Anda di halaman 1dari 26

MODUL MALOKLUSI

PANUM KE 22
STIL 1

Di Susun Oleh :

Ketua : Alan Hendrawan

Notulen : Bella Septri

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA
KELOMPOK 3

Anggota :

1. Dessy Puspita 12. Dwi Wahyu Muslimatun


2. Chitra D.P 13. Gufa Bagus P
3. Tia Rahmi Putri 14. Hario Sindu N
4. Novi Savitri 15. Memed N.R
5. Megawati 16. Aditya Herwanto
6. Richa Fitriastuti Sari 17. Reni Safitri
7. Rinda Dyah Puspita 18. Syabrina Sabilla
8. Sovia Raras Ati 19. Dewi Hestiara
9. Witri Setiatuti 20. Fara Fauzana
10. Juwita Tiara 21. Pepi
11. Sheina

SKENARIO STIL 1

(TOPIK : Pembuatan Laporan Rencana Perawatan Orthodontik)

Seorang pasien laki laki usia 15 tahun datang ke klinik gigi ingin merapatkan gigi
depan atas yang renggang renggang. Pasien merasa terganggu dan tidak percaya diri dengan
kondisi tersebut dan ingin dirawat dengan perawatan orthodontik lepasan. Dokter gigi
menjelaskan kepada mereka bahwa untuk menentukan rencana perawatan perlu dilakukan
terlebih dahulu pencetakan gigi, rontgen foto dana beberapa pemeriksaan. Dari tindakan
tersebut bisa dilakukan analisis kecukupan ruang dan perawatannya. Hasil pemeriksaan
obyektif : terdapat diastema anterior atas, overjet 3,8 mm, over bite 2 mm, relasi molar dan
kaninus baik kanan maupun kiri kelas 1. Dokter gigi menjelaskan bahwa kasus ini
memungkinkan dilakukan retraksi gigi anterior untuk menutup diastema dengan alat
orthodontik lepasan.

SOAP

 S (subyektif)
CC : Pasien mengeluhkan gigi depan renggang dan ingin
dirawatdengan perwatan orthodontik lepasan
PI : Pasien merasa terganggu dan tidak percaya diri
PDH, FH, SH : Tidak diketahui dari skenario

 O (Obyektif)
Intraoral :
1. Terdapat diastema pada gigi anterior atas 11 dan 21
2. Over jet : 3,8 mm (normal 2 – 4 mm)
3. Over bite : 2 mm (normal 2 – 4 mm)
4. Relasi molar dan kaninus kanan maupun kiri pada
klasifikasi kelas 1 angle

Ekstraoral : tidak diketahui pada skenario

 A (Assasment)
Dx : Diastema Anterior
Maloklusi angle kelas I tipe dental dengan malposisi gigi individual
11,12 Labioversi dan gigi 16 Distopalatotorsiversi dengan pergeseran
midline rahang bawah ke arah kiri disertai diastema anterior.

 P (Planning)
1. KIE
2. Meghilangkan penyebab dengan Frenektomi
3. Penutupan Diastema Anterior dengan Menggunakan Plat Aktif Lepasan
4. Penggunaan Hawley Retainer

LO

1. Klasifikasi maloklusi

CATATAN DISKUSI BERSAMA DRG. TITA

A. Anamnesis yang perlu ditanyakan untuk pasien ortho: (untuk melihat terkait
komitmen)
- Keluhan Utama
- Bad Habit
Misalkan : pasien memiliki bad habit gigit pensil/menyelipkan sedotan
diantara gigi. Harus ditanyakan ke pasien tentang Frekuensi, Durasi, Sejak
kapan berkaitan bad habit yang dilakukan)
- Riwayat pertumbuhan gigi decidui
- Riwayat pertumbuhan gigi permanent
- Riwayat masa mixdent
Misalkan : apakah ada yg persistensi atau tidak
- Riwayat keluarga (apakah pertumbuhan gigi ayah,ibu,saudara teratur atau tidak)
- Pemeriksaan (Kesehatan umum dan lokal)
- Motivasi pasien ingin dibuatkan tiruan
- Sebelumnya apakah pernah dilakukan perawatan ortho atau tidak (untuk melihat
kekooperatifan pasien)

