Solusi:
RA: ekspansi dilanjutkan dengan koreksi gigi individual menggunakan plat
aktif
RB: ekspansi dilanjutkan dengan koreksi gigi individual menggunakan plat
aktif
3. Koreksi malposisi gigi individual dan malrelasi
Rahang atas plat aktif dengan komponen :
a. Adam Klamer dengan diameter kawat 0,7 mm untuk retensi dipasang pada gigi
16 26.
b. Labial arch dengan diameter kawat 0,7 mm dengan U loop pada gigi 14 dan 24.
c. Skrup ekspansi bilateral
d. Basis plat
e. Hollow Maxillary flat biteplane
f. Simple Spring pada 13, 22, dan 23 dengan diameter kawat 0,6 mm
Rahang bawah plat aktif dengan komponen :
a. Adam Klamer dengan diameter kawat 0,7 mm untuk retensi dipasang pada gigi
36 dan 46
b. Labial arch dengan diameter kawat 0,7 mm dengan U loop pada gigi 34 dan 44.
c. Skrup ekspansi bilateral
d. Basis plat
5. Retainer
TGL CETAK 31 Agustus 2018
TGL INSERSI 28 November 2018
LAPORAN HASIL Dari hasil pencetakan tanggal 24 Juli 2019 didapatkan hasil :
OJ awal : 4,0 mm
OJ akhir : 4,0 mm
OB awal : 3.4 mm
OB akhir : 3,4 mm
2. Pencarian ruang:
Berdasarkan metode Pont pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah
lateral di regio P1-P1 rahang atas mengalami kontraksi sebesar -1,3 mm (kontraksi
ringan) dan region molar kontraksi sebesar -3,2 mm (kontraksi ringan)
a. Skrup ekspansi RA
b. Adam klamer dengan kawat ø 0,7 mm di gigi 16 dan 26.
c. Medium labial arch dengan kawat ø 0,7 dengan U loop pada gigi 14 dan
44.
d. Simple spring dengan kawat ø 0,6 mm untuk koreksi malposisi gigi 11
dan 23.
Rahang bawah plat aktif dengan komponen :
OJ awal : 2,6 mm
OJ akhir : 2,6 mm
OB awal : 2,8 mm
OB akhir : 2,8 mm
5. Retainer
TGL CETAK 21 Desember 2018
TGL INSERSI 6 Maret 2019
LAPORAN HASIL Dari hasil pencetakan tgl 9 Desember 2019 didapatkan hasil:
OJ awal : 4,2 mm
OJ akhir : 2,1 mm
OB awal : 2,9 mm
OB akhir : 2,5 mm
16 = palatoversi
Rahang Atas 32 = linguoversi
Rahang Bawah
RENCANA 1. Edukasi pasien serta penjelasan mengenai jalannya perawatan (informed consent).
11 = distopalatotorsiversi 42 = linguoversi
PERAWATAN 2. Pencarian ruang:
21 = palatoversi 43 = distolinguotorsiversi
Berdasarkan metode Pont Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke
22 = mesiolabiotorsiversi
arah lateral pada regio P1 – P1 mengalami kontraksi ringan sebesar -0,4 mm,
sedangkan di regio M1 – M1 mengalami kontraksi ringan sebesar -0,5 mm.
Berdasarkan metode Korkhauss, Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi
ke arah anterior mengalami retraksi sebesar -0,2 mm
RB : Ekspansi lateral
3. Koreksi malrelasi dan malposisi individual dilakukan dengan alat cekat Edgewise
4. Penyesuaian oklusi
5. Retainer
TGL CETAK 22 Maret 2019
TGL INSERSI 8 April 2019
LAPORAN HASIL Dari hasil pencetakan tgl 9 Desember 2019 didapatkan hasil:
OJ awal : 1,7 mm
OJ akhir : 2,4 mm
OB awal :1,2 mm
OB akhir : 2,2 mm
5. Retainer
TGL CETAK 18 Maret 2019
TGL INSERSI 8 Mei 2019
LAPORAN HASIL Dari hasil pencetakan tgl 11 Desember 2019 didapatkan hasil:
OJ awal : 1,9 mm
OJ akhir : 2,0 mm
OB awal : 1,4 mm
OB akhir : 2,0 mm
Cross bite gigi 12 terhadap gigi 42 sudah terkoreksi, serta 22 terhadap gigi
33 mulai terkoreksi
5. Retainer
TGL CETAK 25 Juli 2019
TGL INSERSI 3 October 2019
LAPORAN HASIL Dari hasil pencetakan tgl 12 Desember 2019 didapatkan hasil:
OJ awal : 7,6 mm
OJ akhir : 6,0 mm
OB awal : 5,0 mm
OB akhir : 4,0 mm
157.18.0.10 157.18.0.10
Erika 2 NOVEMBER 2019 16 SEPTEMBER 2018 214.18.0.18 214.18.0.18
2018
214.18.0.18 214.18.0.18
Anisah
013.19.0.20 013.19.0.20