Supervisor:
Dr. dr. Dahril, Sp.U
Dr. dr. Jufriadi Ismy, Sp.U
dr. Ridha, Sp.U
Pendahuluan
Batu ginjal adalah permasalahan
urologis yang sering terjadi. Di United
States 13% laki-laki dan 7% wanita Angka kejadian batu ginjal di Indonesia
terkena penyakit batu ginjal tahun 2007 berdasarkan data yang
dikumpulkan dari rumah sakit di
seluruh Indonesia adalah sebesar
37.636 kasus baru, dengan jumlah
kunjungan sebesar 58.959 orang.
supersaturasi dengan materi tidak larut kristal & tumbuh + beragregasi BATU
◦ Pembentuk kristal kalsium dan menimbulkan agregasi pembentukan batu
• Manifestasi klinik :
–Batu piala ginjal rasa sakit yg terus-menerus di CVA, hematuria, nyeri tekan di
CVA, mual muntah
–Batu di ureter akut & kolik, sering ingin kencing
–Batu di kandung kemih iritasi, retensi urin
Pemeriksaan Penunjang
Karakteristik
• Rasa nyeri bertahap daerah panggul (20-60 menit)
• Nyeri berulang daerah pelvis atau menyebar inferior dan anterior menuju ipsilateral pinggang, testis,
atau vulva
• Batu di ureter / dinding VU gejala frekuensi, urgensi dan disuria sulit dibedakan dengan ISK
• Radiologis standar diagnosis nefrolitiasis CT scan tanpa kontras
• X-ray abdomen pembentukan / perumbuhan batu ginjal
• Batu kalsium, sistin dan struvit (radioopak)
• Batu asam urat (radiolusen)
• CT scan mendeteksi batu asam urat, batu radioopak
• USG abdomen kurang sensitif
Penatalaksanaan
1.Konservatif
◦ Medikamentosa : batu < 5 mm batu keluar spontan
tujuan :
* mengurangi nyeri NSAID
* memperlancar aliran urine – diuretikum minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah berat ringannya keluhan pasien,
ada tidaknya infeksi dan obstruksi.
Adanya kolik berulang atau ISK menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan.
Penatalaksanaan
2. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
pemecahan batu tanpa tindakan invasif & pembiusan
◦ Syarat : Ukuran batu antara 1-3 cm atau 5-10 mm
dengan gejala yang mengganggu.
◦ Jenis batu yang mengandung kalsium atau asam urat
lebih rapuh dan mudah dipecah.
◦ Lokasi batu di ginjal atau ureter bagian proksimal dan
medial.
◦ Tidak adanya obstruksi ginjal
◦ Kondisi kesehatan pasien memenuhi syarat (lihat
kontraindikasi ESWL)
Penatalaksanaan
3. Endourologi
a.PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu
kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu.
b.Litotripsi
memecah batu bull-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (litotriptor)
ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.
c. Ureteroskopi/Uretero-renoskopi
Penatalaksanaan
4. Tindakan Operasi
◦ Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal
◦ Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter
◦ Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica
urinearia
◦ Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra
Prognosis
◦Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya
infeksi serta obstruksi.
◦Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya.
◦Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi.
◦Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat
menyebabkan penurunan fungsi ginjal.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
◦ Nama : Tn. D
◦ Usia : 25 tahun
◦ No. CM : 1-16-19-45
◦ Jenis Kelamin : laki-laki
◦ Alamat : Aceh Selatan
◦ Tanggal Masuk Rawat: 14 Februari 2018
◦ Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2018
Anamnesis
KU Nyeri pinggang kanan dan kiri
21
Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat trauma di
RPD perut dan pinggang, riwayat diabetes melitus
disangkal.
Riwayat hipertensi (+)
RPO
Amlodipin 1x10 mg
22
Status Present
Pemeriksaan Fisik
Kepala Jejas (-)
Simetris (+)
Wajah
Telinga Normotia
Thorax
I : Simetris
P : Tidak ada dinding thorax yang tertinggal
P : Sonor/sonor
A : vesikuler (+/+) rhonki (-/-) wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik
BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Jantung
Abdomen
I : distensi (-)
A : bising usus (+)
P : soepel (+)
P : tymphani (+)
Genetalia
Maetal stenosis (-)
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas
•Superior : edema (-/-), pucat (-/-), sianosis (-/-)
•Inferior : edema (-/-), pucat (-/-),-sianosis (-/-)
•Crt kurang dari 2 detik
Status Lokalisasi
S/L ar. Flank Dextra
S/L ar.Suprapubic
I : Bulging (-), Swelling (-), Hematoma (-)
P: Ballotement (+), Nyeri Ketok CVA (+) I : Bulging (-) Scar (-)
Foto BNO
Diagnosis