motivasi dan terapi fisik
yang ketat, atlet bisa kembali ke atletik tiga bulan setelah cedera.
https://emedicine.medscape.com/article/309393-overview#showall
https://www.emedicinehealth.com/achilles_tendon_rupture/article_e
m.htm#prognosis_of_achilles_tendon_rupture