PENDAHULUAN
meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu,
penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia (Depkes RI, 2009).
Provinsi Jawa Tengah dapat dikatakan sebagai provinsi yang endemis
untuk penyakit DBD. Berdasarkan data dari profil kesehatan Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2007 terdapat sebanyak 20.565 kasus, tahun 2008
sebanyak 19.307 kasus, tahun 2009 kasus turun menjadi 18.728 kasus dan
pada tahun 2010 sekitar 17.000 kasus DBD (Dinkes Jateng, 2010).
Wabah DBD juga terdapat di kota Semarang dan tersebar di berbagai
daerah. Penderita DBD di kota Semarang terbilang banyak. Menurut data
rekapitulasi kasus DBD tahun 2011, pada tahun 2010 saja ada sekitar 1524
kasus yang terjadi di 26 kelurahan. Jumlah kasus terbanyak pada tahun 2010
terjadi di kelurahan Sendangmulyo kecamatan tembalang yaitu sekitar 342
kasus. Adapula data mengenai jumlah penduduk yang meninggal yaitu sekitar
3 orang yang terjadi di kelurahan Sendangguwo kecamatan Tembalang
(Dinkes Semarang, 2010).
Pada tahun 2011 terjadi penurunan angka penderita DBD di kota
Semarang. Penurunan angka yang terjadi melebihi dari target angka yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang yaitu sekitar 72%
dari yang ditargetkan yaitu sekitar 50%. Dari data rekapitulasi kasus DBD
tahun 2011 yang dikumpulkan (input) sampai dengan tanggal 30 November
2011, telah terjadi kasus DBD sebanyak 56 kasus di kelurahan Gajahmungkur
kecamatan Gajahmungkur. Jumlah penduduk yang meninggal juga masih
tetap ada, namun jumlahnya berkurang hanya sekitar 1 orang yang terjadi di
Tujuan Umum
1.3.1.1 Mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan
manajemen dan permasalahannya serta mutu pelayanan di
Puskesmas Halmahera Semarang pada cakupan penderita DBD
periode Januari Juni 2013 dalam rangka perbaikan kinerja
puskesmas.
1.3.1.2 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap DBD berdasarkan pendekatan HL.Blum
1.3.2
Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untukmemperolehinformasimengenai factor lingkungan yang
mempengaruhiterjadinyapenyakitDBD.
1.3.2.2 Untukmemperolehinformasimengenaifaktorperilaku
yangmempengaruhiterjadinyapenyakitDBD.
1.3.2.3 Untukmemperolehinformasimengenaifaktorpelayanankesehata
n yang mempengaruhiterjadinyapenyakitDBD.
1.3.2.4 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor kependudukan
yang mempengaruhi terjadinya penyakit DBD.
1.3.2.5 Untuk dapat memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit DBD.
1.4.
Manfaat
1.4.1 Bagi Masyarakat
1.4.1.1 Masyarakat mengetahui manfaat perilaku hidup bersih dan
sehat
1.4.1.2 Masyarakat mengetahuimengenai penyakit demam berdarahh
dengue
1.4.1.3 Masyarakat mengetahui tentang kesehatan lingkungan
1.4.1.4 Membangun
kesadaran
masyarakat
tentang
pencegahan
Bagi Mahasiswa
1.4.2.1 Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang
ada di lapangan.
1.4.2.2 Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai
penemuan masalah sampai pembuatan Plan of action
1.4.2.3 Sebagai media yang menambah wawasan pengetahuan tentang
ilmu kesehatan masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada
tahun 2009. Provinsi Maluku, dari tahun 2002 sampai tahun 2009 tidak ada
laporan kasus DBD. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD,
pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi 158.912 kasus pada tahun 2009
(Depkes RI,2009).Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau yang biasa disebut
Demam Berdarah Dengue (DBD), sejak ditemukan pertama kali pada tahun
1968 yaitu di DKI Jakarta dan tahun 1969 di Surabaya sampai dengan
sekarang, seringkali menyebabkan kematian dan menyebar hampir ke seluruh
wilayah Indonesia. Di Indonesia, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan
meningkat, baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit secara
sporadik dan selalu terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada setiap tahunnya
(Effendi,1995). Dalam kurun waktu 4 tahun yaitu pada tahun 2007-2010,
kasus DBD di Indonesia meningkat tiap tahunnya. Terdapat dua puncak
epidemik di tahun 2007 terdapat 158.115 kasus dan 2009 terdapat sekitar
158.912 kasus. Pada tahun 2008 terdapat 137.469 kasus (Insiden Rate = 59,02
per 100.000 penduduk) dan tahun 2010 mencapai sekitar 140.000 kasus
(Depkes, 2010).
