Anda di halaman 1dari 9

https://daerah.sindonews.

com/read/1207310/191/jadi-korban-kekerasan-seksual-bocah-7-tahun-takut-
ke-sekolah-1495486562

Aniaya Putri Sendiri

Doc: South China Morning

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu di Tiongkok terekam video menginjak putrinya yang berusia
dua tahun. Ia mengaku frustasi karena bangkrut dan tidak kunjung mendapat pekerjaan. Insiden
yang mengejutkan pengguna internet tersebut terjadi pada 9 Mei di luar kantor pemerintahan di
Xiaoshan, Provinsi Zhejiang. Dalam rekaman video, wanita berusia 36 tahun itu terlihat duduk di
jalan setapak sementara anaknya terbaring menangis di tanah.
Wanita itu kemudian bergegas menuju anak itu dalam kemarahan dan menginjak perutnya di depan
kerumunan penonton. Pejalan kaki yang melihat hal tersebut terpekik dan berusaha menghentikan
aksi wanita itu.

Melansir dari South China Morning Post, ibu tunggal itu mengatakan pada polisi bahwa ia merasa
frustasi setelah ditolak oleh beberapa majikan. Dan saat putrinya meludahkan sosis yang ia beli
dengan uang terakhir, kesabarannya pun habis.

Polisi merilis rincian kasus tersebut dalam sebuah pernyataan setelah penyelidikan dari video yang
tersebar di WeChat. Mereka melacak wanita itu seminggu kemudian yang ternyata tinggal di
daerang Xinhuang.
Ia rupanya telah pindah dari satu tempat ke tempat lain bersama putrinya yang bungsu. Sementara
anak sulungnya diasuh oleh mantan suaminya sejak bercerai dua tahun lalu.

Mantan suaminya mengatakan bahwa ia tak akan melakukan tindakan hukum atas insiden tersebut,
namun berusaha untuk mendapatkan hak asuh anak tersebut.

Pengasuh Keji, Terekam Kamera


Tersembunyi Aniaya Bayi

Liputan6.com, Ankara - Seorang pengasuh tertangkap basah sedang menampar bayi dalam
sebuah rekaman video. Rekaman tersebut diambil dengan kamera tersembunyi yang dipasang atas
kecurigaan orangtua si bayi. Nadia Shapoval (54) bekerja sebagai pengasuh bayi di sebuah rumah
di Istanbul, Turki. Orangtua bayi itu merupakan pengusaha yang tak disebutkan identitasnya.

Mereka berdua merasa heran dengan memar yang terlihat di tubuh buah hati mereka. Keduanya
memutuskan menyembunyikan kamera di dalam rumah untuk menemukan penyebabnya.

Dalam rekaman itu, terlihat si pengasuh mendorong anak itu ke sebuah kursi yang tinggi sebelum
mendaratkan tamparan di wajahnya. Sayangnya, sebelum melihat rekaman tersebut, sang istri
kadung memecat Nadia karena masalah lain.

Saat mengetahui pengasuh itu telah menyakiti anak mereka, pasangan tersebut pun melapor pada
polisi. Keberadaan Nadia tidak diketahui, tapi seorang tetangga mengatakan bahwa ia bersembunyi
di rumah temannya di Marmaris, barat daya Turki.

Dilansir dari Independent, bersama kepolisian setempat, Nadia ditangkap ketika sedang berjalan
sendirian di kota itu. Melihat mantan majikannya, wanita itu menangis.
Ia dibawa ke kantor polisi dan menolak untuk berbicara dengan petugas. Menurut petugas,
penyelidikan terhadapnya akan segera dilakukan dan kemungkinan wanita itu akan berakhir di
penjara

Polisi Dalami Peran Ketua RW terkait


Persekusi Remaja di Cipinang
Moch Harun Syah
04 Jun 2017, 06:59 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya tengah mendalami kasus persekusi remaja di Cipinang,
Jakarta Timur, termasuk gerakan massa yang dianggap cukup terkoordinir. Polisi sudah memeriksa
delapan saksi yang di antaranya adalah ketua RW setempat.

"Ya kita dalami keterangan saksi-saksi semua. Termasuk Pak RW masih kita periksa secara
maraton," kata Kepala Subdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan, Jakarta, Sabtu
3 Juni 2017.

