Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN MASA
SINONASAL DI RUANG RAJAWALI 6A

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

PEMBIMBNG:

Ns.Satria Pranata, M.Kep.P.Hd

Disusun Oleh:

MIFTAKUL JANAH (G3A021249)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tumor hidung dan sinus paranasal pada umumnya jarang ditemukan, baik
yang jinak maupun yang ganas. Di Indonesia dan di luar negeri, kejadian keganasan
hanya sekitar 1 % dari keganasan seluruh tubuh atau 3% dari seluruh keganasan di
kepala dan leher.
Hidung dan sinus paranasal atau juga disebut sinonasal merupakan rongga
yang dibatasi oleh tulang-tulang wajah yang merupakan daerah yang terlindung
sehingga tumor yang timbul di daerah ini sulit diketahui secara dini. Asal tumor primer
juga sulit ditentukan, apakah dari hidung atau sinus karena biasanya pasien berobat
dalam keadaan penyakit telah lanjut dan tumor sudah memenuhi rongga hidung dan
seluruh sinus.
Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung dan
sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit peringkat utama atau sekitar
102.817 penderita rawat jalan di rumah sakit.
Pasien yang mengetahui dirinya mengidap kanker dapat menjadi stres dan
merasa dia akan cepat mati . Hal ini dikarenakan kanker dapat menimbulkan gejolak
psikis dan sosial bagi pasien karena kanker masih sangat mudah diasosiasikan dengan
kematian, penderitaan, biaya mahal, pengobatan jangka panjang yang melelahkan dan
akibat terapi yang tidak nyaman.
Keadaan emotional distres, jika tidak di atasi dapat berkembang menjadi
gangguan psikologis (adjustment disorder) dan memperburuk kondisi fisik penderita
kanker. Kondisi psikologis merupakan penggerak hidup kita untuk berbuat menjadi
lebih baik atau lebih buruk tergantung pada kemampuan dalam mengendalikan kondisi
psikologis.

2
3

Pengurangan emosi negatif dan relaksasi dapat membantu seseorang untuk


menurunkan stres dan depresi (Bernhardt, 2001). Penetralisiran emosi negatif melalui
pemberian nafas ditambah dengan pemberian kalimat afirmasi yang ditanamkan
dipikiran alam bawah sadar pasien dapat membentuk persepsi dan koping yang positif
sehingga akan memengaruhi sistem lymbik untuk meningkatkan respon emosi yang
positif, meningkatkan pertahanan diri, serta perasaan relaks.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum
Untuk mengaplikasikan tekhnik relaksasi afirmasi berdasarkan EBN
kedalam praktek klinik pada pasien.
2. Tujuan khusus
a. Mengaplikasikan tekhnik relaksasi afirmasi pada pasien masa sinonasal
sebagai tindakan non farmakologi sebagai upaya self efikasi
b. Mengetahui efektifitas penerapan tekhnik relaksasi afirmasi terhadap
peningkatan self efikasi

C. Manfaat Penulisan

Penyusunan makalah ini di harapakan dapat mendatangkan manfaat


bagi pihak-pihak berikut:
1. Instansi Rumah Sakit
Sebagai upaya untuk meningkatkan harapan kesembuhan bagi
pasien yang di diagnosis kanker.
2. Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan kepada tenaga perawat dalam memberi asuhan
keperawatan kepada pasien dengan kanker sinonasal sebagai intervensi
yang berdasarkan pada EBN
4

BAB II
KONSEP DASAR

A. Definisi
Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah
nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring (Arima, 2006
dan Nasional Cancer Institute, 2009). Kanker nasofaring adalah tumor ganas yang
berasal dari sel epitel nasofaring. Tumor ini bermula dari dinding lateral nasofaring
(fossa Rosenmuller) dan dapat menyebar ke dalam atau keluar nasofaring menuju
dinding lateral, posterosuperior, dasar tengkorak, palatum, kavum nasi, dan orofaring
serta metastasis ke kelenjar limfe leher.
B. Etiologi
Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Rokok diduga berhubungan
dengan timbulnya penyakit ini. Faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab :
1. Infeksi kronik hidung dan sinus paranasal
a. Virus Epstein Barr (EBV)
Virus ini merupakan virus DNA yang diklasifikasi sebagai anggota famili
virus Herpes yang saat ini telah diyakini sebagai agen penyebab beberapa
penyakit yaitu, mononucleosis infeksiosa, penyakit Hodgkin, limfoma-
Burkitt dan kanker nasofaring.
Virus ini seringkali dijumpai pada beberapa penyakit
keganasan lainnya tetapi juga dapat dijumpai menginfeksi orang normal
tanpa menimbulkan manifestasi penyakit. Virus tersebut masuk ke dalam
tubuh dan tetap tinggal di sana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam
jangka waktu yang lama. Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu
mediator. Jadi, adanya virus ini tanpa faktor pemicu lain tidak cukup
untuk menimbulkan proses keganasan.
5

2. Faktor genetic.
Kerentanan terhadap karsinoma nasofaring pada kelompok masyarakat
tertentu relatif lebih menonjol. Telah banyak ditemukan kasus herediter dari
pasien karsinoma nasofaring. Penelitian pertama menemukan adanya
perubahan genetik pada ras Cina yang dihubungkan dengan karsinoma
nasofaring adalah penelitian tentang Human Leucocyte Antigen (HLA).
Perubahan genetik mengakibatkan proliferasi sel-sel kanker secara tidak
terkontrol. Beberapa perubahan genetik ini sebagian besar akibat mutasi,
putusnya kromosom, dan kehilangan sel-sel somatic.
3. Faktor lingkungan.
a. Kontak dengan debu kayu pada pekerja mebel
b. Kontak dengan bahan industri, seperti nikel, krom, gas mustard, dan
isopropanolol.
c. Thorium dioksida yang dipakai sebagai cairan kontras pada pemeriksaan
rontgen sinus maksila.

C. Patofisiologi
Virus Epsteinn-barr adalah virus yang berperan penting dalam timbulnya
kanker nasofaring. Virus yang hidup bebas di udara ini bisa masuk ke dalam tubuh dan
tetap tinggal di nasofaring tanpa menimbulkan gejala, kanker nasofaring sebenarnya
dipicu oleh zat nitrosamine yang ada dalam makanan yang di awetkan seprti daging
dan sayuran yang di fermentasi. Zat ini mampu mengaktifkan virus Epsteinn-barr.
Mayoritas (60%) tumor tampaknya berasal dari antrum, 30% muncul dalam
rongga hidung, dan sisa 10% muncul dari etmoid. Tumor primer frontal dan sfenoid
sangat jarang Limfadenopati servikal teraba muncul pada sekitar 15% pasien
pada presentasi.Gambaran kecil ini disebabkan drainase limfatik sinus paranasal ke
nodus retrofaring dand ari sana ke rantai servikal dalam bawah. Sebagai akibatnya,
6

nodus yang terlibat diawal tidak mudah dipalpasi di bagian leher


manapun.Tumor hidung dapat diketahui bersama-sama dengan polip nasi dan
cenderung untuk timbul bersama tumor hidung sel skuamosa maligna,lebih sering
timbul didinding lateral hidung dan dapat pula menyebabkan obstruksi saluran
pernapasan hidung,perdarahan intermiten atau keduanya.
D. Manifestasi klinis
Gejala tergantung asal tumor primer serta arah dan luas penyebaran tumor.
Tumor jinak dan gejala dini tumor ganas dapat menyerupai rinitis dan sinusitis kronik.
Gejala dini menyerupai rino sinusitis kronik. Di dalam rongga hidung tumor
menyebabkan gejala hidung tersumbat dan epistaksis. Terdapat rinorea unilateral yang
menetap. Bila sangat besar, tulang hidung akan terdesak sehingga bentuk hidung
berubah. Bila meluas ke sinus etmoid atau lamina kribrosa, menimbulkan nyeri daerah
frontal. Bila meluas ke orbita, menyebabkan proptosis, nyeri orbita, dan diplopia,
mungkin teraba massa di orbita. Tumor yang meluas ke nasofaring dapat menyebabkan
tuli konduktif akibat gangguan tuba Eustachius.
Di dalam sinus maksila, tumor biasanya tidak bergejala sampai meluas ke
organ lain. Dapat menyebabkan rasa nyeri pada gigi atas, gigi goyah, gangguan oklusi
atau pembengkakan dan laserasi di daerah palatum. Tumor ganas sinus maksila
umumnya membuat deformitas dan asimetri pipi kanan dan kiri serta nyeri. Gejala
pada hidung berupa sumbatan, epistaksis ringan, dan sekret hidung kental pada tumor
jinak, sedangkan pada tumor ganas diikuti ingus berbau dan rasa nyeri. Gejala pada
rongga mulut berupa nyeri gigi, gusi, gigi goyah, dan sebagainya. Gejala mata jarang
terjadi.
Pada tumor di sinus etmoid, gejala mata adalah muncul setelah gejala hidung.
Hanya sedikit terjadi deformitas muka. Tumor sinus frontal cenderung hanya
memberikan gejala pada mata saja, sedangkan pada sinus sfenoid, umumnya
memberikan gejala neurologik.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Screening computed tomography (CT) scan
7

CT scanning merupakan pemeriksaan superior untuk menilai batas


tulang tractus. Lebih akurat daripada plain film untuk menilai struktur
tulang sinus paranasal.
2. MRI
Dipergunakan untuk membedakan sekitar tumor dengan soft
tissue, membedakan sekresi di dalam nasal yang tersumbat dari space
occupying lesion, menunjukkan penyebaran perineural.
3. Positron emission tomography (PET)
Sering digunakan untuk keganasan kepala dan leher untuk staging dan
surveillance. Kombinasi PET/CT scan ditambah dengan anatomic detail
membantu perencanaan pembedahan dengan cara melihat luasnya tumor.
Meskipun PET ini banyak membantu dalam menilai keganasan kepala dan
leher tetapi sangat sedikit kegunaannya untuk menilai keganasan pada nasal
dan sinus paranasal.
4. Angiography dengan carotid-flow study
Digunakan untuk penderita yang akan menjalani operasi dengan
tumor yang telah mengelilingi arteri karotid. Tes balloon exclusion
digunakan dengan single-photon emission CT (SPECT), xenon CT scan
atau trnascranial Doppler, dianjurkan apabila diduga terjadi resiko infark
otak iskemik jika areteri.
5. Endoscopy
Endoscopy digunakan untuk melihat area sinonasal yang tidak dapat
terjangkau dan terevaluasi dengan baik melalui pemeriksaan rhinoskopi.
Pemeriksaan endoskopi dapat merupakan pemeriksaan penunjang sekaligus
dapat berfungsi sebagai media biopsi dan juga terapi bedah pada tumor
sinonasal yang jinak.
6. Biopsi
Biopsi digunakan untuk diagnosis pasti dapat dilakukan melalui
sinoskopi.Ukuran kecil tumor dapat dilakukan pengangkatan masa
8

seluruhnya, sedangkan untuk ukuran besar maka tumor hanya diambil


sebagian untuk contoh pemeriksaan tumor yang sudah diangkat.Hasil
pemeriksaan patologi anatomi (PA) dengan cara seperti inilahyang
dijadikan gold standart atau diagnosis pasti suatu tumor

F. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Terapi bedah yang dilakukan biasanya adalah terapi kuratif
denganreseksi bedah. Pengobatan terapi bedah ini umumnya berdasarkan
stagingdari masing-masing tumor. Secara umum, terapi bedahdilakukan
pada lesi jinak atau lesi dini (T1-T2). Terkadang, pembedahan dengan
margin/batas yang luas tidak dapat dilakukankarena dekatnya lokasi tumor
dengan struktur-struktur penting padadaerah kepala, serta batas tumor yang
tidak jelas.
2. Radiotherapi
Radioterapi digunakan sendiri pada stadium I dan II, atau dalam
kombinasi dengan operasi dalam setiap tahap penyakit sebagai adjuvant
radioterapi (terapiradiasi yang diberikan setelah dilakukannya terapi utama
seperti pembedahan). Pada tahap awal kanker sinus paranasal, radioterapi
dianggap sebagai terapi lokal alternatif untuk operasi. Radioterapi
melibatkan penggunaan energi tinggi, penetrasi sinar untuk menghancurkan
sel-sel kanker di zona yang akan diobati. Terapi radiasi juga digunakan
untuk terapi paliatif pada pasien dengan kanker tingkat lanjut. Jenis terapi
radiasi yang diberikan dapat berupa teleterapi (radiasi eksternal) maupun
brachyterapi (radiasi internal).
3. Khemoterapi
Kemoterapi diperuntukkan untuk terapi tumor stadium lanjut.
Selain terapi lokal, upaya terbaik untuk mengendalikan sel-sel kanker
dalam tubuh adalah dengan menggunakan terapi sistemik (terapi yang
9

mempengaruhi seluruh tubuh) dalam bentuk suntikan atau obat oral.


Bentuk pengobatan ini disebut kemoterapi dan diberikan dalam siklus
(setiap obat atau kombinasi obat-obatan biasanya diberikan setiap tiga
sampai empat minggu). Tujuan kemoterapi adalah sebagai terapi tambahan
(baik sebagai adjuvant maupun neoadjuvant), kombinasidengan
radioterapi (concomitant), ataupun sebagai terapi paliatif.Kemoterapi
dapat mengurangi rasa nyeri akibat tumor, mengurangio bstruksi,
ataupun untuk debulking pada lesi-lesi masif eksternal.
Pemberian kemoterapi dengan radiasi diberikan pada pasien-
pasiendengan resiko tinggi untuk rekurensi seperti pasien dengan hasil
PAmargin tumor positif setelah dilakukan reseksi, penyebaran
perineural,ataupun penyebaran ekstra kapsular pada metastasis regional.
G. Konsep Ca sinonasal
1. Pengkajian fokus
a. Keluhan utama: keluhan utama tergantung pada klinis (stadium apa pasien
mulai periksa)Gejala khas tergantung pada ukuran tumor,keganasan dan
stadium penyakit pada stadium awal sering dijumpai asimtomatis.
b. Riwayat penyakit sekarang: keluhan pada hidung:
1) Hidung buntu unilateral dan progresif
2) Buntu bilateral bila terjadi pendesakan ke sisi lainnya.
3) sekret hidung bervariasi, purulen dan berbau bila ada infeksi
4) Sekret yang tercampur darah atau adanya epistaksis menunjukkan
kemungkinan keganasan.
5) Rasa nyeri di sekitar hidung dapat diakibatkan oleh gangguan
ventilasi sinus, sedangkan rasa nyeri terus-menerus dan progresif
umumnya akibat infiltrasi tumor ganas.
c. Riwayat Kesehatan dahulu: Apakah pasien pernah menderita
infeksi,Riwayat lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan
10

d. Riwayat Kesehatan keluarga: Adanya riwayat anggota keluarga yang


menderita kanker.

2. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi:Inspeksi terhadap wajah, mata, pipi, geraham dan palatum:
didapatkan pembengkakan sesuai lokasi pertumbuhan tumor.
b. Palpasai: teraba pembesaran tumor pada kelenjar leher.
c. Hidung:  obstruksi hidung unilateral dan rinore, kadang disertai darah atau
epistaksis.Desakan pada hidung menyebabkan deformitas
d. Orbital: menimbulkan gejala diplopia, proptosis,oftalmoplegia,gangguan
visus dan epifora
e. Mulut: menimbulkan penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosesus
alveolaris, sering nyeri gigi sebagai gejala awal.
f. Intracranial: perluasan ke intracranial menyebabkan sakit kepala yang
hebat,oftalmoplegi, gangguan visus, kadang dapat timbul liquore serta
mengenai saraf-saraf kranial
11

3. Pathway

Konsumsi bahan pengawet Riwayat keluarga

Mengaktifkan EBV
Kerusakan DNA pada sel dimana
pola kromosomnya abnormal

Menstimulasi pembelahan sel


abnormal yang tidak terkontrol Kromosom ekstra terlalu sedikit

Diferensiasi dan proliferasi protein


laten (EBNA-1)

Pertumbuhan sel kanker pada nasofaring

(utama pada fossa rossamuller)

Ansietas
Penekanan pada tuba eustachius
Metastase sel-sel kanker
ke KGB melalui ke.limfe

Penyumbatan muara tuba

Pertumbuhan dan
perkembangan sel-sel
kanker di KGB

Metastase sel-sel kanker


ke KGB melalui ke.limfe
Pembengkakan dan laserasi
Benjolan massa Palatum&gigi goyah

Menembus kelenjar&mengenai
organ di disekitarnya
12

Intake nutrisi berkurang


a.

Nyeri
4. Diagnosa keperawatan Resiko defisit Nutrisi

a. (D.0080) Ansietas b.d krisis situasional,Ancaman terhadap kematian d.d


Tanda mayor: Subjektif :Merasa bingung,merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang di hadapi
Objektif:
Tampak gelisah,tampak tegang,sulit tidur.
Gejala dan tanda minor: subjektif: merasa tidak berdaya,mengeluh
pusing,anoreksia,palpitasi.Objektif: frekuensi nafas meningkat,frekuensi
nadi meningkat,tekanan darah meningkat,diaphoresis,tremor,muka tampak
pucat,suara bergetar,kontak mata buruk.
b. (D.0077) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d
Mayor
subyektif:
mengeluh nyeri
Obyektif:
Tampak meringis,bersikap protektif,gelisah,frekuansi nadi meningkat,sulit
tidur.
Minor
Subyektif:
(tidak tersedia)
Obyektif:
Tekanan darah meningkat,pola nafas berubah,diaphoresis,berfokus pada diri
sendiri
c. (D0032) Resiko defisit nutrisi d.d peningkatan kebutuhan metabolisme
5. Luaran
13

a. Ansietas b.d krisis situasional (SDKI: D. 0080). Luaran utama: Tingkat


Ansietas. (SLKI: L.09093); Defenisi: Kondisi emosi dan pengalaman
subyektif terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi
bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman. Ekspektasi: menurun
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (SDKI: D.0077) Luara utama:
Tingkat nyeri(SLKI: L. 08066) Definisi: pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktualatau fungsional
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat
dan konstan.Ekspektasi:Menurun.
c. Resiko defisit nutrisi(SDKI: D.0032).Luaran utama: Status
nutrisi(SLKI:L03030); Definisi:keadekutan asupan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme. Ekspektasi:membaik
6. Intervensi
a. Reduksi ansietas (SIKI: I.09314). Defenisi: meminimalkan kondisi individu
dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Tindakan:
 Observasi:
 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
(misal.kondisi,waktu,stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan.
 Monitor tanda-tanda ansietas(verbal dan nonverbal )
 Terapeutik
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
 Pahami situasi yang membeuat ansietas
14