B. Mengapa Perlu dilakukan Anamnesis


- Untuk mengetahui etiologi diastema
- Untuk mengetahui tentang perhitungan-perhitungannya
- Untuk mengetahui tentang pemeriksaannya (fisik dan ro)
- Untuk mengetahui malposisi gigi individu
- Untuk mengetahui bentuk lengkung
- Untuk mengetahui bad habit
- Untuk mengetahui metode pencarian ruang
- Untuk mengetahui OHI Pasien

C. Etiology (untuk menentukan tipe dental/skeletal)


- Frenulum yang tinggi
- Menghisap jempol
- Menempatkan sedotan atau pensil pada celah interdental gigi
- Keterkaitan otot bibir (hipotonus)
- Riwayat keluarga (rahang orangtua besar, gigi orangtua kecil)
- Mouth breathing
- Mendorong-dorong gigi menggunakan lidah
- Saat periode mixdent, apakah trdpt mesiodent
- I2 kecil

D. Pemeriksaan Fisik
a. Extra oral
-Indeks Kepala = Lebar/Panjang*100
Lebar = antara supramastoidea-zygomatik kanan-kiri
Panjang = glabela-ocipitale
- Indeks Muka = T/L*100
Tinggi = nasion- gnation
Lebar = jarak zygomatik kanan-kiri
- Garis Simon
Maksila normal = 1/3 distal C
Mandibula normal = interdental C dan P1
- Sendi TMJ
- Otot Mastikasi
- Free way space

b. Intra Oral
- Lesi-lesi
- Variasi normal
- Odontogram (untuk melihat malposisi gigi individual)
- Rontgen
- Analisis studi model (utk menentukan determinasi lengkung, lebar mesio distal,
menentukan perhitungan2)
- Pengukuran mesio distal untuk melihat gigi mana saja yang bisa dilakukan
grinding atau tidak.

Pada scenario RA = Parabola, RB = Parabola

 Macam-macam perhitungan
a. Pont
- Untuk melihat perkembangan lengkung gigi kearah lateral
- Untuk melihat kontraksi : pengukuran < perhitungan
- Untuk melihat distraksi : pengukuran > perhitungan
b. Korkhaus
- untuk melihat perkembangan gigi kearah anterior
- untuk melihat protaksi : > dari tabel korkhaus
- untuk melihat retraksi : < dari tabel korkhaus
c. Howes
- untuk melihat perkembangan lengkung gigi dan lengkung basal
- untuk melihat cukup tidaknya lengkung basal dalam menampung gigi
 PERHITUNGAN UNTUK PERIODE BERCAMPUR (MIXDENT)
a. moyers
b. huckaba
c. nance

 DETERMINASI LENGKUNG
- lengkung mula-mula
- lengkung ideal
- mengetahui overjet awal dan overjet akhir
- mengetahui diskrepansi (selisih lengkung mula-mula dan ideal) :
menurut Carey :
 >1/2 Lebar P1 = cabut P1 pada sisi tsb
 <1/4 Lebar P1 = penggrindingan ant tanpa karies
 <1/4-1/2 LP1 = cabut p1 pada salah satu sisi jika terdapat pergeseran
midline, cabut 2 p2 jika simetris, ekspansi jika kontraksi.
KELOMPOK 4

Anggota :

1. Yusrina Lukitasari 12. Juwita tiara Normandina


2. Aditya Herwanto 13. Rinda dyah Puspita
3. Novika Rahmayani 14. Dwi Wahyu Muslimatun
4. Muhammad rakhim 15. Septi handayani
5. Novia Arisandi 16. Sovia raras ati
6. Muhammad Garry syahrizal 17. Memed N.R
7. Shofa Islamiyah 18. Reni Safitri
8. Novi safitri 19. Dewi Hestiara syafitri
9. Sheina 20. Fara Fauzana
10. Witri setiatuti 21. Pepi Sukma Marindra
11. Syabrina sabilla

SKENARIO STIL 1

(TOPIK : Pembuatan Laporan Rencana Perawatan Orthodontik)

Seorang pasien laki laki usia 15 tahun datang ke klinik gigi ingin merapatkan gigi
depan atas yang renggang renggang. Pasien merasa terganggu dan tidak percaya diri dengan
kondisi tersebut dan ingin dirawat dengan perawatan orthodontik lepasan. Dokter gigi
menjelaskan kepada mereka bahwa untuk menentukan rencana perawatan perlu dilakukan
terlebih dahulu pencetakan gigi, rontgen foto dana beberapa pemeriksaan. Dari tindakan
tersebut bisa dilakukan analisis kecukupan ruang dan perawatannya. Hasil pemeriksaan
obyektif : terdapat diastema anterior atas, overjet 3,8 mm, over bite 2 mm, relasi molar dan
kaninus baik kanan maupun kiri kelas 1. Dokter gigi menjelaskan bahwa kasus ini
memungkinkan dilakukan retraksi gigi anterior untuk menutup diastema dengan alat
orthodontik lepasan.

SOAP

 S (subyektif)
CC : Pasien mengeluhkan gigi depan renggang dan ingin
dirawatdengan perwatan orthodontik lepasan
PI : Pasien merasa terganggu dan tidak percaya diri
PDH, FH, SH : Tidak diketahui dari skenario

 O (Obyektif)
Intraoral :
1. Terdapat diastema pada gigi anterior atas 11 dan 21
2. Over jet : 3,8 mm (normal 2 – 4 mm)
3. Over bite : 2 mm (normal 2 – 4 mm)
4. Relasi molar dan kaninus kanan maupun kiri pada
klasifikasi kelas 1 angle

Ekstraoral : tidak diketahui pada skenario

 A (Assasment)
Dx : Maloklusi Angle klas I, tipe 2 dewey, tipe dental disertai malposisi gigi.
Malposisi gigi individual sebagai berikut :
 16 : palatoversi
 11 : labioversi
 21: labioversi
 33: Distovabiotorsiversi
 42: Mesiolabiotorsiversi

 P (Planning)
1. KIE
2. Pencarian ruang
3. Distribusi ruang
4. Koreksi malposisi gigi
5. Koreksi lengkung gigi
6. Penutupan sisa ruang

LO

1. Cara mengukur free way space (FWS) ?


CONTOH REKAM MEDIK PERAWATAN ORTODONTIK

0
No. RM
No.Model :
Drg/Operator :

Nama : laki – laki


Alamat : Yogyakarta
Telepon/HP :-

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggallahir :- Usia : 15 tahun
2. Jeniskelamin : Laki-laki
3. Pekerjaan :-
4. Agama : Islam
5. Suku : Jawa
6. Nama Ayah : Suku : Usia :
7. Nama Ibu : Suku : Usia :
8. Pekerjaan Orang Tua :
Alamat Orang Tua : Yogyakarta
TanggalPendaftaran : 14 oktober 2016
TanggalPencetakan : 14 oktober 2016

DATA MEDIK UMUM


1. Golongandarah :-
2. Penyakit jantung : tidak ada
3. Diabetes : tidak ada
4. Haemophilia : tidak ada
5. Hepatitis : tidak ada
6. Penyakit lainnya : tidak ada
7. Alergi terhadap obat : tidak ada
8. Alergi terhadap makanan : tidak ada
ANAMNESIS

 Keluhan Utama :
Pasien datang merasa gigi depan atas renggang – renggang

 Riwayat PerjalananPenyakit :
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan keluhan utama pasien.

 Riwayat Kesehatan Oral :


Tidak berhubungan dengan keluhan utama, seperti riwayat memeriksakan ke dokter
gigi.

 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi


a. Gigi Desidui : Riwayat keadaan gigi desidui.
b. Gigi Bercampur : Riwayat keadaan gigi bercampur, seperti pernah di cabut gigi atau
tidak, giginya tanggal sendiri atau tidak.
c. Gigi Permanen : Keadaan gigi permanen, mengenai sususan gigi dan gigi geligi.

 Kebiasaan Jelek yang Berkaitan dengan Keluhan Pasien


Jenis Durasi Frekuensi Intensitas Ket.
Kebiasaan

Menghisap Lamanya Seberapa Apakah bad habbit masih


jempol ibu bad sering bad dilakukan atau tidak sampai
jari. habbit habbit sekarang
dilakukan dilakukan

 Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat penyakit sistemik didalam keluarga.


 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial : Merupakan kehidupan yang sedang dijalankan.
 Riwayat Kesehatan Umum : Mencangkup penyakit sistemik pasien dan medical history.

PEMERIKSAAN FISIK

 Vital Sign :
 Tekanan darah : Normalnya 120/80 mmHg
 Nadi : Normalnya 50 – 70 kali permenit
 Pernafasan : Normalnya 12 – 20 kali permenit
 Suhu : Vebris/Avebris
 Berat badan :
 Tinggi Badan :

 PemeriksaanEkstra Oral :
(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem pengunyahan,
kelenjar ludah dan limfe).

Kepala :
Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100
Panjang Kepala
Bentuk Kepala :
Keterangan:
Panjang kepala = Jarak Blabella sampai dengan Ocipitale.
Lebar kepala = Jarak Horizontal terlebar antara puncak supramastoidea dan
zygomatik kanan dan kiri.
Indeks kepala =
Indeks Bentuk Kepala
< 74.9 Doliksefali
75 – 79.9 Mesosefali
. >80 Tragisifali

Muka :
Indeks muka = Jarak N – Gn x 100
Lebar Bizygomatik
Bentu muka :
Keterangan:
Tinggi muka = jarak vertikal Nasion – Genation.
Lebar muka = jarak antaran zygomatik kanan dan kiri.
Indeks Muka =
Indeks Bentuk Muka
X – 79.9 Hiper Euriprosop
80 – 84.9 Euriprosop
85 – 89.9 Mesoprosop
90 – 94.9 Leptoprosop
95 – Y Hiperleptoprosop

 Profil Muka :
Pasien duduk tegak, pandangan lurus ke depan sejajar lantai, amati profil
muka pasien dari samping tegak lurus bidang sagittal. Amati … Glabella - Bibir Atas,
Bibir Bawah - Pogonion.
Diagnosis membentuk =
Sudut lancip : profil muka cembung
Garis lurus : profil muka lurus
Sudut tumpul : profil muka cekung

 Garis Simon (Bidang Orbital) :


- Pengamatan harus dilakukan dari samping.
- Tegak lurus terhadap bidang sagittal pasien.
- Transfer posisi orbital pasien sesuai dengan posisi penggaris ke model studi
dengan memberi tanda garis pada pemukaan gigi model atas dan bawah.
- Diagnosis posisi
o Posisi maksila normal jatuh pada 1/3 distal C, apabila berada dibelakang
garis berarti maksila protrusif dan bila berada di depan berarti maksila
retrusif.
o Posisi mandibular normal bila garis simon melewati interdental C dan P1,
apabila berada dibelakang garis berarti mandibula protrusif dan bila berada
di depan berarti mandibula retrusif.

 Sendi Temporomandibular (TMJ) : pemeriksaan dengan teknik auskultasi

 Tonus Otot Mastikasi :


bertujuan apakah maloklusi pasien terjadi karena ada tonus otot pengunyahan tang tidak
normal (m. Masseter)
diagnosis : jika pipi pasien kencang maka ada hipertonus otot

 Tonus Otot Bibir :


Pemeriksaan tonus bibir melalui m. Orbicularis oris
Dignosis : jika ada tonus otot bibi yang kencang maka ada hipertonus.
 Bibir Posisi Istirahat :
Dimaksudkan apakah ada incompetensi otot-otot bibir pasien pada posisi istirahat

 Free Way Space :


Untuk mengetahui jarak intercupal padapasien oada posisi istirahat
Cara pengukuran :
o Pasien duduk tegak, pandanga lurus ke depan sejajar lantai
o Dengan spidol diberi tanda pada titik : Sn dan Pog
o Bibir tertutup pada posisi istirahat, dengan jangka sorong (sliding calipers)
ukurlah Sn – Pog
o Kemudian pasien diinstruksikan oklusi sentrik, ukurlah lagi jarak Sn – Pog
o Catatat lah selisih pengukiran tadi, besar Free Way Space normal : 2 – 4 mm
Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ

Deformitas

Nyeri

Tumor

Gangguan Fungsi

Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan :


Tidak ditemukan adanya kelinan ekstra oral.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Rongga Mulut (Intra Oral)


PETA MUKOSA DAN JARINGAN LUNAK :
(Mukosa bibir, pipi, dasar mulut, lidah, gingiva, palatum, Orofaring)

Diskripsi lesi / kelainan yang ditemuka :


(Berikan ciri-ciri dan letak lesi serta Diferensial Diagnosisnya)
Mendiskripsikan bentuk lesi, lokasi, jumlah, diameter, warna, tekstur permukaan,
konsistensi, batas.
ODONTOGRAM :

Malposisi Gigi Individual:

18: | 28:
17: | 27:
16: | 26:
15: | 25:
14: | 24:
13: | 23:
12: | 22:
11: | 21:
41: | 31:
42: | 32:
43: | 33:
44: | 34:
45: | 35:
46: | 36:
47: | 37:
48: | 38:
Torus palatinus : tidak ada
Torus mandibula : tidak ada
Palatum : rendah/sedang/tinggi
Supernumerary Teeth : tidak ada, elemen gigi ….
Diastema : ada, antara gigi 11 dan 21
Gigi anomali : tidak ada, elemen gigi ….
Gigi Tiruan : tidak ada, elemen gigi ….
Oral Hygiene : diukur dengan, skoring OHI ...... dengan kategori
rendah/sedang/tinggi

Relasi Gigi Gigi Pada Oklusi Sentrik : dihitung tepat pada elemen gigi .... RA terhadap
elemen gigi .... RB

ANTERIOR :
Overjet : 3,8 mm dihitung tepat pada elemen gigi .... RA terhadap elemen gigi
.... RB
Overbite : 2 mm dihitung tepat pada elemen gigi .... RA terhadap elemen gigi
.... RB
Palatal bite :
Deep bite :
Open bite :
Edge to edge bite :
Cusp to cusp :

POSTERIOR
Cross bite :
Open bite :
Scissor bite :
Cup to Cup bite :

Relasi Molar Pertama Kanan : Klas I angle Relasi kaninus kanan : Klas I angle
Relasi Molar Pertama Kiri : Klas I angle Relasi kaninus Kiri : Klas I angle
Garis Tengah Rahang Bawah Terhadap Rahang Atas : segaris
Garis Inter Insisivi Sentral Terhadap Garis Tengah Wajah : tidak tepat segaris

ANALISIS FOTO MUKA


 Tampak Depan tanpa senyum
Bentuk Muka :
 Tampak Depan dengan senyum
 Tampak Samping
Profil Muka : ........
FOTO RELASI SENTRIK
 Tampak dari Depan
 Relasi sentrik molar dan caninus sebelah kanan
 Relasi sentrik molar dan caninus sebelah kiri

SKEMA GIGI – GIGI DARI OKLUSAL


Rahang Atas dan Rahang Bawah

ANALISIS MODEL STUDI

 Bentuk Lengkung Gigi:


Rahang Atas : parabola
Rahang Bawah : parabola

 Lebar Mesiodistal Gigi-Gigi (mm)


RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
Gig
Kanan Kiri Normal Ket. Gigi Kanan Kiri Normal Ket.
i
1 1

2 2

3 3

4 4
5 5

6 6

7 7

Kesimpulan: keterangan mengenai keabnormalan gigi

PERHITUNGAN – PERHITUNGAN

 Metode Pont
Jumlah Lebar Mesiodistal 2 1 1 2 =
Jarak P1 - P1 pengukuran =

Jarak P1 - P1 perhitungan =  I x 100


80
Diskrepansi :

Jarak M1 - M1 pengukuran =
Jarak M1 - M1 perhitungan =  I x 100
64
Diskrepansi :
Keterangan:

 Metode Korkhaus:
Tabel Korkhaus :
Jarak I – (P1-P1) pengukuran :
Keterangan:

 Metode Howes:
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 :
Jarak P1 - P1 (tonjol) :
Indeks P : Jarak P1-P1 x 100%
md M1-M1
Keterangan:

Jarak inter fossa canina :


Indeks FC : Jarak FC x 100%
md M1-M1
Keterangan:
DETERMINASI LENGKUNG GIGI

1. Hasil Penapakan Lengkung ideal gigi RA dan RB


a. Rahang Atas
Keterangan :
b. Rahang Bawah
= Lengkung mula – mula

= Lengkung ideal

= Lengkung ekpansi
2. Hasil Penapakan Lengkung gigi RA (Plat aktif) dan RB (Ekspnsi ke labil)
= Keterangan tulisan

Keterangan :

= Lengkung mula – mula

= Lengkung ideal

3. Jika gigi-gigi disusun dalam lengkung ideal maka: = Lengkung ekpansi


a. Rahang Atas
b. Rahang Bawah = Keterangan tulisan
Overjet sebelum :
Overjet sesudah :

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK/LABORATORIUM.

