Tn. S ( 63 tahun)
DPJP : dr. Boni, Sp.B
Keluhan Tambahan :
-
Anamnesis
RPS
Pasien datang ke poli RSAJ dengan keluhan benjolan pada
kantung kemaluan kanan sejak 2 bulan SMRS
Benjolan :
Muncul tiba-tiba saat pasien naik tangga
Nyeri (-)
Awalnya kecil (telur ayam), hilang timbul membesar (bola
tenis), menetap (tidak dapat masuk kembali)
Gangguan BAB dan BAK, demam, mual muntah, batuk
kronis, disangkal
Anamnesis
RPD
Pasien memiliki keluhan serupa sejak tahun 2003, yaitu benjolan
pada selangkangan kanan dan kiri
Benjolan :
Awalnya sebesar kelereng, membesar sampai sebesar bola
tenis, nyeri (-)
Riwayat operasi tahun 2017 (2x)
4 bulan setelah operasi, benjolan muncul kembali pada kantung
kemaluan kiri operasi pada Maret 2018
Hipertensi sejak tahun 2017, tidak rutin minum obat
DM (-)
Alergi (-)
Anamnesis
RPK
Riwayat keluhan serupa (-)
HT (-)
DM (-)
Asma (-)
Alergi (-)
Riwayat keganasan (-)
Anamnesis
Riwayat Kebiasaan
Pasien sudah tidak merokok sejak tahun 2010
Pasien bekerja sebagai tukang kayu dan sering mengangkat
kayu tahun 2001-2003
Pasien sehari-hari sering naik turun tangga dirumah
Riwayat Pengobatan
Pasien mengonsumsi obat hipertensi secara tidak teratur,
namun pasien lupa nama obatnya
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tanda tanda vital :
TD :150/90 mmHg
HR : 64x/menit, kuat dan teratur
RR : 20x/menit
Suhu : 36,3°C
Status gizi :
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 160 cm
BMI : 25.39 kg/m2
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocephali, deformitas (-)
Wajah : deformitas (-), simetris
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- , pupil
bulat, isokor, 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+
Hidung : deviasi septum (-), sekret -/-
Telinga: simetris, sekret -/-
Mulut : mukosa oral basah, hiperemis (-)
Leher : trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru
I = gerak napas simetris
P = gerak napas teraba simetris, fremitus taktil kanan = kiri
P = sonor +/+
A = vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Jantung
I = Ictus cordis tidak terlihat
P = Ictus cordis tidak teraba
P = Batas atas : ICS III linea parasternal sinistra
cicatrix
Ekstremitas
Akral hangat, CRT< 2 detik, edema -/-/-/-, refleks
fisiologis (++/++/++/++), refleks patologis (-/-/-/-)
Genitalia eksterna :
Penis : meatus uretra normal, lesi (-), inflamasi (-)
Skrotum :
Inspeksi : tampak asimetris, eritema (-)
Palpasi : teraba masa berukuran 10 x 11 cm, konsistensi
kenyal, permukaan licin, tidak dapat dimasukkan kembali
dengan tangan, nyeri tekan (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Fungsi Hati
SGOT 35 0-37 U/l
SGPT 44 0-40 U/I
Albumin 4,95 3,5-5,5 gram/dl
Ro Thorax
Dalam batas normal
Resume
Laki-laki, 63 tahun, datang dengan keluhan benjolan pada kantung
kemaluan kanan sejak 2 bulan SMRS
Benjolan membesar, tidak dapat dimasukkan dengan tangan, dan
tidak nyeri.
Keluhan demam, mual muntah, gangguan BAB dan BAK, dan batuk
kronis disangkal
Pasien memiliki riwayat operasi hernia inguinalis dextra-sinistra
pada tahun 2017 dan operasi hernia scrotalis sinistra pada tahun 2018
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol
2001-2003 pasien bekerja sebagai tukang kayu, pasien sering naik
turun tangga dirumahnya
TD 150/90 mmHg, HR 64x/menit, kuat dan, RR 20x/menit, suhu
36,3°C
Genitalia eksterna :
Skrotum :
Inspeksi : tampak asimetris, eritema (-)
Palpasi : teraba masa berukuran 10 x 11 cm, konsistensi
kenyal, permukaan licin, tidak dapat dimasukkan kembali
dengan tangan, nyeri tekan (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Tes transluminasi (–)
a/r scrotum dextra tampak benjolan dengan ukuran ±10 x 11
cm, teraba kenyal, permukaan licin, warna sama dengan
sekitarnya, nyeri tekan (-), tanda inflamasi (-)
Diagnosis kerja
DPJP DM
Pro op hernioraphy Pro op hernioraphy
Konsul anestesi IVFD RL 2500 cc/24 jam, 35 tpm
Konsul penyakit dalam Puasa 6 jam sebelum operasi
IVFD RL 2000 cc/ 24 jam Alprazolam 0.5 mg malam sebelum
operasi
Ceftriaxone 2 gr IV
Cefazoline 1 x 2 gr IV
Follow Up (26/4/18) HR2
S O A P
BU (+)
SL:
a/r scrotum dextra, terdapat benjolan
dengan ukuran 10 x 11 cm, batas tidak
tegas,,konsistensi kenyal, permukaan
licin, warna sama dengan sekitarnya
Follow Up (Laporan Operasi – 26/4/18)
Waktu operasi : 13.00 – 16.30
Durasi operasi : 3 jam 30 menit
Diagnosa pre-operasi : Hernia scrotalis dextra irreponible
Nama prosedur : Hernioraphy
Diagnosa post-operasi: Hernia scrotalis dextra irreponible
Follow Up (27/4/18) HR3 POD1
S O A P
Nyeri luka post TD : 130/80 Laki-laki, usia 63 IVFD RL 1500 cc/24 jam
op minimal VAS HR : 80x/menit tahun, HR3
1-2 RR : 16x/menit Post hernioraphy a/i Ceftriaxone 2x 1 g IV
Suhu : 36.7oC hernia scrotalis
Pasien bisa tidur dextra irreponible Selang seling / 4 jam :
Mual (-) Makan : 1 x jam 23:00 POD1 dan hipertensi Ketorolac 3 x 30 mg IV
Muntah (+) 1x Minum : 500 ml grade I
semalam jam BAK : on catheter, kuning PCT 3 x 1g IV
22:00 jernih
BAB : (-) 2 hari Ranitidine 2 x 50 mg IV
PF : BU +, 7 x / menit
Waktu
terjadinya Letak Sifat Arah
Hernia
Kongenital femoralis Reponibel Eksterna
Hernia
inguinalis Ireponibel
Akuisita • Akreta Interna
Hernia • Inkarserata
• Strangulata
umbilikalis
Hernia
diafragmatik
Hernia
insisionalis
Anatomi Dinding
Abdomen
Hernia inguinalis
• Protrusi isi abdomen melalui
dinding abdomen yang lemah
di anulus kanalis inguinalis /
trigonum Hasselbach yang
berlokasi di atas ligamentum
inguinal
• Protrusi melalui
trigonum Hasselbach
• Disebut medialis
menonjol di medial
pembuluh epigastrika
inferior
• Disebut direk keluar
secara direct/langsung
ke dinding abdomen
Epidemiologi Hernia Inguinalis
• Kongenital
• Patent Prosesus Vaginalis
dan anulus inguinalis yang
cukup besar penyebab
HIL terbanyak pada anak
Pemeriksaa
Pemeriksaa
Anamnesis n
n Fisik
Penunjang
Anamnesis
• Identitas • Onset: gradual
• Benjolan pada lipat paha • Provokasi oleh
Asimptomatik, peningkatan tekanan
discomfort, atau nyeri intraabdomen (valsava,
• Mual, muntah, konstipasi batuk, mengejan)
(tanda obstruksi usus) • Faktor resiko:
• Eritema, tegang, • Kesulitan BAB-BAK
tenderness, nyeri hebat • Batuk kronis (asma, TB)
• Sering mengangkat berat
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan khusus:
Tes Oklusi, Tes Taktil, Tes Zieman
Pemeriksaan Fisik
Terdiri
dari: Tes Visibel
Tes Oklusi
Tes Taktil
Tes Zieman
Tes Visibel
Setelah benjolan tereposisi, pasien diminta untuk mengedan
• Gambaran klinis:
• Hernia irreponibel
• Mual muntah, konstipasi
• Nyeri abdomen
Perfusi jaringan
Bendungan vena akan terganggu
Terjepitnya edema semakin nekrosis
jaringan isi hernia menjepit isi hernia perforasi, abses
lokal, peritonitis
• Herniotomy
• Herniorraphy
• Tissue repair:
• Bassini
• McVay
• Tension free
• Lichteinstein
Herniotomy
• Lichtenstein Repair
• Polypropylene mesh
• Rekonstruksi inguinal floor
dengan prostetik mesh dan
meminimalkan regangan
pada jaringan
meminimalkan rekurensi
dan meningkatkan
kenyamanan
Laparoscopic approach
• Minimally invasive
• Metode laparoscpoic: • Laparoscopic lebih
• Transabdominal preperitoneal superior pada hernia
(TAPP) repair
inguinal yang sifatnya
• Totally extraperitoneal (TEP)
repair bilateral atau rekuren
Kerusakan Orkitis
Infeksi saraf dan iskemik dan
nyeri kronik atrofi testis
Kerusakan
Rekurensi vas deferens
dan viscera
Referensi
1. Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 3rd ed. Penerbit
Buku Kedokteran ECG; 2013.
2. Brunicardi FC, Andersen D, Billiar T, Dunn D, Hunter J,
Pollock RE. Schwartz's principles of surgery. McGraw-Hill
Professional; 2004.
3. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL.
Sabiston Textbook of Surgery E-Book. Elsevier Health
Sciences; 2016 Apr 22.
4. Bickley L, Szilagyi PG. Bates' guide to physical examination
and history-taking. Lippincott Williams & Wilkins; 2012 Nov
1.
THANK
YOU