Anda di halaman 1dari 34

NEFROLITIASIS

M. Najib Fajar Fawaid


Nur Sulmi
Fatin Ulfa
Cut Rizki Azria

Supervisor:
Dr. dr. Dahril, Sp.U
Dr. dr. Jufriadi Ismy, Sp.U
dr. Ridha, Sp.U
Pendahuluan
Batu ginjal adalah permasalahan
urologis yang sering terjadi. Di United
States 13% laki-laki dan 7% wanita Angka kejadian batu ginjal di Indonesia
terkena penyakit batu ginjal tahun 2007 berdasarkan data yang
dikumpulkan dari rumah sakit di
seluruh Indonesia adalah sebesar
37.636 kasus baru, dengan jumlah
kunjungan sebesar 58.959 orang.

Jumlah pasien yang dirawat adalah


sebesar 19.018 orang, dengan jumlah
kematian adalah sebesar 378 orang.
Tinjauan Pustaka
Anatomi
◦ Ginjal terletak di rongga
retroperitonium dan terlindung oleh
otot-otot punggung di sebelah
posterior dan oleh organ-organ
intraperitoneal di sebelah anteriornya.
Ginjal berbentuk seperti kacang,
ginjal kanan lebih rendah dari ginjal
kiri. Berat 15gram
Ukuran panjang 10-13 cm dan lebar
5-7,5 cm
Anatomi
Anatomi
Fisiologi Ginjal
◦ Pengatur volume & komposisi kimia darah & lingkungan dalam
tubuh  mengekresikan zat terlarut & air secara selektif.
◦ Filtrasi plasma darah  glomerulus
◦ Reabsorpsi sejumlah zat terlarut & air di sepanjang tubulus ginjal.
◦ Kelebihan zat terlarut dan air dieksresikan keluar tubuh dalam urin
melalui sistem pengumpulan urin
Etiologi
◦ Hiperkalsiuria peningkatan absorbsi kalsium pada usus, reabsorbsi kalsium
berlebihan dari tulang, & ketidakmampuan tubulus ginjal untuk mengfiltrasi
kalsium di glomelurus.
◦ Batu kalsium
◦ Batu struvit
◦ Batu asam urat
◦ Batu sistin
Patofisiologi
◦ Ekskresi berlebihan dan/atau konservasi air yang ekstrim  urin mengalami

supersaturasi dengan materi tidak larut  kristal & tumbuh + beragregasi  BATU
◦ Pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu
• Manifestasi klinik :
–Batu piala ginjal  rasa sakit yg terus-menerus di CVA, hematuria, nyeri tekan di
CVA, mual muntah
–Batu di ureter  akut & kolik, sering ingin kencing
–Batu di kandung kemih  iritasi, retensi urin
Pemeriksaan Penunjang
Karakteristik
• Rasa nyeri bertahap  daerah panggul (20-60 menit)
• Nyeri berulang  daerah pelvis atau menyebar inferior dan anterior menuju ipsilateral pinggang, testis,
atau vulva
• Batu di ureter / dinding VU  gejala frekuensi, urgensi dan disuria sulit dibedakan dengan ISK
• Radiologis standar diagnosis nefrolitiasis  CT scan tanpa kontras
• X-ray abdomen  pembentukan / perumbuhan batu ginjal
• Batu kalsium, sistin dan struvit (radioopak)
• Batu asam urat (radiolusen)
• CT scan  mendeteksi batu asam urat, batu radioopak
• USG abdomen  kurang sensitif
Penatalaksanaan
1.Konservatif
◦ Medikamentosa : batu < 5 mm  batu keluar spontan
tujuan :
* mengurangi nyeri  NSAID
* memperlancar aliran urine – diuretikum  minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien,
ada tidaknya infeksi dan obstruksi.
Adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan.
Penatalaksanaan
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
pemecahan batu tanpa tindakan invasif & pembiusan
◦ Syarat : Ukuran batu antara 1-3 cm atau 5-10 mm
dengan gejala yang mengganggu.
◦ Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat
lebih rapuh dan mudah dipecah.
◦ Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan
medial.
◦ Tidak adanya obstruksi ginjal
◦ Kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat (lihat
kontraindikasi ESWL)
Penatalaksanaan
3. Endourologi
a.PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
b.Litotripsi
memecah batu bull-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (litotriptor)
ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
c. Ureteroskopi/Uretero-renoskopi
Penatalaksanaan
4. Tindakan Operasi
◦ Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal
◦ Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter
◦ Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica
urinearia
◦ Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra
Prognosis
◦Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi.
◦Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya.
◦Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi.
◦Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. D
◦ Usia : 25 tahun
◦ No. CM : 1-16-19-45
◦ Jenis Kelamin : laki-laki
◦ Alamat : Aceh Selatan
◦ Tanggal Masuk Rawat: 14 Februari 2018
◦ Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2018
Anamnesis
KU Nyeri pinggang kanan dan kiri

Pasien rujukan dari Rumah Sakit Tapak Tuan datang ke


RPS IGD RSUDZA dengan keluhan nyeri pinggang sejak ±
2 minggu SMRS. Awalnya nyeri dirasakan di pinggang
kiri kemudian juga dirasakan di pinggang kanan. Nyeri
dirasakan menjalar ke kaki dan dirasakan seperti
tertusuk-tusuk. Riwayat demam tidak ada, mual muntah
ada. Riwayat BAK batu tidak ada. Riwayat BAK
berpasir ada.

21
Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat trauma di
RPD perut dan pinggang, riwayat diabetes melitus
disangkal.
Riwayat hipertensi (+)

RPK Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama


seperti pasien.

RPO
Amlodipin 1x10 mg

22
Status Present
Pemeriksaan Fisik
Kepala Jejas (-)

Simetris (+)
Wajah

Mata Konj. Palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik


(-/-), mata cekung (-/-)

Telinga Normotia

NCH (-), sekret (-/-)


Hidung
Pemeriksaan Fisik
Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring
Mulut tidak hiperemis, tonsil T1/T1

Leher Pemb. KGB dan Tirod (-)

Thorax
I : Simetris
P : Tidak ada dinding thorax yang tertinggal
P : Sonor/sonor
A : vesikuler (+/+) rhonki (-/-) wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Jantung

Abdomen
I : distensi (-)
A : bising usus (+)
P : soepel (+)
P : tymphani (+)

Genetalia
Maetal stenosis (-)
Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas
•Superior : edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-)
•Inferior : edema (-/-), pucat (-/-),-sianosis (-/-)
•Crt kurang dari 2 detik
Status Lokalisasi
S/L ar. Flank Dextra
S/L ar.Suprapubic
I : Bulging (-), Swelling (-), Hematoma (-)
P: Ballotement (+), Nyeri Ketok CVA (+) I : Bulging (-) Scar (-)

P: Nyeri tekan (+)


S/L ar. Flank Sinistra
S/L ar.Genitalia Eksterna
I : Bulging (-), Swelling (-), Hematoma (-)
P: Ballotement (+), Nyeri Ketok CVA (+) Maetal stenosis (-)
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan
Hemoglobin 16,6 14,0- 17,0 gr/dl
Leukosit 11, 9 x 103 /mm3 4,5 – 10,5 x103 /mm3
Trombosit 195 x 103 /mm3 150 – 450 x 103 /mm3
Hematokrit 48 45 - 55 %
Eritrosit 5,7 x 106 /mm3 4,7 – 6,1 x 106 /mm3
MCV 84 80-100 fl
MCH 29 27-31 pg
MCHC 35 32-36 %
RDW 13, 0 11,5-14,5 %
MPV 11,4 7,2-11,1 fl
Hitung Jenis
Eosinofil 2% 0-6%
Basofil 0% 0-2%
Neutrofil Batang 0% 2-6%
Neutrofil Segmen 68 % 50-70%
Limfosit 18 % 20-40%
Monosit 12% 2-8%
GDS 146 <200
Ureum 64 13-43 mg/dl
Pemeriksaan Laboratorium
Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Rujukan

Kreatinin 2,63 0,67- 1,17 mg/dl

Natrium 137 132-146 mmol/l

Kalium 3,5 3,7-5,4mmol/l

Clorida 103 98-106 mmol/L


Pemeriksaan Penunjang

Foto BNO
Diagnosis

Suspect Nefrolitiasis Bilateral


Tatalaksana
- IVFD NaCl 20 gtt/i
- Inj. Cefoperazone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Drip tramadol
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai