Anda di halaman 1dari 62

PEMBIMBING :

DR. KUSPUDJI D.R., SP. PD, KGH

DISUSUN OLEH :
FAUZIO NURUL KHAIRA (2013730037)

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT DALAM


RS ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Identitas Pasien
 Nama : Tn. S
 Usia : 53 tahun
 Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 6 Oktober 1965
 Pekerjaan : pegawai swasta
 Alamat : jati sampura,bekasi
 Jenis Anamnesis : Autoanamnesis
 Tanggal masuk RS : 12-07-2018
 Nomor RM : 008455xx
Keluhan Utama

 Sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah


sakit
Riwayat Penyakit Sekarang

Sesak sejak 2
hari SMRS,
bertambah Lemas ,
saat mudah lelah,
beraktivitas, pusing, pucat

Terbangun Berobat ke RS
malam hari Islam Jakarta
karena sesak, Cempaka
tidur nyaman Putih
menggunakan
3 bantal
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat TB (-)
 Riwayat Transfusi darah (+)
 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat penyakit jantung (+)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada menderita keluhan yang
sama. Riwayat penyakit hipertensi, DM,
penyakit jantung, dan asma pada anggota
keluarga disangkal

Riwayat Pengobatan
Pasien pernah masuk RS karena keluhan yang
sama, dan sampai di transfuse darah.
Riwayat Psikososial
Pasien jarang berolahraga, tidak merokok dan
tidak mengkonsumsi alkohol, aktivitas pasien
juga terganggu

Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat,
makanan, debu, cuaca maupun bulu binatang
Riwayat Psikososial
 Pasien jarang berolahraga, tidak merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol. Pola
makan pasien tidak teratur, kuantitas dan
kualitas makanan kurang. Anak pasien
mengaku pasien makan hanya seukuran
telapak tangan, tidak mau makan daging.
Pasien juga jarang minum dan kalau minum
sedikit-sedikit.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, pucat, dan lemah.
Kesadaran : composmentis

Tanda Vital
Suhu : 37oC
Nadi : 122x/menit, reguler, kuat angkat, Isi
cukup
Pernapasan : 24x/menit
Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Status Gizi
BB Sebelum Sakit : 48 kg
BB Saat Sakit : 45 kg
TB : 155 cm
IMT : 18,7 kg/m2
Kesan : normoweight
STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk kepala Normocephal, allopesia (-), hematom (-), tidak
ada tanda-tanda trauma atau luka
• Mata: konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-), reflek
pupil (+/+), pupil ishokor diameter 3 mm, reflek cahaya
langsung (+/+)
• Hidung: normonasi, tidak ada pernapasan cuping hidup,
secret (-), deviasi septum (-), tidak ada tanda-tanda
trauma, tidak ada perdarahan.
• Telinga: bentuk normotia, secret (-), serumen (-), tragus
sign (-), nyeri Tarik aurikuler (-), pembesaran KGB
preaurikuler dan retroaurikuler (-), tidak ada tanda-tanda
trauma
• Mulut: bibir pucat (+), mukosa bibir kering (+), sianosis (-),
lidah kotor (-),
Leher
Tidak ada benjolan, pembesaran KGB dan thyroid (-), tidak
ada tanda-tanda trauma, tanda peradangan (-), JVP 5+3
cm H2O.

Paru-paru
• Inspeksi : simetris, tidak ada bagian dada yang
tertinggal, retraksi dinding dada (-)
• Palpasi : vocal fremitus sama, nyeri tekan (-)
• Perkusi : sonor, batas paru hepar ICS 5, batas paru
lambung ICS 6
• Auskultasi: vesikuler seluruh lapang paru, ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)

Jantung
• Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : batas jantung kiri di ICS 5 Aksilaris Anterior
Sinistra, Batas atas ICS II, batas bawah ICS V,
Batas Kanan ICS IV Mid Sternalis Dextra
Abdomen
• Inspeksi : datar, striae (-), dilatasi vena (-)
• Palpasi : supel, hepatomegaly (-), splenomegaly (-),
nyeri tekan hepar dan lien (-)
• Perkusi : Timpani, tanda asites (-)
• Auskultasi : bising usus (+), normal 8 x/m

Ekstremitas
• Superior : akral teraba hangat, edema (-/-), sianosis (-/-
), CRT <2 detik
• Inferior : akral teraba hangat, edema (-/-), sianosis (-/-
), CRT <2 detik

Kulit
Turgor kembali cepat, sianosis (-), pucat (+) di telapak
tangan dan kaki, scar (-), eritema (-).
Pemeriksaan Laboratorium
12-7-2018 pukul 19 : 05 WIB

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Hematologi Rutin

Hemoglobin 4.9 g/dL 13.5 – 17.5 g/dL


Jumlah Leukosit 8.823/uL 5.0 – 10.0 103/uL
Hematokrit 15 % 40 – 50 %
Jumlah Trombosit 322 103/uL 150 – 400 103/uL
Eritrosit 1.84 103/uL 4.40-5.90
MCV 82 fL 80-100
MCH 27 pg 26-34
MCHC 33 g/dL 32-36
Elektrolit Darah
Natrium 138 mmol/L 132-145 mmol/L
Kalium 6.3 mmol/L 3.50 – 5.50 mmol/L
Klorida 96 mmol/L 98 – 110 mmol/L
Kimia Darah
GDS 118 mg/dL 70 – 200 mg/dL
Ureum 21 mg/dL 10 – 50 mg/dL
Kreatinin 0.9 mg/dL 0.67 – 1.17 mg/dL
Pemeriksaan Laboratorium

15-7-2018 pukul 8 : 47 WIB

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


Hematologi Rutin
Hemoglobin 12.6 13.5 – 17.5 g/dL
Rontgen
 Cor : CTR >50%
 Pulmo : - hilus bilateral
kasar
 Corakan bronkovaskuler
meningkat
 Sinus, diafragma dan
costa normal
 Kesan :
 Kardiomegali

12-7-2018 pukul 16 : 40 WIB


Resume
Pasien laki-laki 53 tahun datang dengan
keluhan sesak sejak 2 hari SMRS, PND (+), DOE
(+), lemas, pucat dan pusing. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan pasien pucat, takikardi,
konjungtiva anemis (+/+), bibir pucat (+),
mukosa bibir kering (+), JVP 5+3 cm H2O.
Pemeriksaan laboratorium saat masuk rumah
sakit didapatkan Hb 4,9 g/dL, hematokrit 15%
dan eritrosit 1.84 103/uL. Hasil rontgen
kardiomegali
Daftar Masalah

 Anemia
 CHF
Assesment
S : sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk Non medika mentosa:
rumah sakit, lemas, pucat, pusing  Tirah baring
 Konsultasi gizi dengan kebutuhan
O : pasien tampak pucat, konjungtiva kalori 1700 kkal/hari
anemis (+/+), bibir pucat (+), mukosa bibir
kering (+). Hb 4,9 g/dL. Medika mentosa:
 Transfusi PRC 3 labuh :
A : Anemia 2 labuh jam 02.00 WIB
1 labuh jam 11.00 WIB
P:  O2 nasal kanul 2lpm
Diagnostik:
 Pemeriksaan Darah perifer lengkap ulang
 Observasi TTV dan keluhan
 Pemeriksaan Morfologi darah tepi
S : Sesak napas PND (+), DOE (+), lemas Medika mentosa :

