Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Defenisi

Karisnoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di

daerah nasofaring dengan predileksi di fossa rossenmuller dan atap

nasofaring. Karisnoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala

dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. [ CITATION Nur151 \l

2057 ]

Karsinoma laring adalah tumor ganas yang berasal dari epitel

laring. Laring terdiri dari supraglotis, glotis dan subglotis. Laring berperan

dalam koordinasi fungsi menelan dan bernafas, termasuk berbicara,

bernafas, aliran makan dan minum. Karsinoma laring adaalah urutan kedua

terbanyak keganasan kepala dan leher diseluruh dunia, dengan kejadian

diperkirakan lebih dari 151.000 kasus yang mengakibatkan sekitar 82.000

kematian setiap tahun.(Cahyadi, 2016)

Karsinoma nasofaringadalah tumor ganas yang tumbuh di daerah

nasofaringdengan predileksi difosa Rossenmullerdan atap nasofaring(Arif

Mansjoer et al., 1999). Karsinoma nasofaring merupakan kanker yang

mengenai daerah nasofaring, yakni daerah dinding di bagian belakang

hidung (Hendrik dan Prabowo, 2017)

B. Etiologi

Kaitan virus Epstein barr dengan ikan asin diikatan sebagai penyebab

utama timbulnya penyakit ini. Virus ini dapat masuk dalam tubuh dan
tetap tinggal disana tanpa menyebabkan suatu kelainan dalam jangka

waktu yang lama.[ CITATION Nur151 \l 2057 ]

Untuk mengaktifkan virus ini dibutuhkan suatu mediator kebiasaan untuk

mengkomsumsi ikan asin secara terus menerus mulai dari masa kanak

kanak, merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus ini

sehingga menimbulkan ca nasofaring. Mediator yang berpengaruh untuk

timbulnya Ca Nasofaring: [ CITATION Nur151 \l 2057 ]

1. Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamine

2. Keadaan social ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup

3. Sering kontak dengan zat karsinogen (benzopyrenen, benzoantrance,

gas kimia, asap industry, asap kayu, beberapa ekstrak tumbuhan)

4. Ras dan keturunan

5. Radang ronis nasofaring

6. Profil HLA[ CITATION Nur151 \l 2057 ]

C. Patofisilogi

Karsinoma nasofaring merupakan munculnya keganasan berupa

tumor yang berasal dari sel-sel epitel yang menutupi permukaan

nasofaring. Tumbuhnya tumor akan dimulai pada salah satu dinding

nasofaringyang kemudian akan menginfiltrasi kelenjar dan jaringan

sekitarnya. Lokasi yang paling sering menjadi awal terbentuknya

karsinoma nasofaring adalah pada fosa Rossenmuller. Penyebaran ke

jaringan dan kelenjar limfa sekitarnya kemudian terjadi perlahan, seperti

layaknya metastasis lesi karsinoma lainnya. (Yueniwati, Y., 2016)


Penyebaran karsinoma nasofaringdapat berupa (Averdi Roezin, 2001):

1. Penyebaran ke atas Tumor meluas ke intrakranial menjalar sepanjang

fosa medialis, disebut penjalaran Petrosfenoid, biasanya melalui

foramen laserum, kemudian ke sinus kavernosus, fosa kranii mediadan

fosa kranii anteriormengenai saraf-saraf kranialis anterior(N.I dan N.

VI). Kumpulan gejala yang terjadi akibat rusaknya saraf kranialis

anteriorakibat metastasis tumor ini disebut Sindrom Petrosfenoid.

Yang paling sering terjadi adalah diplopiadan neuralgia

trigeminal(pareseN. II-N.VI) (Yueniwati, Y., 2016)

2. Penyebaran ke belakang Tumor meluas ke belakang secara

ekstrakranial menembus fascia faringobasilarisyaitu sepanjang fosa

posterior(termasuk di dalamnya foramen spinosum, foramen ovaledan

sebagainya), di mana di dalamnya terdapatN. IX danXII; disebut

penjalaran retroparotidian. Yang terkena adalah grup posteriordari

saraf otak yaitu N. VII danN. XII beserta nervus simpatikus servikalis.