Menggunakan foto muka pasien untuk melihat profil muka, dan menggunakan study
model sebagai bagian dari pemeriksaan penunjang.

DIAGNOSIS

Maloklusi Angle klas I, tipe 2 dewey, tipe dental disertai malposisi gigi individual.
Malposisi gigi individual sebagai berikut :
 16 : palatoversi
 11 : labioversi
 21: labioversi
 33: Distovabiotorsiversi
 42: Mesiolabiotorsiversi

ANALISIS ETIOLOGI MALPOSISI DAN MALOKLUSI

1. Rahang Atas
2. Rahang Bawah
RENCANA PERAWATAN

1. KIE
2. Pencarian ruang
3. Distribusi ruang
4. Koreksi malposisi gigi
5. Koreksi lengkung gigi
6. Penutupan sisa ruang
7. Gambar alat

PROGNOSIS : baik jika bad habit sudah dihentikan jika etiologi kare bad habit,

Yogyakarta, 15 April 2016


Menyetujui,
Instruktur Pembimbing
Operator

(……………………..) (.......................)
KELOMPOK 5
Anggota :

1. Satya bagus pradita 12. Muhammad adhi krisnanta


2. Rosita kusumaningrum 13. Siti ulfa nesia
3. Nabila yusaf 14. Laksmi febriani
4. Alninda sukma hutami 15. Muchmammad sukur imam P
5. Bella septri 16. Denura syabrina PH
6. Putri nabila rosiani 17. Muhamad vicki syahrial
7. Rachma eka A 18. Anggun dwi putri
8. Rizki dwidyani P 19. Muhammad aditya seto
9. Tanti susanti 20. Cynintia rahmadhania R
10. Aji argo putro 21. Astrid rachmania
11. Nadia arlinda N

SKENARIO STIL 1

(TOPIK : Pembuatan Laporan Rencana Perawatan Orthodontik)

Seorang pasien laki laki usia 15 tahun datang ke klinik gigi ingin
merapatkan gigi depan atas yang renggang renggang. Pasien merasa terganggu
dan tidak percaya diri dengan kondisi tersebut dan ingin dirawat dengan
perawatan orthodontik lepasan. Dokter gigi menjelaskan kepada mereka bahwa
untuk menentukan rencana perawatan perlu dilakukan terlebih dahulu pencetakan
gigi, rontgen foto dana beberapa pemeriksaan. Dari tindakan tersebut bisa
dilakukan analisis kecukupan ruang dan perawatannya. Hasil pemeriksaan
obyektif : terdapat diastema anterior atas, overjet 3,8 mm, over bite 2 mm, relasi
molar dan kaninus baik kanan maupun kiri kelas 1. Dokter gigi menjelaskan
bahwa kasus ini memungkinkan dilakukan retraksi gigi anterior untuk menutup
diastema dengan alat orthodontik lepasan.

SOAP

 S (subyektif)
Laki-laki berusia 15 tahun ingin merapatkan gigi atasnya yang
renggang. Pasien merasa gigi tersebut mengganggu dan ia merasa tidak
percaya diri.

 O (Obyektif)
Intraoral : 1. Diastema anterior atas
2. overjet 3.8mm,
3. overbite 2mm,
4. relasi M dan C kanan dan kiri klas I Angle
Ekstraoral : tidak diketahui pada skenario

 A (Assasment)
Dx : maloklusi angle klas 1 tipe (dilihat garis simon) dengan
malposisi gigi – gigi individual
16 : palatoversi
11 : labioversi
21 : labioversi
22 : mesiolabbiotorsiversi
42 : mesiolabiotorsiversi
46 linguoversi

 P (Planning)
1. KIE : informasi tentang penggunaan, perawatan aalat, lamanya
perawatan dan cara menyimpan alat
2. Initial Theraphy : Scalling, Frenektomy
3. melakukan pengukuran ruang
4. koreksi malposisi gigi individual
5. penutupan ruang
6. penyesuaian oklusi
7. retainer

LO
DISKUSI

Dalam mengisi rekam medis, tahap yang harus dilakuka yakni mengisi :

DATA PASIEN
1. Tempat/tanggal lahir
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Agama
5. Suku
6. Nama Ayah
7. Nama Ibu
8. Pekerjaan Orang Tua
9. Alamat Orang Tua
Tanggal Pendaftaran
Tanggal Pencetakan

DATA MEDIK UMUM


1. Golongan darah :
2. Penyakit jantung :
3. Diabetes
4. Haemophilia :
5. Hepatitis :
6. Penyakit lainnya :
7. Alergi terhadap obat :
8. Alergi terhadap makanan :

ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Pasien mengeluhkan gigi depan atas yang renggang,
dirasa mengganggu dan membuatya tidak percaya diri.
 Riwayat Perjalanan Penyakit :
 Riwayat Kesehatan Oral :
 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Geligi
a. Gigi Desidui :
b. Gigi Bercampur :
c. Gigi Permanen :
 Kebiasaan jelek yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Jenis Kebiasaan, DuraSI, FrekuensI, Intensitas
 Riwayat Kesehatan Keluarga :
 Riwayat Kesehatan Gigi Keluarga :
 Riwayat Kehidupan Pribadi/Sosial :

 Riwayat Kesehatan Umum :

PEMERIKSAAN FISIK
Meliputi :
 Vital Sign :
a. Tekanan darah
b. Nadi
c. Pernafasan
d. Suhu
e. Berat badan
f. Tinggi Badan

 Pemeriksaan Ekstra Oral :


(kepala/muka, kulit, mata, hidung, bibir, telinga, muskulus skeletal, sistem
pengunyahan, kelenjar ludah dan limfe).

Kepala :
Indeks Kepala = Lebar Kepala x 100
Panjang kepala
Muka
Indeks muka = Jarak N – Gn x 100
Lebar Bizygomatik

Profil Muka : dilihat dari foto profil pasien, ditarik garis dari Gl-ULC
dan LLC-pog dan membentuk sudut. Apabila
Sudut lancip : profil muka cembung
Sudut lurus : profil muka lurus
Sudut tumpul : profil muka cekung

 Garis Simon (Bidang Orbital) : Posisi rahang terhadap bidang orbital / garis
Simon
Maksila : kanan: kiri:
Mandibula : kanan kiri:

 Sendi Temporomandibular (TMJ) :


 Tonus Otot Mastikasi :
 Tonus Otot Bibir :
 Bibir Posisi Istirahat :
 Free Way Space :
 Analisis proporsi wajah :
 Analisis kesimetridan wajah

ODONTOGRAM :
Malposisi gigi individual :
16 : palatoversi
11 : labioversi
21 : labioversi
22 : mesiolabbiotorsiversi
42 : mesiolabiotorsiversi
46 : linguoversI
PERHITUNGAN – PERHITUNGAN
 Metode Pont : Untuk mengetahui pertumbuhan lengkung gigi kearah
lateral dengan lebar mesio-distal gigi 11,12,21,22 sebagai predictor, kemudian
akan diketahui apakah terjadi distraksi, kontraksi atau normal.

Jarak P1-P1 perhitungan : ∑ I x 100


80
Jarak M1-M1 perhitungan : ∑ I x 100 =
64
 Metode Korkhaus: Untuk mengetahui pertumbuhan lengkung gigi kearah
antero posterior, dengan lebar mesio-distal gigi 11,12,21,22 sebagai predictor,
kemudian akan diketahui apakah terjadi protraksi, kontraksi atau normal.

 Metode Howes: untuk melihat apakah lengkung basal mampu menampung


gigi geligi dalam lengkung ideal, dengan menentukan jarak mesio distal M1-
M1.
Jarak lebar mesiodistal M1-M1 :
Jarak P1-P1 (tonjol) :
 Indeks P : Jarak P1-P1 x 100%
md M1-M1

Determinasi Lengkung gigi :


Terdiri dari dua macam yaitu :
- Determinasi lengkung pra koreksi
- Determinasi lengkung ekspansi

Rencana Perawatan Secara Umum :


1. Hilangkan bad habut
2. Pencarian ruang
3. Distribusi ruang
4. Koreksi deep overbite
5. Koreksi malposisi gigi individual
6. Koreksi lengkung gigi
7. Penutupan sisa ruang
8. Penyesuaian oklusi
9. Retainer

Anda mungkin juga menyukai