Hendy menjelaskan pihaknya juga mendalami peran Ketua RW saat para pelaku melakukan
intimidasi dan penganiayaan terhadap remaja M dan ibunya. Sebab dari video yang viral, kata
Hendy, tindakan persekusi tersebut dilakukan di kantor RW. Karena itu, bukan tidak mungkin ketua
RW mengetahui tindakan persekusi itu. "Kita lihat perannya seperti apa. Kalau dia tahu dengan
maksud untuk melakukan intimidasi itu, ya kena (bisa tersangka)," ujar dia. Hendy menegaskan,
besar kemungkinan akan ada tersangka baru dalam kasus persekusi remaja di Cipinang.
"Jangankan ikut, dia membiarkan saja bisa kena. Itu sedang kita dalami, ini kita bagi tim, untuk
secepatnya bisa kita lakukan penangkapan," ujar dia. Untuk itu, kata Hendy, selain memburu lima
terduga pelaku lainnya, pihaknya terus mendalami peran dari saksi-saksi yang sudah dimintai
keterangan.

Keterlibatan Ormas

Hendy menuturkan pihaknya juga akan mendalami dugaan persekusi terhadap remaja M dan ibunya
atas perintah pimpinan ormas. "Apakah ada instruksi dari atas, dari ormas, atau berdiri sendiri.
Semua asumsi-asumsi penyidik, pasti kita bangun. Sekarang kita lagi berupaya pembuktian. Ini kita
dalami semua," kata dia. Polisi telah menahan dua terduga pelaku persekusi remaja M dan
orangtuanya di Cipinang, Abdul Mujid dan Matsunin. Mereka ditahan sejak Jumat malam 2 Juni
2017. Di antara keduanya mengaku sebagai anggota ormas Front Pembela Islam (FPI).

Selain mendapat kekerasan secara verbal, remaja berusia 15 tahun itu juga mendapat kekerasan
fisik. M dipaksa meminta maaf dan mengakui perbuatannya, lantaran dituduh mengolok-olok ormas
dan pimpinannya melalui Facebook. Bahkan, M diancam akan dilukai jika mengulangi perbuatan
serupa. Para pelaku persekusi dapat dikenakan Pasal 80 ayat 1 juncto Pasal 76c UU Nomor 35
tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan dengan
ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.
Remaja Tewas di Cengkareng Ditemukan
dalam Kondisi Leher Terjerat
Nafiysul Qodar
04 Jun 2017, 10:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Remaja berinisial A ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan di


rumahnya Jalan Safir Nomor 120, RT 03 RW 07, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat,
Sabtu petang, 3 Juni 2017.

Saat ditemukan pertama kali oleh kakeknya, jenazah remaja berusia 13 tahun itu ditemukan dalam
kondisi meninggal dengan kaki dan leher terjerat.

"Kejadian penemuannya semalam sekitar jam 18.30 WIB. Pertama kali ditemukan kakeknya," ujar
Kapolsek Metro Cengkareng Komisaris Eka Baasith, Jakarta, Minggu (4/6/2017).

Polisi yang mendapatkan laporan segera mendatangi lokasi kejadian. Berdasarkan olah tempat
kejadian perkara (TKP) dan keterangan para saksi, polisi mulai memiliki gambaran
pelaku pembunuhan ini.

"Masih kami selidiki. Doain saja pelakunya cepat tertangkap," kata mantan Kapolsek Metro Kebon
Jeruk itu.
Bakteri di susu formula

Merdeka.com - Di Indonesia, bakteri Sakazaki pernah membuat geger pada tahun


2008 silam. Ketika itu berdasarkan penelitian yang di lakukan IPB terhadap 74 sampel
susu formula, 13,5 persen di antaranya mengandung bakteri berbahaya. Hasil riset
tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dari tahun
2003 hingga 2006.

Bakteri Sakazaki atau yang secara lengkapnya disebut Enterobacter Sakazaki,


merupakan bakteri gram negatif anaerob fakultatif berbentuk koliform (kokoid), dan
tidak membentuk spora. Bakteri ini termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Sampai
tahun 1980, E. sakazakii dikenal dengan nama Enterobacter cloacae berpigmen kuning.

E. sakazakii dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.
Kelompok bayi yang memiliki risiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus (baru
lahir hingga umur 28 hari), bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap
Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Kasus ini sempat membuat para orangtua khawatir memberikan anak-anaknya susu
formula. Terlebih lagi, tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah tentang mana saja
susu formula yang mengandung zat berbahaya tersebut.
Vaksin palsu

Merdeka.com - Akhir-akhir ini dunia medis dan kesehatan di Indonesia kembali


digegerkan oleh pengungkapan kejahatan, berupa peredaran vaksin palsu yang marak
tersebar di sejumlah rumah sakit dan klinik kesehatan. Menteri Kesehatan RI Nila
Djuwita Moeloek memaparkan, bagaimana para tersangka pembuat vaksin palsu ini
bisa mendistribusikan vaksin palsu tersebut.

Nila mengatakan, awalnya ada kecurigaan pihak Kemenkes dengan adanya


kelangkaan vaksin tertentu di pasar, yang bukan merupakan vaksin program
pemerintah. Kemudian, ditemukan juga vaksin nonprogram pemerintah dengan harga
yang murah.