Kumpulan gejala akibat kerusakan pada N. IX dan N. XII disebut

Sindrom Retroparotidean/Sindrom Jugular Jackson. Nervus VII dan

VIII jarang mengalami gangguan akibat tumor karena letaknya yang

tinggi dalam sistem anatomi tubuh. (Yueniwati, Y., 2016)

3. Penyebaran ke kelenjar getah bening merupakan salah satu penyebab

utama sulitnya menghentikan proses metastasis suatu karsinoma. Pada

karsinoma nasofaring, penyebaran ke kelenjar getah bening sangat

mudah terjadi akibat banyaknya stromakelenjar getah bening pada


Lapisan submukosa nasofaring. Biasanya penyebaran ke kelenjar getah

bening diawali pada nodus limfatik yang terletak di lateral

retrofaringyaitu Nodus Rouvierre. Di dalam kelenjar ini sel tersebut

tumbuh dan berkembang biak sehingga kelenjar menjadi besar dan

tampak sebagai benjolan pada leher bagian samping. Benjolan ini

dirasakan tanpa nyeri karenanya sering diabaikan oleh pasien.

Selanjutnya sel-sel kanker dapat berkembang terus, menembus

kelenjar dan mengenai otot dibawahnya. Kelenjar menjadi lekat pada

otot dan sulit digerakkan. Keadaan ini merupakan gejala yang lebih

lanjut lagi. Limfadenopati servikalismerupakan gejala utama yang

mendorong pasien datang ke dokter. (Yueniwati, Y., 2016)

4. Metastasis jauh sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah

bening atau darah, mengenai organ tubuh yang letaknya jauh dari

nasofaring. Yang sering ialah tulang, hati dari paru. Hal ini merupakan

stadium akhir dan prognosis sangat buruk (Yueniwati, Y., 2016)

D. Manifestasi klnis

Simtomatologi ditentukan oleh hubungan anatomic nasofaring terhadap

hidung tuba eustachii dan dasar tengkorak.

Gejala hidung:

1. Epistaksis : rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi

perdarahan
2. Sumbatan hidung, sumbatan menetap karena pertumbuhan tumor

kedalam rongga nasofaring dan menutup koana, gejalanya : pilek

kronis, ingus kental, gangguan penciuman

Gejala telinga

Limfadenopatiservikal : melalui pembuluh limfe, sel-sel kanker dapat

mencapai kelenjar limfe dan bertahan disana. Dalam kelemjar ini sel

tumbuh dan berkembang biak hingga kelenjar membesar dan tampak

benjolan dileher bagian samping, lama kelamaan karena tidak dirasakan

kelenjar akan berkembang dan melekat pada otot sehingga sulit

digerakkan.[ CITATION Nur151 \l 2057 ]

E. Komplikasi

Komplikasi yang paling sering terjadi adalah fistula. Dari data

yang didapatkan sebanyak 6% pasien menderita stenosis, sebanyak 12%

pasien mendapat komplikasi fistula dan 4% terjadi rekurensi. Hasil

tersebut sesuai dengan penelitian oleh hermani dkk tahun 2000. Yang

menyatakan bahwa karsinoma laring lebih banyak mengenai laki-laki dari

pada perempuan usia terbanyak dialami pada dekade 5-6, begitu juga

dengan faktor resiko yang menyebabkan yaitu rokok dan alkohol. Pasien

datang pada umumnya dengan keluhan suara serak yang meningkat

menjadi sesak nafas seiring denganmeningkatnya stadium dari

tumor(Cahyadi, 2016)
F. Pemeriksaan Penunjang

1. Nasofaringoskopi

2. Rinoskopi posterior dengan tau tanpa kateter

3. Biopsi multiple

4. Radiologi : thorak PA, foto tengkorak, tomografi, CT Scan

5. Pemeriksaan neuro-oftalmologi : untuk mengetahui perluasan tumor

kejaringan sekitaryang menyebabkan tekanan atau infiltrasi kesaraf

otak[ CITATION Nur151 \l 2057 ].

G. Penatalaksanaan

1. Sinar Radiasi (radioterapi)

Merupakan gold standartdalam penatalaksanaan KNF. Pada

prinsipnya adalah pemberian sinar radiasi pegnionberenergi tinggi

untuk menghancurkan massa tumor primer berserta seluruh KGB yang

ikut terlibat, baitu bertujuan kuratif (stadium dini) pada aspek T1-2dan

N1, maupun paliatif. Pada kasus N2 radioterapi tidak memberikan

respon maksimal, dan pada N3pula, selain radioterapi

direkomendasikan diberikan kemoterapi ajuvant, maupun kombinasi

keduanya.

Pemberian radioterapi pada KNF dapat diberikan dengan teknik

konvensional atau mutakhir, yaitu dengan teknik konformal 3 dimensi

atau teknik intensity modulated radiotherapy(IMRT). Pemberian

radioterapi dengan teknik konvensional adalah pemberian sinar radiasi

pada daerah target (nasofaring). Sedangkan radioterapi dengan


menggunakan teknik mutakhir adalah pemberian sinar radiasi yang

meliputi gross tumor volume(GTV) dan clinical targetvolume (CTV)

pada daerah target. Dimana perbedaan keduanya adalah toksisitas pada

jaringan sehat lebih rendah pada teknik mutakhir (Hendrik dan

Prabowo, 2017).

2. Kemoterapi

Kementrian kesehatan menganjurkan kemoterapi adjuvan yaitu

cisplatin+radioterapi diikuti dengan cisplatin/5-FU atau carboplatin/5-

FU, dengan dosis preparat platinum based 30-40 mg/m2 sebanyak 6

kali setiap seminggu sekali (KEMENKES-RI)

3. Penatalaksanaan Nutrisi dan Rehabilitasi Medik

Nutrisi yang adekuat dibutuhkan oleh pasien yang mendapat terapi

kanker, dan suatu pengobatan suportif guna memaksimalkan

penggunaan obat-obat utamanya. Sedangkan rehabilitasi medik

bertujuan adalah antara lain pengontrolan nyeri, pengembalian dan

pemeliharaan gerak leher dan sekitarnya, pemeliharaan

kebersihanmulut, pengembalian fungsi menelan, mengembalikan

kemampuan mobilisasi dan lain sebagainya (KEMENKES-RI).


BAB II

Konsep Asuhan Keperawatana

A. Pengkajian

1. Primer Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker laring

adalah suara serak yang tidak sembuh-sembuh yang disertai

dengan adanya pembesaran dan perubahan pada daerah leher.

Menurut Cody D. Thaher, C. Long Barbara, Harrison,

Sjmsuhidayat dan Suddart Bunner pada pengkajian akan

didapatkan data sebagai berikut :

Biografia

a) Usia

b) Jenis kelamin : Laki laki lebih banyak dari pada perempuan 2 :

c) Pekerjaan:Pekerjaan yang menggunakan suara yang berlebihan,

seperti apenyanyi, penceramah, dosen.

d) Alamat : Tinggal di daerah dengan tingkat pencemaran polusi

yang tinggi, seperti tinggal di wilayah industri.Keluhan utama

pada klien Ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit

menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk,

penurunan berat badan, nyeri tenggorok, lemah.

Pengkajian sekundera)
2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

1) Tanda-tanda vitala.

2) Suhu

3) Tekanan Darah

4) Respirasid.Nadi

5) Pengukuran BB

6) Kepala

7) Pembengkakan kelenjar limfe post dan pre aurikelh.

8) Leher

b. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada

pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin

mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan, suatu

gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut

meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.

c. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis kronis,

riwayat sakit tenggorokan, riwayat epiglottis.5.Riwayat

penyakit keluargaRiwayat kesehatan keluarga :Riwayat

anggota keluarga yang terdiagnosa positif kanker laring.


B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

2. Gangguann pertukaran gas

3. Nyeri akut b.d kompres

4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

anoreksia.

