Anda di halaman 1dari 14

74 Sudaryatno S, Ning Utari,

Mengenal Sifat-Sifat Material

6.5.1. Atom Dengan Ikatan Tak-Berarah

Ikatan ion, ikatan metal, dan ikatan van der Waals, merupakan ikatan tak berarah.Dalam
membentuk padatan, atom-atom dengan ikatan semacam ini pada umumnyaakan

tersusun

sedemikian rupa sehingga terjadi susunan yang rapat, sesuai denganaturan-aturan geometris
yang terkait dengan ukuran-ukuran atom yang membentuk susunan tersebut.

Atom Berukuran Sama Besar

Jika atom-atom berukuran sama besar kita pandangsebagai bola-bola keras (hanya sebagai
pendekatan) maka pada susunan tiga dimensiyang rapat akan ada satu bola yang dikelilingi
oleh 12 bola dan mereka saling bersinggungan satu sama lain. Ada dua susunan rapat di mana
semua atom saling bersinggungan yaitu susunan

hexagonal close-packed

(HCP) dan susunan

face-centered cubic

(FCC), seperti terlihat pada Gb.6.8.Gb. 6.8. Susunan atom pada HCP dan FCC.Susunan atom
dapat kita lihat sebagai terdiri dari lapisan-lapisan barisan atom. Baik pada HCP maupun
FCC, di setiap lapisan ada satu atom yang dikelilingi oleh enamatom yang saling
bersinggungan. Pada HCP, di atas lapisan pertama (A) terdapatlapisan kedua (B) yang semua
atomnya menyentuh atom di lapisan pertama. Di ataslapisan kedua terdapat lapisan ketiga
yang susunan atomnya tepat di atas susunanatom lapisan pertama (A). Susunan lapisan HCP
menjadi AB-AB-AB.......Pada FCC, lapisan pertama (A) sama seperti pada HCP. Lapisan
kedua (B) samaseperti pada HCP. Lapisan ketiga (C) atom-atom menyentuh atom di lapisan
keduaakan tetapi pada posisi berselang-seling terhadap posisi atom di lapisan pertama(tidak
tepat di atas posisi atom di lapis pertama). Lapisan keempat kembali padasusunan atom di
lapisan pertama. Susunan lapisan FCC menjadi ABC-ABC-ABC.....Kadang-kadang FCC
disebut juga

cubic close-packed

(CCP).Bentuk hexagonal pada HCP maupun bentuk kubus pada FCC kurang terbayang pada
Gb.6.8. Untuk menjelaskannya, Gb.6.8. kita gambar lagi dengan menempatkanlapisan A
ditengah, seperti terlihat pada Gb.6.9. Dengan memperlihatkan susunanatom 3-1-3 pada HCP
terlihat bahwa 7 atom tersusun dalam prisma segitiga yang

Face-Centered Cubic

(FCC)

Lapis A: 6 atom mengelilingi 1 atom.Lapis B: digambar 3 atom di atas lapis ALapis C:


digambar 3 atom di atas lapis BLapis berikutnya sama dengan lapis A.

ACBA

Hexagonal Close-Packed

(HCP)

Lapis A: 6 atom mengelilingi 1 atom.Lapis B: digambar 3 atom di atas lapis ALapis


berikutnya sama dengan lapis A

ABA

Ikatan Atom Dan Susunan Atom 75akan membentuk hexagon dengan lima prisma lain pada
posisi yang sesuai. PadaFCC, dengan mengambil 5 atom tersusun 1-3-1 terlihat 5 atom yang
akanmenempati bidang sisi kubus, empat di titik sudut kubus dan satu di tengah
bidangsisi.Gb.6.9. Pembentuk HCP dan FCC.Dalam keadaan padat, kebanyakan metal dan
gas mulia yang membeku, memilikistruktur HCP ataupun FCC. Atom sesungguhnya tidaklah
bulat benar sehingga bentuk HCP bisa lebih panjang atau lebih pendek dibanding panjang
sisinya.Sebagian metal yang lain tidak tersusun dalam HCP ataupun FCC melainkantersusun
dalam

