Cephalgia
Terminologi
Fotofobia : sensitif terhadap cahaya.
-A.BrudzinskiI
- Memposisikan pasien tidur terlentang dengan kedua tangan dan kaki
diliruskan serta berikan bantal
- Memutar kepala pasien ke samping kanan kiri serta menoleh ke kanan kiri
apakah ada tahanan untuk mengecek adanya gejala ekstrapiramidal atau
spasme otot selain tanda meningeal
- Memegang kepala penderita dengan tangan kiri dan kanan, kemudian
memfleksikan kepala dagu penderita ke arah sternum/ dada penderita
apakah ada tahanan atau nyeri di leher. Pada kondisi
normal dagu dapat menyentuh dada
https://www.iasp-
pain.org/Taxonomy
4 proses nosisepsi- timbul nyeri
Transduksi
o Terjadi di nosiseptor
o Konversi energi rangsang potensial aksi
o Rangsang mengubah integritas membran syaraf dari nosiseptor
perpindahan Na+ dan Ca++ kedalam sel saraf potensial aksi impuls syaraf
Transmisi
o Adalah transfer sinaptik dan modulasi terhadap input dari satu neuron ke
neuron berikutnya dg neurotransmitter.
o Impuls kemudian akan disalurkan dari akhiran syaraf bebas syaraf khsusus
(orde I) dari nosiseptif afferent (orde II) cornu dorsalis medulla spinalis lamina
I; II; Iia dan V
Persepsi
o penyadaran adanya suatu yang tidak mengenakan pada salah satu bagian
tubuhnya berupa suatu sensasi dan emosi negatif.
o Melibatkan cortex cerebri, sistem limbik, thalamus dan formatio reticularis
Modulasi
o Input penghambatan/ pelemahan maupun pencepatan/ penguatan yang datang
dari batang otak yang mempengaruhi transmisi nosispetik pada level medulla
spinalis dengan menggunakan chemical messenger
Klasifikasi nyeri
Berdasarkanasalnyeri:
1. Nyeri nosiseptik diakibatkan oleh aktivitas atau sensivitas nosiseptor perifer
2. Nyeri neuropatik ec suatu cedera atau abnormalitas yang di dapat pada struktur
saraf perifer maupun sentral
Berdasarkanlokasi:
1. Superficial/ cutaneus nyeri yang disebabkan stimulus kulit (terlokalisasi)
2. Visceral dalam nyeri yang terjadi akibat stimulasi organ-organ internal (difusi &
menyebar ke beberapa arah)
3. Nyeri alih
4. Radiasi merupakan sensi nyeri yang meluas dari tempat awal cedera ke bagian
tubuh yang lain
Berdasarkandurasinya:
1. Akut (tiba-tiba & durasi yang terbatas)
Tiba & durasi yg terbatas (<6 bln)
disebabkan o/ kerusakan jaringan (tulang, otot, atau organ)
sering disertai dengan kegelisahan atau tekanan emosional.
2. kronik
> lama dari nyeri akut (>6 bln)
Berkaitan dg nyeri jangka panjang
Sering disebabkan karena kerusaka saraf
Nyeri Kepala
DefinisiNyeriKepala
Nyeri kepala adalah rasa nyeri pada daerah
atas kepala memanjang dari orbita sampai ke
daerah belakang kepala.
EtiologiNyeriKepala
1. Inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor
pada struktur peka nyeri di kepala
2. Pergeseran bangunan peka nyeri karena
suatu desakan (massa, kista,dll)
3. Traksi pada arteri sirkulus willisii, sinus
venosus dan vena-vena yang mensuplai sinus
tersebut, dan arteri meningea media
4. Tekanan langsung pada saraf-saraf yang
mengandung serabut-serabut untuk rasa
nyeri di daerah kepala
5. Dilatasi pembuluh darah intrakranial dan
ekstrakranial
6. Proses kimiawi
EpidemiologiNyeriKepala
Berdasarkan hasil penelitian multisenter
berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di
Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri
kepala sebagai berikut :
Migren tanpa aura 10 %
Migren dengan aura 1,8%
Episodic Tension type Headache 31%
Chronic Tension type Headache (CTTH) 24%
Cluster Headache 0.5% (Sjahrir, 2004).
