Pembimbing :
dr. Rumintang Margareta
OUTLINE
❖ Latar Belakang
❖ Presentasi Kasus
❖ Tinjauan Pustaka
❖ Metodologi
❖ Pembahasan
❖ Kesimpulan
LATAR BELAKANG 3
- Pada orang yang jarang berolahraga, zat makanan yang masuk ke dalam
tubuh tidak dibakar tetapi ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula.
Jika insulin tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi
maka akan timbul DM.
PRESENTASI
KASUS
6
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SS
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 35 Tahun
Alamat : Taman Wisma Asri RT04/ RW12
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2022
KELUHAN RPS 7
❖ Nadi : 89x/m
❖ Suhu : 36,5 C
❖ Pernapasan : 20x/menit
❖ BB : 60 kg
❖ TB : 153 cm
❖ Kepala : normosefal
TATALAKSANA
3. Edukasi untuk mengubah pola makan yaitu makan nasi 3 kali sehari
dengan porsi kecil dan tidak mengonsumsi makanan manis berlebihan.
Menghentikan minum minuman kemasan sachet.
4. Edukasi untuk melakukan aktivitas fisik minimal 3 kali seminggu
5. Edukasi untuk selalu mengonsumsi obat secara rutin.
14
“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS
Diabetes adalah penyakit serius kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa)
ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan.
Diabetes mellitus adalah kondisi kronis yang terjadi ketika ada peningkatan
kadar gula darah dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau cukup
hormon insulin atau menggunakan insulin secara efektif
16
KLASIFIKASI DM
GENETIK
USIA JENIS KELAMIN
Obesitas menyebabkan respon Aktivitas fisik yang semakin Penurunan kalori berupa
sel beta pankreas terhadap jarang maka gula yang karbohidrat dan gula yang diproses
peningkatan glukosa darah dikonsumsi juga akan semakin secara berlebihan, merupakan
berkurang, selain itu reseptor lama terpakai, akibatnya faktor eksternal yang dapat
insulin pada sel di seluruh prevalensi peningkatan kadar merubah integritas dan fungsi sel
tubuh termasuk di otot gula dalam darah juga akan beta individu yang rentan.
berkurang jumlahnya dan semakin tinggi.
kurang sensitif
STRESS
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
TATALAKSANA DM
21
“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
POLA MAKAN
Presentation title 22
POLA MAKAN
Pola makan adalah berbagai informasi yang
memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap
hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
suatu kelompok masyarakat tertentu
23
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA MAKAN
❖Faktor ekonomi
❖Faktor sosial budaya
❖Faktor Agama
❖Faktor Pendidikan
❖Faktor Lingkungan
❖Faktor Kebisaan Makan
HUBUNGAN POLA
MAKAN DENGAN KADAR
GULA DARAH
• Kadar gula darah meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Makanan yang
dikonsumsi memiliki kandungan glukosa yang tidak terkontrol.
• Makanan porsi besar 🡪 peningkatan glukosa darah secara mendadak dan bila berulang-
ulang dalam jangka panjang 🡪 komplikasi diabetes melitus.
• Dianjurkan makan sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terjadwal dan
berlebihan. Agar kadar glukosa darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang
teratur.
25
“ ”
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang
27
“ TINJAUAN PUSTAKA”
AKTIVITAS FISIK
30
AKTIVITAS FISIK
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi dan menghasilkan manfaat
kesehatan yang progresif
HUBUNGAN AKTIVITAS
FISIK DENGAN KADAR
GULA DARAH
Aktivitas fisik 🡪 membakar energi 🡪 mengurangi resiko kelebihan energi dalam tubuh
yang akan disimpan sebagai lemak tubuh.
⮚ Dua kali pertemuan tatap muka dengan follow up sebanyak dua kali selama bulan
Desember tahun 2022 dan Januari tahun 2023.
S • Kontrol diabetes. Cek gula darah. Keluhan saat ini tangan kesemutan dan sering
kebas. Tidak ada keluhan lain.
O BB 60 kg RR 20x/menit
TB 153 cmSuhu 36,5º C
Pemeriksaan fisik head to toe : Dalam batas normal.
GDP : 306 gr/dL
S
• Saat ini pasien tidak ada keluhan. Kontrol gula darah rutin. Pasien mengaku sudah
mengikuti pola makan sesuai yang diarahkan saat pertemuan pertama, walaupun
belum 100%. Pasien juga mengaku sudah mulai melakukan olahraga rutin seminggu
minimal 3x dan minum obat teratur.
O BB 61 kg RR 20x/menit
TB 153 cm Suhu 36,5º C
Pemeriksaan fisik head to toe : Dalam batas normal. GDP : 250 gr/dL
TEORI KASUS
• Faktor pola makan juga merupakan • pola makan pasien dalam kuisioner
faktor utama yang bertanggung pola makan dapat dinilai bahwa
jawab sebagai penyebab diabetes pola makan pasien masih belum
mellitus tipe II. sesuai. Pasien juga masih sering
minum minuman kemasan, pasien
• Makanan terlalu banyak juga mengaku sering mengonsumsi
karbohidrat, lemak dan protein gorengan sebagai lauk pelengkap.
dapat berbahaya bagi tubuh.
TEORI KASUS
TEORI KASUS
1. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari pola
makan yang kurang, tingkat pengetahuan yang kurang dan aktivitas fisik yang kurang.
2. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak menular yang
menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di dunia.
3. Pasien dengan diabetes melitus akan mengalami berbagai komplikasi serius jika tidak di kontrol
dengan baik.
4. Tatalaksana diabetes dengan obat hiperglikemik oral tidak akan berdampak lebih jika tidak di sertai
dengan pola makan, pengetahuan yang cukup dan aktivitas yang cukup bagi penderita diabetes
melitus.
SARAN 52
1. Bagi petugas kesehatan sebaiknya secara rutin dapat memberikan penyuluhan kepada
masyarakat khususnya lansia untuk memberikan pengetahuan tentang diabetes melitus
pola makan dan aktivitas fisik bagi pasien. Serta melakukan pemeriksaan gula darah
pada lansia untuk skrining.
1. Amrullah, J. F. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Sewaktu Pada Lansia Penderita
Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Upt. Jurnal Sehat Masada, XIV(Dm), 42–50.
2. Audina, M., Maigoda, T. C., & W, T. W. (2018). Status Gizi, Aktivitas Fisik dan Asupan Serat B erhubungan dengan
Kadar Gula Darah Puasa Penderita DM Tipe 2 Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 6(1), 59–71.
3. Azitha, M., Aprilia, D., & Ilhami, Y. R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Pasien Diabetes Melitus yang Datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(3), 400.
4. Bulu, A., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih, A. (2019). Hubungan antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Nursing News, 4(1), 181–189.
5. Cholifah, N., Azizah, N., & Indanah. (2016). Hubungan antara Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar GDS
pada Pasien Diabetes Mellitus (DM) Tipe II di Puskesmas Mayong II Jepara Tahun 2015. Jikk, 7(2), 01-79
6. Frankilawati, D. A. M. (2013). Hubungan Antara Pola Makan, Genetik Dan Kebiasaan Olahraga Terhadap Kejadian
Diabetes Melitus Tipe II DI Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan, Banjarsari. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
(June), 19–24.
7. Haryono, S., Suryati, E. S., & Maryam, R. S. (2018). Pendidikan Kesehatan Tentang Diet Terhadap Kepatuhan
Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Riset Kesehatan, 7(2), 91.
8. Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Diabetes
Self-Management Dengan Tingkat Stres Pasien Diabetes Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 22(1), 31– 42.
9. Trisnadewi, N. W., Adiputra, I. M. S., & Mitayanti, N. K. (2018). Gambaran Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
(Dm) Dan Keluarga Tentang Manajemen Dm Tipe 2. Bali Medika Jurnal, 5(2), 22–45.
10. Prasetyani, D., & Sodikin. (2017). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Melitus (Dm) Tipe 2.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Miletus Tipe 2, 2(2), 1–9.
11. Soelistijo, S., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K., Manaf, A Soetedjo, N. (2015). Konsesus
Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe2 Di Indonesia 2015. In Perkeni.
12. Soewondo P., 2005. Pemantauan Pengendalian Diabetes Mellitus . Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 153-9.
THANK YOU