PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker yang merupakan pembunuh nomor dua
Squamous cell carcinoma (SCC) merupakan kanker kulit dan mukosa terbanyak
setelah basal cell carcinoma. Insidensi pasti SCC sampai saat ini belum terdokumentasi oleh
National Cancer Institue, tetapi diperkirakan terjadi pada 1 : 1000 penduduk di Amerika. Di
Eropa dan Amerika Selatan, insidensi SCC pada rongga mulut sekitar 3-5% dari semua jenis
Kanker rongga mulut relatif jarang dijumpai di dunia barat /USA dan lebih sering
secara pasti karena tidak adanya community based cancer registry. Insiden kanker rongga
mulut cukup tinggi ditemukan di Melanesia yaitu 31,5 per 100.000 laki-laki dan 20,2 per
100.000 wanita. Angka kejadian yang tinggi pada laki-laki lebih sering didapat pada negara
Eropa Barat, Eropa Selatan, Asia Selatan, Afrika Selatan, Australia/Selandia Baru,
sedangkan pada wanita lebih sering ditemukan pada Asia Selatan. Kanker rongga mulut ini
sendiri lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanira dengan perbandingan 3/2 :
2/1.4
SCC pada rongga mulut lebih sering disebabkan oleh asap rokok, iritasi alkohol,
kurangnya konsumsi sayur dan buah-buahan dan infeksi human papiloma virus (HPV).
Selain itu SCC sering terjadi pada usia tua akibat penurunan fungsi imun. Insidensi tertinggi
pada usia 50-70 tahun. Paling sering terjadi pada penduduk daerah tropis. Berdasarkan jenis
1
kelamin, insidensi pada pria 2-3 kali lebih banyak dibandingkan wanita. Modalitas terapi
Squamous cell carcinoma (SCC) adalah tumor ganas keratinosit yang terbentuk dari
sel-sel epitel skuamous epidermis. SCC dapat tumbuh pada setiap organ yang dilapisi oleh
sel epitel skuamous seperti kulit, bibir, rongga mulut, traktus urinarius, prostat, paru-paru,
vagina dan serviks. Di Amerika SCC merupakan bentuk kanker yang paling banyak
bermetastasis.7
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Oral Squamous Cell Carcinoma(OSCC) adalah suatu neoplasma invasif pada jaringan
epitel rongga mulut dengan berbagai tingkat diferensiasi yang muncul pada tempat-tempat
seperti jaringan mukosa mulut, alveolar, gingiva, dasar mulut, lidah, palatum, tonsil dan
orofaring.8
2.1 Epidemiologi
Kebanyakan keganasan pada rongga mulut berasal dari permukaan epitel dan salah
satunya adalah karsinoma sel skuamosa (KSS/OSCC). OSCC menduduki posisi keenam dari
kanker yang paling sering terjadi di dunia dan lebih dari 300,000 kasus telah didiagnosa
setiap tahunnya. OSCC adalah kanker dengan frekuensi relatif di Indonesia diperkirakan
1,5%-5% dari seluruh kanker. OSCC paling sering terjadi pada bibir bagian bawah (40%),
lidah ( 20% ), dasar mulut ( 15 % ), bibir atas , palatum , gingival dan daerahtonsil ( 5% ).
Sinar matahari merupakan faktor etiologi utama yang menyebabkan SCC pada kulit,
Sedangkan SCC pada mukosa lebih sering disebabkan oleh asap rokok, iritasi alkohol dan
infeksi human papiloma virus (HPV). Selain itu SCC sering terjadi pada usia tua dan orang
kulit putih. Insidensi tertinggi pada usia 50-70 tahun. Paling sering terjadi pada penduduk
daerah tropis. Berdasarkan jenis kelamin, insidensi pada pria 2-3 kali lebih banyak
dibandingkan wanita.5,6
3
2.3 Etiologi
a. Faktor Intrinsik
- Genetik
- Defisiensi zat besi, menyebabkan atropi epitel mulut dan Plummer Vinson
b. Faktor Ekstrinsik
- Infeksi dari bakteri dan virus, misalnya EBV, HSV, HIV dan HPV. Strain virus
diskeratosis pada epitelium walaupun tidak jelas apakah kandida ikut berperan
mengkonsumsi alkohol.