KlasifikasiNyeriKepala
1. Nyeri kepala primer
Migren
TTH (Tension Type Headache)
Klaster
Nyeri kepala primer lainnya :
Primary cough headache
Hypnic headache
Primary exertional headache
Dll
2. Nyeri kepala sekunder
Nyeri kepala karena trauma kapitis / leher
Nyeri kepala karena stroke
Nyeri kepala karena infeksi
Nyeri kepala karena neoplasma intrakranial /
tumor
Nyeri kepala karena kelainan metabolik
Dll
SkalaIntensitasNyeriKepala
Derajat
0 : Tidak ada nyeri kepala
1 : Nyeri kepala ringan, dapat melakukan pekerjaan
sehari hari / aktivitas normal
2 : Nyeri kapala sedang, aktivitas terganggu tetapi
tidak sampai menghalangi kegiatan aktivitas normal
sehari-hari ( tidak membutuhkan istirahat)
3 : Nyeri kepala berat, tidak dapat melakukan
aktivitas normal sehari-hari (memerlukan istirahat
,kalau perlu rawat inap di RS )
Sumber :
International Headache Society
(www.ihs-headache.org)
Sjahrir, H. 2004. Nyeri Kepala 1,2 &3. Kelompok
Studi Nyeri Kepala. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/64102/4/
Chapter%20II.pdf
http://
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789
/21509/Chapter%20II.pdf;jsessionid=2EC37AA74FE6
MIGREN
Definisi
Serangan sakit kepala berulang
Bersifat unilateral atau bilateral
Intensitas sedang s/d berat
Dapat disertai :
Kepala terasa berdenyut (throbbing headache)
Mual dan muntah
Fotofobia & Fonofobia
Aura
Diperberat oleh aktivitas fisik
Etiologi / Faktor Pencetus
1. Perubahan hormonal
2. Makanan :
Histamin (anggur merah)
Tiramin (keju)
Feniletilalanin (coklat)
3. Obat vasodilator
4. Stres
5. Cahaya yang berkedip-kedip
Epidemiologi
Wanita : Pria = 3 : 1
Prevalensi = 10 - 20% populasi
Di USA = lebih banyak wanita ( 18 jt wanita, 6
jt pria)
Klasifikasi
Migren tanpa aura Migren dengan aura
a. Sedikitnya 5 serangan berulang yg
memenuhi kriteria B D - Sedikitnya ada 2
b. Lama 4 - 72 jam (bila tdk diobati/ tdk
berhasil diobati) serangan yang
c. Nyeri kepala setidaknya memenuhi 2 memenuhi kriteria B E
dari :
Berdenyut
dari migren tanpa aura
Unilateral - Dijumpai adanya aura
Intensitas sedang berat
Nyeri kepala meningkat karena aktivitas - Jenis aura :
fisik - Visual
d. Selama nyeri kepala disertai salah
satu : - Sensorik
Nausea dan atau muntah - Motorik
Fotofobia dan fonofobia
e. Tidak berkaitan dg kelainan lain
Patgen, patfis, GK
MIGRAIN
Stimulasi berlebihan Perubahan sirkulasi Pola tidur
Emosi atau
(cahaya silau, suaa karotis tidak teratur
Stres
bising, makanan interna/eksterna
(keju), bau tajam)
CLUSTER HEADACHE
Patogenesis
Alcoholic products and
tobacco include hot Genetic:
weather, watching Autosomal- Suprachiasmatic
television, nitroglycerin, dominant nucleus damage
stress, relaxation, extreme inheritance
temperatures, glare,
allergic rhinitis, and
sexual activity
Circadian Rhythm
Disorder
Activation of
the trigeminal
ganglion
Vascular
Dilation
Headache
Patofisiologi
GK
Nyeri hebat, unilateral, pedih (mata seperti tertekan
keluar)
Oedem palpebra ipsilateral
Dahi dan wajah berkeringat
Gelisah (mondar mandir, mengayun, menggosok kepala)
Agitasi
Bradikardi
Pucat injeksi konjungtiva/lakrimasi
Kongesti nasal/rhinorrhoe
DD,DB,DK
Identifikasi Masalah dan Dasar
Diagnosis
Wanita,30 Tahun = Insidensi Migraine
Nyeri Kepala sebelah kanan,berdenyut selama 2
hari (48 jam) = GK Khas Migaraine - Kriteria
Diagnosis Migraine
Mula-mula di temporal kanan lalu menjalar ke
bagian kanan belakang = GK Khas Migraine
10 menit sebelum nyeri kepala,pasien merasa
melihat kilatan cahaya = Timbulnya fase Aura-
Kriteria Diagnosis Migraine
Nyeri Kepala + Nausea dan kadang vomitus,kadang
Photohobia = GK Khas Migaraine - Kriteria Diagnosis
Migraine
Nyeri kepala bertambah hebat bila pekerjaan surat-
menyurat menumpuk = Faktor Stres - Kriteria Diagnosis
Migraine
Nyeri kepala berkurang setelah istirahat = Nyeri berkurang
Kriteria Diagnosis Migraine
Sudah mencoba minum obat-obatan yang dijual bebas di
apotek,namum tidak ad perbaikan = Pengobatan Inadekuat
Sejak 1 tahun yang lalu mengalami nyeri yang
sama sudah 5 x = Kriteria Diagnosis Migraine
2 Minggu y.l. Sudah berobat ke RS hasil
medical check up tidak ada kelainan = Kriteria
Diagnosis Migraine
Gemar makan keju lalu mengalami nyeri
kepala = Faktor Pencetus Migraine
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital:
Tensi 120/80 mmHg
DBN
Nadi 88x/menit,regular,ekual,isi cukup
Respirasi 20x/menit
Suhu 37C
Status interna: DBN (mencari kemungkinan nyeri kepala sekunder non-neurologic)
Status neurologi:
Test rangsang meningeal/iritasi radik:tak ada kelainan
Saraf otak I-XII : baik
Motorik : baik DBN ,mencari
Sensorik : baik kemungkinan nyeri
Reflek fisiologis : +/+ (BTR,KPR,APR) kepala
Reflek patologis : -/- primer/sekunder
Fungsi luhur : baik
Dasar diagnosis
Nyeri kepala berdenyut selama 2 hari
Unilateral,menjalar ke bagian kanan belakang
Nausea,vomitus,photophobia
Bertambah saat aktivitas
5x serangan
Terapi obat inadekuat
Pencetus nya stress dan makan keju
Diagnosis Banding
1. Migraine Dengan Aura
2. Migraine Tanpa Aura
Kriteria Diagnosis (Menurut IHS/International
Headheache Society)
MIGRAINETANPAAURA MIGRAINEDENGANAURA
MigraineDenganAura
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MRI atau CT Scan, dapat digunakan untuk menyingkirkan tumor dan perdarahan
otak.
MagneticResonanceVenography(MRV)danMagneticResonance
Angiography(MRA) secara fokus berfokus pada pembuluh darah vena dan
arteri di daerah kepala dan leher.
EEG dilakukan jika ditemukan gangguan fungsi dari aktivitas otak
Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada infeksi (meningitis),perdarahan
otak, dan menentukan tingkat leukosit, glukosa, protein pada LCS. (Di
indikasikan pada sakit kepala yang progresif, rekurens, dan onsetnya cepat)
Pemeriksaan laboratorium
Kelainan-kelainan struktural, metabolik dan penyebab
lain yang dapat meniru gejala migraine.
Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit penyerta yang
dapat menyebabkan komplikasi.
Menentukan dasar pengobatan dan untuk
menyingkirkan kontraindikasi obat-obatan yang
diberikan.
Mengukur tingkat obat dalam darah untuk menentukan
komplians penyerapan atau overdosis obat.
EEG
NON FARMAKOLOGI
Hindari dr faktor pencetus :
Kurang atau kebanyakan tidur
Kelelahan
Stres dan kecemasan
Terlambat makan
Perubahan hormonal
Makanan {MSG, Nitrit (pengawet), aspartame (pemanis
buatan)}
Cahaya terang
jika trdapat bahaya nyeri kepala > di rujuk
cth nyeri kepala yg mendadak, baru pertama kali
dirasakan dan hebat.
nyeri kepala yang progresif
nyeri kepala yang bertambah hebat,bila batuk
atau mengejan.
nyeri yg disertai : panas, kejang,kelumpuhan
otak,penurunan kesadaran.
