Orthodonsia
Orthodonsia 33
Instruktur : drg. Indah Nur Evi Sp.Ort
Operator :
Kholila Indana Zulfa (40620031)
Lubna Dynur Perdini (40620033)
Kartu
Kartu Perawatan
Perawatan Orthodonsia
Orthodonsia
History
02 History
Describe the topic of the section here
Freeway spaceBusiness
03
Path of closure
Business : Normal, 2 mm
Describe the topic of the section here
: Normal
Sendi temporo Clients
04
Pola atrisi
–Clients
mandibular : Normal
Describe the topic of the section here
: Normal
Conclusion
05 Conclusion
Describe the topic of the section here
Pergeseran gigi-gigi
Analisa
Analisa Model
Model Rahang Atas : -
Rahang Bawah : -
Gigi-gigi yang terletak salah
Bentuk lengkung gigi Rahang Atas : -
• Rahang Atas : Normal (Parabola) Rahang Bawah : -
• Rahang Bawah : Normal (Parabola) Pergeseran garis median terhadap muka :
Rahang atas : -
Jumlah lebar 4 insisiv RA : 31,5 mm (Normal) Rahang bawah : 1 mm ke kanan
Kelainan Kelompok gigi :
Diskrepansi Model : Letak berdesakan : -
Tempat Rahang Atas Rahang
Bawah
Tempat yang tersedia 77 mm 70,5 mm
Tempat yang dibutuhkan 78 mm 71,5 mm
Jumlah kelebihan/ kekurangan tempat -1 mm -1 mm
Diastema :
Rahang Atas : -
Rahang Bawah : -
Relasi geligi rahang atas terhadap geligi rahang bawah :
a. Kaninus kanan dan Kaninus kiri : Neutroklusi
b. Molar kanan dan Molar kiri : Neutroklusi
Kemungkinan Etiologi
RA: Tanggal prematur gigi 51 dan 52
RB: Tanggal prematur gigi 71 dan 81
Diagnosis
Maloklusi kelas 1 angle disertai crowded anterior RA dan rotasi sentris gigi 31 dan 41
Rencana
Rencana Perawatan
Perawatan
Macam Perawatan:
- Non Ekstraksi
Rencana Perawatan:
1. Koreksi crowded RA
2. Koreksi rotasi sentris gigi 31 dan 41
3. Evaluasi
3. Retensi
Prognosis:
- Menguntungkan
Alat :
- Lepasan Rh. Atas dan Rh. Bawah
Desain
Desain Piranti
Piranti
Rahang Atas
1.Rahang
Komponen Atasaktif :
1. Komponen
Busur labial aktifaktif
0,7mm: pada gigi 13 sampai 23
Busur labial
Kantilever aktif0,5
ganda 0,7mm padagigi
mm pada gigi1213 sampai 23
2. Kantilever
Komponen ganda 0,5 :mm pada gigi 12
retentif
2. Komponen
Cangkolan adamretentif
0,7mm: pada gigi 16 dan 26
3. Cangkolan
Plat Akrilikadam 0,7mm
disertai pada gigi
perluasan 16 dan
pada 1/3 26
3.serviko-insisal
Plat Akrilik disertai perluasan pada 1/3
serviko-insisal
4. Penjangkaran pada palatum, prosesus alveolaris
4. Penjangkaran pada palatum, prosesus alveolaris
Rahang Bawah
1.Rahang
Komponen Bawahaktif :
Busur labial aktifaktif
1. Komponen :
0,7 mm dari gigi 33 sampai 43
Busur labial aktif 0,7 mm
Kantilever ganda 0,5 mm pada dari gigi
gigi 31
33dan
sampai
41 43
2. Kantilever
Komponen ganda 0,5 :mm pada gigi 31 dan 41
retentif
2. Komponen
Cangkolan adamretentif
0,7 mm: pada gigi 36 dan 46
3. Cangkolan
Plat Akrilikadam 0,7 perluasan
disertai mm pada gigipada36 1/3
dan 46
3.serviko-insisal
Plat Akrilik disertai perluasan pada 1/3
anterior
serviko-insisal
4. Penjangkaran padaanterior
prosesus alveolaris
4. Penjangkaran pada prosesus alveolaris
Ekstra
Ekstra Oral
Oral
Mission
Mission Values
Values
Venus has a beautiful name Mercury is the closest
and is the second planet Vision
Vision planet to the Sun and the
from the Sun smallest one
Mars is actually a cold
place. It’s full of iron oxide
dust
Intra
Intra Oral
Oral
2021
2021
Neptune is the fourth-
largest one
1 3 4
PENGUKURAN
SKELETAL STEINER KETERANGAN
Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI
Kesimpulan : Tipe profil lurus dengan pertumbuhan horizontal dan vertikal seimbang
Analisa
Analisa Dental
Dental
Tabel
Tabel Analisa
Analisa Dental
Dental
KAUKASOID SURABAYA
PENGUKURAN
DENTAL KETERANGAN
Rata-rata Range Rata-rata Range SEFALOMETRI
Kesimpulan : Pertumbuhan gigi yang normal dengan insisif anterior rahang atas yang normal
Analisa
Analisa Jaringan
Jaringan Lunak
Lunak
Tabel
Tabel Analisa
Analisa Jaringan
Jaringan Lunak
Lunak
JARINGAN PENGUKURAN
KAUKASOID SURABAYA KETERANGAN
LUNAK SEFALOMETRI
90o – 120o 118 o Normal
Nasolabial Angle
Kesimpulan : tipe kepala mesosefalik karena mandibula dengan basis crani normal dan hubungan frankfurt
dengan insivus mandibula normal
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Analisis Steiner
• Rerata sudut SNB 80°; < 80° menunjukkan mandibula resesif; > 80° menunjukkan
mandibula prognatik. ANB didapatkan dari pengukuran antero-posterior maksila dan
mandibula satu terhadap lainnya. Rerata sudut ANB 2°; jika > 2° menunjukkan
kecenderungan skeletal Kelas II; jika < 2° dan terbaca kurang dari 0 ° (-1 °, -2 °, -3 °)
menunjukkan mandibula di depan maksila atau hubungan skeletal Kelas III.
• Sudut konveksitas dibentuk oleh perpotongan garis dari N ke titik A, dari titik A ke Pogonion.
• Sudut ini mengukur derajat lengkung basal rahang atas pada batas anteriornya (titik A) relatif terhadap
profil wajah total (N-Pog)
• Positif angle menunjukkan gigi RA lebih maju dibandingkan dengan rahang bawah.
• Y axis menunjukkan derajat posisi dagu ke bawah, ke belakang atau ke depan dalam kaitannya dengan
upper face.
- Gigi insisif atas terhadap garis N-A dibaca dalam derajat untuk menentukan hubungan
angular gigi-gigi insisif atas, sedangkan apabila dibaca dalam mm, memberikan informasi
posisi gigi insisif lebih di depan/belakang dari garis N-A.
- Jarak permukaan gigi insisif paling labial terhadap garis N-A sebesar 4 mm di depan garis
N-A, dan inklinasi aksialnya membentuk sudut 22° dengan garis N-A.
- Maxillary Incisor Angle ini untuk mengetahui posisi insisif terhadap facial skeleton.
- Gigi insisif bawah dalam arah antero-posterior dan angulasinya ditentukan dengan
menghubungkan gigi tersebut dengan garis N-B.
Analisis dental
- Pengukuran gigi insisif bawah terhadap garis N-B dalam mm menunjukkan posisi gigi di
depan/ belakang garis N-B. Sedangkan dalam derajat menentukan inklinasi aksial gigi
tersebut.
- Titik paling labial gigi insisif sentral bawah terletak 5 mm di depan garis NB, sedangkan
inklinasi aksial gigi ini terhadap garis N-B sebesar 25 °
- Interincisal Angle, Untuk mengetahui inklinasi gigi insisif dan relasi gigi insisif atas dan
bawah. Sudut ini kecil bila inklinasi gigi insisif lebih ke labial dari basis gigi- geligi.
Analisis Tweed Triangel
- (IMPA) Incisor-Mandibular Plane Angle, Dibentuk dari perpotongan bidang mandibula dan
perpanjangan garis dari tepi insisal-apeks akar gigi insisif sentral bawah. Menunjukkan
inklinasi insisif mandibula yang stabil terhadapo bidang mandibula.
- (FMIA) Frankfort Mandibular Incisive Angle), Inklinasi insisif bawah terhadap basis krani.
FMIA menunjukkan derajat keseimbangan yang harmonis dari profil wajah hubungannya
dengan insisif mandibula.
- (FMA) Frankfort Mandibular Angle), menunjukkan pertumbuhan 1/3 muka bagian bawah,
posterior-anterior.