Anda di halaman 1dari 37

Presentasi Kasus

Urolithiasis

Oleh:
Dea Sudiyantika Putri
1910221030
Pembimbing:
dr. Harris Mustafa Banadji, Sp.U

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta
-
RSUD Pasar Minggu Jakarta
BAB I.
KASUS
IDENTITAS

• Nama : Tn. MR
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Umur : 47 tahun
• Alamat : Jl. Tanjung Barat
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Guru Madrasah
• Tanggal Masuk : 20 Oktober 2019 lewat Poli Bedah Urologi
• No. RM : 096416
• Jaminan : BPJS
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
• Nyeri pinggang belakang kiri yang dirasakan semakin parah enam hari
sebelum masuk rumah sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Nyeri pinggang belakang bagian kiri dirasakan hilang-timbul


sejak satu bulan yang lalu. Nyeri pinggang belakang kiri
menyebar hingga ke abdomen dan rasa sakitnya semakin
parah enam hari sebelum masuk rumah sakit.
• Saat nyeri timbul, pasien merasakan mual tetapi tidak
terdapat muntah, lemas, hingga berkeringat. Pasien sempat
mengalami demam. Pasien mengeluhkan nyeri saat BAK dan
sempat keluar batu saat BAK.
• Pasien menyangkal adanya BAK berdarah. Pasien menyangkal
adanya gangguan BAK seperti aliran kencing yang lemah dan
kesulitan untuk memulai kencing.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien pernah melakukan operasi batu ginjal kanan tiga tahun yang lalu
dan operasi usus buntu satu tahun yang lalu.
• Pasien mempunyai riwayat hipertensi, penyumbatan pada jantung, dan
pneumonia.
RIWAYAT PENYAKIT

• Riwayat penyakit keluarga disangkal


• Riwayat alergi disangkal
RIWAYAT INDIVIDU DAN
SOSIAL

• Pasien jarang sekali minum air putih dan lebih suka


meminum teh
PEMERIKSAAN FISIK

• STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : GCS E4V5M6, compos mentis
• Vital sign : TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36.7 oC
PEMERIKSAAN FISIK

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), cekung (-/-), pupil
iskor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+)
Mulut : Coated tounge (-)
THT : Faring hiperemis (-/-), tonsil (T1/T1), debris (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Paru : Simetris (+), sonor diseluruh lapang paru, vesicular (+/+),
ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Datar. Hepar dan lien tidak teraba pembesaran, timpani
diseluruh kuadran abdomen, NT (-), BU normal, CVA (-)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edem (-)
STATUS LOKALIS

Flank : Inspeksi : massa (-)


Palpasi : ballottement (-/-)
Perkusi : nyeri ketok CVA (-/-)
Supra Pubik : Inspeksi : jejas (-), distensi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Genitalia Eksterna : Penis
Inspeksi : sirkumsisi (+), OUE tidak ada nanah atau darah,
benjolan (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
Skrotum
Inspeksi : kemerahan (-/-), edema (-/-), benjolan (-/-)
Palpasi : jumlah testis 2, permukaan halus, konsistensi lunak,
massa
(-/-), nyeri tekan (-/-)
STATUS LOKALIS

RT : • TSA mencekik
• Ampulla recti tidak kolaps
• Mukosa licin, tidak ada massa/nodul
• Prostat: mukosa licin, nodul (-), NT (-), konsistensi lunak,
simetris, pole atas tidak teraba
• Jari saat dikeluarkan : feces (-), darah (-)
PEMERIKSAAN LAB

Hemoglobin : 16.0 g/dL GDS : 82


Hematokrit : 45 % Ureum : 43
Leukosit : 8.2 10^3/uL Kreatinin : 1.57
Trombosit : 233 10^3/uL HBsAG : Non reaktif
Eritrosit : 5.22 10^3/uL Anti HCV : Non reaktif
MCV : 87 fl Anti HIV I : Non reaktif
MCH : 31 pg Anti HIV II : -
MCHC : 36 g/dL Anti HIV III : -
PT : 13.10
APTT : 0.91
INR : 25.30
PEMERIKSAAN PENUNJANG –
CT SCAN ABDOMEN

Kesan:
• Tampak batu uk. 9.6 mm pada 1/3 tengah ureter sinistra
DIAGNOSIS

• Ureterolithiasis Sinistra
TERAPI

• Analgetik  Natrium • Persiapan operasi:


diklofenak 50 mg 2x1
Konsul toleransi operasi ke
• Alfa-bloker  Tamsulosin 0,4 spesialis jantung, anestesi, IPD
mg 1x1
• Antibiotik  Asam pipemidat
400 mg 2x1
• URS litotripsi dan pemasangan
Double J Stent
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

Urolithiasis
DEFINISI

• Urolithiasis adalah proses terbentuknya


batu (kalkuli) pada traktus urinarius.
ETIOLOGI

• Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan


gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi, dan keadaan - keadaan lain yang yang masih belum
terungkap (idiopatik).

Faktor Intrinsik : Faktor Eksterinsik :


Herediter Geografi
Usia Iklim dan Temperatur
Jenis Kelamin . Diet
Penyakit Penyerta Pekerjaan
Kelainan Anatomis
ETIOLOGI
Urolithiasis

Ureterolithiasis
menyumbat ureter

Peningkatan Peristaltik
Reflux aliran urin
Ureter dalam usaha
diureter ke ginjal
mengeluarkan batu

Dilatasi Ureter Dilatasi Renal Pelvis Peningkatan tekanan


(Hydroureter) dan Perbesaran Ginjal terhadap dinding ureter
(Hydronephrosis)

Penekanan Saraf
dermatomal T10-S4
menimbulkan Nyeri Kolik

PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri pada pinggang menyebar hingga keabdomen dan paha (Nyeri


kolik/Non Kolik)
 Nyeri saat kencing
 Hematuria
 Sering kencing (Frequency)
 Mual Muntah
 Demam apabila disertai dengan Infeksi
KLASIFIKASI

Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Batu Klasifikasi Berdasarkan Karakteristik X-Ray


Nephrolithiasis Batu Ginjal, batu
dapat terdapat di Radiopaque Poor radiopacity Radiolucent
Calyx dan Renal Calcium oxalate Magnesium Uric acid
Pelvis dehydrate ammonium
Ureterolithiasis Batu Ureter, batu phosphate
terdapat di Calcium oxalate Apatite Ammonium urate
proaximal, distal monohydrate
ureter
Calcium phosphates Cystine Xanthine
Vesikolithiasis Batu Kandung
Kemih 2,8-
Uretrolithiasis Batu Uretra Dihydroxyadenine
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Ultrasonography (USG) merupakan alat diagnosis utama dari


Urolithiasis. USG memiliki 45% sensitivitas dan spesifitas 94% untuk
batu ureter. Sedangkan unutk batu ginjal USG memiliki 45%
sensitivitas dan 88% spesifitas. tidak perlu dilakukan apabila NCCT
dipertimbangkan.
• Non - Contrast - Enhanced CT scan (NCCT) merupakan
standar diagnosis untuk nyeri pinggang akut (Acute Flank Pain),
menggantikan Intravenous Urography (IVU). NCCT dapat
mendeteksi kepadatan hingga diameter batu. NCCT juga dapat
mendeteksi batu Xantine yang bersifat radiolucent pada X-ray.
PENATALAKSANAAN

KONSERVATIF
Terapi konservatif hanya dilakukan apabila besar batu yang
ditemukan hanya sebesar < 5mm (0.5cm)
• Pemberian obat anti nyeri
• Pemberian obat diuretik
• Banyak minum (2.5 - 3 liter)
• Aktivitas fisik
PENATALAKSANAAN

KONSERVATIF Recommendations Streng


th
• Pereda Nyeri Kolik rating
Non-Steroid Anti-Inflamation Offer a non-steroidal anti-inflammatory Strong
Drugs (NSAID/OAINS) as the first drug of choice; e.g.
merupakan pilihan utama metamizol*** (dipyrone); alternatively
untuk kolik renal. paracetamol or, depending on
cardiovascular risk factors, diclofenac*,
indomethacin or ibuprofen**.
Offer opiates (hydromorphine, Weak
pentazocine or tramadol) as a second
choice.
Offer renal decompression or Strong
ureteroscopic stone removal in case of
analgesic refractory colic pain.
PENATALAKSANAAN

• Obat Diuretik
Obat diuretik terbukti dapat membantu pengeluaran batu dan
pencegahan pembentukan batu kembali. Obat diuretik yang
biasa digunakan adalah golongan Thiazid.
PENATALAKSANAAN

STONE REMOVAL
• Medical Expulsive Therapy
Merupakan suatu tindakan penghilangan ginjal non operasi,
menggunakan α1 blocker. MET terbukti dapat membantu
pengeluaran batu dengan besar 3-10 mm.
Tamsulosin : 0,4 mg PO, hentikan apabila batu sudah keluar
(rata-rata 1-2 minggu), atau timbulnya infeksi
PENATALAKSANAAN

• Tindakan Operasi Minimal


• ESWL
• URS dan RIRS
• Percutaneus Nephrolithotomy
PENATALAKSANAAN

Rekomendasi dan Pencegahan pro operasi


• Antibiotik baik untuk pengobatan UTI
atau pencegahan infeksi, khususnya pada Low-risk bleeding CystoscopyFlexible
tindakan URS atau PCNL procedures cystoscopyUreteral
catheterisationExtraction of
• Kolaborasi dan konsultasi pra operasi ureteral stentUreteroscopy
dengan dokter penyakit dalam mengenai High-risk Shock wave
operasi penghilangan batu pada pasien bleeding lithotripsyPercutaneous
dengan pengobatan antithrombosis procedures nephrostomyPercutaneous
nephrolithotripsy
• Obesitas, skor BMI tinggi memiliki
resiko anastesi yang tinggi dan
menurunkan keberhasilan tindakan
ESWL
PENATALAKSANAAN

Extracorporeal shock wave lithotripsy (SWL)


• ESWL adalah tindakan pemecahan batu saluran kencing
(ginjal, ureter, dan kandung kemih) dengan menggunakan
gelombang kejut (shock wave) tanpa melalui proses
pembedahan sama sekali. Batu saluran kencing akan pecah
menjadi fragmen kecil sekali sehingga dapat keluar secara
spontan bersama air kencing. Efek samping yang sangat
minimal.
PENATALAKSANAAN

Kontraindikasi ESWL absolut :


• Kehamilan, karena potensial efek pada janin
• diatesis perdarahan, yang harus dikompensasi setidaknya
24 jam sebelum dan 48 jam setelah pengobatan
• ISK yang tidak terkontrol
• Malformasi kerangka berat dan Obesitas berat, yang
mencegah penargetan batu
• aneurisma arteri di sekitar batu
• obstruksi anatomis distal ke batu.
PENATALAKSANAAN

Ureterorenoscopy (URS)
dan Retrograde Intrarenal
Surgery (RIRS)
• URS merupakan tindakan
invasif minimal menggunakan
endoskopi untuk mendeteksi,
pemecahan, dan pembersihan
batu sekaligus.
PENATALAKSANAAN

Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)


• Adalah usaha mengeluarkan batu yang berada didalam
saluran ginjal dengan cara memasukkan alat ensdoskopi
kesistem kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian
dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen
kecil.

Laparoscopic and Open Surgery


Operasi terbuka dilakukan apabila ESWL,URS, ataupun
PNCL gagal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai