UROLITHIASIS
2
ANAMNESIS
Keluhan utama: Nyeri pinggang kanan dan kiri, terutama yang
bagian kiri
SMRS
1 MSMRS
4
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
BP : 145/100 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,6 C
VAS : 4-5
BB : 66
TB : 152 cm
5
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Abdomen
Kepala : CA (-/-), SI (-) Inspeksi : distensi (-), jejas (-)
Leher : lnn tidak teraba Aukultasi : BU (+) normal
Thoraks Perkusi : Timpani (+) seluruh
lapang abdomen
Inspeksi : Pengembangan
dada simetris Palpasi : Supel, NT (+) regio
flank D et S, hepar/lien tidak
Palpasi : Fremitus taktil (+/+)
teraba
Perkusi : Sonor (+/+)
Ekstremitas : akral hangat, edema
Auskultasi : Vesikuler (+/+), (-), WPK <2 detik
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : S1-S2 reguler, murmur (-)
6
PEMERIKSAAN FISIK
Status Urologi
■ Regio flank : NT (+) regio flank D et S, nyeri ketok ginjal
(+) S, buldging (-)
■ Regio suprapubik : NT (-)
■ Genitalia eksterna : OUE dalam batas normal
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Nilai Nilai Satuan
Normal
■ Laboratorium Hb 10,7 13-18 g/dl
Haematokrit 31,3 40-54 %
Eristrosit 4,44 4,6-6,0 106/mcL
Leukosit 10,62 4,5-11,5 103/mcL
Trombosit 390 150-450 103/mcL
Neutrofil 79,6 50-70 %
Limfosit 12,6 18-42 %
Monosit 7,3 2-11 %
Eosinofil 0,4 1-3 %
Basofil 0.1 0-2 %
GDS 181 74-140 mg/dL
8
HbsAg Non-Reaktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Faal Ginjal
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
Faal Hati
Parameter Nilai Nilai Normal Satuan
SGOT 16 15-37 U/L
10
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto BNO, kondisi cukup, hasil:
■ Tak tampak distensi cavum abdomen
■ Tampak pre peritoneal fat line dextra et sinistra tegas
■ Distibusi udara usus merata, fecal material prominen
■ Tampak psoas line dextra et sinistra tegas
■ Tidak tampak renal outline dextra et sinistra
■ Tampak 2 lesi opak pada proyeksi setinggi paravertebrae
lumbalis 4 dextra, bentuk amorf, batas tegas, tepi reguler,
ukuran terbesar lk 1,3x0,6 cm dan 1 lesi opak pada proyeksi
setinggi paravertebrae lumbalis 3 sinistra, bentuk amorf,
batas tegas, tepi reguler, ukuran lk 1,4x0,6 cm
■ Sacroiliaca dan hip joint normal
■ Sistema tulang yang tervisualisasi intact
Kesan
■ Suspek pelvicolithiasis bilateral, ureterolithiasis dextra
11
DIAGNOSIS
Hidronefrosis dextra grade IV ec batu ureter proksimal dextra uk
10x17 mm
Batu kaliks inferior ginjal dextra uk 10x12 mm
Hidronefrosis kiri grade II ec batu ureter proksimal sinistra uk 10x18
mm
Hipertensi
DM
12
PLAN
■ Awasi KU/VS
■ Monitor balans cairan
■ IVFD NaCl 0,9 10 tpm
■ Amlodipin 1x10 mg
■ Kapsul garam 3x500 mg
■ Diet rendah protein
■ Usul nefrostomi kanan, ureterolithotomi kiri
13
PEMBAHASAN
14
DEFINISI
■ Urolithiasis atau penyakit batu saluran kemih (BSK)
adalah kondisi terbentuknya batu yang disebabkan oleh
pengendapan substansi yang terdapat pada urin yang
jumlahnya berlebih atau karena faktor lain yang
mempengaruhi daya kelarutan substansi (Menon M, R. &
Martin I, 2002)
15
EPIDEMIOLOGI
■ Urolithiasis merupakan penyakit tersering ketiga di bidang
urologi
■ Onset umur 30-40 tahun, puncak umur 50 tahun
■ Whites>>blacks
■ Membutuhkan rawat inap 10%, pembedahan 5%
20%
16 80%
18
PATOFISIOLOGI
Supersaturasi
■ Supersaturasi urin dengan garam-garam pembentuk batu
merupakan dasar terpenting dan merupakan prasyarat untuk
terjadinya presipitasi (pengendapan). Apabila kelarutan suatu
produk tinggi dibandingkan titik endapnya, maka terjadi
supersaturasi sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan
pada akhirnya akan terbentuk batu.
■ Kondisi metastable dapat dipengaruhi oleh suhu, pH larutan,
adanya koloid di dalam urin, konsentrasi solute di dalam urin, laju
aliran urin di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum
di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu
19
20
GEJALA KLINIS
Nefrolithiasis
Nyeri pinggang non kolik akibat peregangan kapsul ginjal
karena hidronefrosis ataupun infeksi pada ginjal.
Pemeriksaan ketuk CVA positif. Jika ginjal telah
mengalami hidronefrosis maka ginjal akan teraba pada
pemeriksaan ballottement. Jika ginjal mengalami infeksi
pasien, demam dapat ditemukan
Ureterolithiasis
Nyeri kolik pada pinggang yang dilewati batu. Nyeri kolik
ini disebabkan karena peningkatan tekanan intralumen
karena usaha gerakan peristaltik ureter ataupun sistem
kalises. Dapat terjadi hematuria karena trauma pada
mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh batu
Cystolithiasis
Kesulitan memulai BAK jika batu menutupi sphincter, BAK
yang tersendat dan lancar jika mengubah posisi badan,
dapat terjadi hematuria. Penderita juga dapat merasakan
sensasi keluarnya pasir saat berkemih. Pasien juga dapat
merasakan perasaan tidak enak saat BAK, frekuensi BAK
yang meningkat karena pengecilan ruangan vesika, pada
anak dapat ditemukan enuresis nokturna, dan sering
25 menarik penis ataupun menggosok vulva.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK dapat bervariasi mulai dari
tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat, tergantung
pada letak batu dan penyulit yang ditimbulkan. Pada pemeriksaan
fisik khusus urologi dapat dijumpai :
Sudut kosto vertebra: nyeri tekan, nyeri ketok dan pembesaran
ginjal
Supra pubis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh
Genitalia eksterna : teraba batu di uretra
Colok dubur : teraba batu pada buli-buli pada saat
melakukan palpasi bimanual
26
PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ Pemeriksaan lab : darah rutin, fungsi ginjal, asam urat darah,
elektrolit, urine lengkap, urine kultur +
■ Pencitraan :
Foto rontgen abdomen
Pemeriksaan foto pielografi intravena (IVP)
Pemeriksaan ultrasonografi
Retrograde Pyelograph (RPG)
CT urografi tanpa kontras
27
29
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Polos Abdomen (BNO)
Pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan nyeri
abdomen atau uro-genital
Foto polos abdomen dapat menunjukkan:
Bayangan, bentuk dan posisi kedua ginjal
Kalsifikasi dalam kista atau tumor
Batu radioopak dan pengapuran dalam ginjal, ureter
dan buli (Letak batu, Bentuk batu, Jenis batu, Ukuran
batu, Jumlah batu, Derajat obstruksi)
Psoas line
30
31
32
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Intravenous Pyelography (IVP)
Menyuntikkan bahan kontras intravena dan dilakukan
pengambilan gambar radiologis serial
Indikasi: Kontraindikasi:
Hematuria Alergi kontras
Kolik renal Sindrom hepatorenal
UTI berulang Kehamilan
Curiga gangguan pada UT Peningkatan serum kreatinin
33
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
BNO-IVP
Persiapan Pasien:
Prosedur pelaksanaan urus–urus:
1. Makan makanan lunak yang tidak berserat satu sampai dua hari sebelum
pemeriksan
2. Minum laktasit atau obat pencahar yg diberikan 12 jam sebelum pemeriksaan
utk membersihkan usus dari faeses
3. Dua belas jam sebelum pemeriksaan pasien puasa
4. Selama berpuasa pasien diharapkan mengurangi berbicara dan merokok utk
menghindari adanya bayangan gas
Pemeriksaan laborat
1. Kreatinin (normal : 0,6- 1,5 mg/ 100 ml)
2. Ureum (normal : 8-25 mg/ 100ml)
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan, maka pasien di minta untuk buang air kecil
terlebih dahulu
34
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pelaksanaan BNO-IVP
Pasien diminta mengosongkan buli-buli
Dilakukan foto BNO
Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi).
Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45
Menit ke-5 : menilai nefrogram dan mungkin sistem
pelviokalises (SPC)
Menit ke-15 : menilai sistem pelviokalises sampai dengan
kedua ureter
Menit ke-30 : menilai ureter dengan buli-buli
Menit ke-45 : menilai buli-buli
35
36
Contoh Sistematika Penilaian Foto Normal
IVP
BNO
Fungsi sekresi dan eksresi
Tidak tampak bayangan kedua ginjal dalam batas
batu radioopak pada normal
lintasan traktus urinarius Sistem pelvicokalices kedua
Psoas line intak ginjal baik dengan ujung calyx
cupping
Tulang-tulang yang Kontras mengisi ureter
tervisualisasi intak dextra/sinistra, tidak tampak
tanda-tanda obstruksi
Vesika urinaria terisi kontras
dengan permukaan reguler,
filling defect (-)
37
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
38
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
USG
■ Renal ultrasonography: modalitas awal, batu berukuran <3mm
sering tidak teridentifikasi
■ Renal stone: echogenic foci, acoustic shadowing, twinkle artefact
on color Doppler, color comet-tail artefact
■ Hydronephrosis or ureteral dilation
44
45
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
CT-Scan
Pada CT-scan hampir semua batu
terlihat hiperdense namun memiliki
densitas yang berbeda.
Kalsium: 400-600 HU
Struvite: usually hiperdense but
variable
Asam urat: 100-200 HU
Cystine: hiperdense
46
MANAJEMEN
Surgical Medikamentosa
47
51