Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN MINI PROJECT

ANALISIS POLA MAKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN


AKTIVITAS FISIK PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI KELURAHAN TELUK PUCUNG
KOTA BEKASI

dr. Stefeny Hanani


Dokter Internsip Puskesmas Teluk Pucung

Pembimbing :
dr. Rumintang Margareta
OUTLINE
❖ Latar Belakang​
❖ Presentasi Kasus
❖ ​Tinjauan Pustaka
❖ Metodologi
❖ ​Pembahasan
❖ Kesimpulan
LATAR BELAKANG 3

❑ Diabetes Mellitus (DM) 🡪 salah satu jenis penyakit degeneratif


tidak menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan
masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

❑ Diabetes Melitus (DM) 🡪 gangguan metabolisme yang ditandai


dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme, karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin
atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler, dan neuropati.
LATAR BELAKANG
4

Faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes melitus tipe 2 :

- Interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetik dan paparan terhadap


lingkungan (perubahan gaya hidup seseorang 🡪 kebiasaan makan yang
tidak seimbang 🡪 obesitas.

- Aktivitas fisik 🡪 faktor risiko diabetes mellitus. 🡪 melakukan aktivitas fisik


dapat mengontrol gula darah. Glukosa 🡪 energi pada saat beraktivitas
fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan insulin semakin meningkat sehingga
kadar gula dalam darah akan berkurang.

- Pada orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam
tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula.
Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi
maka akan timbul DM.
PRESENTASI
KASUS
6

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 35 Tahun
Alamat : Taman Wisma Asri RT04/ RW12
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2022
KELUHAN RPS 7

UTAMA • Tangan kesemutan dan kontrol gula


darah. 🡪 dirasakan sejak ± 2 hari yang
lalu.
• Pasien datang
kontrol gula darah • Pasien sudah rutin kontrol ke
dengan keluhan Puskesmas Teluk Pucung namun
tangan kesemutan. kadar gula darah tidak pernah hampir
mencapai normal.

• Pasien mengaku sudah meminum obat


rutin tanpa pernah lupa.
• Pasien mengaku makanan sehari-hari
yang pasien makan tidak begitu teratur
dikarenakan pasien sibuk.
• Pasien juga sering mengonsumsi
minuman manis kemasan sachet.
• Pasien mengaku jarang melakukan
olahraga. Olahraga yang dilakukan
pasien hanya sebatas jalan kaki saja.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU

∙ Riwayat rawat inap : disangkal

∙ Riwayat penyakit serupa : Riwayat DM sejak usia 34 Tahun.

∙ Riwayat penyakit Hipertensi (+) terkontrol sejak 2 tahun yang lalu.


∙ Riwayat alergi obat/makanan : tidak diketahui
∙ Riwayat perdarahan/ operasi : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Ayah pasien memiliki penyakit diabetes melitus dan stroke ringan sejak 5
tahun yang lalu, tetapi tidak rutin kontrol, pasien mengaku ayahnya hanya
kadang-kadang saja berobat ke Rumah Sakit. Ibu pasien tidak memiliki
riwayat penyakit.
RIWAYAT 10

RIWAYAT ALERGI RIWAYAT NUTRISI RIWAYAT LINGKUNGAN


SOSIAL EKONOMI

• Riwayat alergi pada ⮚ Makan 3 kali sehari 🡪 nasi


putih, lauk ikan goreng atau • Pasien dan keluarga tinggal di
pasien tidak diketahui.
ayam goreng, tempe goreng sebuah rumah bersama

dan kadang-kadang dengan dengan suami, anak, dan

tambahan sayur. orangtua pasien. Sehari-hari


pasien bekerja sebagai ibu
⮚ Pasien sering minum
rumah tangga, dan mengurus
minuman kemasan sachet,
orangtua di rumah.
sehari bisa 2-3x.
PEMERIKSAAN FISIK
❖ Kesadaran : Compos mentis

❖ Keadaan Umun : Tampak sakit ringan

❖ Tekanan Darah : 140/80 mmHg

❖ Nadi : 89x/m
❖ Suhu : 36,5 C

❖ Pernapasan : 20x/menit

❖ BB : 60 kg

❖ TB : 153 cm
❖ Kepala : normosefal

❖ Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat

❖ Telinga : normotia, tidak tampak kelainan

❖ Hidung : tidak ada deviasi septum

❖ Mulut : bibir dalam batas normal, mukosa merah


PEMERIKSAAN FISIK
• Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan KGB

• Paru : tidak tampak retraksi, tidak tampak kelainan, suara napas


vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing
• Jantung : S1-S2 tunggal, regular, murmur (-) gallop (-)
• Abdomen : Soepel, Bising Usus (+), Nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : CRT <2 detik, Edema (-), Sianosis (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gula Darah Puasa : 306 gr/dL
13

TATALAKSANA

1. Tatalaksana pemberian obat diabetes diberikan 2 kombinasi obat


hipoglikemik oral (OHO)
2. Pemberian 2 kombinasi obat OHO yaitu metformin dan glimepirid

3. Edukasi untuk mengubah pola makan yaitu makan nasi 3 kali sehari
dengan porsi kecil dan tidak mengonsumsi makanan manis berlebihan.
Menghentikan minum minuman kemasan sachet.
4. Edukasi untuk melakukan aktivitas fisik minimal 3 kali seminggu
5. Edukasi untuk selalu mengonsumsi obat secara rutin.
14

“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS

Diabetes adalah penyakit serius kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa)
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan.

Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika ada peningkatan
kadar gula darah dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau cukup
hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif
16

KLASIFIKASI DM

DIABETES MELITUS TIPE 1


• diabetes tergantung DIABETES MELITUS TIPE 2 DIABETES GESTASIONAL
insulin (IDDM)
merupakan gangguan • resistensi insulin. • DM yang timbul selama
katabolik dimana tidak Insulin dalam jumlah kehamilan.
terdapat insulin dalam yang cukup tetapi tidak
sirkulasi, glucagon dapat bekerja secara
plasma meningkat dan optimal sehingga
sel-sel β pancreas gagal menyebabkan kadar
berespon terhadap gula darah tinggi di
semua rangsangan dalam tubuh.
insulinogenik
ETIOLOGI DIABETES MELITUS 17

GENETIK
USIA JENIS KELAMIN

Lemak pada laki-laki dewasa


faktor penting pada bertambah nya usia rata-rata berkisar antara 15-20%
DM yang dapat membuat kondisi
dari berat badan total, dan pada
mempengaruhi sel tubuh berkurang
beta dan mengubah fungsi vitalitas. perempuan sekitar 20-25%.
kemampuannya
untuk mengenali Peningkatan kadar lemak pada
sekretoris insulin. perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki 🡪 faktor
risiko terjadinya DM pada
TIDAK DAPAT perempuan 3-7 kali lipat lebih
DIMODIFIKASI tinggi dibandingkan pada laki-
laki yaitu 2-3 kali lipat.
ETIOLOGI DIABETES MELITUS 18

BERAT BADAN AKTIVITAS FISIK POLA MAKAN

Obesitas menyebabkan respon Aktivitas fisik yang semakin Penurunan kalori berupa
sel beta pankreas terhadap jarang maka gula yang karbohidrat dan gula yang diproses
peningkatan glukosa darah dikonsumsi juga akan semakin secara berlebihan, merupakan
berkurang, selain itu reseptor lama terpakai, akibatnya faktor eksternal yang dapat
insulin pada sel di seluruh prevalensi peningkatan kadar merubah integritas dan fungsi sel
tubuh termasuk di otot gula dalam darah juga akan beta individu yang rentan.
berkurang jumlahnya dan semakin tinggi.
kurang sensitif
STRESS

Bila stress menetap maka sistem hipotalamus-pituitari


DAPAT akan diaktifkan dan akan mensekresi corticotropin
releasing factor yang menstimulasi pituitary anterior 🡪
DIMODIFIKASI adenocorticotropic factor (ACTH) 🡪 produksi kortisol,
kortisol adalah hormon yang dapat menaikkan kadar gula
darah.
KRITERIA DIAGNOSA
DM
Pemeriksaan glukosa plasma puasa≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi
tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.

Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.

Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik.

Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang


terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP).
Presentation title 20

TATALAKSANA DM
21

“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
POLA MAKAN
Presentation title 22

POLA MAKAN
Pola makan adalah berbagai informasi yang
memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap
hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
suatu kelompok masyarakat tertentu
23
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA MAKAN

❖Faktor ekonomi
❖Faktor sosial budaya
❖Faktor Agama
❖Faktor Pendidikan
❖Faktor Lingkungan
❖Faktor Kebisaan Makan
HUBUNGAN POLA
MAKAN DENGAN KADAR
GULA DARAH
• Kadar gula darah meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Makanan yang
dikonsumsi memiliki kandungan glukosa yang tidak terkontrol.

• Makanan porsi kecil 🡪 membantu mengontrol kadar gula darah

• Makanan porsi besar 🡪 peningkatan glukosa darah secara mendadak dan bila berulang-
ulang dalam jangka panjang 🡪 komplikasi diabetes melitus.

• Dianjurkan makan sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terjadwal dan
berlebihan. Agar kadar glukosa darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang
teratur.
25

“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang
27

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TINGKAT PENGETAHUAN

PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGALAMAN KEYAKINAN SOSIAL


BUDAYA
Semakin tinggi Pengalaman biasanya bisa Kebudayaan
tingkat Pekerjaan seseorang sangat didapat secara turun berserta kebiasaan
pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi temurun dan tidak dalam keluarga
seseorang, maka berpengaruh pengetahuan, dapat dibuktikan
semakin banyak dapat
akan semakin terhadap proses terlebih dahulu,
mempengaruhi
pengalaman keyakinan positif
mudah untuk mengakses pengetahuan,
seseorang tentang dan keyakinan
menerima informasi yang suatu hal, maka akan presepsi, dan
negatif dapat
informasi tentang dibutuhkan semakin bertambah sikap seseorang
mempengaruhi
obyek atau yang terhadap suatu pula pengetahuan pengetahuan terhadap sesuatu
berkaitan dengan obyek. seseorang akan hal seseorang.
pengetahuan. tersebut
HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DENGAN
KADAR GULA DARAH

Semakin tinggi tingkat pengetahuan akan penyakit DM secara tidak


langsung akan berdampak terhadap perubahan sikap dan Tindakan 🡪
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang
pada akhirnya kadar glukosa darah dapat terkontrol.
29

“ TINJAUAN PUSTAKA”
AKTIVITAS FISIK
30

AKTIVITAS FISIK
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi dan menghasilkan manfaat
kesehatan yang progresif
HUBUNGAN AKTIVITAS
FISIK DENGAN KADAR
GULA DARAH
Aktivitas fisik 🡪 membakar energi 🡪 mengurangi resiko kelebihan energi dalam tubuh
yang akan disimpan sebagai lemak tubuh.

Lemak yang berlebihan 🡪 sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi yang


berpengaruh pada penurunan produksi insulin. Jika produksi insulin menurun, maka
pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh akan berkurang yang dapat mengakibatkan
naiknya kosentrasi glukosa dalam darah
METODOLOGI
PENELITIAN
⮚ Laporan ini dibuat dengan menggunakan metode studi kasus di mana subjek
33

penelitian adalah salah seorang pasien di Puskesmas Teluk Pucung.

⮚ Pasien 🡪 wawancara dan di ikuti perkembangannya selama 1,5 bulan. (pemeriksaan


langsung di Puskesmas dan wawancara pasien)

⮚ Dua kali pertemuan tatap muka dengan follow up sebanyak dua kali selama bulan
Desember tahun 2022 dan Januari tahun 2023.

⮚ Pertemuan pertama di puskesmas pada tanggal 10 Desember 2022.

⮚ Follow up pertama dilakukan di puskesmas Teluk Pucung 4 minggu setelah


pemberian tatalaksana awal. Selanjutnya

⮚ Follow up kedua dilakukan di puskesmas pada bulan januari 2023.


FOLLOW UP (10 DESEMBER 2022)

S • Kontrol diabetes. Cek gula darah. Keluhan saat ini tangan kesemutan dan sering
kebas. Tidak ada keluhan lain.

Tampak sakit ringan, Composmentis


TD : 140/80 mmHg Nadi : 89x/menit

O BB 60 kg RR 20x/menit
TB 153 cmSuhu 36,5º C
Pemeriksaan fisik head to toe : Dalam batas normal.
GDP : 306 gr/dL

A Diabetes Melitus Tipe 2

- Lanjutkan pemberian OHO (obat hipoglikemik oral)


o Metformin 3 x 500mg
o Glimepirid 1 x 1mg
- Edukasi pasien secara tatap muka mengenai pola makan, gaya hidup, aktivitas fisik sehari-hari dapat mempengaruhi kadar gula darah.
FOLLOW UP (10 JANUARI 2023)

S
• Saat ini pasien tidak ada keluhan. Kontrol gula darah rutin. Pasien mengaku sudah
mengikuti pola makan sesuai yang diarahkan saat pertemuan pertama, walaupun
belum 100%. Pasien juga mengaku sudah mulai melakukan olahraga rutin seminggu
minimal 3x dan minum obat teratur.

Tampak sakit ringan, CM


TD : Nadi : 89x/menit

O BB 61 kg RR 20x/menit
TB 153 cm Suhu 36,5º C
Pemeriksaan fisik head to toe : Dalam batas normal. GDP : 250 gr/dL

A Diabetes Melitus Tipe 2

- Lanjutkan pemberian OHO (obat hipoglikemik oral)


o Metformin 3 x 500mg
o Glimepirid 1 x 1mg
- Edukasi pasien mengenai pola makan, gaya hidup, aktivitas fisik sehari-hari dapat mempengaruhi kadar gula darah.
PEMBAHASAN
POLA MAKAN 39

TEORI KASUS

• Faktor pola makan juga merupakan • pola makan pasien dalam kuisioner
faktor utama yang bertanggung pola makan dapat dinilai bahwa
jawab sebagai penyebab diabetes pola makan pasien masih belum
mellitus tipe II. sesuai. Pasien juga masih sering
minum minuman kemasan, pasien
• Makanan terlalu banyak juga mengaku sering mengonsumsi
karbohidrat, lemak dan protein gorengan sebagai lauk pelengkap.
dapat berbahaya bagi tubuh.

• Terlalu banyak makan akan


menghambat pankreas untuk
mejalankan fungsi sekresi insulin,
jika insulin terhambat maka kadar
gula dalam darah akan meningkat
40
KUISIONER
POLA MAKAN
KUISIONER
POLA MAKAN
KUISIONER
POLA MAKAN
TINGKAT PENGETAHUAN 44

TEORI KASUS

• Semakin tinggi tingkat • pasien menjawab benar sebanyak 8


pengetahuan responden semakin dari 15 soal yang berarti tingkat
terkendali kadar glukosa darahnya. pengetahuan pasien masih kurang
mengenai Diabetes Melitus. Di
• Responden yang mempunyai dukung dengan pendidikan pasien
tingkat pengetahuan yang rendah yang hanya sampai sekolah dasar.
tentang pengolahan DM Pasien masih belum memahami
mempunyai resiko kadar glukosa tentang penyakit dan cara
darahnya tidak terkendali 2,43 kali mengontrol penyakit diabetes
dibandingkan dengan responden melitus.
yang berpengetahuan tinggi.

• Dengan meningkatnya pengetahuan


pasien DM dapat melakukan
penatalaksanaan penyakitnya
sehingga kondisi kesehatan pasien
menjadi lebih baik.
KUISIONER
TINGKAT
PENGETAHUAN
AKTIVITAS FISIK 46

TEORI KASUS

• Semakin berat aktivitas yang dilakukan ,


• pasien kurang melakukan
maka semakin rendah kadar gula yang
dihasilkan. aktivitas fisik. Pasien hanya
bekerja sebagai ibu rumah
• Aktivitas fisik atau olahraga secara
langsung 🡪 peningkatan kecepatan tangga dan mengurus orangtua
pemulihan glukosa otot (seberapa banyak di rumah. Pasien mengaku
otot mengambil glukosa dari aliran darah).
Beraktivitas otot menggunakan glukosa olahraga tidak rutin dan hanya
yang tersimpan dalam otot . melakukan jalan santai untuk
kegiatan olahraganya.
• Sel-sel otot menggunakan banyak glukosa
dan bahan bakar nutrient lain dari biasanya
untuk kegiatan kotraksi otot, kecepatan
transportasi glukosa kedalam otot yang
digunakan dapat meningkat sampai 10 kali
lipat selama aktivitas fisik. Ini akan
mengakibatkan munurunnya glukosa.
KUISIONER
AKTIVITAS FISIK
KUISIONER
AKTIVITAS FISIK
KUISIONER
AKTIVITAS FISIK
✔ Tatalaksana yang sudah diberikan dari puskesmas adalah
50

pengobatan diabetes melitus dengan pemberian 2 kombinasi OHO


(Obat Hipoglikemik Oral) yaitu metformin 3x500 dan Glimepirid
1x1mg.

✔ Edukasi atau penyuluhan secara langsung kepada pasien mengenai


pola makan, pengetahuan dan aktivitas fisik yang berkaitan dengan
Diabetes Melitus. Dengan harapan pada saat pertemuan selanjutnya
kadar gula darah puasa pasien dapat menurun.

✔ Saat melakukan follow up kedua dilakukan pemeriksaan gula darah


puasa dan didapatkan hasil 250 gr/dL.
KESIMPULAN 51

1. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari pola
makan yang kurang, tingkat pengetahuan yang kurang dan aktivitas fisik yang kurang.

2. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak menular yang
menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di dunia.

3. Pasien dengan diabetes melitus akan mengalami berbagai komplikasi serius jika tidak di kontrol
dengan baik.

4. Tatalaksana diabetes dengan obat hiperglikemik oral tidak akan berdampak lebih jika tidak di sertai
dengan pola makan, pengetahuan yang cukup dan aktivitas yang cukup bagi penderita diabetes
melitus.
SARAN 52

1. Bagi petugas kesehatan sebaiknya secara rutin dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat khususnya lansia untuk memberikan pengetahuan tentang diabetes melitus
pola makan dan aktivitas fisik bagi pasien. Serta melakukan pemeriksaan gula darah
pada lansia untuk skrining.

2. Bagi penderita diabetes melitus diharapkan melakukan pemeriksaan di puskesmas


dengan kategori aktivitas kurang dan pola makan yang kurang baik untuk
memperhatikan dan mengontrol kadar gula darah agar tidak menimbulkan komplikasi
lainnya dan tidak memperparah kondisi.
DAFTAR PUSTAKA 53

1. Amrullah, J. F. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Lansia Penderita
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Upt. Jurnal Sehat Masada, XIV(Dm), 42–50.
2. Audina, M., Maigoda, T. C., & W, T. W. (2018). Status Gizi, Aktivitas Fisik dan Asupan Serat B erhubungan dengan
Kadar Gula Darah Puasa Penderita DM Tipe 2 Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 6(1), 59–71.
3. Azitha, M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(3), 400.
4. Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2019). Hubungan antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Nursing News, 4(1), 181–189.
5. Cholifah, N., Azizah, N., & Indanah. (2016). Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar GDS
pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe II di Puskesmas Mayong II Jepara Tahun 2015. Jikk, 7(2), 01-79
6. Frankilawati, D. A. M. (2013). Hubungan Antara Pola Makan, Genetik Dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian
Diabetes Melitus Tipe II DI Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan, Banjarsari. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
(June), 19–24.
7. Haryono, S., Suryati, E. S., & Maryam, R. S. (2018). Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Terhadap Kepatuhan
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2), 91.
8. Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Diabetes
Self-Management Dengan Tingkat Stres Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 22(1), 31– 42.
9. Trisnadewi, N. W., Adiputra, I. M. S., & Mitayanti, N. K. (2018). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
(Dm) Dan Keluarga Tentang Manajemen Dm Tipe 2. Bali Medika Jurnal, 5(2), 22–45.
10. Prasetyani, D., & Sodikin. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Melitus (Dm) Tipe 2.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Miletus Tipe 2, 2(2), 1–9.
11. Soelistijo, S., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K., Manaf, A Soetedjo, N. (2015). Konsesus
Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe2 Di Indonesia 2015. In Perkeni.
12. Soewondo P., 2005. Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus . Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 153-9.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai