Taska
NRP : 1510109
Sekolah
Selasa, 23 Mei 2017 - 03:56 WIB
Reporter : Zia Ulhaq
"Saat ini, dia tidak mau sendirian ke sekolah, karena dia takut kepada pelaku yang saat ini masih
bebas," ujar AR (32) ayah kandung korban kepada KORAN SINDO, ketika dijumpai di kediamannya,
Senin, 22 Mei 2017 kemarin. Selain itu, anak ke dua dari tiga bersaudara tersebut jarang keluar
rumah. Sebelum kejadian, NSS selalu terlihat bermain dengan rekan-rekannya. Namun, saat ini
kecerian anaknya tetsebut sudah tidak ada. Dia hanya mau bermain di dalam rumah saja.
"Kadang, kami menyuruh dia keluar untuk bermain bersama temannya, tapi dia takut nampak
sama pelaku,"tutur laki-laki yang bekerja sebagai petani tersebut. Sambil meneteskan air mata, AR
mengisahkan bahwa, NSS sebenarnya anak yang ceria, suka berteman, namun tidak cengen. Apabila
kedua orang tuanya bekerja, dia ikut membantu kakak tertua untuk menjaga adeknya. Tapi saat ini,
korban terkesan menjadi anak yang pemalu dan tidak punya kepercayaan diri.
Pernyataan yang sama juga datang dari HT (30) ibu kandung korban. Dia mengaku tidak terima
dengan tindakan yang dilakukan korban kepada anaknya. HT Berharap kepada pihak kepolisian agar
segera menahan pelaku, agar anak kandungnya tersebut tidak mengalami trauma yang
berkepanjangan.
"Saya meminta agar secepatnya ditahan, karena anak saya trauma melihatnya,"ujarnya.
Sekedar mengingatkan, aksi bejat pelaku diketahaui setelah korban menceritakan peristiwa itu kepada
A Siregar (10), saudara kandungnya. Kemudian, A Siregar menceritakannya kepada HT. Mendengar
cerita dari kakak korban, ibu tiga orang anak itu menghubungi suaminya dan langsung membuat
laporan ke Mapolres Kota Padangsidimpuan.
Solusi : Korban dibina untuk menghilangkan traumanya,dipulihkan rasa percaya dirinya, jangan
sampai korban mengalami trauma berkepanjangan, tidak percaya diri dan merasa malu dengan
kejadian yang menimpanya, untuk sementara waktu selalu dampingi korban agar merasa aman, dan
pastikan setelah kejadian ini korban tidak dikucilkan dilingkungan sekitarnya. Dan pelakunya harus
segera ditangkap dan diberi hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku, jangan sampai
kejadian seperti ini dianggap sepele karena kasus seperti ini tidak hanya satu atau dua. Pemerintah
harus lebih tegas dan cepat dalam menangani kasus seperti ini. Buat pelaku jera dan tidak ada yang
berani melakukan kejadian seperti ini lagi.
Merdeka.com - Salah satu perwakilan pasien, August Siregar menduga peredaran vaksin
palsu di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, sudah terjadi sejak tahun 2003 hingga
2016. Dugaan ini menyusul hasil investigasi Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu menyatakan
vaksin palsu sudah beredar sejak tahun 2003. Atas investigasi ini, warga mendesak agar pihak
RS Harapan Bunda bertanggungjawab terhadap pasien yang melakukan vaksin sejak tahun
2003 hingga 2016. Sedangkan, Pihak RS Harapan Bunda akan bertanggungjawab terhadap
pasien yang menerima vaksin palsu pada periode Maret hingga Juni 2016.
"Kami minta pasien dari tahun 2003 sampai 2016 ini diberikan jaminan. Siapa yang
menjamin di luar itu vaksin yang diberikan asli," kata August di RS Harapan Bunda, Jakarta
Timur, Jumat (15/7).Kini, Bareskrim telah menetapkan dokter Indra dan suster Irna yang bekerja
di rumah sakit tersebut sebagai tersangka dalam kasus ini. August menyebut, kedua tersangka
itu telah bekerja dalam lebih lama dari periode Maret-Juni 2016. Sehingga, ditengarai sudah
banyak warga yang melakukan vaksinasi dengan mereka.
"Maka itu, kami minta jaminan pada pasien. Ada anak yang tak bisa bicara juga setelah
diberi vaksin (palsu) disini. Itu bagaimana nantinya dia," klaim dia. Sebelumnya, Ketua Komite
Medis RS Harapan Bunda Dokter Seto Hanggoro menyatakan pada poin pertama bahwa RS
Harapan Bunda menjamin pasien yang anaknya divaksin di luar periode Maret sampai Juni 2016
dan membayar vaksin ke kasir RS Harapan Bunda bukan ke dokter atau perawat asisten dokter
secara pribadi menerima vaksin asli.
"RS Harapan Bunda menjamin bahwa pasien yang divaksin di luar periode Maret sampai
dengan Juni 2016 dan membayar vaksin ke RS Harapan Bunda dan bukan ke dokter atau
perawat asisten dokter secara pribadi adalah asli," kata Seto, di RS Harapan Bunda, Jakarta
Timur, Jumat (15/7). Pada poin berikutnya, Seto menyebut pihak RS Harapan Bunda akan
melakukan pemeriksaan medis kepada pasien yang terindikasi mendapat vaksin palsu.
"Dokter RS Harapan Bunda akan melakukan pemeriksaan ulang untuk pasien yang
diindikasikan mendapatkan vaksin ulang. Apakah perlu akan divaksin ulang atau tidak
tergantung hasil pemeriksaan dokter," jelasnya. Jika pasien yang ingin melakukan vaksinasi
ulang di luar RS Harapan Bunda, bisa mengajukan reimbursment ke RS Harapan Bunda dengan
menunjukan kuitansi. Adapun jam layanan reimbursment dilakukan di hari kerja yaitu pukul
08.00-16.00 WIB.
"Bila pasien pada poin 2 melakukan vaksin ulang di luar RS Harapan Bunda bisa
melakukan reimbursement di RS Harapan Bunda dengan menunjukkan kwitansi pada hari kerja
di pukul 08.00 WIB - 16.00 WIB," terang Seto. Terakhir, Seto menambahkan pihak RS Harapan
Bunda akan mendirikan posko bagi warga yang ingin anaknya di vaksin ulang untuk periode
Maret hingga Juni 2016.
"Disediakan posko yang memberikan data nama pasien yang divaksin di RS Harapan
Bunda periode Maret sampai dengan Juni 2016," pungkas dia. [dan]
Solusi : Untuk pihak rumah sakit harus nya menerapkan peraturan bahwa semua
pembayaran dilakukan di kasir, dan memberikan sanksi tegas apabila ada dokter atau
pegawainya yang melakukan transaksi pembayaran diluar kasir, bila perlu cantumkan peraturan-
peraturan tersebut di dinding supaya pasien bisa membacanya dan melapor bila ada
penyimpangan-penyimpangan.pihak RS harus bertanggung jawab memberikan vaksin ulang
kepada pasien-pasiennya.
Pemerintah mengusut kasus seperti ini secara lebih teliti, diselidiki peredaran vaksinnya,
RS mana saja yang mendapatkan vaksin palsu. Diperiksa kandungan yang ada di vaksin palsu
apakah merugikan dan dapat menimbulkan efek yang tidak baik untuk anak yang diberikan
vaksin tersebut. pemerintah juga harus melakukan pengecekan ke setiap RS apakah obat-obat
yang di berikan kepada pasien masih layak atau tidak diberikan kepada pasien.
Nama : Rahayu S.Taska
NRP : 1510109
Korbannya ada dua, berinisial DAE (17) dan DAL (10). Keduanya masih punya hubungan
kerabat dengan pelaku, jelas Kombes Wahyu Hadiningrat. AI bukan saja melakukan pencabulan
terhadap korbannya, melainkan mempertontonkannya secara live melalui media sosia Skype.
Diketahui tersangka tak hanya setubuhi korban. Namun juga menyodominya.
Ketika tersangka ingin menyetubuhi korbannya maka AI akan memberitahukan hal itu ke
jaringan pedofilnya melalui media sosial.
Nah, setelah dikasih tahu barulah para member media sosial itu berbondong-bondong
menontonnya secara live, terang Wahyu lagi.
Penangkapan bermula ketika tim cyber crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya melakukan patroli
siber. Kemudian pada 6 Mei 2017 lalu, mereka menangkap pelaku di bilangan Kembang
Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dari tangan pelaku polisi menyita
satu laptop dan tiga ponsel yang diduga digunakan pelaku dalam melakukan aksinya. Akibat
ulahnya, AI dijerat Pasal 4 ayat 1 Juncto Pasal 29 dan Pasal 6 Juncto Pasal 32 UU RI No 44
Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 27 ayat 1 Juncto Pasal 45 ayat 1 Juncto Pasal 52
ayat 1 UU RI No 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No 11 Tahun 2008 tentang ITE
dan atau Pasal 76 D Juncto Pasal 81 UU RI No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI
No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman huluman maksimal 15 tahun
penjara. (nova.id)
Solusi : Korban dibina jangan sampai mengalami trauma yang mendalam, selain itu
mencegah agar korban tidak melakukan hal tersebut kepada orang lain, (mengulangi
hal yg pernah menimpa dia). Pemerintah menindak tegas kasus seperti ini karena
banyak sekali kejadian seperti ini, dan sepertinya hukuman yang diberikan tidak
menimbulkan efek jera kepada pelaku. Bahkan dalam kasus ini dikatakan ada
jaringan pedofil, pemerintah harus memberantas jaringan ini. Dan harusnya bila ada
hal-hal yang berbau porno grafi harusnya bisa langsung tercium oleh pemerintah
dan langsung diblok.
Penelitian ini dilakukan pada periode Desember 2014-Januari 2015, dengan menggunakan
sampel pembalut dan pantyliner yang kerap digunakan konsumen wanita Indonesia. Bahan
kimia pemutih yang biasa digunakan untuk membuat pembalut menjadi terlihat lebih bersih,
memiliki efek samping yang dapat meracuni sistem kekebalan tubuh serta reproduksi wanita.
Efeknya yang sering muncul ialah di sekitar organ intim wanita akan timbul seperti iritasi atau
ruam. Ruam tersebut munculnya berbagai macam alasan. Salah satunya, disebabkan karena
kondisi yang terlalu lembab dan penyerapan pembalut kurang maksimal.
Solusi : dilakukan penelitian dari beberapa sampel tidak hanya 1x dalam 5 tahun misalnya,
lakukan sidak kepada pabrik-pabriknya lihat dan cek bagaimana produknya di produksi.
Lebih cermat dalam memilih pembalut jangan tergiur dengan promo dan harganya yg
murah, tapi cermati dengan teliti dalam memilih produk yang akan digunakan jangan sampai
karna murah akhirnya malah merugikan kesehatan kita.