- Bahan kimia. Bahan yang dapat menimbulkan kanker di lingkungan antara lain
4
c. Faktor Predisposisi lain
- Penyakit kronis, antara lain sifilis. Terbukti 20%-30% penderita kanker mulut
- Faktor gigi dan mulut. Oral hygine yang buruk, restorasi yang tidak tepat dapat
mempercepat proses penyakit yang ada. Iritasi kronis yang terus menerus
berlanjut dan dalam jangka waktu lama dari restorasi yang kasar, gigi-gigi
karies/akar gigi, dan gigi palsu yang letaknya tidak pas akan dapat memicu
terjadinya karsinoma.
terjadinya kanker, salah satunya adalah pemaparan yang berlebihan dari sinar
ultraviolet, terutama dari sinar matahari. Selain itu, radiasi ionisasi karsinogenik
yang digunakan dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir
dan ledakan bom atom juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker
2.4 Patogenesis
OSCC muncul sebagai akibat dari berbagai kejadian molekular yang menyebabkan
kerusakan genetik yang mempengaruhi kromosom dan gen, yang akhirnya menuju kepada
pada batas dimana terjadinya pertumbuhan otonom dan perkembangan yang invasif. Proses
neoplastik mula-mula bermanifestasi secara intraepitel dekat membran dasar sebagai suatu
hal yang fokal, kemudian terjadi pertumbuhan klonal keratinosit sel yang berubah secara
berlebihan, menggantikan epitelium normal. Setelah beberapa waktu atau beberapa tahun,
terjadi invasi membran dasar jaringan epitel menandakan awal kanker invasif.8
a. Secara Molekuler
5
Patogenesis molekuler OSCC mencerminkan akumulasi perubahan genetik yang terjadi
selama periode bertahun-tahun. Perubahan ini terjadi pada gen-gen yang mengkodekan
protein yang mengendalikan siklus sel, keselamatan sel, motilitas sel dan angiogenesis.
merupakan suatu proses genetik yang menuju pada perubahan morfologi dan tingkah laku
seluler. Gen-gen utama yang terlibat pada KSS meliputi proto-onkogen dan gen supresor
b. Secara Patologis
Premalignansi oral merupakan ciri lesi yang dapat beresiko untuk berubah menjadi
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dan bertransformasi menjadi kanker diikuti dengan
skuamosa berlapis yang melindungi rongga mulut. Gambaran utama yang terlihat mendahului
perjalanan keganasan adalah displasia epitel yaitu yang secara histologis menggambarkan
kombinasi gangguan pematangan dan gangguan proliferasi sel. Derajat displasia epitel dan
karsinoma yakni displasia ringan, displasia menengah, displasia berat (karsinoma in situ) dan
karsinoma.
c. Secara Imunologis
akan tetapi apakah suatu tumor berkembang karena kegagalan mekanisme pengenalan atau
kerusakan imun atau respon-respon lain masih belum jelas diketahui tetapi dilaporkan bahwa
respon imun bahkan dapat menstimulus onkogenesis. Secara primer OSCC menyebar dengan
perluasan lokal melalui sistem limfatik. Penyebaran regional pada mukosa oral dapat terjadi
dengan perluasan langsung dan kadang dengan penyebaran submukosal dan hasilnya yakni
luasnya daerah yang terlibat. Produksi kolagenase tipe I dan proteinase lain, prostaglandin
6
E2, dan interleukin 1 dapat mempengaruhi matriks ekstraseluler dan motilitas sel-sel epitel
Beberapa penelitian menemukan bahwa Human Papiloma Virus (HPV) memiliki peran
dalam patogenesis OSCC. Penyakit yang memiliki risiko tinggi terinfeksi HPV menjelaskan
bahwa gen virus akan berintegrasi ke dalam gen host yang menyebabkan adanya keratinosit
yang immortal. Peran dari HPV adalah menyangkut ekspresi dari protein virus E6 dan E7,
ekspresi dari p53 dan protein c-myc dari host. Pelindung dari protein E6 pada HPV yang
berinteraksi dengan protein p53 akan menurunkan fungsi apoptosis. Protein 53 (p53) dapat
menunda pembelahan sel dan memberikan waktu untuk DNA repair. Jika kerusakan DNA
tidak bisa diperbaiki, maka p53 akan menginduksi apoptosis dan mencegah propagasi dan
dilanjutkannya DNA yang rusak ke generasi sel-sel berikutnya. Pada kasus tumor yang lain,
p53 biasanya mengalami mutasi dan bertindak sebagai onkogen. Namun pada kasus yang