O : HR: 122 x/menit, JVP 5+3 cm H2O  Lasix 1x2 amp

Perkusi: batas jantung kanan ICS V  Spironolakton 1x25 mg


aksilaris anterior sinistra  Digoxin 1x1
Rontgen: kardiomegali
 Nitrokaf 2x2.5 mg
A : CHF  CPG 1x1
P:  Simvastatin 1x20 mg
Diagnostik:  Ranitidine 2x1 amp
 EKG
 Rongent torak PA
 Echo
Non medika mentosa:
 Tirah baring
 Kurangi konsumsi air maksimal 1 botol
akua besar (1500ml)
Follow up (13/7/18)
S : PND, DOE (perbaikan), lemas (perbaikan), pucat (pebaikan), pusing
(perbaikan)
O : KU; TSS, Kes: CM
 Suhu : 36.8oC, Nadi : 115x/menit, reguler, kuat angkat, Isi cukup,
Pernapasan : 21x/menit, Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 pasien tampak pucat (perbaikan), konjungtiva anemis (-/-), bibir pucat (-),
mukosa bibir kering (-)
A : anemia + CHF
P : - observasi keluhan utama dan TTV
 IVFD RL 20 tpm  CPG 1x1
 Lasix 1x2 amp
 Simvastatin 1x20 mg
 Spironolakton 1x25 mg
 Ranitidine 2x1 amp
 Digoxin 1x1
 PRC 1 labuh jam 20.00
 Nitrokaf 2x2.5 mg
WIB
Follow up (14/7/18)
S : PND, DOE (perbaikan), lemas (perbaikan), pucat (pebaikan), pusing
(perbaikan)
O : KU; TSS, Kes: CM
 Suhu : 36.7oC, Nadi : 111x/menit, reguler, kuat angkat, Isi cukup,
Pernapasan : 20x/menit, Tekanan Darah : 130/90 mmHg
 pasien tampak pucat (perbaikan), konjungtiva anemis (-/-), bibir pucat (-),
mukosa bibir kering (-)
A : anemia + CHF
P : - observasi keluhan utama dan TTV
 IVFD RL 20 tpm  CPG 1x1
 Lasix 1x2 amp
 Simvastatin 1x20 mg
 Spironolakton 1x25 mg
 Ranitidine 2x1 amp
 Digoxin 1x1
 PRC 1 labuh jam 01.00
 Nitrokaf 2x2.5 mg
WIB
Anemia

Secara fungsional di definisikan


sebagai penurunan jumlah massa
eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah cukup ke jaringan perifer.
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan pada hasil
pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin di
bawah nilai rujukan.

Nilai rujukan menurut WHO


 Laki-laki > 13g/dL
 Perempuan > 12g/dL
 Perempuan amil > 11g/dL
KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan Etiopatogenesis

Gangguan Penyebab
pembentuka Hemoragik Hemolitik yang tidak
n eritrosit diketahui

Kekurangan
bahan esensial Pasca perdarahan
Intrakorpuskular
pembentukan akut
eritrosit

Gangguan Akibat
Ekstra-
penggunaan perdarahan
korpuskular
(utilitas) besi kronik

Kerusakan
sumsum tulang
KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan Morfologik Berdasarkan Morfologi & Etiologi

Anemia hipokromik Anemia hipokromik


mikrositer, bila
MCV<80fl dan MCH mikrositer
<27pg:
Anemia normokromik
Anemia normokromik
normositer
normositer, bila MCV 80-
95 fl dan MCH 27-34 pg:

Anemia makrositer
Anemia makrositer bila
MVC > 95 fl.
Gejala Anemia
Gejala Khas masing-masing
Gejala Umum
anemia

Sindrom anemia terdiri • Anemia defisiensi Besi : disfagia, atrofi papil


dari rasa lemah, lesu, lidah, stomatitis angular, dan kuku sendok
cepat lelah, telinga (koilonychia).
mendenging (tinnitus), • Anemia megaloblastik : glositis, gangguan
mata berkunang-kunang, neurologik pada defisiensi vitamin B12.
kaki terasa dingin, sesak • Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan
nafas dan dispepsia. hepatomegali
• Anemia aplastik : perdarahan dan tanda-
Pada pemerikaan, tanda infeksi
pasien tampak pucat
Gejala penyakit
yang mudah dilihat
dasar
pada konjungtiva,
mukosa mulut,telapak
tangan dan jaringan di Misalnya gejala akibat infeksi cacing
bawah kuku. tambang: sakit perut, pembengkakan
parotis dan warna kuning pada telapak
tangan.
Pendekatan Terapi

 Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan


terlebih dahulu

 Pengobatan anemia dapat berupa :

 Terapi untuk keadaan darurat seperti misanya pada perdarahan akut akibat nemia
aplastik yang mengancam jiwa pasien, atau pada anemia pasca perdarahan akut yang
disertai gangguan hemodinamik

 Terapi suportif

 Terapi yang khas untuk masing-masing anemia

 Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan anemi tersebut.

 Pemeberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan


Transfusi
 Harus diberikan pada pasien dengan perdaran aktif dan pda
pasien dengan anemia berat
 Transfusi merupakan terapai paliatif bukan terapi spesifik
 Indikasi transfusi jika Hb < 7mg/dL

Suplemen besi
 Diberikan pada anemia def besi
 Sulfas ferosus 3x1 tab (325 mg mengandung 65 mg besi elemental,
195;39)
 Ferrous fumarat 3x1 tab (325;107, 195;64)
 Ferrous glukonat 3x1 tab (325;39)
B 12 dan asam folat
 Diberikan pada anemia def asam folat dan def b12
 Vit b 12 80 microgram (dalam multivitamin)
 Asam folat 500-1000 microgram (untuk ibu hamil 1 mg)

Imunosupresan
 Imunosupresan kombinasi dengan antitimosit globulin dan siklosporin
merupakan first-line therapy pada anemia aplastik berat atau
sangat berat dengan keterbatasan donor dan pada pasien
dengan usia >35-50 tahun
Splenektomi
 Berguna pada anemia emolitik autoimun dan penyakit hemolitik
herediter lain

Transplantasi sumsum tulang dan stem sel


 Digunakan pada pasien leukimia, limfoma, limfoma hodkin dan
penyakit aplastik
Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang


kompleks dimana seorang pasien harus memiliki
tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas
pendek yang tipikal saat istrahat atau saat
melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda
retensi cairan (kongesti paru atau edema
pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari
gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat
Tanda dan gejala
DIAGNOSIS : KRITERIA FRAMINGHAM

Diagnosis gagal jantung ditegakkan: ada 1 kriteria major dan 2


kriteria minor/2 kriteria mayor
Klasifikasi Dekompensasi Kordis

Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan


 Orthopneu  Hepatomegali
 Paroksimal Nokturnal  Asites
Dyspneu  Bengkak pada ekstremitas
 Batuk
 Mudah lelah
 Gelisah dan cemas
 Ronkhi basah halus
New York Heart Association (NYHA) Functional Classification
Based on Severity of Symptoms and Physical Activity

Tidak ada limitasi aktifitas fisik,


Kelas I tidak timbul sesak napas, rasa lelah,
atau palpitasi, dengan aktifitas fisik
biasa
Sedikit ada limitasi aktifitas fisik, timbul sesak
Kelas II napas, rasa lelah, atau palpitasi, dengan aktifitas
fisik biasa namun nyaman dengan istirahat

Aktifitas fisik jelas terbatas. Aktifitas fisik lebih


Kelas III ringan dari biasa sudah menimbulkan sesak napas,
rasa lelah, atau palpitasi, tetapi nyaman sewaktu
istirahat
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa ketidaknyamanan.
Kelas IV Gejala dapat timbul saat istirahat dan jika ada aktifitas fisik
yang dilakukan akan meningkatkan ketidaknyamanan.
Terimakasih
DEFINISI
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal jumlah SDM,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cells (hematokrit) per 100
ml darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu
cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui
anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan konfirmasi laboratorium.
(Sylvia A.Price, 2005).
KRITERIA ANEMIA
WHO menetapkan cut off point anemia untuk keperluan penelitian lapangan yaitu

Kelompok Kriteria Anemia (Hb)

Laki-laki Dewasa < 13 g/dl

Wanita Dewasa tidak < 12 g/dl


hamil
Wanita Hamil < 11 g/dl
ETIOLOGI ANEMIA
 Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

 Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)

 Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)


KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan Etiopatogenesis
• Gangguan membran eritrosit
Gangguan(membranopati) Penyebab
pembentuka
• Gangguan ensimHemoragikeritrosit Hemolitik yang tidak
n eritrosit
(enzimopati): anemia akibat diketahui
defisiensi G6PD
• Anemia defisiensi besi
• Gangguan Hemoglobin
Kekurangan
bahan esensial
• Pasca
Anemia defisiensi asam folat
perdarahan
(hemoglobinopati)
pembentukan • Anemia akut
Intrakorpuskular
defisiensi vitamin B12
• Thalassemia
eritrosit
• Hemoglobinopati
• Anemia Hemolitik• autoimun
• Anemia
struktural : HbS,HbE,dll
Anemia akibat penyakit kronik
aplastik
• Anemia Hemolitik• Anemia sideroblastik
Gangguan Akibat
penggunaan • Anemia
perdarahanmieloptisik Ekstra-
mikroangiopatik korpuskular
(utilitas) besi • Anemia
kronik pada keganasan
• Lain-lain
hematologi
• Anemia diseritropoietik
Kerusakan • Anemia pada sindrom
sumsum tulang
mielodisplastik
KLASIFIKASI ANEMIA
Berdasarkan Morfologik Berdasarkan Morfologi & Etiologi
•• AnemiaDefisiensi
Anemia pasca perdarahan
Besi akut
•• Anemia aplastik
Thalasemia Mayor
•••
Anemia
Anemia hipokromik
hemolitik didapat Anemia hipokromik
Anemia
Bentuk akibat Penyakit
megaloblastik Kronik
••
mikrositer, bila
AnemiaSideroblastik
akibat penyakit kronik
• MCV<80fl
AnemiaAnemia defisiensi asam mikrositer
• dan MCH
Anemia pada gagal ginjal
folat
<27pg:
kronik
• Anemia defisiensi B12,
• Anemia pada sindrom Anemia normokromik
termasuk anemia
mielodisplastik
Anemia normokromik
permisiosa normositer
• Anemia pada keganasan
• Bentuk
normositer, bila MCV 80-
non-megaloblastik
hematologik
• 95Anemia
fl dan MCH
pada 27-34 pg:
penyakit
hati kronik
Anemia makrositer
• Anemia pada
hipotiroidisme
Anemia makrositer bila
•MVCAnemia
> 95pada
fl. sindrom
mielodisplastik.
Gejala Anemia
Gejala Khas masing-masing
Gejala Umum
anemia

Sindrom anemia terdiri


• Anemia defisiensi Besi : disfagia, atrofi papil
dari rasa lemah, lesu,
lidah, stomatitis angular, dan kuku sendok
cepat lelah, telinga
(koilonychia).
mendenging (tinnitus),
• Anemia megaloblastik : glositis, gangguan
mata berkunang-kunang,
neurologik pada defisiensi vitamin B12.
kaki terasa dingin, sesak
• Anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan
nafas dan dispepsia.
hepatomegali
Pada pemerikaan, • Anemia aplastik : perdarahan dan tanda-
pasien tampak pucat tanda infeksi
yang mudah dilihat
Gejala penyakit
pada konjungtiva,
dasar
mukosa mulut,telapak
tangan dan jaringan di
bawah kuku. Misalnya gejala akibat infeksi cacing
tambang: sakit perut, pembengkakan
parotis dan warna kuning pada telapak
tangan.
Pemeriksaan untuk Diagnosis Anemia
Pemeriksaan
Laboratorium

Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan
Darah Seri
Screening Test Khusus
Anemia

Terdiri dari Meliputi hitung • Anemia Defisiensi Besi: serum iron,


pegukuran leukosit, TIBC (total iron biding capacity),
kadar trombosit, saturasi transferin, protoporfirin
hemoglobin, hitung eritrosit,feritin serum, reseptor
indeks eritrosit, retikulosit dan transferin dan pengecatan besi pada
dan hapusan laju endap sumsum tulang ( Perl’s stain).
darah tepi. darah. • Anemia Megaloblastik : folat serum,
vitamin B12 serum, tes supresi
deoksirudin, dan tes Schiling.
• Anemia Hemolitik : bilirubin serum, tes
Coomb, elektroforesis hemoglobin, dll
• Anemia Aplastik : biopsi Sumsum
Pendekatan Terapi

 Pengobatan hendaknya diberikan berdasarkan diagnosis definitif yang telah ditegakkan


terlebih dahulu

 Pengobatan anemia dapat berupa :

 Terapi untuk keadaan darurat seperti misanya pada perdarahan akut akibat nemia
aplastik yang mengancam jiwa pasien, atau pada anemia pasca perdarahan akut yang
disertai gangguan hemodinamik

 Terapi suportif

 Terapi yang khas untuk masing-masing anemia

 Terapi kausal untuk mengobati penyakit dasar yang menyebabkan anemi tersebut.

 Pemeberian hematinik tanpa indikasi yang jelas tidak dianjurkan


 Dalam keadaan di mana diagnosis definitif tidak dapat
ditegakkan, terpaksa memberikan terapi percobaan (terapi
ex juvantivus),

 Transfusi diberikan pada anemia pasca perdarahan akut


dengan tanda-tanda gangguan hemodinamik.

Anda mungkin juga menyukai