Anda di halaman 1dari 5

Patogenesis Carcinoma Cell Squamosa

Dosen Pengampu : dr. Pasid Harlisa, Sp.KK

Disusun Oleh:

Isa Anshori Muchaeroni

(MBK 19.14.01.0155)

PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2020
Karsinoma sel skuamosa atau squamous cell carcinoma(SCC), merupakan
tumor ganas yang berasal dari epitel skuamosaberlapisyang mempunyai kemampuan
untuk merusak jaringan sekitarnya, dan bermetastasis ke tempat yang lebih jauh.

Karsinoma sel skuamosa dapat terjadipada bibir bawah, dasar mulut, bagian
ventral dan lateral lidah, area retromolar, tonsil dan lateral palatum lunak. 7 Besarnya
karsinomasel skuamosa yang terjadi berbeda-beda, yaitu sekitar 30%-40% terjadi pada
bibir bawah, pada lidah sekitar 25%, sedangkan pada dasar mulut sekitar 20%. 8
Karsinoma yang terjadi pada lidah sekitar 75% pada bagian lidah yang mobil terutama
di pinggir-pinggir lidah dan 25% terjadi di basis lidah. 9 Sebagian besar dari karsinoma
sel skuamosa merupakan karsinoma sel skuamosa yang berdiferensiasi sedang
maupun karsinoma yang tanpa diferensiasi.10 Metastasis limfogen dapat terjadi pada
lebih dari setengah jumlah kasus karsinoma lidah. Metastasis kontra lateral dan bilateral
dimungkinkan melalui pembuluh limfe yang menyeberangi garis median. 9
Lokasiterjadinya karsinoma sel skuamosa padarongga mulut dibagi berdasarkan letak
anatomisnya. Bagian lateral, ventral lidah dan perbatasan dengan dasar mulut adalah
tempat yang paling mudah terkena kanker.

Karsinoma sel skuamosa adalah multifaktorial dan membutuhkan suatu proses


multipel. Perubahan dan terganggunya DNA dapat menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kanker. Sebuah penelitian mengindikasikan virus seperti Herpes Simplex
Virus dan Papilloma Virus berperan dalam proses tersebut. Namun penyebab pasti dari
kanker masih belum jelas, tetapi faktor-faktor pendukung dapat merangsang terjadinya
kanker. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor internal
(herediter dan faktor pertumbuhan) dan faktor eksternal (bakteri, virus, jamur, bahan
kimia, obat-obatan, radiasi, trauma, panas, dingin, dan diet). Faktor-faktor tersebut
dapat berperan secara individual atau berkombinasi dengan faktor lain sehingga dapat
mencetuskan kanker.

Multiple carcinoma dihubungkan dengan tumor pada paru, saluran


gastrointestinal, dan sistem urin serta sering terjadi pada kepaladan wajah. Rongga
mulut telah menjadi lokasi dari banyak kasus malignansi. Berg et al menemukan bahwa
kanker respiratori dan saluran pencernaan atas terjadi enam kali lebih sering pada
pasien dengan kanker mulut. Dalam studinya, pada pasien dengan kanker lidah jarang
mengalami perkembangan kanker secara berlebih dibandingkan pasien kanker mulut
lainnya dengan kanker laring dan kanker paru diikuti dengan kanker pada dasarmulut.
Horawitz mempelajari hubungan antara oral carcinoma dengan lesi primer lainnya
dalam tubuh. Dia menemukan bahwa dari 116 pasien dengan kanker mulut, 19
diantaranya memiliki carcinoma multipel. Werthamer dan rekan kerjanya, dalam studi
mengenai lesi primer multipel, menetapkan kriteria untuk multicentric carcinoma. Lund
dalam study kanker pada mukosa bukal melaporkan bahwa secara statistik
perkembangan dari carcinoma sekunder tipe yang sama pada mulut adalah sekitar 15
kali lebih sering. Tan dan rekan-rekannya mendeskripsikan sebuah kasus carcinoma
pada pipi kiri dan kanan dan menyatakan multicentric origindari carcinoma