5. Resiko infeksi b.d ketidak adekuatan pertahanan sekunder

imunosupresi

6. Kerusakan integritas kulit b.d penurunan imonologi

C. Intervensi

NO Diagnosa keperawatan NOC NIC


1.
ketidak efektifan jalan kriteria hasil: 1. pastikan
nafas kebutuhan oral
1. Mendemonstras 2. auskultasi suara
batasan karakteristik ikan batuk nafas sebelum
efektif dan dan sesudah
1. Tidak ada batuk suara nafas section
2. Suara nafas yang bersih, 3.  informasikan
tambahan tidak ada pada klien dan
3.  perubahan frekuensi sianosis dan keluarga tentang
nafas dypneu(mengel section
4. Sianosis uarkan sputum, 4. minta klien
5. kesulitan berbicara bernafas nafas dalam
atau mengeluarkan dengan mudah, sebelum section
suara tidak pursed dilakukan
6. penurunan bunyi lips) 5. berikan O2
nafas 2. menunjukkan dengan
7.  dispneu jalan nafas menggunakan
yang nasal untuk
 faktor-faktor yang paten( pasien memfasilitasi
berhubungan tidak merasa section
tercekik, Irama nasotrakeal
1.  lingkunganan: nafas frekuensi, 6. gunakan alat
 Perokok pasif pernafasan yang steril
  menyikap asap dalam rentang setiap
normal, tidak melakukan
 2. obstruksi jalan nafas: ada suara nafas tindakan
abnormal)
 spasme jalan nafas
3. mampu
  mokus dalam mengidentifikas
ikan dan
jumlah berlebihan mencegah
 Kudet dalam jalan faktor yang
alveoli dapat
 materi asing dalam menghambat
jalan nafas jalan nafas
 adanya jalan nafas
buatan
  sekresi

2. Ketidakseimbangan nutrisi
 kriteria hasil 1. kaji adanya
kurang dari kebutuhan tubuh
alergi makanan
 batasan karakteristik  adanya 2. kalau berarti
dengan ahli gizi
1. kram abdomen 1. peningkatan untuk
2. nyeri abdomen berat badan menentukan
3.  menghindari sesuai dengan jumlah kalori
makanan tujuan dan nutrisi yang
4. berat badan 20% atau 2. berat badan dibutuhkan
lebih di bawah berat ideal sesuai pasien
badan ideal dengan tinggi 3. anjurkan pasien
5. kerapuhan kapiler badan untuk
6. diare 3. mengidentifikasi meningkatkan
7. kehilangan rambut kan kebutuhan intake
berlebihan nutrisi 4. anjurkan pasien
4. tidak ada tanda- untuk
Faktor yang tanda nutrisi meningkatkan
berhubungan 5. menunjukkan protein dan
peningkatan vitamin C
1. faktor biologis fungsi 5. berikan substansi
2. faktor ekonomi pengecapan dari gula
3. ketidakmampuan menelan 6. berikan makanan
untuk mengabsorbsi 6.  tidak terjadi yang terpilih
nutrisi penurunan berat 7. ajarkan pasien
4. ketidakmampuan badan yang Bagaimana
untuk mencerna berarti[ CITATI membuat catatan
makanan[ CITATION ON Nur151 \l makanan harian[
Nur151 \l 2057 ] 2057 ] CITATION
Nur151 \l 2057
]
DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, I., Permana, A. D., Dewi, Y. A., & Aroeman, N. A. (2018).

Karakteristik Penderita Karsinoma Laring di Departemen Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Rumah

Sakit dr Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2013 –Juli 2015.

Hendrik., Prabowo, I., 2017. Kanker(carcinoma) Nasofaring.

Surakarta: UNS Press

KEMENKES-RI. Panduan Penatalaksanaan Kanker Nasofaring.

Jakarta

Yueniwati, Y., 2016. Tumor Extension and Tumor Staging of

Nasopharyngeal Carcinoma. Proceeding Book: Indonesian Society of

Radiology, ASM XI. Kalimantan Timur

Nurarif, H. A., & Kusuma, H. (2015). Nanda NIC-NOC jilid 1 .

jogjakarta: mediaction.

Anda mungkin juga menyukai