 Dengarkan dengan penuh perhatian


 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
 Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
 Diskusikan perencanaan yang realistis tentang peristiwa
yang akan datang
 Edukasi
 Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang mungkin dialami
 Informasikan secara factual mengenai diagnosis,pengobatan
dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien jika perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
 Latih tekhnik relaksasi
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat ansietas jika perlu.
b. Manjemen nyeri (SIKI: I. 08238)
Defenisi: mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau
emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsionaldengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan.
Tindakan
 Observasi:
 Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
15

 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah


diberikan
 Monitor efeksamping penggunaan analgetik
 Terapeutik:
 Berikan Teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat tidur
 Edukasi:
 Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetic yang tepat.
 Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetic jika perlu
c. Manajemen nutrisi (I. 03119) Definisi: mengidentifikasi dan mengelola
asupan nutrisi yang seimbang.
Tindakan
 Observasi:
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi kebutuhan kalori dan Janis nutrient
 Identifikasi perluhnya penggunaan selang nasogastric
 Monitoring asupan makanan
 Monitoring berat badan
 Monitoring hasil pemeliharaan laboratorium
 Terapeutik
16

 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


 Fasilitasi menentukan pedoman diet.
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
 Berikan suplemen makanan, jika perlu.
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika
asupan oral dapat ditoleransi.
 Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika perlu
 Ajarkan diet yang di programkan
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiametik), jika perlu.
BAB III
RESUME ASKEP
A. Pengkajian fokus
Tanggal pengkajian: 5 Juni 2022
1. Identitas pasien
Nama : Tn.S
No MR : C5776XX
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tgl lahir : 14-07-1989 (32 th)
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : menikah
Pendidikan Terakhir : Tamat SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kudus _jawa tengah
Diagnosa Medik : masa sinonasal curiga ganas

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny.R
Umur : 30 th
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : Tamat SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kudus
Hubungan Dengan Pasien: Istri

17
18

3. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan saat ini.
Alasan masuk RS/Keluhan Utama:
Pasien datang dengan rujukan dari RSUD diduga karena
diduga terjadi keganasan pada sakitnya. keluhan saat ini
bengkak pada rahang atas kiri ,nyeri cekot-cekot hilang
timbl,benjolan semakin bertambah sejak 3 bulan yang lalu
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sering pilek dan lama untuk sembuh sejak 1 tahun
yang lalau.Sebelumnya pasien tidak mempunyai Riwayat
penyakit berat seperti DM dan Hipertensi
4. Pengkajian Pola Fungsi
a. Persepsi dan pemeliharaan Kesehatan
Persepsi pasien tentang Kesehatan diri: pasien
mengatakan takut dan khawatir terhadap sakit yang
diderita sekarang karena penyakitnya di curigai
ganas,sehingga langsung berobat ke RSUP
dr.kariadi.pasien berobat menggunakan jaminan BPJS
kelas III PBI.
b. Nutrisi,Cairan dan Metabolik
Pasien mengatakan lemes, makanan yang masuk sehari 3x
hanya ¼ porsi karena sakit saat mengunyah makanan
c. Aktivitas dan latihan
Selama di rawat di RS dalam pemenuhan ADL pasien di
bantu oleh keluarga
d. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam tidur nya
e. Sirkulasi
Tekanan darah,nadi dalam batas normal
19

f. Eliminasi
Pasien buang air kecil sehari kurang lebih 3x warna
kuning jumlah 2000ml/hari.BAB 1 kali perhari
konsistensi lembek warna kuning.
g. Neurosensori dan kognitif
Pasien kesadaran composmentis,GCS 15,Orientasi waktu
dan ruang baik. tidak ada kelamahan pada anggota gerak
atas dan bawah.
h. Keamanan
Pasien tidak ada Riwayat alergi obat dan makanan
Penglihatan masih baik pendengaran agak menurun sejak
sakit ini.
i. Seksual dan reproduksi
Aktivitas seksual dengan istri sudah jarang sejak sakit
j. Persepsi diri,konsep diri dan mekanisme koping
Pasien mengatakan khawatir terhadap sakit yang
diderita,karena saudara nya ada yang terkena kanker dan
sudah meninggal,tetapi mencoba menyerahkan
keadaannya pada Alloh SWT.
k. Nilai kepercayaan dan spiritual
Pasien menganut agama islam dan percaya dengan iktiyar
berobat akan membantu kesembuhannya.
l. Interaksi sosial
Orang terdekat dengan pasien adalah istrinyaa dan segala
permasalahan yang ada akan di komunikasikan dengan
keluarga.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi:
Terdapat bengkak pada rahang atas sebelah kiri.
20

b. Palpasi:
teraba benjolan pada leher kiri,warna sama dengan kulit
sekitar, nyeri saat di tekan.

BB : 64kg

TB : 165 cm
TD : 124/74 mmhg
HR : 79 x/menit,teraba lemah
Suhu : 36,6o C
RR : 20x/menit
Skala nyeri VAS: 4
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil laborat tanggal 5 Juni 2022
Hb : 14,2 g/dl
HT : 43,1 %
Leukosit : 7x103/ul
Trombosit : 322x103/ul
GDS : 77 mg/dl
Ureum : 26
Creatinine : 1,0
Na : 139mmol/L
K : 4.4mmol/L
Cl : 106mmol/L
b. Foto CT SPN:
Masa solid pada sinus maxilaris kiri dan cavum nasikiri yang
meluas ke cavumnasi kanan,sinus maxilaris kanan,cavum oris
sisi kiri,sinus etmoidal kiri dan buccal space kiri,disertai
21

destruksi dinding lateral-medial-anteriorsinus maxilaris


kiri,dinding medial sinus maxilaris kanan,Os maxilla
kiri,dinding etmoidal,dinding inferior orbita kiri lebih dari
cenderung masa sinonasal.

B. Analisa data

No. Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi


1. - DS: Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri fisiologis.
pada daerah bawah mata
kiri,saat aktivitas atau
mengunyah,sensasi
cekot-cekot skala nyeri
VAS: 4/10.nyeri hilang
timbul.nyeri dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu
- DO:
- Pasien terlihat meringis
saat di tanya,terdapat
benjolan pada daerah
leher.sakit saat dipegang.

2.
DS: Ansietas Krisis
- Pasien mengatakan situasional
khawatir terhadap sakit
yang diderita saat ini
karena saudaranya ada
22

No. Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi


yang meninggal terkena
kanker.Pasien
menanyakan apakah
sakitnya bisa diobati
- DO:
- Ekspresi wajah pasien
tampak khawatir.
-
C. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d pasien mengatakan nyeri pada
daerah bawah mata kiri,saat aktivitas atau mengunyah,sensasi cekot-cekot skala
nyeri VAS: 4/10.nyeri hilang timbul.nyeri dirasakan sejak 3 bulan yang lalu,
Pasien terlihat meringis saat di tanya,terdapat benjolan pada daerah leher.sakit
saat dipegang.(D.0077)
2. Ansietas b.d krisis situasional d.d Pasien mengatakan khawatir terhadap sakit
yang diderita saat ini karena saudaranya ada yang meninggal terkena
kanker.Pasien menanyakan apakah sakitnya bisa diobati.ekspresi wajah pasien
tampak khawatir.( (D.0080)

D. Intervensi

No. Diagnosa SLKI SIKI


1. (D.0077) (L. 08066) Manajemen Nyeri (I. 08238)
Nyeri akut b.d Setelah Observasi:
agen pencedera dilakukan - Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,
fisiologis d.d tindakan frekuensi,kualitas,intensitas nyeri.
pasien mengatakan keperawatan - Identifikasi skala nyeri.
23

No. Diagnosa SLKI SIKI


nyeri pada daerah selama 3x8 - Identifikasi respon nyeri non verbal
bawah mata jam di - Identifikasi faktor yang memperberat dan
kiri,saat aktivitas harapkan memperingan nyeri
atau tingkat nyeri - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
mengunyah,sensas Ekspektasi: hidup
i cekot-cekot skala menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer
nyeri VAS: dengan kriteria yang sudah diberikan
4/10.nyeri hilang hasil: - Monitor efeksamping penggunaan analgetik
timbul.nyeri - Keluhan Terapeutik:
dirasakan sejak 3 nyeri - Berikan Teknik non farmakologi untuk
bulan yang lalu, cukup mengurangi rasa nyeri
Pasien terlihat menurun (4) - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
meringis saat di - Meringis nyeri
tanya,terdapat Cukup - Fasilitasi istirahat tidur
benjolan pada menurun(4) Edukasi:
daerah leher.sakit - Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
saat - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetic yang tepat.
- Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
2. - Kolaborasi pemberian analgetic jika perlu