disebabkan oleh infeksi HPV, E6 akan menekan fungsi gen p53. Mutasi p53 umumnya tidak
penting dalam kontrol sikslus sel. Interaksi ini menyebabkan terlepasnya faktor transkripsi
E2F sehingga faktor ini bebas beraktifitas dan menstimulasi pembelahan sel. Protein E6 dan
E7 dapat secara langsung menyebabkan mutasi DNA dari sel host. Kerusakan DNA ini dapat
onkoprotein seluler (produk onkogen) seperti ras dan myc yang memungkinkan virus untuk
bertindak pada level growth factor dan metabolisme seluler dan nuklear sehingga
menghasilkan sel-sel onkogenik. Onkogen merupakan alel mutan dari protoonkogen yang
normal, protoonkogen akan diimbangi oleh adanya tumor supressor gen yang menghambat
7
2.5 Pemeriksaan dan Manifestasi Klinis
a. Pemeriksaan Subjektif
Yaitu menanyakan keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat perawat gigi, riwayat
penyakit sistemik dan kebiasaan buruk. Pada penderika OSCC biasanya pasien mengeluhkan
sariawan berbulan bulan tetapi tidak sakit atau bisa juga mengeluhkan rasa sakit ketika
makan makanan pedas dan berbumbu. Gejala yang asimpomatik merupakan tahap awal pada
OSCC sedangkan adanya rasa sakit merupakan gejala yang dirasakan saat tahap serius.9
b. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan klinis dilakukan dengan memeriksa seluruh rongga mulut,faring dan laring
dievaluasi secara cermat dengan cara palpasi, pemeriksaan langsung atau visualisasi tidak
langsung dengan menggunakan kaca mulut. Semua lesi harus di perhatikan khusus dan
Lokasi lesi bisa terdapat pada vermilion bibir, intraoral umumnya pada lateral posterior
dan permukaan ventral lidah, orofaringeal pada palatum lunak dan mukosa orofaringeal. Pada
- Lesi karsinoma eksofitik adalah suatu bentuk masa lesi yang berbentuk seperti nodul,
jamur, papilla dan verruciform. Warnanya bervariasi dari merah sampai putih,
tergantung pada jumlah keratinisasi permukaan epitel dan juga berdasarkan fibrosis
pada jaringan ikat dibawahnya sebagai respon invasi tumor. Masa terasa keras
(indurated), dan jika kanker telah menyebar ke jaringan otot ataupun tulang, masa
tumor terasa cekat kepada jaringan sekitar, gambaran ini umumnya terjadi pada mukosa
- Lesi karsinoma endofitik biasanya ulseratif. Hal ini berdasarkan pada ketidakmampuan
epitelium karsinomatosa untuk menciptakan suatu unit struktural yang stabil dan utuh.
8
Karsinoma tipe ini menunjukkan suatu penekanan, bentuk yang tidak teratur, zona
utama yang ulseratif dengan tepi bergerigi. Tepian bergerigi terbentuk ketika tumor
Tahap awal OSCC ditandai dengan sariawan berbulan-bulan, indurasi, tidak sakit.
Tahap lanjut berupa lesi eksofilik berupa paula dan nodul, besar, meninggi, kerusakan
peiodonsium, pembesaran kelenjar limfe dan tahap serius ditandai dengan rasa sakit saat
Sistem yang dipakai untuk klasifikasi karsinoma sel skuamous adalah Klasifikasi
TMN (Tumor Node Metastase) dari America Joint Committe for Cancer and End Result
Reporting (AJCSS)10 :
T (ukuran tumor)
N1 = secara klinis pada palpasi kelenjar limfe servikal homo-latera & tidak
melekat
9
M (metastasis jarak jauh)
c. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan dengan toluidine blue. Jika hasilnya tampak biru gelap maka
10
differentiated bersifat radiosensitif.Radiograf biasanya menunjukkan daerah
juga menunjukkan suatu “flying tooth” di mana kerusakan tulang pada rahang yang
- Biopsi, pemeriksaan HPA yang menentukan diagnosa pasti suatu kanker di rongga
Well differentiated (grade 1): proliferasi sel-sel tumor dimana sel-sel keratin
Poorly differentiated (grade 3): proliferasi sel-sel tumor dimana sel basaloid
11
Gambaran HPA, a. Well differentiated, b. Moderately differentiated, c. Poorly
differentiated
2.6 Penatalaksanaan
Prinsip utama perawatan kanker yaitu untuk mengobati pasien. Pilihan perawatan
berdasarkan pada tipe sel dan tingkat diferensiasi, tempat dan ukuran lesi primer, status
pembedahan yang adekuat, ada tidaknya metastase, kemampuan untuk memelihara fungsi
