S DENGAN MASA
SINONASAL DI RUANG RAJAWALI 6A
PEMBIMBNG:
Disusun Oleh:
A. Latar belakang
Tumor hidung dan sinus paranasal pada umumnya jarang ditemukan, baik
yang jinak maupun yang ganas. Di Indonesia dan di luar negeri, kejadian keganasan
hanya sekitar 1 % dari keganasan seluruh tubuh atau 3% dari seluruh keganasan di
kepala dan leher.
Hidung dan sinus paranasal atau juga disebut sinonasal merupakan rongga
yang dibatasi oleh tulang-tulang wajah yang merupakan daerah yang terlindung
sehingga tumor yang timbul di daerah ini sulit diketahui secara dini. Asal tumor primer
juga sulit ditentukan, apakah dari hidung atau sinus karena biasanya pasien berobat
dalam keadaan penyakit telah lanjut dan tumor sudah memenuhi rongga hidung dan
seluruh sinus.
Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan
sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar
102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.
Pasien yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi stres dan
merasa dia akan cepat mati . Hal ini dikarenakan kanker dapat menimbulkan gejolak
psikis dan sosial bagi pasien karena kanker masih sangat mudah diasosiasikan dengan
kematian, penderitaan, biaya mahal, pengobatan jangka panjang yang melelahkan dan
akibat terapi yang tidak nyaman.
Keadaan emotional distres, jika tidak di atasi dapat berkembang menjadi
gangguan psikologis (adjustment disorder) dan memperburuk kondisi fisik penderita
kanker. Kondisi psikologis merupakan penggerak hidup kita untuk berbuat menjadi
lebih baik atau lebih buruk tergantung pada kemampuan dalam mengendalikan kondisi
psikologis.
2
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengaplikasikan tekhnik relaksasi afirmasi berdasarkan EBN
kedalam praktek klinik pada pasien.
2. Tujuan khusus
a. Mengaplikasikan tekhnik relaksasi afirmasi pada pasien masa sinonasal
sebagai tindakan non farmakologi sebagai upaya self efikasi
b. Mengetahui efektifitas penerapan tekhnik relaksasi afirmasi terhadap
peningkatan self efikasi
C. Manfaat Penulisan
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah
nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring (Arima, 2006
dan Nasional Cancer Institute, 2009). Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang
berasal dari sel epitel nasofaring. Tumor ini bermula dari dinding lateral nasofaring
(fossa Rosenmuller) dan dapat menyebar ke dalam atau keluar nasofaring menuju
dinding lateral, posterosuperior, dasar tengkorak, palatum, kavum nasi, dan orofaring
serta metastasis ke kelenjar limfe leher.
B. Etiologi
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Rokok diduga berhubungan
dengan timbulnya penyakit ini. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab :
1. Infeksi kronik hidung dan sinus paranasal
a. Virus Epstein Barr (EBV)
Virus ini merupakan virus DNA yang diklasifikasi sebagai anggota famili
virus Herpes yang saat ini telah diyakini sebagai agen penyebab beberapa
penyakit yaitu, mononucleosis infeksiosa, penyakit Hodgkin, limfoma-
Burkitt dan kanker nasofaring.
Virus ini seringkali dijumpai pada beberapa penyakit
keganasan lainnya tetapi juga dapat dijumpai menginfeksi orang normal
tanpa menimbulkan manifestasi penyakit. Virus tersebut masuk ke dalam
tubuh dan tetap tinggal di sana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam
jangka waktu yang lama. Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu
mediator. Jadi, adanya virus ini tanpa faktor pemicu lain tidak cukup
untuk menimbulkan proses keganasan.
5
2. Faktor genetic.
Kerentanan terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat
tertentu relatif lebih menonjol. Telah banyak ditemukan kasus herediter dari
pasien karsinoma nasofaring. Penelitian pertama menemukan adanya
perubahan genetik pada ras Cina yang dihubungkan dengan karsinoma
nasofaring adalah penelitian tentang Human Leucocyte Antigen (HLA).
Perubahan genetik mengakibatkan proliferasi sel-sel kanker secara tidak
terkontrol. Beberapa perubahan genetik ini sebagian besar akibat mutasi,
putusnya kromosom, dan kehilangan sel-sel somatic.
3. Faktor lingkungan.
a. Kontak dengan debu kayu pada pekerja mebel
b. Kontak dengan bahan industri, seperti nikel, krom, gas mustard, dan
isopropanolol.
c. Thorium dioksida yang dipakai sebagai cairan kontras pada pemeriksaan
rontgen sinus maksila.