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi
virus dengue yaitu (Gibbons dan Vaughan, 2002):
1. Vektor
perkembangbiakan
vektor,
kebiasaan
menggigit,
Ciri fisik nyamuk yang menularkan penyakit DBD dengan nama Ae.
aegypty adalah sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 2005):
1. Berwarna hitam dengan loreng putih (belang-belang berwarna putih)
di sekujur tubuh nyamuk.
Bisa terbang hingga radius 100 meter dari tempat menetas.
Nyamuk betina membutuhkan darah setiap dua hari sekali.
Nyamuk betina menghisap darah pada pagi hari dan sore hari.
Senang hinggap di tempat gelap dan benda tergantung di dalam
2.
3.
4.
5.
rumah.
6. Hidup di lingkungan rumah, bangunan dan gedung.
7. Nyamuk bisa hidup sampai 2-3 bulan dengan rata-rata 2 minggu.
Tempat yang biasa dijadikan tempat bertelur (berkembang biak)adalah
di tempat yang tergenang air bersih dalam waktu lama seperti bak mandi, vas
bunga, kaleng bekas, pecahan botol, penampungan air, lubang wc, talang air,
dan lain sebagainya. Air kotor seperti got, air keruh, air empang, genangan
yang berhubungan langsung dengan tanah, dan lain sebagainya bukan tempat
yang cocok bagi nyamuk Ae. aegypty untuk bertelur (Departemen Kesehatan
RI, 2005).
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
BAB III
STATUS PRESENT
Identitas Penderita
3.1.1.1 Nama
penderita
: An. M
: Laki- laki
3.1.1.3 Umur
: 10 tahun
3.1.1.4 Agama
: Islam
3.1.1.5 Pendidikan
: SD
3.1.1.6 Pekerjaan
: Pelajar
3.1.1.7 Alama
RT 05/09
3.1.1.8 Tanggal pemeriksaan
: 9 Juli 2013
: Demam
Riwayat mondok
: disangkal
: disangkal
20
:-
:-
:-
Pemeriksaan Fisik
Bintik merah/tanda perdarahan
Uji torniquet : +
3.1.3
Laboratorium
3.1.2.1 Hematologi
Tabel 3.1 Hematologi Rutin 1
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Hasil
12,0
36,7
1,5
13000
Satuan
g/dl
%
ribu/ul
Ribu/ul
Nilai Normal
10,8-15,6
33-45
4,5-13,5
156-408
Satuan
Nilai Normal
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Imunoserologi
Tabel 3.2 Uji Widal
Pemeriksaan
Salmonella Typhi O
Sal. Paratyphi A O
Sal. Paratyphi B O
Sal. Paratyphi C O
Salmonella Typhi H
Sal. Paratyphi A H
Sal. Paratyphi B H
Sal. Paratyphi C H
Hasil
Negatif
Negatif
Positif 1/160
Positif 1/320
Positif 1/160
Negatif
Negatif
Negatif
21
3.1.4
Terapi
Paracetamol 500 mg 3 x 1/2
: Budi Handoyo
Nama Ibu
: Santi
3.2.1.2. Agama
: Islam
Pekerjaan Ibu
3.2.1.4. Alamat
22
Indikator Perilaku
Ya
Tidak
23
6
7
8
9
Air bersih
Anggota rumah tangga menggunakan
jamban
Anggota rumah tangga membuang sampah
pada tempatnya
10
Aktivitas fisik/olahraga
11
12
Mencuci tangan
13
14
KLP UKM
15
16
24
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 ANALISA PENYEBAB MASALAH
Analisis penyebab masalah demam berdarah menggunakan pendekatan
HL Blum sebagai berikut:
Tabel 4.1 Analisis HL Blum
Masalah
Demam
berdarah
Perilaku
Menggantung
baju terlalu banyak
dan lama
Jarang menguras
tempat
penampungan air
Ruangan di dalam
rumah
gelap/kurang
pencahayaan
Lingkungan/
Pelayanan
sosial
Kesehatan
1.Terdapat
teman sekolah
yang menderita
demam
berdarah
dengue
2.
Penderita
kesehariannya
tidur di rumah
neneknya yang
saat ini terjadi
KLB
demam
berdarah
dengue
3.