body-centered cubic

(BCC), seperti terlihat pada Gb.6.11. Susunanatom yang termasuk dalam kelompok ini
adalah atom alkali (Na, K, dsb.) dan metaltransisi (Fe, Cr, W, dsb.). Penyebab tidak
tersusunnya metal alkali membentuk HPCatau FCC, diduga kuat adalah pengaruh energi
thermal. Hal ini terlihat darikenyataan bahwa jika mereka didinginkan sampai
padatemperatur yang cukup rendah, mereka berubah dari BCC keHCP atau BCC. Sedangkan
susunan BCC pada metaltransisi kemungkinan disebabkan oleh adanya kombinasiikatan.
Atom-atom dengan ikatan tak berarah mungkin sajamengandung unsur ikatan berarah
(kovalen); hal demikiandapat menyebabkan tidak terbentuknya susunan HCPmaupun FCC.

Cara Pandang Lain Pada Susunan Atom Yang Rapat

.
Kita akan meninjau susunanrapat atom-atom yang dianggap sebagai bola-bola yang sama
besar. Susunan rapat bola-bola berdiameter sama diperoleh jika setiap bola saling
bersinggungan dengan bola disampingnya. Jika kita meletakkan bola-bola di satu bidang
datar makaformasi yang harus dipenuhi (jika dipandang dari atas) adalah seperti terlihat
padaGb.6.11.a. Jika satu lagi formasi yang sama disusun di atasnya, maka akan
terlihatsusunan seperti Gb.6.11.b. yang merupakan susunan dua lapis (dilihat dari
depan).Pada Gb.6.11.c, kita menggambarkan dua baris bola dari lapisan bawah (A) dan dua
baris dari lapisan atas (B). Beberapa bola ditandai dengan huruf, agar terlihatformasinya pada
waktu kedua lapis itu tersusun. Susunan akan terlihat seperti padaGb.6.11.d. Bola d berada di
atas bola a-b-c dan bola x-y-z berada di atas bola u-v-w.Hal ini jelas terlihat jika dipandang
dari atas seperti digambarkan pada Gb.6.11.edan Gb.6.11.f. Bola-bola a-b-c-d membentuk
formasi tetrahedron sedangkan bola- bola u-v-w-x-y-z membentuk formasi oktahedron. Hal
ini harus terjadi agar seluruh bola di lapisan bawah terikutkan dalam pembentukan susunan
walaupun hanya

BAB

Hexagonal Close-Packed

(HCP)

Face-Centered Cubic

(FCC)

BACGb.6.10. Susunan BCC

76 Sudaryatno S, Ning Utari,

Mengenal Sifat-Sifat Material

sebagian bola yang terikutkan dari lapisan atas. Bola-bola yang belum terikutkandalam
pembentukan formasi ini, digambarkan dengan warna putih pada Gb.6.11.e,sesungguhnya
membentuk formasi dengan bola-bola yang berada pada deretan danlapisan berikutnya, yang
tidak digambarkan. Jadi dengan hanya mengambil dua lapissusunan dan dua baris bola yang
tersusun rapat, baik tetrahedra maupun oktahedraakan terbentuk. Hal ini berarti bahwa
pengisian penuh suatu ruang dengan bola-bolaakan terlaksana jika baik formasi tetrahedra
maupun oktahedra terbentuk; selain itu jumlah formasi tetrahedron sama dengan jumlah
formasi oktahedron. Secara sendiri-sendiri mereka tidak akan mengisi penuh suatu
volume.(a) (b)(c) (d)(e) (f)Gb.6.11. Susunan rapat bola-bola.Tetrahedron adalah prisma
segitiga sama-sisi, memiliki empat sudut puncak sepertiterlihat pada Gb.6.12.a; masing-
masing ditempati oleh satu bola. Keempat bolasaling bersinggungan satu sama lain, dengan
masih menyisakan ruang sela di antarakeempat bola tersebut.(a) tetrahedron (b)
oktahedronGb.6.12. Formasi tetrahedron dan oktahedron.Oktahedron adalah bentuk yang
memiliki enam sudut puncak seperti terlihat padaGb.6.12.b, dan masing-masing ditempati
oleh satu bola. Keenam bola saling bersinggungan satu sama lain, dengan masih menyisakan
ruang sela di antarakeenam bola tersebut.

