Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SYLVANIAWATI SUKMA

NIM : P17325118431

TK/PRODI : III/D4 TERAPI GIGI

MATA KULIAH : BIMBINGAN KONSELING

1. Identitas Konselor :

a. Nama : Sylvaniawati Sukma

b. Usia : 20 Tahun

c. Pekerjaan : Terapis Gigi

2. Identitas Konseli :

a. Nama : Lia

b. Usia : 45 Tahun

c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Dan adapun Satuan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling adalah sebagai berikut :

A. Tema : Ulcus Decubitus

B. Ritme : Cerita

C. Pemeran : 1. Sylvaniawati Sukma ( Terapis Gigi )

2. Lia sebagai konseli

D. Permasalahan : Ibu Lia datang membawa anaknya yang sudah beberapa hari kesulitan

makan. Ibu anak tersebut mengeluh bahwa anaknya merasa sakit di bagian gusinya.

E. Latar : Ruang Konseling


NASKAH DIALOG PELAKSANAAN LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Konseli : Assalamu’alaikum ( Sambil Mengetuk Pintu )

Sylva : “Wa’alaikumsalam, selamat pagi bu, mari silahkan duduk” (Menghampiri

pasien, berjabat tangan dan mempersilahkan duduk). “Perkenalkan nama saya Sylvaniawati

Sukma yang sedang bertugas di klinik ini. Ibu, sebelumnya saya isi informed concern terlebih

dahulu ya bu (sambil menunjukan kertas ), maaf nama lengkapnya bu ?”.

Konseli : “Nama saya Lia”

Sylva : “Umurnya berapa tahun bu?”.

Konseli : “45 tahun”.

Sylva : “Ibu alamatnya dimana ?”.

Konseli : “Saya tinggal di Cipamutih Ciambar ”.

Sylva : “Pekerjaannya apa bu ?”.

Konseli : “Saya ibu rumah tangga” ”.

Sylva : “Sebelumnya bu apa yang perlu saya bantu? Keluhannya yang dirasakan apa

saja bu ?”.

Konseli : “Begini teh, gigi seri anak saya sudah tumbuh di atas sini, ini kelihatan putih di

atas gigi susu.”

Sylva: “anak ibu usianya berapa?”

Konseli :“9 tahun teh. Kasian itu ada luka putih-putih seperti sariawan jadi susah makan”

Sylva : “dari kapan seperti ini bu?”

Konseli : “kurang lebih 2 minggu”


Sylva : “Sebelumnya pernah mengalami ini bu?”

Konseli : “belum pernah teh, makanya saya khawatir kenapa-kenapa”

Sylva : “Oh coba saya liat dulu ya bu, adek boleh dibuka mulutnya ya sebentar”

{mengarahkan anak tersebut membuka mulut untuk mempermudah pemeriksaan).

Sylva : “Oh ibu ini namanya ulcus decubitus, anak ibu bukan sedang tumbuh gigi tapi

ini akar dari gigi susunya yang menonjol”

Konseli : “itu penyebabnya apa ya teh?.”

Sylva : ”Ini disebabkan oleh tekanan dari gigi seri yang akan tumbuh bu”

Sylva : “Sebelumnya apa ibu sudah memberi obat- obatan untuk meredakan rasa sakit

pada gigi anak ibu? ”

Konseli : “ belum teh ”

Sylva : “Apa yang membuat ibu lambat datang ke Klinik untuk memeriksakan gigi ?”.

Konaseli : ”Karena saya belum ada waktu luang teh.”

Sylva : “Ohh Iya bu, apakah ibu tahu apa yang menyebabkan gigi anak ibu sakit ?”.

Konseli : “Saya nggak tahu teh ”

Sylva : “ Oh gitu yah bu, sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya bahwa Ulcus

dekubitus itu merupakan akar gigi susu yang menonjol. Biasaya, gigi susu yang telah habis

mahkotanya menyisakan akar gigi. Tekanan kunyah pada sisa akar gigi tersebut sering

membuat kemiringan akar gigi berubah. Ujung akar bisa berubah miring ke langit-langit atau

ke arah bibir dan menyembul ke arah gusi. Tajamnya ujung akar seringkali membuat luka dan

dapat menyebabkan ulcus decubitus.

Sylva :“Nampaknya ibu benar- benar nggak tahu ya apa itu ulcus decubitus ?”.
Konseli :“Iya teh saya bener-bener gatau sama sekali, lalu ini cara menghilangkannya

bagaimana ya?”.

Sylva : “Perawatan untuk ulcus dekubitus ini adalah dengan pencabutan gigi susu

tersebut bu, sehingga ujung akar tidak akan melukai gusi lagi bu”

Sylva :“Nah, kedepannya lebih diperhatikan kembali ya bu. alangkah baiknya jika ibu

telah melihat ujung akar gigi keluar dari gusi, langsung bawa ke dokter gigi terdekat untuk

dilakukan pencabutan ya bu, agar tidak melukai gusi dan bibir bagian dalam dan lakukan juga

pemeriksaan rutin ke dokter gigi ya bu”

Konseli :“Iya teh, Inshaa Allah saya akan lebih memperhatikan kesehatan gigi anak saya

dan rajin untuk memeriksakan gigi ”(menganggukkan kepala sambil merenung)

Sylva : “Tidak apa-apa, semoga kedepannya lebih baik lagi yah bu. Dan untuk

penanganan selanjutnya saya lakukan perujukan ke dokter gigi terdekat untuk dilakukan

pencabutan ya”

Konseli : “iya teh boleh”

Sylva : “baik ibu semoga cepat sembuh anaknya, dan jangan lupa selalu merawat

kesehatan gigi dan mulutnya ya bu”

Konseli : “Iya terimakasih banyak ya teh”

Anda mungkin juga menyukai