Anda di halaman 1dari 8

VI.

Rontgen Photo
Panoramik

Keterangan:
- Gigi 18,28,38,45 dan 48 belum erupsi
- Tulang kortikal pada mandibula terlihat radioopak, tidak ada gambaran radiolusen yang
patologis
- Lamina dura baik, tidak terputus menandakan tidak ada poket periodontal dan resorpsi
tulang alveolar

VII. Diagnosa Orthodonti


Maloklusi klas I tipe 1 dengan malposisi gigi individual
Mesio palato torsi versi 25
Disto labio torsi versi 35
Labio versi pada gigi 21
Linguo versi pada gigi 32, 41, 42
Overbite 11 : 5,6 mm Overbite 21 = 5,8 mm
41 31
Deepbite 11 , 21
41 31

VIII. Etiologi
Adanya malposisi yaitu distoversi 44, linguoversi 32, 41, serta pergeseran midline
rahang bawah 1,4 mm ke arah kiri pasien karena persistensi dari gigi molar 1 desidui
pasien sehingga gigi-gigi tersebut tidak berada pada lengkung yang ideal.

IX. Determinasi Lengkung

Overjet awal sebelah kanan = 3,3mm


Overjet ideal sebelah kanan = 2,5 mm
Overjet awal sebelah kiri =2,8 mm
Overjet akhir sebelah kiri = 2,5 mm

Overbite awal sebelah kanan = 5,6mm


Overbite akhir sebelah kanan = 4,5 mm
Overbite awal sebelah kiri =5,8mm
Overbite akhir sebelah kiri = 4,5 mm

o Awal malposisi 21 diharapkan terkoreksi gigi 21 sesuai lengkung ideal


o Lengkung awal RA : 102,1 mm Lengkung Ideal RA : 100,6 mm
o Malposisi 32,41,42, dan 44 diharapkan terkoreksi sesuai lengkung ideal
o Lengkung awal RB : 91,5 mm Lengkung Ideal RB : 90 mm
o Rahang Atas
Kanan Kiri
Panjang lengkung gigi ideal : 50,5 mm 50,1 mm
Jumlah lebar mesiodistal : 49,3 mm 49,4 mm
Diskrepansi : +1,2 mm +0,7 mm
Rahang atas terdapat kelebihan ruang sebesar 1,9 mm
o Rahang Bawah
Kanan Kiri
Panjang lengkung gigi ideal : 45,5 mm 44,5 mm
Jumlah lebar mesiodistal : 45,1 mm 44,6 mm
Diskrepansi : +0,4 mm -0,1 mm
Rahang bawah terdapat kelebihan ruang sebesar 0,3 mm

Kesimpulan : analisa determinasi lengkung didapat bahwa pada rahang atas terdapat
kelebihan ruang sebesar 1,9 mm sedangkan pada rahang bawah terdapat kelebihan ruang
sebesar 0,3 mm. Dan gigi 21,32,41,42,43 dan 44 yang malposisi diharapkan terkoreksi ke
lengkung gigi ideal. Overjet diharapkan terkoreksi menjadi 2,8 mm dan overbite diharapkan
terkoreksi menjadi 4.5 mm.

Analisa ruang RA
Ukuran mesio distal gigi 12 + 11 + 21 + 22 = 30,7 mm
Lengkung gigi 12 s/d 22 = 30,1 mm
Selisih = -0,6 mm

Ukuran mesio distal gigi 13 + 14 + 15 = 22,8 mm


Lengkung gigi 13 s/d1.5 = 23,2 mm
Selisih = + 0,4 mm

Ukuran mesio distal gigi 23 + 24 + 25 = 22,5 mm


Lengkung gigi 23 s/d 25 = 23,5 mm
Selisih = +1 mm
Kesimpulan : ada kelebihan ruang sebanyak 0,7 mm pada RA.

Analisa ruang RB
Ukuran mesio distal gigi 42 + 41 + 31 + 32 = 22,7 mm
Lengkung gigi 42 s/d 32 = 22,2 mm
Selisih = -0,5 mm

Ukuran mesio distal gigi 43 + 44 + 45 = 21,9 mm


Lengkung gigi 43 s/d 45 = 22,7 mm
Selisih = +0,8 mm

Ukuran mesio distal gigi 33 + 34 + 35 = 21,3 mm


Lengkung gigi 33 s/d 35 = 21,9 mm
Selisih = +0,6 mm
Kesimpulan : ada kelebihan ruang sebesar 0,9 mm pada RB.