BAdByx zAa budua bczvxwydyx zBAa bcuvwdByx zAca bv wu

BAB 6 b5 Ikatan Atom Dan Susunan Atom

Add To Collection

108

Reads

Readcasts

Embed Views

Published by

Al-Syams Arifin

TIP Press Ctrl-F to search anywhere in the document.

Info and Rating

Category: Uncategorized.

Rating:

Upload Date: 05/10/2012

Copyright: Attribution Non-commercial

Tags:

This document has no tags.

Flag document for inapproriate content

Download and print this document

Choose a format to download in

.PDF
.TXT

More From This User

2 p.

Apakah Manusia Itu

Al-Syams Arifin

68 Reads

3 p.

Sifat Mekanik Material

Al-Syams Arifin

87 Reads

Leave a Comment
LAPORAN AKHIR MODUL V

A. Judul : Struktur Kristal

B. Tujuan :

 Mempelajari bagaimana atom atau ion dalam zat padat dengan menggunakan bola
pimpong
 Mempelajari kubus berpusat badan, kubus berpusat muka, sruktur NaCl dan struktur
CsCl

C. Dasar Teori

Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi. Keteraturan
susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom
yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana
atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting
yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom.

Kristal merupakan zat padat akan tetapi zat padat tidak selalu berstruktur Kristal. Zat padat
dikatakan berstruktur kristal jika atom-atom penyusunnya tertata secara teratur dan periodik.

Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di mana setiap
titik memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut
simpul kisi (lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda,
yang disebut kisi-kisi Bravais. Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang
berulang maka atom-atom dalam kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk
kisi-kisi tersebut. Perlu dicatat bahwa setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu
atom, dan atom atau kelompok atom yang menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik
dan memiliki orientasi sama sesuai dengan pengertian simpul kisi. Karena kristal yang
sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisi ruang, maka susunan atom
tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan posisi atom dalam suatu
kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruang itu disebut sel unit (unit
cell). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unit ini, maka sel unit itu
merupakan sel unitstruktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalam struktur kristal haruslah
merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan dua simpul kisi.

Dalam membentuk padatan (membeku) atom-atom gas mulia tersusun dalam susunan yang
rapat. Konfigurasi yang mantap dari gas mulia menjadi konfigurasi yang cenderung untuk
dicapai oleh unsur-unsur lain dalam membentuk ikatan atom. Selain gas mulia, atom metal
juga membentuk susunan rapat dalam padatan. Hal disebabkan karena ikatan metal
merupakan ikatan tak berarah. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam membentuk padatan
adalah terjadinya susunan yang rapat. Tiga sel satuan yang paling banyak dijumpai pada
metal (dan gas mulia dalam keadaan beku) adalah FCC, HCP, dan BCC.

Pada umumnya zat padat terdiri dari susunan yang teratur dari atom, molekul atau ion. Jika
setiap partikel penyusun dinyatakan sebagai titik, maka struktur Kristal dapat dinyatakan
sebagai suatu pola teratur yang berulang dan di sebut kisi Kristal.
Dalam eksperimen ini, dipelajari bagaimana atom, ion itu tersusun dalam zat padat, dengan
menggunakan bola pimpong. Srtruktur Kristal yang dipelajari dalam eksperimen adalah
kubus berpusat badan, kubus berpusat muka, struktur NaCl dan struktur CsCl.

Walau sangat jarang ditemui kristal yang 100% ionik, namun beberapa Kristal memiliki
ikatan ionik yang sangat dominan sehingga dapat disebut sebagai Kristal ionik. Contoh:
NaCl, MgO, SiO2, LiF. Dalam kristal ionik, polihedra anion (polihedra koordinasi) tersusun
sedemikian rupa sehingga tercapai kenetralan listrik dan energi ikat per satuan volume
menjadi minimum, seimbang dengan terjadinya gaya tolak antar muatan yang sejenis. tidak
murni ionik, ikatan kovalen atau metal menentukan juga posisi-posisi ion.

Kubus berpusat muka adalah kubus yang dalam kristalnya satu atom bersentuhan dengan
empat atom pada lapisan atas dan empat atom pada lapisan bawah dan empat atom pada
lapisannya. akibatnya bilangan koordinasinya menjadi 12.