Terapi Abortive Analgesik Non
Spesifik
TerapiAbortiveberhasilapabila:
- Bebas nyeri sesudah 2 jam
pengobatan
- Perbaikan nyeri dari skala nyeri kepala
2(sedang)
atau 3(berat) menjadi skala nyeri
kepala 1(ringan) atau skala 0(tidak ada
nyeri kepala)
- sesudah 2 jam (nyeri kepala berkurang
40-80%
- Tidak ada nyeri kepala
Kosensus Nasional III Nyeri kepala 2010 rekuren/berulang dan tidak ada
pemakaian obat lagi dalam
waktu/pada 24 jam sesudah
pengobatan berhasil
Terapi Abortif - Analgesik
Spesifik
Triptan
Konsesus Nasional III.Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri Kepala,2010.
Penatalaksanaan Migren
1. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari
stimuli sensoris berlebihan.
2. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang
dengan dikompres dingin.
Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan
tingkat keparahan migren, baik pada pasien yang
menggunakan obat-obat preventif atau tidak
Menghindari pemicu (co: makanan atau aroma tertentu)
pola tidur dan pola makan yang reguler cukup
membantu
Olahraga teratur, olahraga aerobik secara teratur dapat
mengurangi tekanan dan dapat mencegah migren
Mengurangi efek estrogen
Permenkes No 5 2014
Berhenti merokok, merokok dapat memicu sakit kepala
atau membuat sakit kepala menjadi lebih parah (dimasukkan
di konseling)
Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi sakit
kepala
Pendekatan terapi untuk migren melibatkan pengobatan
akut (abortif) dan preventif (profilaksis)
3.Pengelolaanabortif
-Analgesikspesifik analgesik yang hanya bekerja sebagai
analgesik nyeri kepala. Lebih bermanfaat untuk kasus yang berat
atau respon buruk terhadap OINS. Contoh:
ergotamin,dihydroergotamindangolongantriptanyang
merupakan agonis selektif reseptor serotonin pada 5-HT1
Permenkes No 5 2014
ErgotamindanDHE diberikan pada migren sedang sampai
berat apabila analgesik non spesifik kurang terlihat hasilnya
atau memberi efek samping. Kombinasi ergotamin dengan
kafein bertujuan untuk menambah absorpsi ergotamin.
dosis maks: 5mg/hari
Sumatriptan dapat meredakan nyeri, mual, fotobia, dan
fonobia. Obat ini diberikan pada migren berat atau yang tidak
memberikan respon terhadap analgesik non spesifik. Dosis
awal 50 mg dengan dosis maks 200mg/hari
-Analgesiknonspesifik: analgesik yang dapat diberikan pada
nyeri lain selain nyeri kepala, dapat menolong pada migren
intensitas nyeri ringan sampai sedang
(paracetamol,aspirin,ibuprofen)
Permenkes No 5 2014
Regimen analgesik
Regimen analgesik
Aspirin600-900mg+metoclopramide
Asetaminofen1000mg
Ibuprofen200-400mg
*respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual ringan atau
hilang dalam 2 jam)
Domperidon atau metoklopropamid sebagai antiemetic dapat
diberikan saat serangan nyeri kepala atau bahkan lebih awal
yaitu pada saat fase prodromal
Permenkes No 5 2014
d.Pengobatanpreventif/profilaksis(harus selalu diminum
tanpa melihat adanya serangan atau tidak)
pengobatan dapat diberikan dalam jangka waktu
episodik,subakut,kronis.
-Beta blocker
Propanolol 40-240 mg/hari
Atenolol 50-100mg/hari
-Anti depressan
Amitriptiline25-100mg/hari
Fluoxetine 80mg/hari
-Anti konvulsan
Topiramate200 mg/hari
Permenkes No 5 2014
Pada kasus
Tidak melakukan aktivitas berat
Tidak konsumsi keju
Istirahat di tempat yang intensitas cahaya rendah
Edukasi dan konseling
- Ergotamine 5mg/hari
- Paracetamol 500mg/hari
- Untuk profilaksis: Propanolol 40-240 mg/hari
Pencegahan, Komplikasi,
Prognosis
Pencegahan
Hindari faktor pencetus
Stress
Perubahan Hormonal
Obat-obat vasodilator
Makanan (anggur, keju, coklat)
Cahaya Berkedip
Komplikasi
Status migrain
Serangan migrain min >72 jam tetapi <5x serangan
Migrain infark
Aura tak hilang dalam 1 jam
Pemeriksaan neuroimmaging kelainan infark pada otak
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam