Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PERAWATAN OTHODONSIA

MODUL MALOKLUSI

No. Model : 46372/ L/050519


Nama Pasien : Muhammad Ihsan Alfarizi
Operator : Ulumuddin Jauhari
Pembimbing : Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp.Ort

MODUL MALOKLUSI
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
No. RM 46372
No. Model 46372/ L/050519
Drg/Operator Ulumuddin Jauhari

Nama : M Ihsan Alfarizi


Alamat : Yogyakarta
Telepon/HP : 082134318131

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir : Sitiung, 4 Mei 1995
2. Jenis Kelamin : Laki - laki
3. Pekerjaan : Mahasiswa
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Ir. Fahrurozi
7. Nama Ibu : Astutiningsih
8. Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta
9. Alamat Orang Tua : Jampiroso 002/001, Karangtalun, Ngluwar, Magelang

WAKTU PENDAFTARAN
Tanggal Pendaftaran : 17 Januari 2019
Tanggal Pencetakan : 5 Mei 2019

DATA MEDIK UMUM


1. Golongan Darah :A
2. Penyakit Jantung : tidak ada
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada.

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Pasien merasa kurang percaya diri terhadap keadaan giginya yang berjejal dan terasa kurang
rapi.
2. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Pasien mengeluhkan giginya tidak rapi sejak tumbuh gigi tetapnya.
3. Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien mempunyai kebiasaan menyikat gigi 2 kali sehari, pagi dan sore saat mandi dan
terkadang pada malam hari setelah makan malam. Pasien terakhir kali berkunjung ke dokter
gigi satu tahun lalu untuk membersihkan karang gigi.
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi :
a. Gigi Decidui
Gigi geligi desidui pasien tumbuh normal, rapi, dan tidak gigis.
b. Gigi Bercampur
Pergantian gigi susu dan permanen terjadi secara normal, gigi geligi tanggal dengan
sendirinya dan beberapa dicabut oleh dokter gigi.
c. Gigi Permanen
Gigi geligi tumbuh normal namun pasien merasa gigi depan bawahnya kurang rapi.
5. Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis
Durasi Frekuensi Intensitas Ket.
Kebiasaan
- - - - -

6. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Ayah : Susunan gigi geligi ayah pasien pada rahang bawah berjejal dan ukuran gigi
geligi besar.
Ibu : Susunan gigi geligi ibu pasien tidak berjejal dan ukuran gigi geliginya kecil.
7. Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :
Pasien adalah seorang mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta.
8. Riwayat Kesehatan Umum :
Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sisitemik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang kraniofasial.

ALAT YANG DIGUNAKAN


 Berdasarkan perhitungan pont, pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi di
regio P1-P2 mengalami mengalami kontraksi sebesar 1,63 mm (ringan) dan regio
M1-M1 mengalami kontraksi sebesar 1 mm (ringan).
 Berdasarkan perhitungan korkhaus, pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke
arah anterior mengalami retraksi ringan sebesar 2,6 mm.
Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung. Jika gigi geligi disusun dalam lengkung
ideal, maka:
a. Rahang atas
Lengkung gigi rahang atas jika disusun dalam lengkung gigi ideal, anterior
mengikuti gigi 21 dan lengkung gigi posterior tetap, tidak dilakukan koreksi maka
terdapat kekurangan ruang
Rahang atas kanan : -1,4 mm Rahang atas kiri : 0 mm
b. Rahang Bawah
Lengkung gigi rahang bawah jika disusun dalam lengkung gigi ideal (mengikuti
lengkung gigi 31 dan 41) dan gigi posterior tetap tidak dilakukan koreksi maka
terdapat kekurangan ruang :
Rahang bawah kanan : -1,6 mm Rahang bawah kiri : -1,4 mm
Untuk Mengatasi kekurangan ruang dan memperbaiki lengkung maka dilakukan ekspansi
kearah lateral sebanyak 2 mm.
Rahang Atas
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, lengkung anterior tetap dan lengkung posterior
diekspansi ke arah lateral rahang atas dan rahang bawah sebanyak 2mm, maka terdapat
kekurangan/kelebihan ruang :
Kanan : +0 mm
Kiri : +0,9 mm

Rahang Bawah
Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal, lengkung anterior tetap dan lengkung posterior
diekspansi ke arah lateral rahang atas dan rahang bawah sebanyak 1mm, maka terdapat
kekurangan/kelebihan ruang :
Kanan : +1 mm
Kiri : +0,7 mm

A. Koreksi Malposisi gigi individual


a. Rahang Atas
Tahap I
Pencarian ruang dengan plat ekspansi lateral paraller simetris yang dilengkapi :
 Plat akrilik pada bagian palatal.
 Skrup ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan.
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.
Tahap II
Koreksi malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi:
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.
 Simple spring diletakkan pada gigi 12 dan 22 stainless wire Ø 0,6 mm, diaktifkan.
Tahap III
Pemasangan retainer menggunakan plat yang dilengkapi :
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm,
diaktifkan
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.

b. Rahang Bawah
Tahap I
Pencarian ruang anterior rahang bawah dengan plat ekspansi lateral parallel simetris
yang dilengkapi:
 Plat akrilik pada bagian lingual.
 Skrup ekspansi sebagai alat ekspansi ke lateral diaktifkan.
 Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm.
Tahap II
Koreksi malposisi gigi rahang bawah dengan plat aktif yang dilengkapi:
 Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm.
 Simple spring pada gigi 31, 32, 41 dan 42, stainless wire Ø 0,6 mm, diaktifkan.
Tahap III
Pemasangan retainer menggunakan plat yang dilengkapi :
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm,
diaktifkan
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm.

Jalannya perawatan rahang atas :


Tahap I
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm dipasifkan.
 Pengaktifan skrup ekspansi untuk menggerakkan lengkung gigi kearah lateral
sehingga di dapatkan cukup ruang untuk susunan gigi geligi ideal. Ekspansi kea
rah lateral sebesar 2 mm pada setiap sisi lengkung dari lengkung awal.
Pengaktifan plat ekspansi 2 x ¼ putaran (1/4 putaran menghasilkan 0,18 – 0,2
mm) untuk mencapai 2 mm pada tiap sisi lengkung, maka dilakukan pemutaran
sebanyak 2 kali selama seminggu kurang lebih selama 10 minggu.
Tahap II
 Labial arch dengan U loop diletakkan pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7
mm dipasifkan.
 Pengaktifan Simple spring yang diletakkan pada gigi 12 dan 22 stainless wire Ø
0,6 mm. dengan cara menekuk bagian u loop kearah labial untuk mendorong gigi
kearah labial.
 Adam klamer digunakan sebagai retensi plat diletakkan pada gigi 16 dan 26,
stainless wire Ø 0,7 mm dipasifkan.
Tahap III
Pemasangan retainer menggunakan plat yang dilengkapi :
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm,
diaktifkan
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.
Jalannya perawatan rahang bawah :
Tahap I
 Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan.
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm dipasifkan.
 Pengaktifan skrup ekspansi untuk menggerakkan lengkung gigi kearah lateral
sehingga di dapatkan cukup ruang untuk susunan gigi geligi ideal. Ekspansi kea
rah lateral sebesar 2 mm pada setiap sisi lengkung dari lengkung awal.
Pengaktifan plat ekspansi 2 x ¼ putaran (1/4 putaran menghasilkan 0,18 – 0,2
mm) untuk mencapai 2 mm pada tiap sisi lengkung, maka dilakukan pemutaran
sebanyak 2 kali selama seminggu kurang lebih selama 10 minggu.
.
Tahap II
 Setelah didapatkan ruang untuk susuan gigi geligi dalam lengkung ideal, plat aktif
diberi simple spring pada gigi 31, 32, 41 dan 42 untuk koreksi malposisi. stainless
wire Ø 0,6 mm, diaktifkan.
 Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44, stainless wire Ø 0,7 mm
dipasifkan
 Adam klamer diletakkan pada gigi 36 dan 46, stainless wire Ø 0,7 mm dipasifkan.
Tahap III
Pemasangan retainer menggunakan plat yang dilengkapi :
 Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24, stainless wire Ø 0,7 mm,
diaktifkan
 Adam klamer diletakkan pada gigi 16 dan 26, stainless wire Ø 0,7 mm.

2. Penyesuaian oklusi
Pengaturan malrelasi dan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang
ada, sehingga dapat menyebabkan traumatik oklusi, oleh karena itu diperlukan :
 Pengecekan kontak oklusal dengan articulating paper (kertas artikulasi).
 Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru), kemudian di
cek apakah daerah yang sangat biru menjadi seimbang di semua tonjol, jika masih
terdapat daerah yang sangat biru dilakukan grinding pada daerah traumatik tersebut,
sehingga warna biru menjadi seimbang di semua tonjol.

3. Pemasangan retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses
aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan perawatan tidak relaps.
Untuk mempertahankan posisi gigi-gigi setelah dirawat ortodontik, digunakan Hawley
retainer yang terdiri dari :
 Plat dasar dengan verkeilung pada semua gigi.
 Adam klamer menggunakan stainless wire Ø 0,7 mm.
 Labial arch menggunakan stainless wire Ø 0,8 mm dipasang dalam keadaan pasif.
Instruksi yang diberikan pada pemakaian retainer :

a) Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas saat sikat gigi)
selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat
kegoyahan gigi yang telah dikoreksi.
b) Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian
dengan cara yang sama diperpanjang tiga bulan lagi. Jika kegoyahan gigi hilang, untuk
tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan dipakai lagi jika di
dalam rumah. Di cek apakah setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak.
Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.
c) Jika setelah tiga bulan kedua alat masih terasa sesak jika dipakai kembali, maka
pemakaian diteruskan selama tiga bulan dengan kontrol tiap bulan sekali. Jika alat
sudah tidak sesak saat pemakaian kembali, untuk bulan ketiganya alat dipakai pada
malam hari dan selalu dicek oleh pasien apakah selama pemakaian kembali terasa
sesak atau tidak, kontrol dilakukan tiap bulan sekali.
Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer
dihentikan, kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih
dicurigai ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari
selama tiga bulan lagi dengan kontrol tiap bulan sekali.
VI. PERBANDINGAN FOTO PERKEMBANGAN
sebelum sesudah

Tampak
depan

Tampak
Sampin
g Kanan

Tampak
Sampin
g Kiri

Rahang
atas
Rahang
bawah
Laporan jalannya perawatan
Pem.
No. Tanggal Pem. Objektif Assessment Perawatan
Subjektif

1. 16 Juli Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2019 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Scaling
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. - Brushing
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan Pemutaran skrup
pasien selama 22: palatoversi perawatan ekspansi pada rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat atas dan rahang
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. bawah sebanyak 1
33: distolinguotorsiversi Dengan putaran
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

2 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


15 Agustus kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
2019 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm
3 5 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol
November kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
2019 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

4 30 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


November kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
2019 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

5 10 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


Desember kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Scaling
2019 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. - Brushing
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan Pemutaran skrup
pasien selama 22: palatoversi perawatan ekspansi pada rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat atas dan rahang
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. bawah sebanyak 2
33: distolinguotorsiversi Dengan putaran
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

9 januari Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

16 Januari Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

21 Januari Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

28 Januari Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

3 Februari Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

13 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


Februari kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
2020 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

26 Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


Februari kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
2020 ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm

12 Maret Pasien datang Terdapat malposisi pada Maloklusi Angle Kontrol


2020 kontrol tidak gigi individual : klas II tipe - Brushing
ada keluhan 12: palatoversi dentoskeletal. Pemutaran skrup
apapun dari 15: palatoversi Dapat dilakukan ekspansi pada rahang
pasien selama 22: palatoversi perawatan atas dan rahang
menggunakan 31: mesiolinguotorsiversi menggunakan alat bawah sebanyak 2
alat. 32: mesiolinguotorsiversi orthodontic lepasan. putaran
33: distolinguotorsiversi Dengan
41: mesiolinguotorsiversi mengaktifkan plat
42: mesiolinguotorsiversi ekspansi.
45: bukoversi
Overjet : 3,5 mm
Overbite : 3 mm
Relasi M kanan : Klas II
Angle
Relasi M kiri : Klas I
Angle
Relasi C kanan : Klas II
Relasi C kiri : Klas I
Rahang Atas
Jarak inter P1 = 37,5 mm
Jarak inter M1 = 45,8 mm
Rahang Bawah
Jarak inter P1 = 30 mm
Jarak inter M1 = 41 mm
Perbedaan sebelum dan sesudah perawatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut:

No Variabel Sebelum Sesudah Keterangan


1. Malposisi 12: palatoversi 12: belum terkoreksi Tidak terdapat
15: palatoversi 15: belum terkoreksi perubahan
gigi
22: palatoversi 22: belum terkoreksi malposisi gigi
individual 31: mesiolinguotorsiversi 31: belum terkoreksi
32: mesiolinguotorsiversi 32: belum terkoreksi
33: distolinguotorsiversi 33: belum terkoreksi
41: mesiolinguotorsiversi 41: belum terkoreksi
42: mesiolinguotorsiversi 42: belum terkoreksi
45: bukoversi 45: belum terkoreksi

No Variabel Sebelum Sesudah Keterangan


1 Overjet 3,5 mm 3,5 mm Tetap
2 Overbite 3 mm 3 mm Tetap
3 Jarak inter P RA 37,5 mm 37,5 mm Tetap
4 Jarak inter M RA 45,8 mm 45,8 mm Tetap
5 Jarak inter P RB 30 mm 30,2 mm Bertambah
6 Jarak inter M RB 41 mm 41,3 mm Bertambah
Demikian laporan kemajuan perawatan ortodonsia untuk mengevaluasi perawatan yang
telah dilakukan oleh operator selama kurang lebih 6 bulan.

Yogyakarta, 15 Oktober 2020


Operator Dosen Pembimbing

Ulumuddin Jauhari Dr.drg. Tita Ratya Utari, Sp.Ort

Anda mungkin juga menyukai