C. Patofisiologi
Virus Epsteinn-barr adalah virus yang berperan penting dalam timbulnya
kanker nasofaring. Virus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan
tetap tinggal di nasofaring tanpa menimbulkan gejala, kanker nasofaring sebenarnya
dipicu oleh zat nitrosamine yang ada dalam makanan yang di awetkan seprti daging
dan sayuran yang di fermentasi. Zat ini mampu mengaktifkan virus Epsteinn-barr.
Mayoritas (60%) tumor tampaknya berasal dari antrum, 30% muncul dalam
rongga hidung, dan sisa 10% muncul dari etmoid. Tumor primer frontal dan sfenoid
sangat jarang Limfadenopati servikal teraba muncul pada sekitar 15% pasien
pada presentasi.Gambaran kecil ini disebabkan drainase limfatik sinus paranasal ke
nodus retrofaring dand ari sana ke rantai servikal dalam bawah. Sebagai akibatnya,
6
F. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Terapi bedah yang dilakukan biasanya adalah terapi kuratif
denganreseksi bedah. Pengobatan terapi bedah ini umumnya berdasarkan
stagingdari masing-masing tumor. Secara umum, terapi bedahdilakukan
pada lesi jinak atau lesi dini (T1-T2). Terkadang, pembedahan dengan
margin/batas yang luas tidak dapat dilakukankarena dekatnya lokasi tumor
dengan struktur-struktur penting padadaerah kepala, serta batas tumor yang
tidak jelas.
2. Radiotherapi
Radioterapi digunakan sendiri pada stadium I dan II, atau dalam
kombinasi dengan operasi dalam setiap tahap penyakit sebagai adjuvant
radioterapi (terapiradiasi yang diberikan setelah dilakukannya terapi utama
seperti pembedahan). Pada tahap awal kanker sinus paranasal, radioterapi
dianggap sebagai terapi lokal alternatif untuk operasi. Radioterapi
melibatkan penggunaan energi tinggi, penetrasi sinar untuk menghancurkan
sel-sel kanker di zona yang akan diobati. Terapi radiasi juga digunakan
untuk terapi paliatif pada pasien dengan kanker tingkat lanjut. Jenis terapi
radiasi yang diberikan dapat berupa teleterapi (radiasi eksternal) maupun
brachyterapi (radiasi internal).
3. Khemoterapi
Kemoterapi diperuntukkan untuk terapi tumor stadium lanjut.
Selain terapi lokal, upaya terbaik untuk mengendalikan sel-sel kanker
dalam tubuh adalah dengan menggunakan terapi sistemik (terapi yang
9
2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi:Inspeksi terhadap wajah, mata, pipi, geraham dan palatum:
didapatkan pembengkakan sesuai lokasi pertumbuhan tumor.
b. Palpasai: teraba pembesaran tumor pada kelenjar leher.
c. Hidung: obstruksi hidung unilateral dan rinore, kadang disertai darah atau
epistaksis.Desakan pada hidung menyebabkan deformitas
d. Orbital: menimbulkan gejala diplopia, proptosis,oftalmoplegia,gangguan
visus dan epifora
e. Mulut: menimbulkan penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosesus
alveolaris, sering nyeri gigi sebagai gejala awal.
f. Intracranial: perluasan ke intracranial menyebabkan sakit kepala yang
hebat,oftalmoplegi, gangguan visus, kadang dapat timbul liquore serta
mengenai saraf-saraf kranial
11
3. Pathway
Mengaktifkan EBV
Kerusakan DNA pada sel dimana
pola kromosomnya abnormal
Ansietas
Penekanan pada tuba eustachius
Metastase sel-sel kanker
ke KGB melalui ke.limfe
Pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel
kanker di KGB
Menembus kelenjar&mengenai
organ di disekitarnya
12
Nyeri
4. Diagnosa keperawatan Resiko defisit Nutrisi
17
18
3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini.
Alasan masuk RS/Keluhan Utama:
Pasien datang dengan rujukan dari RSUD diduga karena
diduga terjadi keganasan pada sakitnya. keluhan saat ini
bengkak pada rahang atas kiri ,nyeri cekot-cekot hilang
timbl,benjolan semakin bertambah sejak 3 bulan yang lalu
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering pilek dan lama untuk sembuh sejak 1 tahun
yang lalau.Sebelumnya pasien tidak mempunyai Riwayat
penyakit berat seperti DM dan Hipertensi
4. Pengkajian Pola Fungsi
a. Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Persepsi pasien tentang Kesehatan diri: pasien
mengatakan takut dan khawatir terhadap sakit yang
diderita sekarang karena penyakitnya di curigai
ganas,sehingga langsung berobat ke RSUP
dr.kariadi.pasien berobat menggunakan jaminan BPJS
kelas III PBI.
b. Nutrisi,Cairan dan Metabolik
Pasien mengatakan lemes, makanan yang masuk sehari 3x
hanya ¼ porsi karena sakit saat mengunyah makanan
c. Aktivitas dan latihan
Selama di rawat di RS dalam pemenuhan ADL pasien di
bantu oleh keluarga
d. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam tidur nya
e. Sirkulasi
Tekanan darah,nadi dalam batas normal
19
f. Eliminasi
Pasien buang air kecil sehari kurang lebih 3x warna
kuning jumlah 2000ml/hari.BAB 1 kali perhari
konsistensi lembek warna kuning.
g. Neurosensori dan kognitif
Pasien kesadaran composmentis,GCS 15,Orientasi waktu
dan ruang baik. tidak ada kelamahan pada anggota gerak
atas dan bawah.
h. Keamanan
Pasien tidak ada Riwayat alergi obat dan makanan
Penglihatan masih baik pendengaran agak menurun sejak
sakit ini.
i. Seksual dan reproduksi
Aktivitas seksual dengan istri sudah jarang sejak sakit
j. Persepsi diri,konsep diri dan mekanisme koping
Pasien mengatakan khawatir terhadap sakit yang
diderita,karena saudara nya ada yang terkena kanker dan
sudah meninggal,tetapi mencoba menyerahkan
keadaannya pada Alloh SWT.
k. Nilai kepercayaan dan spiritual
Pasien menganut agama islam dan percaya dengan iktiyar
berobat akan membantu kesembuhannya.
l. Interaksi sosial
Orang terdekat dengan pasien adalah istrinyaa dan segala
permasalahan yang ada akan di komunikasikan dengan
keluarga.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi:
Terdapat bengkak pada rahang atas sebelah kiri.
20
b. Palpasi:
teraba benjolan pada leher kiri,warna sama dengan kulit
sekitar, nyeri saat di tekan.
BB : 64kg
TB : 165 cm
TD : 124/74 mmhg
HR : 79 x/menit,teraba lemah
Suhu : 36,6o C
RR : 20x/menit
Skala nyeri VAS: 4
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil laborat tanggal 5 Juni 2022
Hb : 14,2 g/dl
HT : 43,1 %
Leukosit : 7x103/ul
Trombosit : 322x103/ul
GDS : 77 mg/dl
Ureum : 26
Creatinine : 1,0
Na : 139mmol/L
K : 4.4mmol/L
Cl : 106mmol/L
b. Foto CT SPN:
Masa solid pada sinus maxilaris kiri dan cavum nasikiri yang
meluas ke cavumnasi kanan,sinus maxilaris kanan,cavum oris
sisi kiri,sinus etmoidal kiri dan buccal space kiri,disertai
21
B. Analisa data
2.
DS: Ansietas Krisis
- Pasien mengatakan situasional
khawatir terhadap sakit
yang diderita saat ini
karena saudaranya ada
22
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengatakan nyeri pada
daerah bawah mata kiri,saat aktivitas atau mengunyah,sensasi cekot-cekot skala
nyeri VAS: 4/10.nyeri hilang timbul.nyeri dirasakan sejak 3 bulan yang lalu,
Pasien terlihat meringis saat di tanya,terdapat benjolan pada daerah leher.sakit
saat dipegang.(D.0077)
2. Ansietas b.d krisis situasional d.d Pasien mengatakan khawatir terhadap sakit
yang diderita saat ini karena saudaranya ada yang meninggal terkena
kanker.Pasien menanyakan apakah sakitnya bisa diobati.ekspresi wajah pasien
tampak khawatir.( (D.0080)
D. Intervensi
(D.0080)
Reduksi ansietas (I.09314)
Ansietas b.d krisis (L.09093)
Observasi:
situasional d.d Setelah
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pasien mengatakan dilakukan
24
E. Implementasi
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
5 Juni 2022
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
untuk mengurangi nyeri
- Menayakan hal yang DS:
1 10:00 disukai oleh pasien untuk - Pasien mengatakan
mengurangi nyeri untuk mengurangi
nyeri dengan istirahat
- Menjelaskan pada pasien dan minum obat
cara membantu warung tetapi nyeri
mengurangi nyeri dengan timbul lagi.
distraksi dan relaksasi - Pasien mengatakan
dengan mendengarkan lebih senang
music dari hp. mendengarkan music
DO:
- Pasien kooperatif
menerima penjelasan
perawat
2 11:00 - Menjelaskan pasien cara
memotivasi diri untuk
meningkatkan semagat DS:
dalam menghadapi - Pasien dan keluarga
sakitnya dengan relaksasi mengatakan bersedia
afirmasi mendengarkan
relaksasi afirmasi
DO:
- Pasien dan keluarga
antusias
27
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
mendengarkan
penjelasan perawat.
- relaksasi autogenic
2 12:00 dan akan mencoba
- Melakukan kontrak waktu
DO: -
dengan pasien dan keluarga
DS:
untuk menjelaskan tehnik
- Pasien mengatakan
relaksasi afirmasi untuk
bersedia kontrak
meningkatkan self efficacy.
waktu.
2 12:30
DO: -
- Menjelaskan tujuan
relaksasi afirmasi dan cara
DS:
melakukannya.
- Pasien mengatakan
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
relaksasi dengan
bimbingan perawat
- Pasien meminum obat
paracetamol 500 mg
saat makan.
6 Juni 2022
2 08:30
- Menanyakan keluhan nyeri
saat ini
DS:
1 08:30 - Menjelaskan ke pasien dan
- Pasien mengatakan
keluarga jika relaksasi
nyeri pada muka
afirmasi juga dapat
daerah dibawah mata
mengurangi nyeri
masih skala 4/10
- Pasien mengatakan
jika serangan nyeri
datang akan
melakukan relaksasi.
DO:
2 09:10 - Pasien tampak lebih
- Menanyakan ke pasien rileks.
apakah sudah siap
melakukan relaksasi DS:
29
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
afirmasi hari ke 2 - Pasien mengatakan
sudah siap melakukan
relaksasi afirmasi hari
09:30 ke 2
- Mendampingi pasien untuk DO:-
melakukan relaksasi
2 10:00 afirmasi hari ke 2 DS:
- Menjelaskan pada pasien - Pasien mengatakan
tentang program yang akan perasaan lebih tenag
dilakukan serta dan terdorong untuk
tahapannya. melanjutkan
pengobatannya.
2 12:00 DO:
- Pasien tampak lebih
1 12:10 menerima kondisi
- Memberikan obat MST 10
sakitnya.
mg .
DS:
- Menjelaskan ke pasien
- Pasien mengatakan
penyebab nyeri yang di
semoga setelah
alaminya dan cara
minum obat nyerinya
beradaptasi dengan
berkurang
7 Juni 2022 nyerinya
DO:
- Pasien meminum obat
1 Jam 08:00
yang di berikan
perawat.
30
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
- Menayakan ke pasien DS:
tentang keluhan nyerinya - Pasien mengatakan
saat ini nyeri berkurang skala
Jam 09:00 nyeri 3/10.setelah
minun obat
DO:
- Menayakan ke pasien - Pasien tampak lebih
tentang kesiapan rileks
melakukan relaksasi DS:
2 Jam 09:40
afirmasi hari ke 3 - Pasien mengatakan
sudah siap
- Mendampingi pasien
melakukan relaksasi
afirmasi selama 15 menit DS:
- Pasien mengatakan
2 Jam 10:30 perasaan takut dan
cemas sudah mulai
hilang
2 DO:
- Menjelaskan ke pasien
- Pasien melakukan
tentang program biopsy
relaksasi selama 15
yang akan di lakukan dan
menit
tujuannya
DS:
- Pasien mengtakan
31
No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
sudah siap
DO: -
- Pasien terlihat siap
untuk dilakukan
biopsi
2
- Melakukan evaluasi
tindakan relaksasi afirmasi
DS:
selama 3 hari dengan
- Pasien mengatakan
meminta pasien engisi
rasa cemas berkurang
kuesioner
DO:
- Skor kuesioner self
Efficacy78 (Tinggi)
32
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
volume 1. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
33
34
No Pernyataan SS S TS STS
1 Ketika saya punya masalah,saya biasanya dapat menemukan lebih dari satu cara untuk
menyelesaiakannya.
2 Jika saya berada dalam masalah,saya biasanya dapat memikirkan jalan keluarnya.
3 Jika saya menginginkan sesuatu dari seseorang saya perlu memiliki suatu sikap yang
positif.
4 Saya merasa bertanggung jawab atas suatu hal yang terjadi
5 Saya akan terus mencoba menyelesaiakn masalah saya,meskipun saya sering gagal
dalam menyelesaikannya.
6 Saya melakukan sesuatu karena saya pikir saya perlu melakukannya.
13 Saya yakin,saya masih mampu mengejar cita-cita dan kebahagiaan untuk saya.
14 Jika seseorang mencoba untuk menghentikan saya,saya dapat menemukan sebuah cara
untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
15 Saya yakin,saya tahu apa yang saya lakukan jika beberapa hal tak terduga terjadi pada
saya.
16 Saya dapat memikirkan dengan hati-hati ketika sesuatu tak terduga terjadi pada saya
17 Saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan dari seseorang,jika saya membuat
mereka merasa kasihan kepada saya
18 Saya menggunakan waktu untuk merencanakan sesuatu yang saya ingin lakukan
Keterangan skor
SS = 5
S= 4
TS= 3
STS= 1
95