DI SUSUN
O
H
KELOMPOK 5
1. ODA EKA SULASTRIA S HUSEN (19202025)
2. NOVIEDA KANDUNG (19202024)
3. MARIA NINUT(19202020)
4. MARIA MELTIANA LIMUNG(19202019)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “POLIHIDRAMNION”
ini dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini.
Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempuarna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan segala kritikan dan saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………..1
Kata Pengantar………………………………………………………………..2
Daftar Isi………………………………………………………………………3
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang………………………………………………………..4
b. Tujuan ………………………………………………………………..6
c. Manfaat
1. Bagi Penulis………………………………………………………7
2. Bagi Pembaca…………………………………………………….7
BAB II Pembahasan
2.1 pengertian Polihidramnion………………………………………..8
2.2 klasifikasi polyhidramnion………………………………………..9
2.3 Tanda dan Gejala Polyhidramnion………………………………10
2.4 Penyebab polyhidramnion……………………………………10-12
2.5 Diagnosa……………………………………………………...12-13
2.6 Komplikasi polyhidramnion………………………………….13-14
2.7 Penatalaksanaan polyhidramnion…………………………….15-17
2.8 Kewenangan bidan dalam menagani polyhidramnion………..17
BAB III PENUTUP
Kesimpuan ……………………………………………………………18-19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...21
iii
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2015 sekitar
berkembang yaitu lebih dari setengah kematian terjadi di Afrika Sub-Sahara dan
hampir di sepertiga terjadi di Asia Selatan. Ini masih dalam kategori tinggi karena
belum mencapai target Sustainable Development Goals (SDG’s) yaitu<70 per 100.000
Asia Tenggara dengan angka kematian ibu yang masih tinggi. Berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 di dapatkan 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup, ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mencapai sasaran
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017; Badan Pusat Statistik,
2016).
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar
390/100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada
1
tahun 2015. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5
untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-
menyebutkan bahwa rasio AKI di Indonesia sebesar 177 per 100.000 kelahiran hidup
Goals (SDGs), target AKI adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut diperlukan kerja keras, terlebih jika dibandingkan
dengan beberapa negara ASEAN, AKI di Indonesia relatif masih sangat tinggi. AKI di
negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per 100.000 kelahiran hidup. (Pusat
Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2019).Penyebab utama kematian ibu hamil adalah
perdarahan, hipertensi, infeksi, dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena
interaksi antara kondisi medis yang sudah ada dan kehamilan (WHO, 2018).
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan (Infodatin), pada tahun
2013 tingginya Angka Kematian Ibu disebabkan oleh perdarahan 30,3 %, preeklamsi
27,1, infeksi 7,3%, dan disebabkan oleh yang lain-lainya yakni 40,8% (Kemenkes RI,
2014).
Pada kehamilan bayi dilindungi oleh air ketuban yang berfungsi untuk ruang
gerak bayi dan melindungi janin terhadap trauma dari luar. Selain itu air ketuban juga
berfungsi melindungi janin dari infeksi dan menstabilkan perubahan suhu. Dengan
pertambahan usia kehamilan banyaknya air ketuban tidak terus sama dari minggu ke
minggu usia kehamlan. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu rata-rata
air ketuban sekitar 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia
2
kehamilan 32 minggu.
Apa bila air ketuban melebihi 2000 ml maka disebut dengan polyhidramnion
atau dengan singkat hydramnion. Hydramnion juga dapat menimbulkan gejala pada
ibu hamil yang meliputi dyspnea(sesak napas), kaki tungkai bawah membengkak, perut
kelaianan pada plasenta, kelaian penyakit yang menyertai kehamilan (diabetes militus,
hamil ganda). Jadi cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses
Angka kejadian polihidramnion berkisar 1,1 – 2,8% dari seluruh kehamilan disebabkan
oleh komplikasi pada kehamilan dan persalinan, dan 8- 18% dengan kelainan janin.
resiko komplikasi persalinan, perdarahan pada ibu, kelainan letak janin dan kejadian
dilakukannya bedah Caesar lebih tinggi dibandingkan pada kehamilan biasa karena
B. Tujuan
3
6. Untuk mengetahui komplikasi pada polyhidramnion
9. Untuk mengetahui peran bidan dalam menangani ibu hamil dengan polyhidramnion
C. Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
lebih banyak dari normal, yaitu biasanya > 200 cc. Dalam kaitannya dengan
kejadian ketuban pecah dini. Pada polyhidramnion rahim menjadi tegang dan
ini terjadi karena duksi air ketuban yang bertambah yang berasal dari epitel amnion
namun juga bisa bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruang amnion,
pengaliran air ketuban terganggu karena janin tidak menelan cairan air ketuban.
polyhidramnion atau kelebihan air ketuban harus diamati, apabila ketuban pecah
sebelum waktunya dapat menyebabkan resiko kematian bayi dan ibu. Maka
perlunya pemeriksaan rutin oleh keluarga dan ibu hamil untuk dapat memantau
kondisi janin setiap bulannya. Ehingga dapat memperminim resiko kematian ibu
amnion dapat didiagnosa biasanya dalam masa trimester kedua ataupun ketiga
5
Polihidramnion adalah keadaan di mana ibu hamil memiliki air ketuban yang
berlebihan atau lebih banyak dari normal selama masa kehamilan. Kejadian
polihidramnion tanpa penyebab yang jelas atau idiopatik biasanya jarang terjadi,
yang serius, namun keadaan ini harus membutuhkan pemantauan secara berkala
Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat
dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5
biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari
2.2. Klasifikasi
a. Hidramnion Kronis
b. Hidramnion lanjut
Terjadi pertambahan air ketuban yang sangat tiba-tiba dan cepat dalam waktu
beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada bulan ke-4 atau
ke-5(Amriewibowo,2010).
6
a. Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus jauh di bawah usia
b. Tekanan dinding uterus yang membjat terasa sulit atau tidak mungkin untuk :
a. Dyspnea berat
2.4. Etiologi
Etiologi hydramnion belum jelas. Secara teori hydramnion bisa terjadi karena:
Diduga menghasilkan air ketuban adalah epitel amnion, tetapi air ketuban juga
bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air
Air ketuban yang telah dibuat dilahirkan dan diganti dengan yang baru. Salah
satu jalan pengaliran ialah ditelah oleh janin, diabsorpsi oleh usus dan dialirkan
ke plasenta, akhirnya masuk ke predaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka
kalua anak tidak menelan, seperti pada atresia esophagus, anensefal atau tumor-
tumor plasenta.
7
Pada anensefal dan spina bifida diduga bahwa hydramnion terjadi
karena transudasi cairan dari selaput otak dan selaput sum-sum belakang. Selain
dari pada itu anak anensefal tidak menelan dan pertukaran air terganggu karena
mungkin disebabkan karena salah satu janin pada kehamilan satu telur
jantungnya lebih kuat dank arena itu juga menghasilkan banyak air kencing.
pusat. Kecacatan seperti hidrops fetalis dan anemia fetalis bisa menyebabkan
polihidramnion
besar dibanding ibu hamil yang tidak memiliki diabetes, karena gula darah
akan naik dan disimpan sebagai lemak oleh tubuh ibu. Kadar gula darah yang
8
terus meningkat menyebabkan berat badan janin naik hingga diatas rata-rata.
menyebabkan polihidramnion.
2.5 Diagnosa
a. Anamnesis
- Ibu merasa perut lebih besar dan terasa lebih berat dari biasa
- Ibu merasa nyeri perut karena tegangnya uterus, mual dan muntah
b. Inspeksi
- Kelihatannya perut sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, retak-retak kulit
c. Palpasi
- Perut tegang dan nyeri tekan serta terjadi oedema pada dinding perut, vulva dan
tungkai
9
- Fundus uteri lebih tinggi dari umur sesungguhnya
- Kalua pada letak kepala, kepala janin dapat diraba maka balotement jelas sekali
- Karena bebasnya janin bergerak dan tidak terfiksir maka dapat terjadi kesalahan-
d. Auskultasi
c. Pemeriksaan dalam
(Amriewibowo, 2010)
2.5. Komplikasi
Komplikasi pada ibu yang dihubungkan dengan polihidramnion meliputi abrupsio plasenta,
disfungsi uterus, dan perdarahan postpartum (Cunningham GF, et al, 2014).
Polihidramnion dikaitkan dengan meningkatnya risiko morbiditas dan mortalitas pada janin
meliputi kelahiran preterm, aneuploid, persalinan secara seksio cesarea, kelainan janin,
ketuban pecah dini, kelainan presentasi janin, prolaps tali pusar dan perdarahan post
partum serta mortalitas pada perinatal (Khan S dan Donnelly J, 2017). Sebuah penelitian
prospektif pada kehamilan tunggal yang normal, komplikasi yeng berpotensial terjadi
berupa:
Tingginya angka seksio sesarea untuk indikasi janin
10
Tingginya angka perawatan NICU pada naonatus
• Kelahiran preterm
Yaitu kelahiran bayi yang terjadi pada tiga minggu atau lebih sebelum
waktu persalinan normal atau usia kehamilan <37 minggu.
• Ketuban pecah dini
Air ketuban yang terlalu banyak bisa mempengaruhi presentasi janin yang
• Perdarahan postpartum
• Hipertensi kehamilan
2.6. Penatalaksanaan
Etiologi polihidramnion bermacam- macam begitupun dengan
11
dengan beberapa ketidaknyamanan biasanya dapat diatasi, tidak perlu
Jika terjadi sesak nafas atau nyeri pada abdomen, terapi khusus diperlukan.
Bed rest, diuretik dan air serta diet rendah garam sangat efektif. Terapi
urine fetus dan meningkatkan sirkulasi cairan dalam membran amnion. Dosis
yang boleh diberikan 1,5-3 mg/Kg per hari. Tetapi pada hidramnion akut
maka penderita harus dirawat dan bila keluhan terlalu hebat dapat dilakukan
amniosentesis
itu, cairan amnion juga bisa di tes untuk memprediksi kematangan paru-paru
janin.
Jika pada waktu pemeriksaan dalam ketuban tiba-tiba pecah, maka lakukan
penghambatan air ketuban seperti tampon beberapa lama supaya air ketuban
syok karena tiba-tiba perut kosong atau perdarahan postpartum karena atonia
uteri.
12
Observasi perdarahan postpartum. (Kramer, dkk, 1994)
1. Amnioreduksi
Sebagian besar kasus polihidramnion, tidak ada intervensi atau terapi agresif
dengan hati-hati, dengan skrining untuk tanda dan gejala kelahiran prematur
serta kondisi ibu. Gejala-gejala yang muncul pada ibu merupakan alasan
Berdasarkan usia gestasi, dua pilihan yang ada berupa : aminoreduksi atau
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan sesak (Kleine RT, Bernardes LS,
dengan prosedur ini. USG digunakan sebagai panduan, sebuah jarum besar
13
ditempatkan di rongga amnion, dan cairan dipindahkan dengan pompa
Volume cairan amnion harus di evaluasi lebih sering (minimal dua kali
seminggu) dan prosedur ini diulang ketika gejala kembali atau volume mulai
pada janin. Susbtansi tesebut dapat juga menghambat produksi cairan paru
minggu.
lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
14
(Bealey, Frank, 1999).
Peran bidan dalam mengatasi polyhidramnion adalah bidan dalam hal ini
dalam peraturan seperti dalam Permenkes No. 28 Tahun 2017 tentang izin dan
rujukan, melakukan rujukan disini berarti bidan berkolaborasi dengan dokter Sp.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
lebih banyak dari normal, yaitu biasanya > 200 cc. Dalam kaitannya dengan kehamilan
ketuban pecah dini. Pada polyhidramnion rahim menjadi tegang dan kemudian menjadi
salah satu pemicu terjadinya ketuban pecah dini.polyhidramnion ini terjadi karena
duksi air ketuban yang bertambah yang berasal dari epitel amnion namun juga bisa
bertambah karena cairan lain masuk kedalam ruang amnion, pengaliran air ketuban
Hydramnion juga dapat menimbulkan gejala pada ibu hamil yang meliputi
dyspnea(sesak napas), kaki tungkai bawah membengkak, perut membesar, dan tampak
(anensefalus, atresia esophagus, spina bifida, fistula usus), kelaianan pada plasenta,
kelaian penyakit yang menyertai kehamilan (diabetes militus, hamil ganda). Jadi
cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan
16
persalinan.
Peran bidan dalam mengatasi polyhidramnion adalah bidan dalam hal ini
dalam peraturan seperti dalam Permenkes No. 28 Tahun 2017 tentang izin dan
rujukan, melakukan rujukan disini berarti bidan berkolaborasi dengan dokter Sp. OG
17
DAFTAR PUSTAKA
Yuliasari, Dewi. 2017. Journal Kebidanan. Hubungan polyhidramnion dnga kejadian ketuban
Pusat Data dan informasi Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Jakarta Selatan
18