orofaring, termasuk fungsi bicara, pengunyahan dan estetis, status medis dan mental pasien,
komplikasi dari masing-masing terapi, pengalaman dokter bedah dan radioterapis, pilihan
perawatan lokal. Tujuan kemoterapi yakni untuk mengurangi tumor awal dan
12
sendiri maupun untuk terapi kombinasi yaitu antara lain methotrexate, bleomycin,
Tasol dan turunannya, turunan platinum (cisplatin dan carboplatin), dan 5-fluorouracil
reseksi pembedahan atau kemoterapi. OSCC yang dibatasi oleh mukosa mempunyai
daya sembuh lebih tinggi dengan radioterapi, akan tetapi penyebaran tumor sampai ke
servikal yang kecil dapat dikendalikan hanya dengan radioterapi saja, walaupun
keterlibatan servikal nodus yang lebih lanjut lebih baik diatasi dengan terapi
kombinasi
2.7 Prognosis
Prognosis tergantung pada lokasi, stadium dan ada/tidak metastase Jika dilakukan
eksisi dengan baik dan sempurna, menunjukkan prognosis yang baik. Beberapa ahli
melaporkan pada kasus yang bermetastasis luas, sekitar 30 – 65 % pasien meninggal dalam 5
tahun. Terapi kombinasi dapat menghasilkan keselamatan yang baik pada kasus-kasus tumor
tingkat lanjut dan pada tumor yang menunjukkan tingkah laku biologis yang agresif.8,15,17
2.8 Pencegahan
• Screening, yaitu pemeriksaan yang dilakukan secara dini kepada seseorang dengan
13
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Umur : 79 tahun
JK : Perempuan
No MR : 513137
II. ANAMNESIS
Keluhan utama: muncul benjolan di pipi kiri bagian dalam sejak 3 tahun yang lalu.
RPS: pasien datang dengan keluhan muncul benjolan di pipi kiri bagian dalam sejak 3 tahun
yang lalu. Awalnya keluhan berupa timbulnya warna keabu-abuan di pipi kiri bagian dalam
tanpa benjolan. Lama kelamaan timbul benjolan dan terasa nyeri. Pada tahun 2017 benjolan
menjadi sebesar biji jagung dan terasa nyeri sehingga pasien memeriksakan diri ke poli
onkologi. Selain itu, pasien juga mengeluhkan kesulitan untuk makan, mual muntah dan
terjadinya penurunan berat badan. Pasien kemudian menjalani kemoterapi pertama pada
tanggal 19 agustus 2017. Selama tahun 2017 pasien menjalani kemoterapi sebanyak 6x.
setelah kemoterapi ke enam (tanggal 8 desember 2017) pasien tidak lagi memeriksakan diri
karena kaki pasien terasa lemas sehingga tidak bisa berjalan. Pada tahun 2018, benjolan
semakin besar dan terasa nyeri sehingga pasien sulit membuka mulut. Benjolan juga menjadi
14
Riwayat pengobatan:
Kemoterapi I (19/08/17): paclitaxel 250 mg, carboplatin 576 mg, Erbitux 560 mg
Kemoterapi IV (27/10/17): paclitaxel 250 mg, carboplatin 576 mg, Erbitux 560 mg
Kemoterapi V (17/11/17): paclitaxel 250 mg, carboplatin 560 mg, Erbitux 350 mg
ALLERGY
Riwayat kebiasaan: Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi sirih pinang sejak usia muda.
Pasien baru menghentikan kebiasaan ini sejak timbul keluhan. Riwayat merokok dan
Riwayat keluarga: tidak terdapa keluarga dengan keluhan yang sama dan tidak terdapat
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : E4 V5 M6
SpO2: 99%
15
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), struma (-).
Dada
Abdomen
Ekstremitas
o Akral hangat
Status Lokalis
Deskripsi: tampak benjolan ukuran 5x4 cm, eritem (+), nyeri tekan (+), teraba padat,
16
Foto Klinis Pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium
Darah Lengkap :
WBC : 13,80 x 10 3 /ul (H)
• Monosit :3,8%
• Basofil : 0,1%
17
2) Patologi Anatomi
sembab, hiperemis bersebukan keras sel radang. Pada beberapa potongan terdapat
epitel squamous dengan polaritas yang berubah, inti pleomorfik ringan – sedang
hiperkromatik ringan, vesikuler dengan anak inti promine, mitosis abnormal dapat
juga tampak keratin pear, sel – sel tersebut telah menginvasi ke stroma.
TERAPI:
- Coditam 3x1
FOLLOW UP
S: -
- Kemoterapi paliatif
18
- VIP albumin 3x1
S: -
- Coditam 3x1
S: -
19
DAFTAR PUSTAKA
20
16. Bertram JS. The molecular biology cancer. Mol aspects med. 2000; 21(6): 167-223
17. Syafriadi M. Patologi mulut. Tumor neoplastik dan Nonneoplastik Rongga
Mulut.Yogyakarta.2008
21