BLOK-9
DISUSUN OLEH:
Ng Li Him
NIM: 200600251
MEDAN
2020.
Pemicu 2
Nama Pemicu: Ulkus di lidah yang tak sembuh-sembuh
Narasumber : Rehulina Ginting, drg., M.Si; Tri Widyawati, dr., MSi., PhD.; Dr. Lidya
Imelda Laksmi, dr., M.Ked(PA), Sp.PA.
Hari/Tanggal : Selasa/ 31 Agustus 2021 Jam
: 07.30 – 09.30 wib.
Skenario:
Seorang pasien laki-laki, berumur 55 tahun, perokok berat datang berobat ke dokter
gigi dengan keluhan ada luka yang tidak sembuh-sembuh pada pinggir kanan lidah
sejak 2 tahun yang lalu. Dari hasil anamnese menyatakan luka tersebut telah diobati
dengan salep antibiotik. Pasien merokok sejak 15 tahun lalu dengan mengonsumsi
2 bungkus kretek per hari. Hasil pemeriksaan intra oral menunjukkan adanya ulkus
berdiameter 2x2 cm, merah, tepi meninggi, dan keras. Permukaan ulkus kotor dan
bau. Ulkus tersebut tidak sakit kecuali bila tergigit. Pemeriksaan gigi menunjukkan
gigi 16 elongasi hampir ke permukaan alveolus regio 46. Gigi 15 karies dengan
permukaan gigi tajam dan kasar. Gigi 46, 47 edentulous. Hygiene mulut kotor diikuti
dengan gingivitis baik pada gigi rahang atas maupun rahang bawah. Pada
pemeriksaan ekstra oral, menunjukkan pembengkakan kelenjar getah bening daerah
submandibularris kanan berdiameter 3 cm, dapat digerakkan, dan tidak sakit.
Selanjutnya pasien dirujuk ke bagian Patologi Anatomi FK USU untuk dilakukan
scapping pada ulkus lidah dan aspirasi jarum halus pada kelenjar getah bening
submandibularis kanan. Diagnosa histopatologi berupa squamous carcinoma pada
lidah dan metastase lokal pada kelenjar getah bening.
Pertanyaan:
1. Jelaskan keadaan patofisiologis iritasi kronis yang menyebabkan luka pada
bagian pinggir lidah pada kasus di atas. (PA)
2. Jelaskan faktor karsinogenik dan ko-karsinogenik yang menyebabkan kelainan
pada lidah yang terjadi pada kasus di atas. (PA)
3. Jelaskan mekanisme perubahan genetik sel (p53) menyebabkan terjadinya
squamous cell carcinoma. (PA)
4. Jelaskan hubungan antara kondisi gigi 16 yang elongasi, gigi 15 permukaan
kasar, oral hygiene buruk, 46 edentulous pada kasus di atas. (BO)
5. Jelaskan patogenesis terjadinya pembesaran kelenjar getah bening. (PA)
6. Jelaskan peran exfoliative cytology, biopsy, fine needle aspiration untuk
mendiagnosa kasus di atas (disertai gambar). (PA)
7. Menurut saudara mengapa luka pada lidah tersebut tidak sembuh-sembuh
meskipun telah diolesi salep antibiotic. (FK)
8. Jelaskan pengertian tentang terapi rasional dan jenis-jenis cara pemberian obat
(CPO) serta keuntungan dan kerugiannya. (FK)
Pertanyaan:
1. Jelaskan keadaan patofisiologis iritasi kronis yang menyebabkan luka
pada bagian pinggir lidah pada kasus di atas. (PA)
Gigi 46 edentulus, maka terjadi kehilangan kontak. Gigi 16 berusaha mencari
kontak oklusinya sehingga terjadi elongasi hampir kepermukaan alveolus regio
gigi 46. Lidah mengalami pembesaran pasif lidah akibat hilangnya gigi 46 dan
tidak diganti dengan gigi tiruan. Akhirnya lidah menjadi sering tergigit, dan
mengakibatkan luka pada lidah. Pembesaran lidah ini dapat Anda cermati saat
lidah pada posisi istirahat. Sebagian lidah akan menutupi sebagian permukaan gigi
bawah. Oleh karena itu, pada saat mengunyah atau berbicara, bagian tepi lidah
biasanya akan sering tergigit. Keadaan ini Diperparah dengan Gigi 15 karies besar
dengan permukaan gigi kasar sehingga menggores lidah secara terus menerus dan
mengakibatkan trauma pada lidah. Terbentuklah ulkus, lama-kelamaan ulkus ini
akan mengalami infiltrasi lebih dalam jangan tepi yang mengalami indurasi,
pembengkakan yang meluas sampai kebagian ventral lidah. Luka tersebut tidak
kunjung sembuh dan berkembang menjadi kanker lidah.
Selain itu, diketahui bahwa pasien merupakan perokok. riwayat penggunan
tembakau dan meningkat dengan kebiasaan merokok. Tembakau mengandung
banyak molekul karsinogenik seperti hidrokarbon polisiklik, nitrosamin,
nitrosodicthanolamine, nitrosoproline dan polonium. Paparan tembakau
menyebabkan perubahan yang progresif dari mukosa mulut dan penggunaan
dalam waktu lama menyebabkan transformasi keganasan terutama perubahan
dalam ekspresi mutasi p53. Adanya gen p53 mutan dalam sel mengakibatkan
fungsi apoptosis sel berkurang atau hilang seterusnya gen ini tidak mampu
memicu gen p21 mengakibatkan terhambat ikatan antara siklin dan CDK sehingga
pembelahan sel berjalan terus. Proses ini memicu transformasi sel normal
menjadi sel ganas. Selain itu, faktor karsinogen ini (tembakau) juga didukung oleh
faktor kokarsinogen seperti oral hygiene yang buruk, sehingga ulkus tersebut sulit
untuk sembuh.
Ektrusi akan berlanjut hingga gigi mencapai posisi stabil pada bidang oklusi
dimana pada keadaaan tersebut akhirnya gigi tidak lagi bererupsi karena
dihentikan dengan sesuatu hal -entah gigi didekatnya atau gusi- yang mampu
memberikannya gaya antagonis seimbang. Dengan demikian, perihal ini sesuai
dengan teks kasus yang menyatakan bahwasanya gigi 16 pasien akhirnya
mengalami elongasi hingga mencapai regio alveolus gigi 46.
Overerupsi gigi 16 yang juga distimulasi oleh buruknya oral hygiene
mengakibatkan terbentuknya karies, kalkulus, dan gingivitis pada mandibula serta
maxilla sehingga jaringan pendukung (gusi) mengalami resesi sebagian
kemampuannya dalam menopang gigi. Ekstrusi sebuah gigi dapat menghasilkan
kerenggangan jarak antar gigi-geligi, mempengaruhi keadaan gigi di sebelahnya,
dan memperbesar risiko terserangnya daerah oral oleh penyakit periodontal.
Oleh karena itu, hal ini sesuai dengan deskripsi kasus dimana gigi 15 -tetangga
dari gigi 16-mengalami karies besar sampai permukaannya menjadi kasar.
Permukaan lidah yang mengalami kontak langsung dengan gigi 15 berpermukaan
kasar serta berkaries besar memiliki risiko lebih tinggi untuk terluka. Dengan kata
lain, keadaan gigi 15 yang dibiarkan tidak terawat -tidak dihilangkan-
menyebabkan terjadinya ulkus lidah yangtidak kunjung sembuh. Dalam hal ini
yang menjadi etiologi adalah gigi 15 itu sendiri diiringi oleh keadaan gigi 16
elongasi yang membuat pasien lebih mudah dengan tidak sengaja menggigit
lidahnya karena fungsi mastikasi yang diperankan oleh gigi tidak optimal.
Biopsy (Biopsi)
Biopsi adalah prosedur pengambilan sebagian kecil jaringan dari tubuh pasien
untuk diperiksa menggunakan mikroskop. Biopsi dapat memberikan informasi
pada para klinikus tentang tanda-tanda kelainan yang akan menjadi ganas dan
ada kencenderungan yang besar untuk menyebar ke bagian yang lebih luas, serta
biopsi juga berfungsi untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
diagnosa karena dalam menentukan diagnosa tidak cukup hanya dengan
pemeriksaan klinis semata.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mengenal Karsinogen dan Karsinogenik Beserta Bahayanya bagi Tubuh,
Ditinjau oleh dr. Karlina Lestari, 12 Mar 2020.
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-karsinogen-dan-
karsinogenik-beserta-bahayanya-bagi-tubuh
2. Amelia T, dkk. Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR) MIinor Multiple Pre
Menstruasi (Laporan Kasus). ODONTO Dental Journal. 2014;1(2):57-62.
3. Putra IGAS, Setiawan IGB. Angka Kejadian Kanker Rongga Mulut Pada
Pasien di RSUP Sanglah dengan Riwayat Merokok dan Minum-Minuman
Beralkohol dalam Periode Januari 2015- Juni 2026. DOAJ. 2018;7(1):33-6.
4. Sunita, Setiadhi R. Infeksi Herpes Simpleks Virus 1 Rekuren dengan Faktor
Predisposisi Stres Emosional. J Ked Gi Unpad. 2018; 30(3): 207-214.
5. Budhy TI. Mengapa Terjadi Kanker. ed. 2. Surabaya: Airlangga University
Press, 2019: 21-26.
6. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening, Ditinjau oleh Redaksi Halodoc.
https://www.halodoc.com/kesehatan/pembengkakan-kelenjar-getah-
bening
7. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening, Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy, 24
September 2018.
https://www.alodokter.com/pembengkakan-kelenjar-getah-bening
8. Gaddey HL, Riegel AM. Unexplained Lymphadenopathy: Evaluation and
Differential Diagnosis. Am Fam Physician. 2016; 94(11): 896-903
9. Apakah Biopsi Berbahaya? Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian, 4 April 2019.
https://www.alodokter.com/apakah-biopsi-berbahaya
10.Lubis HM, Agussalim. Peran Sitologi Aspirasi Jarum Halus dalam
Mendiagnosis Pembearan Kelenjar Salivari. (19 September 2020).
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/buletin_farmatera/article/
download/837/775.
11.Tjahajani A, Karaton NR. Penerapan Sitologi Eksfoliatif dalam Praktek
Rutin Dokter Gigi.JKG UI 1996; 3 (3): 88-91.
12.Gen p53 - Ia Peranan dalam Kanser, ditulis oleh Lynne Eldridge, MD.
https://ms.approby.com/gen-p53-ia-peranan-dalam-kanser/
13.Dasgupta A, Roy AG, Chakraborty A. p53ness in human cancers: an
overview. ARC J of Cancer Sci. 2016; 2 (2): 15-24.
14.Kim MP, Lozano G. Mutant p53 partners in crime. Cell Death and
Differentiation. 2018; 15: 161-8.
15.Liu J, Zhang C, Feng Z. Tumor suppressor p53 and its gain-of-function
mutants in cancer. Acta Biochimica et Biophysica Sinica. 2013; 46 (3): 170–
9.
16.Anshary MF, Cholil. Gambaran pola kehilangan gigi sebagian pada
masyarakat desa guntung ujung kabupaten banjar. Dentino (Jur. Ked.
Gigi) 2014; 2 (2): 138 – 143.
17.Effects of smoking and vaping on oral health.
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/healthyliving/smoking-and-
oral-health
18.Anshary MF, Cholil. Gambaran pola kehilangan gigi sebagian pada
masyarakat desa guntung ujung kabupaten banjar. Dentino (Jur. Ked.
Gigi) 2014; 2 (2): 138 – 143.
19.Wahayuni SS, Kentjono WA. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Lidah. Jurnal THT2012;5(1):44-61.
20. Utami ER. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. El-Hayah 2011;
1(4): 191-198.
21.Penggunaan Obat Rasional dan 8 Indikator Pentingnya, Ditulis Oleh Jhon
Kobun, 26 Juli 2018.
https://www.ifk.dinkes-kotakupang.web.id/artikel/info-kesehatan/
item/69-penggunaan-obat-rasional-dan-8-indikator-pentingnya.html
22.Dampak Gigi Hilang Dan Ya
https://www.scribd.com/doc/84923805/Dampak-Gigi-Hilang-Dan-ya