Saluran
pembuangan air
limbah (SPAL)
Genetik atau
Kependudukan
Usia anak-anak
lebih
banyak
menderita demam
berdarah dengue
25
tersumbat
4. dilingkungan
nderita terdapat
rumah-rumah
yang
bak
mandinya
didapati jentikjentik nyamuk
Dari tabel di atas diperoleh faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi
kejadian demam berdarah dengue pada pasien antara lain:
4.1.1
Perilaku
4.1.1.1 kebiasaan menggantung baju, jarang menguras tempat
penampungan air dan ruangan di dalam rumah gelap/kurang
pencahayaan
Menurut penelitian Widyana 2003 kebiasaan menggantung
pakaian di dalam rumah mempunyai resiko terkena penyakit
demam berdarah 4,8 kali daripada yang mempunyai kebiasaan
tidak menggantung pakaian
Kualitas perumahan, jarak antar rumah, pencahayaan,
bentuk
rumah,
bahan
bangunan
akan
mempengaruhi
Genetik
Usia anak-anak lebih banyak menderita demam berdarah dengue
26
pencegahan
penyakit
DBD
melalui
sekolah.
Lingkungan
4.1.3.1 Mobilitas
Pengaruh mobilitas penduduk yang tinggI merupakan
salahsatu pembawa dampak masuknya DBD ke suatu
daerah(Hartanto,2007). Hal ini sesuai dengan Suyasa (2006),
ada hubungan antara mobilitas penduduk dengan keberadaan
vektor DBD. Mobilitas penduduk memudahkan penularan
dari satu tempatke tempat lainnya danbiasanya penyakit
menjalar dimulai dari suatu pusat sumber penularan kemudian
mengikuti lalu lintas penduduk. Makin ramai lalu lintas itu,
makin besar kemungkinan penyebaran.
27
4.2.2
4.2.3
4.2.4
sehat (PHBS)
Memberikan edukasi
mengenai
4.3.5
4.3.6
4.3.7
dari
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis HL-Blum didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap demam berdarah di lingkungan penderita
5.1.1 Faktor Lingkungan/sosial yang menyebabkan DBD
1. Buruknya sistem SPAL
2. Penderita tidur di rumah neneknya yang saat ini terjadi KLB
demam berdarah
Faktor Perilaku yang menyebabkan DBD
1. Jarangnya menguras tempat penampungan air
2. Kebiasaan menggantung pakaian
3. Penataan ruang yang buruk
Faktor Kependudukan yang menyebabkan DBD
1. Padatnya tingkat hunian
Solusi terhadap faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit DBD
1. Penyuluhan mengenai penyakit DBD terutama pencegahan dan
5.1.2
5.1.3
5.1.4
pertolongan pertama
2. Penyuluhan mengenai PHBS
3. Pemberian larvasida bubuk abate
4. Pemantauan jentik-jentik nyamuk
5.2 Saran
5.2.1 Saran Kepada Keluarga
Alternatif pemecahan masalah
1. Memberikan edukasi kepada keluarga untuk menguras tempat
penampungan air minimal 2 kali seminggu.
2. Memberikan edukasi tentang bahaya menggantung pakaian yang
sudah dipakai dan digantung terlalu lama.
29
lintas
mencegah
sektoral
dengan
keluarga
pasien
dan
masyarakat
sekitar
sehingga
nyamuk
pada
tempat
30
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2005, Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di
sarana pelayanan kesehatan p.19-34, Dikutip tanggal 18 Juli 2013
Direktorat
Jendral
pengendalian
Penyakit
dan
Penyehatan
Lingkungan
31
32
Tujuan
Sasaran
Metod
e
Tempat
Waktu
Bi
ay
a
-
Penyuluhan
mengenai
penyakit
DBD
terutama
pencegahan
dan
pertolongan
pertama
Penyuluhan
mengenai
PHBS
Meningkatka
n
pengetahuan
keluarga
tersebut
mengenai
penyakit
DBD
Seluruh
anggota
keluarga
pasien
Diskusi
Rumah
Pak RT
Senin,
28 Juli
2013
Meningkatka
n
pengetahuan
masyarakat
mengenai
PHBS
Meningkatka
n
perilaku
masyarakat
untuk
membiasakan
Seluruh
anggota
keluarga
pasien
Diskusi
Rumah
bapak
RT
Senin,
29 Juli
2013
Pelaksa
na
Indikator
Keberhasilan
Dokter
Muda
FK
Unissula
Anggota
keluarga
mengetahui
dengan jelas
mengenai
pencegahan
dan
pertolongan
pertama DBD
Anggota
keluarga
mengetahui
dengan jelas
mengenai
pentingnya
PHBS
Dokter
Muda
FK
Unissula
33
Pemberian
larvasida
bubuk abate
PHBS dalam
kehidupan
sehari-hari
Memberikan
pengetahuan
kepada
anggota
keluarga
tentang
manfaat abate
yaitu
memberantas
jentik
nyamuk
Seluruh
anggota
keluarga
pasien
Diskusi
Rumah
bapak
RT
Lampiran
Senin,
29 Juli
2013
Dokter
Muda
FK
Unissula
Tidak
ditemukan
jentik-jentik
nyamuk