Seperti semua tumor epitel, perkembangan SCC merupakan suatu proses


multistep yang melibatkan aktivasi onkogen dan inaktivasi gen penekan tumor.
Perubahan pertama adalah hilangnya kromosom pada region 3p dan 9p21. Kehilangan
heterozigositas dalam hubungannya dengan hypermethylation pada lokasi ini
menyebabkan inaktivasi gen p16, penghambat cyclindependent kinase. Perubahan ini
dikaitkan dengan transisi dari epitel normal sampai menjadi epitel yang mengalami
hiperplasia/hiperkeratosis. Perubahan selanjutnya terjadi padaregio17p dengan mutasi
dari genpenekan tumorp53 dan dikaitkan dengan perubahan menjadi displasia. Baru-
baru ini diperlihatkan perubahan genom seperti delesipada 4q, 6p, 8p 11q, 13q, 14q
dan dapat bertindak sebagai prediktor pada suatu keganasan.

Patogenesis karsinoma sel skuamosa multi-faktorial dan mencakup banyak


faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik terpenting umumnya dikenal sebagai
paparan sinar matahari UV. Saat paparan UV seumur hidup meningkat, begitu pula
kejadian car-cinoma sel skuamosa. Pasien yang diobati dengan psoralen dengan ul-
traviolet A 30 kali lebih mungkin mengembangkan karsinoma sel squa-mous
dibandingkan populasi umum. human papilloma-virus tipe 16 hadir di banyak bentuk
genital dan periodik sel skuamosa, tetapi human papillo-mavirus tipe 5, 8, 9, 18, 31, 33,
35, 39, 40, dan 51Y60, semuanya telah diisolasi. dari sel skuamosa. Faktor lain yang
berhubungan dengan perkembangan karsinoma sel skuamosa adalah karsino-gen
industri, seperti pitch, tar, minyak parafin mentah, bahan bakar minyak, creo-sote,
minyak pelumas, arsen, dan nitrosourea.

Faktor intrinsik yang terkait dengan karsinoma sel skuamosa termasuk usia,
pigmentasi kulit yang lebih terang, bekas luka, dan dermatosis yang terkait dengan
fotosensitifitas (lupus cutaneous kronis), ulserasi, dan lichen planus. Ada dua kondisi
herediter yang meningkatkan risiko terjadinya karsinoma sel skuamosa. Xeroderma
pigmentosa adalah kondisi resesif autosomal yang menyebabkan ketidakmampuan
untuk memperbaiki kerusakan DNA yang diinduksi oleh UV. Albinisme okulokutaneus
menghasilkan produksi melanin yang tidak mencukupi, sehingga menurunkan
pertahanan tubuh terhadap kerusakan akibat sinar UV. Orang dengan imunosupresi,
baik dengan AIDS atau transplantasi organ, tidak hanya menunjukkan peningkatan
kejadian karsinoma sel skuamosa tetapi juga sepuluh kali lipat untuk mengembangkan
tumor yang lebih agresif..
DAFTAR PUSTAKA

1. Mohan, Verawati,dkk. Squamous Carcinoma of the Tongue.


file:///C:/Users/ISA/Downloads/Documents/79-Article%20Text-167-1-10-
20180912.pdf
2. Wood, NormanK., & Goaz, Paul W.Dif-ferential Diagnosis of Oral and Maxillo-facial
Lession.USA: Mosby,.1997.p.588
3. Sapp, Philips., Eversole, Lewis R.,Wysocki., George.Contemporary oraland
maxillofacial pathology. 2nded.Mosby. 2004. h.183-200.
4. Proper, Steven.dkk. Squamous Cell CarcinomaA Review of Etiology, Pathogenesis,
Treatment, and Variants. Journal of the Dermatology Nurses’ Association. 2010
5. Wahyuni, Sri Sofia, dkk. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Lidah. Jurnal
THT-KL.Vol. 5, No.1, Januari – April 2012.

Anda mungkin juga menyukai