(D.0080)
Reduksi ansietas (I.09314)
Ansietas b.d krisis (L.09093)
Observasi:
situasional d.d Setelah
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Pasien mengatakan dilakukan
24

No. Diagnosa SLKI SIKI


khawatir terhadap tindakan (misal.kondisi,waktu,stressor)
sakit yang diderita keperawatan - Identifikasi kemampuan mengambil
saat ini karena selama 3x8 keputusan.
saudaranya ada jam di - Monitor tanda-tanda ansietas(verbal dan
yang meninggal harapkan nonverbal )
terkena tingkat ansietas Terapeutik:
kanker.Pasien Ekspektasi: - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menanyakan menurun menumbuhkan kepercayaan
apakah sakitnya dengan kriteria - Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
bisa hasil: - Pahami situasi yang membeuat ansietas
diobati.ekspresi - Verbalisasi - Dengarkan dengan penuh perhatian
wajah pasien khawatir - Gunakan pendekatan yang tenang dan
tampak khawatir akibat meyakinkan
kondisi - Tempatkan barang pribadi yang memberikan
yang kenyamanan
dihadapi - Diskusikan perencanaan yang realistis tentang
cukup peristiwa yang akan datang
menurun(4 Edukasi:
) - Jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang
mungkin dialami
- Perilaku - Informasikan secara factual mengenai
gelisah diagnosis,pengobatan dan prognosis
cukup - Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien
menurun(4 jika perlu
) - Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi.
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
25

No. Diagnosa SLKI SIKI


ketegangan
- Latih tekhnik relaksasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat ansietas jika perlu.

E. Implementasi

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
5 Juni 2022

1 09:30 - Melakukan pemeriksaan DS:


nyeri dengan skala VAS - Pasien mengatakan
- Menayakan apa yang di masih nyeri pada
. takutkan daerah bawah mata
- Skala nyeri VAS 4/10
- Pasien mengatakan
khawatir jika sakitnya
bertambah parah
DO:
- Pasien tampak
meringis menahan
nyeri.
- Pasien tampak
- Menayakan ke pasien apa khawatir
1 10:00 yang biasa di lakukan
26

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
untuk mengurangi nyeri
- Menayakan hal yang DS:
1 10:00 disukai oleh pasien untuk - Pasien mengatakan
mengurangi nyeri untuk mengurangi
nyeri dengan istirahat
- Menjelaskan pada pasien dan minum obat
cara membantu warung tetapi nyeri
mengurangi nyeri dengan timbul lagi.
distraksi dan relaksasi - Pasien mengatakan
dengan mendengarkan lebih senang
music dari hp. mendengarkan music
DO:
- Pasien kooperatif
menerima penjelasan
perawat
2 11:00 - Menjelaskan pasien cara
memotivasi diri untuk
meningkatkan semagat DS:
dalam menghadapi - Pasien dan keluarga
sakitnya dengan relaksasi mengatakan bersedia
afirmasi mendengarkan
relaksasi afirmasi

DO:
- Pasien dan keluarga
antusias
27

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
mendengarkan
penjelasan perawat.
- relaksasi autogenic
2 12:00 dan akan mencoba
- Melakukan kontrak waktu
DO: -
dengan pasien dan keluarga
DS:
untuk menjelaskan tehnik
- Pasien mengatakan
relaksasi afirmasi untuk
bersedia kontrak
meningkatkan self efficacy.
waktu.
2 12:30
DO: -
- Menjelaskan tujuan
relaksasi afirmasi dan cara
DS:
melakukannya.
- Pasien mengatakan

- Meminta pasien mengisi tertarik ingin

kuesioner selfefficacy mencoba

sebelum dilakukan latihan DO:


afirmasi - Pasien mau mencoba
2 12:00 melakukan nya
- Mendampingi pasien - Katagory selfefficacy
melakukan relaksasi pasien sedang skor 60
afirmasi hari ke 1 DS:
- Pasien mengatakan
lebih tenang setelah

1 12:10 melakukan relaksasi


Memberikan obat
DO:
paracetamol 500mg
- Pasien melakukan
28

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
relaksasi dengan
bimbingan perawat
- Pasien meminum obat
paracetamol 500 mg
saat makan.

6 Juni 2022

2 08:30
- Menanyakan keluhan nyeri
saat ini
DS:
1 08:30 - Menjelaskan ke pasien dan
- Pasien mengatakan
keluarga jika relaksasi
nyeri pada muka
afirmasi juga dapat
daerah dibawah mata
mengurangi nyeri
masih skala 4/10
- Pasien mengatakan
jika serangan nyeri
datang akan
melakukan relaksasi.
DO:
2 09:10 - Pasien tampak lebih
- Menanyakan ke pasien rileks.
apakah sudah siap
melakukan relaksasi DS:
29

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
afirmasi hari ke 2 - Pasien mengatakan
sudah siap melakukan
relaksasi afirmasi hari
09:30 ke 2
- Mendampingi pasien untuk DO:-
melakukan relaksasi
2 10:00 afirmasi hari ke 2 DS:
- Menjelaskan pada pasien - Pasien mengatakan
tentang program yang akan perasaan lebih tenag
dilakukan serta dan terdorong untuk
tahapannya. melanjutkan
pengobatannya.
2 12:00 DO:
- Pasien tampak lebih
1 12:10 menerima kondisi
- Memberikan obat MST 10
sakitnya.
mg .
DS:
- Menjelaskan ke pasien
- Pasien mengatakan
penyebab nyeri yang di
semoga setelah
alaminya dan cara
minum obat nyerinya
beradaptasi dengan
berkurang
7 Juni 2022 nyerinya
DO:
- Pasien meminum obat
1 Jam 08:00
yang di berikan
perawat.
30

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
- Menayakan ke pasien DS:
tentang keluhan nyerinya - Pasien mengatakan
saat ini nyeri berkurang skala
Jam 09:00 nyeri 3/10.setelah
minun obat
DO:
- Menayakan ke pasien - Pasien tampak lebih
tentang kesiapan rileks
melakukan relaksasi DS:
2 Jam 09:40
afirmasi hari ke 3 - Pasien mengatakan
sudah siap

- Mendampingi pasien
melakukan relaksasi
afirmasi selama 15 menit DS:
- Pasien mengatakan
2 Jam 10:30 perasaan takut dan
cemas sudah mulai
hilang
2 DO:
- Menjelaskan ke pasien
- Pasien melakukan
tentang program biopsy
relaksasi selama 15
yang akan di lakukan dan
menit
tujuannya

DS:
- Pasien mengtakan
31

No
. Tgl/Jam Tindakan Respon
dx
sudah siap
DO: -
- Pasien terlihat siap
untuk dilakukan
biopsi
2
- Melakukan evaluasi
tindakan relaksasi afirmasi
DS:
selama 3 hari dengan
- Pasien mengatakan
meminta pasien engisi
rasa cemas berkurang
kuesioner
DO:
- Skor kuesioner self
Efficacy78 (Tinggi)
32
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12
volume 1. Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

33
34

Lampiran kuesioner selfefficacy

No Pernyataan SS S TS STS
1 Ketika saya punya masalah,saya biasanya dapat menemukan lebih dari satu cara untuk
menyelesaiakannya.
2 Jika saya berada dalam masalah,saya biasanya dapat memikirkan jalan keluarnya.

3 Jika saya menginginkan sesuatu dari seseorang saya perlu memiliki suatu sikap yang
positif.
4 Saya merasa bertanggung jawab atas suatu hal yang terjadi

5 Saya akan terus mencoba menyelesaiakn masalah saya,meskipun saya sering gagal
dalam menyelesaikannya.
6 Saya melakukan sesuatu karena saya pikir saya perlu melakukannya.

7 Saya selalu dapat memecahkan permasalahan sulit,jika saya berusaha keras.

8 Saya puas dengan hasil yang saya kerjakan

9 Saya dapat memecahkan banyak permasalahan,jika saya benar-benar mencoba untuk


menyelesaikannya.
10 Saya bisa tetap tenang Ketika saya mempunyai masalah

11 Saya dapat menyelesaikan apapun yang menimpa jalan saya

12 Saya dapat mengendalikan hidup saya sendiri

13 Saya yakin,saya masih mampu mengejar cita-cita dan kebahagiaan untuk saya.

14 Jika seseorang mencoba untuk menghentikan saya,saya dapat menemukan sebuah cara
untuk mendapatkan apa yang saya inginkan.
15 Saya yakin,saya tahu apa yang saya lakukan jika beberapa hal tak terduga terjadi pada
saya.
16 Saya dapat memikirkan dengan hati-hati ketika sesuatu tak terduga terjadi pada saya

17 Saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan dari seseorang,jika saya membuat
mereka merasa kasihan kepada saya
18 Saya menggunakan waktu untuk merencanakan sesuatu yang saya ingin lakukan

19 Saya bisa memilih apa yang saya lakukan


35

Keterangan skor

SS = 5

S= 4

TS= 3

STS= 1

Jumlah skor x100

95

Anda mungkin juga menyukai