Kemudian, ditemukan 3 botol bekas dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi, Rumah Sakit
Betesda di Yogya, dan Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur. Dua rumah sakit
awal tersebut didistribusikan melalui Sugiyanti sebagai pengumpul botol bekas.

Sedangkan, untuk Rumah Sakit di Jakarta Timur, diawali oleh Irna dan Enday sebagai
pengumpul botol bekas. Di situ pula ada percetakan yang dikelola oleh Sutanto.

"Vaksin diperoleh dari pemerintah. Sedangkan rumah sakit atau swasta dapat
memperoleh dari pemerintah, atau dapat melakukan pengadaan sendiri, membeli dari
distributor resmi. Tapi ada vaksin yang berasal dari sumber tidak resmi, bisa asli atau
palsu," kata Menteri Nila.

Sampai saat ini, sudah ada 14 rumah sakit yang terindikasi terlibat dalam peredaran
vaksin palsu ini. Sementara itu, orang-orang yang dipastikan terlibat dalam peredaran
dan penjualan vaksin palsu ini antara lain adalah para pembuat vaksin palsu yakni
Nuriani, Syafrizal, Iin Sulastri, Rita Agustina, Hidayat, dan Agus Priyanto.

Kemudian, distributor vaksin yakni Ryan pemilik Apotek Cahaya Medika, Farid melalui
Apotek Ibnu Sina, lalu Mirza, Pius, dan Sutarman yang mendistribusikannya melalui
Apotek Ciledug dan Rawa Bening, Jati Negara. Selain itu, distributor lainnya ialah
Thamrin, melalui toko obat CV Azka Medical.

7 Tuntutan warga ke RS Harapan


Bunda karena sediakan vaksin palsu
Jumat, 15 Juli 2016 18:35Reporter : Raynaldo Ghiffari Lubabah

Merdeka.com - Ratusan orangtua yang anaknya menjadi korban vaksin palsu menggeruduk
Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur menyatakan beberapa poin tuntutan. Tuntutan ini
disampaikan berdasarkan hasil rembukan atas pernyataan pihak Komite Medis Rumah Sakit
Harapan Bunda terkait vaksin palsu.

Salah satu perwakilan pasien, August Siregar mengatakan setidaknya ada 7 poin tuntutan dan
desakan pertanggungjawaban kepada RS Harapan Bunda atas masalah ini. Pertama, kata dia,
pihak RS harus membeberkan daftar pasien yang divaksinasi sejak tahun 2003 hingga 2016.

"RS Harapan Bunda harus menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda
periode 2003 sampai 2016," kata August di lokasi, Jumat (15/7).

Selain itu, warga meminta agar pihak RS melakukan tes medis kepada anak-anak mereka
untuk mengecek apakah terindikasi vaksin palsu atau tidak. Ketiga, apabila ada pasien yang
terindikasi vaksin palsu, maka RS harus menanggung seluruh biaya pengobatan.

"Kedua, untuk mengetahui vaksin palsu atau asli itu harus dilakukan medical cek up di RS lain.
Untuk itu, biaya harus ditanggung RS Harapan Bunda. Adapun RS yang nantinya melakukan
medical cek up ditentukan orangtua korban," terangnya.

"Ketiga, vaksin ulang harus dilakukan apabila hasil medical cek up ternyata pasien terindikasi
palsu dan semua biaya harus ditanggung RS Harapan Bunda," tambah August.

Poin berikutnya, lanjut August, harus ada jaminan kesehatan secara utuh dari RS Harapan
Bunda atas dampak yang ditimbulkan dari vaksin palsu.

"Keempat, segala akibat vaksin palsu yang berdampak pada para pasien menjadi tanggung
jawab RS Harapan Bunda berupa jaminan kesehatan dan full cover hingga batas waktu yang
tak ditentukan," tegasnya.

Kemudian, dalam poin ke-lima berisi, bagi anak yang sudah lewat usia vaksinasi, RS Harapan
Bunda berkewajiban memberikan asuransi kesehatan untuk para pasien sampai batas waktu
yang tak ditentukan.

Untuk poin ke-enam, warga menuntut agar pihak RS lebih proaktif dan kooperatif dalam
memberikan infomasi terbaru terkait pertanggungjawaban masalah vaksin palsu tersebut.

"Ke-enam, menejemen RS Harapan Bunda harus memberikan informasi terkini pada orangtua
korban, tak terbatas pada informasi pemerintah saja, tapi juga dari instansi lainnya yang
sifatnya proaktif," jelasnya.
Terakhir, adapun hal lain yang belum tercantum pada poin-poin diatas akan disampaikan
selenjutnya. [lia]

Anda mungkin juga menyukai