X. Rencana Perawatan

1. Memberikan penjelasan tentang perawatan ortodontik kepada pasien dan orang tuanya
Pasien diberi penjelasan tentang prosedur perawatan, biaya, kemungkinan lama
perawatan, banyaknya kunjungan, cara pemakaian dan kemungkinan yang terjadi
selama perawatan dan hal-hal lain yang mempengaruhi perawatan serta memberikan
pengertian tentang penyebab dari malposisinya

2. Mencari ruang untuk pergerakan gigi


a. Metode huckaba
Ada ruang yang cukup untuk erupsi gigi 45 dan ada kelebihan ruang 1,6 mm.
b. Metode Pont
Lengkung gigi mengalami kontraksi derajat normal tidak terdapat kekurangan
ruang untuk menampung gigi-gigi di lengkung gigi.
c. Metode Howes
Lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi dalam lengkungnya secara teratur,
basal arch bisa menampung gigi-gigi dalam lengkung secara teratur. Tidak perlu
dilakukan pencabutan karena interfossa canina >37%.
d. Metode Korhauss
Jarak I-P1 pengukuran lebih besar dari jarak I-P1 pada tabel korkhaus berarti gigi
anteriornya mengalami protrusi sebesar 0,5 mm.
e. Berdasarkan analisa determinasi lengkung
Analisa determinasi lengkung didapat bahwa pada rahang atas terdapat kelebihan
ruang sebesar 1,9 mm sedangkan pada rahang bawah terdapat kelebihan ruang
sebesar 0,3 mm. Dan gigi 21,32,41,42,43 dan 44 yang malposisi diharapkan
terkoresi ke lengkung gigi ideal. Overjet diharapkan terkoreksi menjadi 2,8 mm
dan overbite diharapkan terkoreksi menjadi 4,5 mm.

Dari analisa diatas dapat dilakukan:


- Pencabutan pada gigi 84 yang persistensi
- Pemakaian alat orthodonti lepasan (removable)
Rahang Atas

1. Plat Akrilik.
2. Labial Bow dengan U Loop dari P1-P1 diameter 0.7 mm untuk
mempertahankan lengkung gigi anterior sekaligus meretraksi gigi 21 ke palatal.
3. Adams klamer menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm pada gigi 16 dan 26
sebagai penjangkar.
4. Maxillary flat bite plane untuk mengoreksi overbite.

Alat yang digunakan di rahang atas:


1. Labial bow 0,7mm
2. Adams Klamer 0,7mm
3. Maxillary flat bite plane

Rahang bawah
1. Plat akrilik
2. Labial Bow dengan U Loop dari P1-P1 diameter 0.7 mm untuk mempertahankan
lengkung gigi anterior (sebagai retensi gigi anterior)
3. Simple spring pada gigi 32,41, dengan menggunakan kawat berdiameter 0,6 mm
untuk mengkoeksi lunguo versi.
4. Buccal retractor pada gigi 44 untuk mesialisasi gigi 44.
5. Adams klamer menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm pada gigi 46 dan 36
sebagai penjangkar

Alat yang digunakan di rahang bawah:


1. Labial bow 0,7mm
2. Adams klamer 0,7mm
3. Simple spring 0,6mm
4. Buccal retractor spring 0,6mm

- Perawatan deep bite anterior pada pasien dapat diperbaiki dengan


menggunakan maxillary flat biteplane berupa penebalan akrilik disebelah
palatinal gigi anterior.

1. Penyusuaian oklusi
Dilakukan pengecekan dengan articulating paper :
Pasien diintruksikan untuk mengigit articulating paper dalam posisi oklusi
sentrik
Kemudian diinstruksikan untuk melakukan gerakan mastikasi
Articulating paper diperiksa apakah masih terdapat tonjol oklusal atau incisal
yang terlihat berwarna sangat biru, bila ada maka terjadi traumatik oklusi dan
dilakukan grinding pada bagian tersebut.

IX. Sketsa Pesawat Ortohonti


Rahang Atas
1. Labial Bow dari 14-24
2. Adam klamer pada gigi 16 dan 26
3. Maxillary flat bite plane pada
disebelah palatinal gigi anterior RA
4. Plat akrilik

Tahap 1

- Mengaktifkan labial bow untuk


retraksi gigi 21
Tahap 2
- Setelah malposisi terkoreksi
dilanjutkan penggunaan bite plane
untuk mengkoreksi deepbite anterior

Rahang Bawah

1. Labial bow dari 34 dan 44


2. Buccal retractor 44
3. Simple spring 32,41
4. Adam klamer pada gigi 36 dan 46
5. Plat akrilik

Tahap 1
- Mengaktifkan buccal retractor pada gigi
44.
- Mengaktifkan simple spring paga gigi
32,41.

X. Prognosis
Prognosis perawatan ortohodonti : Baik/Buruk/Meragukan
Keterangan :
Baik karena pasien sangat kooperatif
Menyetujui,
Pembimbing Operator

drg. Arya Prasetya Beumaputra,Sp.Ortho Warisa Usnida,S.KG

Anda mungkin juga menyukai