Kubus berpusat badan adalah struktur yang atom pusatnya bersentuhan dengan empat atom
lapisan atas dan empat atom di lapisan bawah, akibatnya bilangan koordinasinya menjadi 8.

Heksagonal terjejal adalah struktur yang satu atom pusatnya bersentuhan dengan 3 atom
lapisan atas, tiga atom lapisan bawah dan 6 atom pada lapisannya. Jadi bilangan
koordinasinya ada dua belas.

Pada struktur Sesium klorida, ion sesium lebih besar (0,168 nm) dibandingkan ion natrium.
Satu ion sesium dikelilingi oleh 8 ion klorida, begitu pula sebaliknya satu ion klorida
dikelilingi oleh 8 ion sesium, membentuk koordinasi 8:8 sesium maupun klorida secara
independen membentuk kubus sederhana dan satu on sesium terletak di pusat kubus yang di
bentuk oleh 8 ion klorida.

Pada struktur Natrium klorida. Jari-jari ion klorida (0,181 nm) lebih besar di banding natrium.
Setiap ion natrium dikelilingi oleh enam ion klorida dan sebaliknya, sehingga bilangan
koordinasinya menjadi 6:6

Jika bilangan koordinasi besar dan muatan kation kecil, atom-atom bisa tersusun lebih rapat
yang berarti hubungan sisi ke sisi bahkan bidang ke bidang antar polihedron koordinasi bisa
terjadi, tanpa menyebabkan jarak antar kation terlalu dekat. Kation membentuk polihedra
koordinasi kation berbentuk oktahedron, tetrahedron tegak, ataupun tetrahedron terbalik.
Pada kristal dengan karakter ionic yang sangat dominan, posisi kation yang menempati
sebagian dari ruang sela yang tersedia adalah sedemikian rupa sehingga terjadi jarak antar
kation rata-rata menjadi maksimal. Pada kristal yang tidak murni ionik, ikatan kovalen atau
metal menentukan juga posisi-posisi ion.

D. Alat dan Bahan

1. Bola pimpong berfungsi sebagai model atom


2. Lem berfungsi untuk melekatkan bola pimpong

E. Prosedur Kerja

1. Kubus berpusat badan

Meletakkan suatu pola sehingga dapat bersentuhan dengan 4 bola lapisan pertama

Meletakkan 4 bola pada lapisan kedua dengan lem

Meletakkan lapisan ketiga bola sehingga menyentuh lapisan kedua

Meletakkan di depan model yang telah di buat

2. Kubus Berpusat muka

Meletakkan lapisan kedua sehingga ke empat bola menyentuh bola yang ditengah

Meletakkan lapisan ketiga sehingga tepat berada di atas lapisan pertama

Merekatkan bola-bola pada tempat sentuhan

3. Heksagonal Terjejal

Meletakkan perangkat pertama sehingga bola dan bentuk ketiga tepat berada di depan
pengamat

Meletakkan lapisan kedua sehingga bola berada di celah tengah lapisan pertama

Mengusahakan masing-masing bola lapisan pertama dengan 3 bola lapisan ketiga

Meletakkan lapisan ketiga sehingga tepat berada pada lapisan pertama

4. Struktur NaCl

Menyusun ketiga lapisan ion Natrium klorida berselang seling


5. Struktur CsCl

Meletakkan empat bola ukuran ¾ bola pimpong di celah kesembilan bola lapisan pertama

Meletakkan perangkat ketiga ini tepat diarah bola-bola lapisan pertama

F. Hasil Pengamatan

1. Kubus Berpusat Muka

– Bilangan koordinasi : 12

– Atom Pojok : 8

– Atom Rusuk : 0

– Atom Bidang : 6

– Atom Pusat : 0

2. Kubus Berpusat Badan

– Bilangan koordinasi : 8

– Atom Pojok : 8

– Atom Rusuk : 0

– Atom Bidang : 0

– Atom Pusat : 1

3. Heksagonal Terjejal

– Bilangan koordinasi : 12

4. Struktur NaCl

- Ion Na+

 Bilangan Koordinasi : 6
 Ion pusat : 0
 Ion pojok : 8
 Ion rusuk : 0
 Ion bidang : 6

 Ion Cl-

 Bilangan koordinasi : 6
 Ion pusat : 1
 Ion pojok : 0
 Ion rusuk : 12
 Ion bidang : 0

5. Struktur CsCl

- Ion Cs+

 Bilangan Koordinasi : 8
 Ion pusat : 0
 Ion pojok : 8
 Ion rusuk : 8
 Ion bidang : 2

 Ion Cl-

 Bilangan koordinasi : 8
 Ion pusat : 0
 Ion pojok : 8
 Ion rusuk : 0
 Ion bidang : 0

G. Perhitungan dan Pembahasan

a. Perhitungan

1. Kubus berpusat badan

 Atom natrium yang mengkristal dalam bentuk kubus berpusat badan memiliki
bilangan koordinasi sebanyak 8
 % volume kubus ini ditempuh bola dalam struktur ini

 Banyaknya atom persatuan sel

= 1/8 x pojok + ¼ rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat

= (1/8 x 8) + (¼ x 0) + (½ x 0) + 1

=1+0+0+1=2

 Volume bola = 4/3 πr3 Volume kubus = a3 dimana a = 4πr√2


 % volume = banyaknya atom persatuan sel x v bolav kubusx100 %

= 2 x 43πr3(4r3)3x 100 %

= 83π r364 r32√3x 100 %

= 83π64/3√3x 100 %
= 83×3,1412,31 x100 %

= 2,67 x 3,1412,31 x 100 %

= 8,383812,31

= 0,68 x 100 %

= 68 %

2. Kubus berpusat muka

1) Atom tembaga yang mengkristal dalam bentuk kubus berpusat muka memiliki bilangan
koordinasi = 12

2) Banyaknya atom persatuan sel

= 1/8 x pojok + ¼ rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat

= (1/8 x 8) + (¼ x 0) + (½ x 6) + 0

=1+0+3+0=4

3) % volume kubus yang ditempuh bola dalam struktur ini

 Volume bola = 4/3 πr3 Volume kubus = a3 dimana a = 4πr√2


 % volume = banyaknya atom persatuan sel x v bolav kubusx100 %

= 4 4/3πr3(4r/√2)3x 100 %

= 163π r364 r3/2√2 x 100 %

= 163π 64 /2√2x 100 %

= 163 3,1422,63x 100 %

= 16,7422,62 x 100 %

= 0,74 x 100 %

= 74 %

3. Heksagonal terjejal

1) Jumlah bola yang dapat menyentuh setiap bola dalam struktur heksagonal terjejal adalah =
12 bola

2) Perbedaan struktur heksagonal terjejal dengan kubus berpusat muka :


 Jumlah rusuk pada heksagonal = 18, pada kubus berpusat muka = 12
 Pada heksagonal ion pojok tidak ada sedangkan pada kubus berpusat muka ada 8

4. Struktur NaCl

 Jumlah ion Na+ persatuan sel

= 1/8 x pojok + ¼ rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat

= (1/8 x 8) + (¼ x 0) + (½ x 6) + 0

=1+0+3+0=4

 Jumlah ion Cl- yang terdapat dalam satuan sel

= 12 x ¼ rusuk + 1 = 3 + 1 = 4

 Jarak antara pusat ion Na+ dan Cl- (R)

R Ion Na+ = 1,18 Ǻ , R Ion Cl- = 1,64 Ǻ

R = 1 (1,18 Ǻ) + 1 (1,64) = 2,82 Ǻ

 Bilangan koordinasi setiap ion

Ion Na+ = 6 , Ion Cl- = 6

5. Struktur CsCl

 Jumlah ion Cs+ persatuan sel

= 1/8 x pojok + ¼ rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat

= (1/8 x 8) + (¼ x 8) + (½ x 2) + 0

=1+2+1+0=4

 Jumlah ion Cl- yang terdapat dalam satuan sel

= 1/8 x pojok + ¼ rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat

= (1/8 x 8) + (¼ x 0) + (½ x 0) + 0

=1+0+0+0=1

b. Pembahasan

Dengan menggunakan bola pimpong, kita dapat mempelajari dengan mudah bagaimana atom
atau ion dalam kristal zat padat. Pada percobaan menggunakan bola pimpong ini yang di
bahas adalah Kubus berpusat badan, Kubus berpusat muka, Struktur NaCl, dan Struktur CsCl.
Sel satuan Kristal tidak terisi penuh oleh atom atau ion, tetapi ada ruang kosong. Besar ruang
yang terisi bergantung pada jenis partikel dan jenis kristalnya. Untuk menghitung jumlah
partikel dalam sel satuan, kita harus membayangkan seolah-olah atom dibelah menjadi
beberapa bagian, karena partikel itu milik beberapa sel satuan. Di sini akan dibahas jumlah
partikel struktur Kristal.

1. Kubus Berpusat Badan

Pada kubus berpusat badan, terdapat jumlah atom keseluruhan sebanyak 9 buah. Kubus
berpusat badan mempunyai bilangan koordinasi 8, atom pusat 1 atom pojok 8, dan tidak
memiliki atom rusuk serta bidang. Satuan sel yang dimiliki kubus berpusat badan adalah 1/8
x pojok + ¼ x rusuk + ½ bidang + banyaknya atom pusat. Tiap partikel pojok di bagi 8,
karena partikel pojok tersebut merupakan milik 8 kubus, di atas dan di bawah. Partikel rusuk
di bagi 4 karena partikel rusuk tersebut adalah milik 4 kubus buah kubus, atom bidang di bagi
2 karena atom bidang adalah milik 2 buah kubus.

2. Kubus berpusat muka

Jumlah atom yang terdapat pada kubus antara lain bilangan koordinasi 12, atom pojok 8,
atom bidang 6, tetapi tidak memiliki atom rusuk dan atom pusat. Kubus berpusat muka tidak
meiliki atom rusuk dan atom pusat. Sama seperti Kubus berpusat badan, Satuan sel yang
dimiliki kubus berpusat muka adalah 1/8 x pojok + ¼ x rusuk + ½ bidang + banyaknya atom
pusat. Tiap partikel pojok di bagi 8, karena partikel pojok tersebut merupakan milik 8 kubus,
di atas dan di bawah. Partikel rusuk di bagi 4 karena partikel rusuk tersebut adalah milik 4
kubus buah kubus, atom bidang di bagi 2 karena atom bidang adalah milik 2 buah kubus.
Pada perhitungan di dapat bahwa satuan sel kubus berpusat muka adalah 4.

3. Heksagonal terjejal

Berdasarkan hasil pengamatan, pada struktur heksagonal terjejal diperoleh bilangan


koordinasi 12, enam dalam satu lapisan, di tambah 3 di lapisan atas, dan 3 di lapisan bawah.

4. Struktur NaCl

Kristal Natrium klorida berbentuk kubus berpusat muka. Dalam struktur NaCl masing-
masing ion mempunyai bilangan koordinasi 6. Ion Na+ tidak ada pada rusuk dan pusat, ion
pojok ada 6 dan ion bidang 6, sedangkan ion Cl- memiliki atom 12 pada rusuk, 1 atom pusat.
Satuan sel yang dimiliki struktur NaCl adalah 1/8 x pojok + ¼ x rusuk + ½ bidang +
banyaknya atom pusat. Dalam hasil perhitungan di dapat 4 satuan kubus.

5. Struktur CsCl

Sesium klorida (CsCl) berbeda dengan NaCl, CsCl membentuk kubus berpusat badan. Setiap
ion pada sesium klorida dikelilingi oleh 8 ion dengan muatan yang berlawanan. Pada sesium
klorida ion Cs+ memiliki bilangan koordinasi 8, ion pojok 8, ion rusuk 8, dan ion bidang 2.
Sedangkan ion Cl- memiliki bilangan koordinasi 8, dan ion pojok 8.
H. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :

 Struktur kristal zat padat ada beberapa macam, dan yang di amati dalam percobaan
antara lain adalah kubus berpusat muka, kubus berpusat badan, dan heksagonal
terjejal.
 Struktur NaCl adalah kubus berpusat muka dan CsCl adalah kubus berpusat badan.
 Dengan menggunakan bola pimpong, dapat mempermudah kita untuk mengamati
model dari atom atau ion dalam zat padat yang membentuk struktur Kristal.

I. Kemungkinan Kesalahan

 Kurang terampilnya praktikan dalam merangkai model atom berdasarkan ion (warna
yang berbeda)

Anda mungkin juga menyukai