Anda di halaman 1dari 18

PRESENTASI KASUS

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

KLAVUS

Pembimbing:
dr. Thianti Sylviningrum, M.Pd, Ked, M.Sc, Sp.KK

Disusun Oleh:
Oktafiana Nur Fitriyah
G4A018041

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN
KSM ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

2019
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS
“KLAVUS”

Disusun Oleh:

Oktafiana Nur Fitriyah G4A018041

Presentasi kasus ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu tugas di
bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto

Purwokerto, November 2019

Pembimbing

dr. Thianti Sylvianingrum, M.Pd, Ked, M.Sc, Sp. KK


NIP. 1979019 2005 012004
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas keberkahannya penulis dapat menyelesaikan tugas presentasi kasus
yang berjudul “Klavus”
Terimakasih penulis sampaikan kepada para pengajar, fasilitator, dan
narasumber SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, terutama dr. Thianti
Sylviningrum, M.Pd, Ked, M.Sc, Sp.KK, selaku pembimbing penulis. Penulis
menyadari presentasi kasus ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga presentasi kasus ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat
dijadikan pelajaran bagi yang membacanya.

Purwokerto, Oktober 2019

Penulis
I. PENDAHULUAN

Klavus adalah penebalan kulit berbatas tajam yang timbul pada tonjolan
tulang, sering pada tangan dan kaki, disertai rasa nyeri Penyebabnya adalah gaya
gesek atau tekanan berlebihan yang menyebabkan terjadinya hiperkeratosis,
manifestasi klinis dan perubahan histologis. Penebalan luas kulit dalam klavus bisa
menyebabkan nyeri yang kronis, khususnya di kaki depan, dalam situasi
tertentu, penebalan ini dapat menghasilkan pembentukan ulkus. Kata klavus
memiliki banyak sinonim dan istilah vernakular tak terhitung banyaknya,
istilah-istilah ini menggambarkan kegiatan terkait yang telah mendorong
pembentukan klavus. Sinonim untuk klavus termasuk belulang, klavus, katimumul,
heloma, atau lesi hiperkeratosis (Kennedy, C. 2014).
Klavus terbagi dua jenis, yaitu keras (yaitu, durum heloma) atau lunak (yaitu,
heloma molle). Gambaran klinis klavus terlihat seperti lesi kulit hiperkeratosis atau
menebal. Maserasi dan infeksi jamur atau bakteri sekunder adalah gambaran umum
yang sering menyertai Molle heloma dan diabetes. Heloma plantar cenderung
memiliki plug keratin pusat, yang bila dikupas, akan tampak jelas, inti sentral.
Lokasi yang paling umum untuk pembentukan klavus adalah kaki, khususnya
aspek dorsolateral dari kaki kelima untuk durum heloma, di interdigital keempat
kaki untuk Molle heloma, dan di bawah kepala metatarsal untuk kalus (Singh, D.
2011).
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui mengenai penyakit
klavus meliputi definisi, etiologi, gejala klinis, penatalaksanaan sampai prognosis
pada kasus pasien yang menderita klavus.
II. LAPORAN KASUS

A. Identitas pasien
Nama : Tn. P
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 26 tahun
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Sudah menikah
Agama : Islam
Alamat : Kalisari RT 01/ RW 05, Cilongok, Banyumas
Tanggal Pemeriksaan : 31 Oktober 2019
Metode Pemeriksaan : Autoanamnesa

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama:
Muncul benjolan kecil-kecil disertai penebalan di telapak kaki kanan
2. Keluhan Tambahan:
Rasa mengganjal dan nyeri saat berjalan
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan muncul benjolan kecil-kecil yang
disertai penebalan di telapak kaki kanan. Keluhan dirasakan sejak 2 tahun
yang lalu. Awalnya benjolan hanya satu dan tidak terasa sakit, namun
semakin lama tumbuh benjolan kecil baru di area sekitarnya yang terasa sakit
dan mengganjal jika berjalan. Keluhan dirasakan terus menerus dan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien mengaku jika benjolan tersebut
belum pernah diberikan pengobatan sebelumnya. Sehari-sehari pasien sering
menggunakan sepatu dalam waktu yang lama. Pekerjaan pasien adalah
pegawai Dinas Perhubungan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Riwayat keluhan sama : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat mondok : disangkal
g. Riwayat Pengobatan : disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Riwayat keluhan yang sama : disangkal
b. Riwayat hipertensi : disangkal
c. Riwayat DM : disangkal
d. Riwayat penyakit jantung : disangkal
e. Riwayat alergi : disangkal
f. Riwayat mondok : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan 2 orang anak. Pasien bekerja sebagai
pegawai di Dinas Perhubungan. Dalam kesehariannya pasien biasa
mengontrol kendaraan umum di jalan raya maupun di terminal. Pasien juga
mengaku terkadang menggunakan sepatu yang terlalu sempit dengan kakinya
saat sedang bekerja. Pasien berobat dengan menggunakan BPJS Non PBI.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign :
Tekanan Darah : 137/73 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5° C
Antropometri :
BB : 75 Kg
TB : 167 cm
IMT : 26, 89 (Obesitas I)
Kepala : Mesochepal, simetris, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Simetris, Ottorhea (-)
Hidung : Simetris, napas cuping hidung (-), discharge(-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir dan mulut lembab
Leher : Simetris, deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax : Simteris, retraksi (-)
Jantung : S1>S2, gallop (-), murmur (-)
Paru : SD vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-)
Abdomen : Cembung, supel, timpani, BU (+) normal
Ekstremitas Superior : Edema (-/-), akral hangat (+/+), sianosis (-/-)
Ekstremitas Inferior : Edema (-/-), akral hangat (+/+), sianosis (-/-)

2. Status Dermatologis
Lokasi : Plantar Pedis Dextra
Effloresensi : Papul dan plak hiperpigmentasi multiple dengan
likenifikasi berbatas tegas unilateral di regio plantar pedis
dextra.

Gambar 2.1 UKK Papul dan plak hiperpigmentasi multiple dengan likenifikasi
berbatas tegas unilateral di regio plantar pedis dextra.
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

E. Resume
Pasien datang ke poliklinik Puskesmas Cilongok 1 dengan keluhan
muncul benjolan kecil-kecil yang disertai penebalan di telapak kaki kanan.
Keluhan dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya benjolan hanya satu dan
tidak terasa sakit, namun semakin lama tumbuh benjolan kecil baru di area
sekitarnya yang terasa sakit dan mengganjal jika berjalan. Keluhan dirasakan
terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien mengaku jika
benjolan tersebut belum pernah diberikan pengobatan sebelumnya. Pasien
mengaku sehari-sehari sering menggunakan sepatu dalam waktu yang lama.
Pekerjaan pasien adalah pegawai Dinas Perhubungan.
Pasien tidak pernah mengalami hal serupa. Pasien bekerja sebagai
pegawai di Dinas Perhubungan. Dalam kesehariannya pasien biasa mengontrol
kendaraan umum di jalan raya maupun di terminal. Pasien juga mengaku
terkadang menggunakan sepatu yang terlalu sempit dengan kakinya saat bekerja.
Pasien berobat dengan menggunakan BPJS Non PBI. Ditemukan efloresensi
Papul dan plak hiperpigmentasi multiple dengan likenifikasi berbatas tegas
unilateral di regio plantar pedis dextra.

F. Diagnosis Banding
1. Klavus
2. Kalus
3. Veruka Vulgaris

F. Diagnosis Kerja
Klavus

G. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa:
a. Pengolesan salep atau pemasangan patch asam salisilat 40 % selama 48
jam atau suspensi triklorasetat 40 mg/ml
2. Nonmedikamentosa:
a. Mengurangi atau menghilangkan faktor trauma dan tekanan sebagai
penyebabnya.
b. Kompres air hangat
c. Eksisi Klavus
3. Edukasi :
a. Melakukan pengobatan secara rutin
b. Memilih alas kaki yang pas dan nyaman
c. Menggunakan plaster atau bantalan khusus untuk melindungi klavus dan
mengurangi tekanan

H. Prognosis
1. Quo ad vitam : ad bonam
2. Quo ad functionam : dubia ad bonam
3. Quo ad sanationam : ad bonam
4. Quo ad komestikum : dubia ad bonam
III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Klavus adalah penebalan kulit berbatas tegas yang timbul pada tonjolan
tulang, sering pada tangan dan kaki, yang dapat disertai rasa nyeri. Penebalan
kulit dalam klavus bisa menyebabkan nyeri yang kronis, khususnya di kaki
depan, dalam situasi tertentu, penebalan ini dapat menghasilkan pembentukan
ulkus. Kata klavus memiliki banyak sinonim menggambarkan kegiatan terkait
yang telah mendorong pembentukan klavus (Kennedy, 2014).
Klavus merupakan kelainan kulit berupa hyperkeratosis berbatas tegas,
tidak merata, tampak seperti kerucut terbalik, dengan alas dipermukaan kulit dan
puncak di dermis (Djuanda, 2013).
B. Epidemiologi
Setiap orang rentan mengalami klavus, kecuali bayi yang belum menumpu
berat badannya, karena kulit merupakan sesuatu bagian dari tubuh yang selalu
terpajan dengan trauma mekanis (Goldsmith, 2012). Dilaporkan pada tahun
2008, terdapat total 3.600 kasus kelainan kulit akibat kerja dari 10.000 pekerja di
Connecticut. Seratus kasus diantaranya akibat dari trauma mekanis. Jenis
pekerjaan yang berhubungan dengan tekanan dapat menimbulkan bekas atau
tanda pada kulit (occupational marks) berupa klavus yang timbul pada lokasi
yang sering terkena gesekan atau tekanan berulang (Singh et al, 2011).
Tipe kaki dan wilayah sangat rentan terhadap terjadinya penebalan kulit
tanpa memandang jenis kelamin, ras dan umur. Klavus lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria karena penggunaan alas kaki (De lauro, 2008).
C. Etiologi
Klavus timbul pada lokasi yang terkena gesekan atau tekanan, dan bila
faktor penyebab tersebut dihilangkan, klavus dapat hilang secara spontan.
Biasanya tonjolan tulang atau eksostosis ditemukan pada dasar klavus keras atau
lunak yang terjadi dalam durasi lama (De lauro, 2008).
Tabel 3.1 Istilah Penamaan Klavus Berdasarkan Etiologi dan Lokasi Spesifik
(Lauro,2008)

Istilah Vernacular Lokasi Asosiasi


Jeweler's kalus, Ibu jari Perubahan pada jari, termasuk kalus
cherry pitter's yang berhubungan dengan
thumb, cameo penggunaan alat perhiasan berulang
engraver's corn yang juga dapat terlihat dengan
pemakaian alat cherry-pitting
Weight lifter's kalus Kalus diatas sendi palmar Disebabkan oleh gesekan pada
metacarpophalangeal angkat-beban (Sering terjadi pada
atlet)
Prayer kalus Kalus pada dahi Disebabkan saat bersujud dengan
telapak tangan di dahi

Cigarette lighter’s Hiperkeratosis pada bagian Disebabkan oleh gerakan korek api
thumb radial ibu jari berlebihan pada perokok
Knuckle pads Hiperkeratosis pada buku jari Disebabkan oleh latihan meninju
Russell sign Kalus pada punggung telapak Disebabkan oleh gesekan pada
tangan di sendi bulimia nervosa dengan merangsang
metacarpophalangeal dan muntah sendiri
interphalangeal
Screwdriver Pada permukaan telapak tangan Timbul pada lokasi yang sering
operator's klavus kontak dengan gagang obeng
Spine bumps Hiperkeratosis pada kolumna Disebabkan oleh menari dengan
spinalis gerakan memutar ke punggung
belakang
Hairdresser's hand Jari pertama pada tangan Pembentukan kalus pada lokasi
dominan gesekan oleh gunting di jari pertama
tangan dominan
Sucking kaluses Bibir, tangan, atau kaki bayi Pembentukan kalus pada lokasi area
baru lahir suction pada bibir, tangan atau kaki
bayi baru lahir
Vamp disease Kaki Pembentukan klavus karena
pemakaian sepatu hak tinggi yang
terlalu sempit

Terdapat 2 bentuk klavus, yaitu klavus keras dan lunak. Klavus yang keras
berbentuk seperti kerucut atau paku yang menghujam. Berbeda dengan kalus,
pada klavus hyperkeratosis tidak merata, di bagian tengah seolah-olah terdapat
inti. Pengerasan inti tersebut biasanya berakhir pada serabut saraf di dermis
sehingga tersa nyeri bila berjalan (Djuanda, 2013).
Pada klavus keras, permukaan terlihat mengkilap dan licin, dan saat
lapisan paling atas dikelupas, pada inti akan tampak bagian yang paling tebal
dari lesi tersebut. Inti inilah yang menyebabkan rasa tebal/baal atau nyeri yang
menusuk/terasa tajam karena menekan saraf sensorik yang ada disekitarnya.
Klavus timbul pada lokasi yang terkena gesekan atau tekanan, dan bila faktor
penyebab tersebut dihilangkan, klavus dapat hilang secara spontan. Biasanya
tonjolan tulang atau eksostosis ditemukan pada dasar klavus keras atau lunak
yang terjadi dalam durasi lama. Eksostosis ini harus diangkat agar
penyembuhan dapat terjadi (De lauro, 2008).
Klavus lunak dapat terjadi pada kaki di antara sela jari IV dan V, karena
keringat maka bagian tersebut mengalami maserasi dan mudah mengalamai
infeki oleh bateri dan jamur. Eksostosis seringnya ditemukan pada sendi
metatarsal- phalang yang menyebabkan tekanan pada ibu jari. Klavus ini
lunak, lembek dan maserasi sehingga tampak berwarna putih (Aisah, 2013).
D. Patofisiologi
Klavus merupakan akibat dari gerakan secara mekanik atau gaya gesek
pada kulit yang berlebihan dan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Pada
teorinya dijelaskan bahwa gaya tersebut mengakibatkan terjadinya
hiperkeratinisasi yang menyebabkan terjadinya penebalan stratum corneum,
walaupun mekanisme bagaimana hal tersebut dapat terjadi masih belum
diketahui secara pasti. Jika gaya berlebihan tersebut mengenai area tangan atau
kaki yang luas (lebih dari 1cm2) maka akan terbentuk kalus. Sedangkan klavus
akan terbentuk bila suatu gaya atau tekanan yang sama dan konstan mengenai
suatu lokasi tertentu, sehingga lamella pada stratum corneum akan membentuk
inti sentral yang keras yang dinamakan radix atau nucleus. Pada klavus
terdapat sumbatan parakeratotik yang tebal pada depresi permukaan epidermis
dengan bentuk cup-shape, biasanya diikuti dengan hilangnya lapisan sel
granular (Singh, 2011).
E. Manifestasi Klinis
Lesi-lesi pada klavus berwarna kuning hingga kecoklatan dengan suatu
inti sentral. Klavus yang keras biasanya tampak agak mengkilap karena
permukaannya yang halus. Klavus yang lunak biasanya maserasi dan basah.
Klavus terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Klavus yang keras
Biasanya terdapat pada telapak kaki atau pada tumit.
2. Klavus yang lunak
Biasanya maserasi oleh karena keringat.
Secara klinis, lesi-lesi ini terlihat seperti hiperkeratosis atau penebalan
dari kulit. Maserasi dan infeksi sekunder dari jamur atau bakteri dapat terjadi
sehingga menimbulkan penyulit pada terapi. Letak yang paling sering dari
klavus adalah di kaki, terutama pada daerah dorsolateral dan plantar kaki, yaitu
daerah yang paling sering mendapat tekanan yang kronis (Djuanda, 2013).
F. Penegakan Diagnosis
Klavus secara jelas akan tampak papul keratotik yang timbul pada area
yang menahan gerakan mekanik berlebih atau gerakan gesek. Secara klinis,
semua varian lesi klavus terlihat seperti kulit hiperkeratosis atau tebal. Lokasi
yang paling umum untuk formasi klavus adalah tangan dan kaki, khususnya
aspek dorsolateral dari kaki. Gejala nyeri yang umum dirasakan adalah nyeri
dideskripsikan seperti rasa terbakar khususnya pada area menahan beban. Rasa
tidak nyaman ini diperkirakan disebabkan oleh robekan mikro pada pada
penebalan atau kulit yang tidak fleksibel (De lauro, 2008)
G. Diagnosis Banding
Klavus di kaki akan sulit dibedakan dengan kutil akibat virus,
khusunya jika pada lesi memiliki zona reaktif hiperkeratosis di sekitarnya.
Klavus akan lebih nyeri saat ditekan secara vertikal pada permukaan kulit,
sedangkan kutil akan lebih nyeri saat ditekan secara lateral antara jari telunjuk
dan ibu jari. Pada kutil akibat virus, saat dikelupas akan tampak tanda lapisan
abnormal berbatas tegas. Klavus harus dapat dibedakan dengan kalus. Kalus
merupakan hyperkeratosis akibat gaya gesek atau tekanan pada area yang luas
sedangkan klavus terjadi pada area yang sempit atau terlokalisir. Pada klavus
memiliki gambaran yang khas yaitu adanya inti sentral dan rasa nyeri
(Kennedy, 2004).
H. Penatalaksanaan
Untuk mengatasi gejala simtomatik yang disebabkan oleh klavus, dapat
dilakukan pengelupasan lapisan secara hati-hati dan rutin. Pengelupasan rutin
membantu mengurangi tekanan yang disebabkan oleh klavus tersebut. Asam
salisilat (40%) sebagai agen keratolitik dapat membantu, tetapi perawatan
dibutuhkan untuk menghindari terjadi iritasi (De lauro, 2008).
Mengurangi tekanan atau gesekan merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Penggunaan sarung tangan disarankan untuk mengurangi
gesekan pada tangan. Alas kaki yang baik yaitu alas kaki yang lembut, pas dan
nyaman, hak sepatu yang tidak terlalu tinggi (kurang dari 4 cm) dan ujung alas
kaki berbentuk bulat untuk memberi ruang ibu jari kaki. Penggunaan bantalan
alas kaki (insole) juga dapat membantu untuk meratakan tekanan pada telapak
kaki. Langkah ini sendiri saja tidak akan dapat menyembuhkan lesi. Asam
salisiat dan asam dikloroasetil merupakan metode terapi favorit dan akan
berhasil bila digunakan dengan seksama dan rutin (De lauro, 2008).
Pengobatan klavus yaitu faktor trauma dan tekanan sebaiknya
dihindarkan. Pengobatan berupa pengolesan salep asam salisilat 40% atau
suspense triklorasetat 40 mg/ml atau krim urea 40%. Dapat juga dilakukan
pemasangan plester asam salisilat 40% selama 48 jam, hal ini dilakukan terus
sampai klavus sudah hilang (Djuanda, 2013). Merendam tangan atau kaki
selama 30 menit sebelum mengoleskan salep akan mempercepat efek terapi.
Terapi ini khususnya efektif pada klavus lunak di sela jari (De lauro, 2008).
Terkadang terapi konvensional dapat tidak efektif dan gagal, bisa
dilakukan operasi pengangkatan clavus dengan metode eksisi total merupakan
pilihan pengobatan yang paling cepat. Eksisi termasuk metode bedah minor,
mengangkat semua jaringan clavus hingga ke akarnya, yang hanya
memerlukan waktu beberapa menit.Saat ini ada alat yang dapat
menghilangkan clavus dengan cepat, yaitu dengan menggunakan elektrik
cauter. Elektrik cauter adalah sejenis alat yang cara kerjanya membakar kulit
secara elektrik sehingga clavus akan terbakar dan mudah dilepas sampai
keakar-akarnya (Griffiths, 2016).
I. Prognosis
Prognosis penyakit ini baik, namun sering residif walaupun mendapat
pengobatan yang adekuat. Jika klavus tidak ditangani, pasien akan merasakan
perasaan nyeri dan juga pada subheloma bursitis akan menyebabkan
permukaan ruptur. Oleh karena beberapa klavus berdekatan dengan sendi dan
tulang, dapat terjadi artritis septik dan/atau osteomyelitis. Gaya mekanik
yang menyebabkan klavus dapat juga menyebabkan ruptur pleksus pembuluh
darah subkutan, yang akan mengakibatkan pendarahan ke dalam jaringan
keratotik. Pada pasien dengan keadaan umum yang baik, hal tersebut sangat
jarang ditemukan. Tetapi pada kasus lain (contohnya pada pasien diabetes
dan pasien dengan penyakit jaringan ikat), pasien ini rentan terkena ulkus
kulit yang dalam atau dapat terjadi vaskulitis (De lauro, 2008).
IV. PEMBAHASAN

Pasien datang ke poliklinik Puskesmas Cilongok 1 dengan keluhan


muncul benjolan kecil-kecil yang disertai penebalan di telapak kaki kanan.
Keluhan dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya benjolan hanya satu dan
tidak terasa sakit, namun semakin lama tumbuh benjolan kecil baru di area
sekitarnya yang terasa sakit dan mengganjal jika berjalan. Keluhan dirasakan
terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien mengaku jika
benjolan tersebut belum pernah diberikan pengobatan sebelumnya. Pasien
mengaku sehari-sehari sering menggunakan sepatu dalam waktu yang lama.
Pekerjaan pasien adalah pegawai Dinas Perhubungan.
Pasien tidak pernah mengalami hal serupa. Pasien bekerja sebagai
pegawai di Dinas Perhubungan. Dalam kesehariannya pasien biasa mengontrol
kendaraan umum di jalan raya maupun di terminal. Pasien juga mengaku
terkadang menggunakan sepatu yang terlalu sempit dengan kakinya saat bekerja.
Pasien berobat dengan menggunakan BPJS Non PBI. Hasil pemeriksaan fisik
dan status dermatologis ditemukan efloresensi papul dan plak hiperpigmentasi
multiple dengan likenifikasi berbatas tegas unilateral di regio plantar pedis
dextra. Berdasarkan hasil pemeriksaan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan terdapat klavus pada telapak kaki kanan pasien.
V. KESIMPULAN

1. Pasien seorang laki-laki usia 26 tahun dengan keluhan muncul benjolan


kecil-kecil yang disertai penebalan dan nyeri di telapak kaki kanan Didapatkan
ujud kelainan kulit berupa papul dan plak hiperpigmentasi multiple dengan
likenifikasi berbatas tegas unilateral di regio plantar pedis dextra.
2. Klavus adalah penebalan kulit berbatas tegas yang timbul pada tonjolan tulang,
sering pada tangan dan kaki, yang dapat disertai rasa nyeri.
3. Terapi disarankan dengan cara pengelupasan rutin untuk membantu
mengurangi lesi yang disebabkan oleh klavus tersebut, dapat menggunakan
agen keratolitik misalnya asam salisilat (40%) atau dengan metode bedah
minor yaitu eksisi total.
4. Prognosis penyakit ini bergantung pada kebiasaan keseharian pasien.
DAFTAR PUSTAKA

De Lauro, T.M. 2008. Corns and Kaluses. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatrick's Dermatology in
General Medicine. 7th ed. New York, NY: McGraw-Hill :97.

Djuanda, Adhi et all. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Goldsmith, Lowell A. 2012. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th


Edition. Chicago: McGraw-Hill Company.

Griffiths, Cristopher et al. 2016. Rook’s Textbook of Dermatology. 9th Edition.


Oxford: John Willey & Sons, Ltd.

Kennedy, C. 2014. Mechanical and Thermal Injury. Rook's Textbook of


Dermatology. 7th ed. England: Blackwell Science. Hal : 22.

Singh, D. 2011. Callosities, Corns, and Kaluses. British Medical Journal. Vol 312
(7043):1403-6.

Anda mungkin juga menyukai