Anda di halaman 1dari 23

Kuliah : Sistem reproduksi

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER PAYUDARA

Oleh :

Kelompok V

Reguler A

Mulyadin

Hasriani

Hafid wania

Nurul wahidah

paramita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

(YAPMA)

2019
A. Definisi

Kanker adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal


diubah oleh mutasi genetik DNA seluler (Smeltzer, 2002: 317). Menurut
Sabiston (1995: 385) kanker payudara adalah neoplasma spesifik tempat
yang terlazim pada wanita dan merupakan sebab utama kematian akibat
kanker dalam wanita berusia 40-44 tahun. Kenker payudara adalah
neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang
tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif dan destruktif dan
dapat bermetastase (FKUI, 1995: 356).

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel


kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam
jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
(Medicastore, 2011)

B. Etiologi
Etiologi kanker payudara dari beberapa sumber:
Menurut Sabiston (1995: 386) adalah:
1. Pengaruh diit.
2. Kanker majemuk.
3. Faktor genetik.
4. Pengaruh hormon.
5. Penyakit proliferasi dan hiperplasi atipik.
6. Radiasi ionisasi.

Menurut FKUI (1995: 344)


Faktor penyebab kanker payudara adalah:
1. Konstitusi genetik.
2. Pengaruh hormon.
3. Virogen.
4. Makanan (terutama yang banyak mengandung lemak).
5. Radiasi daerah dada
Sedangkan faktor risiko tinggi kanker payudara:
1. Umur > 30 tahun.
2. Anak pertama lahir pada usia ibu > 35 tahun.
3. Tidak kawin.
4. Menarche < 12 tahun.
5. Menopause terlambat > 55 tahun.
6. Pernah operasi tumor jinak payudara.
7. Mendapat terapi hormon yang lama.
8. Adanya kanker payudara kontralateral.
9. Operasi ginekologi.
10. Radiasi dada.
11. Riwayat keluarga.

C. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel
ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa
berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.
tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
Fathwaycamamm

ae

Kanker payudara dibagi dalam tahap-tahap berdasarkan TNM (Tumor, Nodus,


Metastasis). Pentahapan tersebut mencakup mengklasifikasikan kanker
payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Tahap kanker payudara yaitu:
Tahap 0 Tis N0 M0
Tahap 1 T1 N0 M0
Tahap II A T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Tahap II B T2 N1 M0
T3 N1 M0
Tahap III A T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Tahap III B T4 Sembarang N M0
Sembarang T N3 M0
Tahap IV Sembarang T Sembarang N M1

Tumor primer (T)


T0: tidak ada bukti tumor primer
Tis: karsinoma insitu: karsinoma intraduktal, karsinoma lobular in situ, atau
penyakit paget’s puting susu dengan atau tanpa tumor.
T1: tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya.
T2: tumor > 2 cm tapi tidak 75 cm dalam dimensi terbesarnya.
T3: tumor > 5 cm tapi tidak 75 cm dalam dimensi terbesarnya.
T4: tumor sembarang ukuran degan arah perluasan ke dinding dada dan kulit

Nodus limfe regional (N)

N0: tidak ada metastasis nodus limfe regional

N1: melatastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (S) yang dapat digerakkan

N2: melatastase ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (S) terfiksasi pada satu sama
lain atau pada struktur lainnya.

N3: melatastasis ke nodus limfe mamaria internal ipsilateral

Metastase jauh (M)

M0: tidak ada melatastase yang jauh.

M1: melatastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe supakalvikular


ipsilateral).
D. Stadium
1. Stadium 0 : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya
didalam payudara yang normal
2. Stadium I : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum
menyebar keluar payudara
3. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar
ke kelenjar getah bening ketiak.
4. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.
5. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama
lain.
6. Stadium IIIb : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam
kulit payudara atau dinding dada.
7. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding
dada.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan mammografi.
2. Pemeriksaan dengan sinar X pada payudara.
3. Pemeriksaan biopsy,mengangkat jaringan kelenjar susu sedikit.
4. Ultra sonound untuk membedakan antara kista dan tumor.
5. Scan tulang, CT Scan, menghitung ubtausi alkali fos ftase fungsi
hati, biopsi hati dapat digunakan sebagai deteksi penyebar kanker
buah dada.
6. Tes hurmanal receptor assay.
Dipergunakan untuk mengetahui apakah tumor tergantung pada
estrogen atau progesteron.
F. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan
payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun
otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan
lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak
disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara
tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm
jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor
tersebut.
d. Wide excision/mastektomy parsial, Exisisi tumor dengan 12
tepi dari jaringan payudara normal.
e. Ouadranectomy, Pengangkatan dan payudara dengan kulit
yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.

2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang
pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit
di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam
aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang
sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral
oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

G. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke
paru,pleura, tulang dan hati, Selain itu Komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum
tulang ,otak ,syaraf.
2. gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. kematian
Asuhan Keperawatan
Ca Mammae

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
4. Pemeriksaan Fisik
Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.
Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen


Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada
payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan
terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan
mengandung MSG.

c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri
saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

d. Aktivitas dan Latihan


Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu
karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e. Kognitif dan Persepsi


Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada
komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.

f. Istirahat dan Tidur


Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

g. Persepsi dan Konsep Diri


Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat
operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya
sebagai wanita normal.

h. Peran dan Hubungan


Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan
perannya dalam berinteraksi social.

i. Reproduksi dan Seksual


Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat
kepuasan.

j. Koping dan Toleransi Stress


Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

k. Nilai dan Keyakinan


Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang
dada.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor.
4. Mammografi
5. sinar X dada

C. ANALISA DATA

NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI

Etiologi
masalah yang sedang
Berisi data subjektif berisi
Diisi pada dialami pasien seperti
dan data objektif tentang
saat gangguan pola nafas,
1 yang didapat dari penyakit
tanggal gangguan keseimbangan
pengkajian yang
pengkajian suhu tubuh, gangguan pola
keperawatan diderita
aktiviatas,dll
pasien

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan
tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi
simpatetik.
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf,
obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai
dengan klien mengatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu
memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung,
kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue,
ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan
intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat
badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa
otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping.
4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi,
keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan
masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
6. Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output
yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasif.
8. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi
kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
9. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan
anemia.
E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

N DIAGNOSA PERENCANAA
TUJUAN
O KEPERAWATAN N

Tentukan
pengalaman klien
sebelumnya
Klien dapat mengurangi terhadap penyakit
rasa cemasnya yang dideritanya.
Cemas / takut
Dengan Kriteria Hasil : Berikan
berhubungan dengan
1
situasi krisis (kanker), Rileks dan dapat melihat informasi tentang
perubahan kesehatan, dirinya secara obyektif. prognosis secara
sosio ekonomi, peran Menunjukkan koping akurat.
dan fungsi. yang efektif serta Beri kesempatan
mampu berpartisipasi pada klien untuk
dalam pengobatan. mengekspresikan
rasa marah, takut,
konfrontasi. Beri
informasi dengan
emosi wajar dan
ekspresi yang
sesuai.

Jelaskan
pengobatan,
tujuan dan efek
samping. Bantu
klien
mempersiapkan
diri dalam
pengobatan.

Catat koping
yang tidak efektif
seperti kurang
interaksi sosial,
ketidak
berdayaan dll.

Anjurkan untuk
mengembangkan
interaksi dengan
support system.

Berikan
lingkungan yang
tenang dan
nyaman.

Pertahankan
kontak dengan
klien, bicara dan
sentuhlah dengan
wajar.
Tentukan riwayat
nyeri, lokasi,
durasi dan
intensitas

Evaluasi therapi:
pembedahan,
radiasi,
khemotherapi,
biotherapi,
ajarkan klien dan
keluarga tentang
Klien mampu
cara
mengontrol rasa nyeri
menghadapinya
Kriteria Hasil :
Berikan
Nyeri (akut) 1. Klien mampu pengalihan
berhubungan dengan mengontrol rasa nyeri seperti reposisi
proses penyakit melalui aktivitas dan aktivitas
(penekanan/kerusakan 2. Melaporkan nyeri menyenangkan
2
jaringan syaraf, infiltrasi yang dialaminya seperti
sistem suplay syaraf, 3. Mengikuti program mendengarkan
obstruksi jalur syaraf, pengobatan musik atau
inflamasi), 4. Mendemontrasikan nonton TV
tehnik relaksasi dan
Menganjurkan
pengalihan rasa nyeri
tehnik
melalui aktivitas yang
penanganan
mungkin
stress (tehnik
relaksasi,
visualisasi,
bimbingan),
gembira, dan
berikan sentuhan
therapeutik.

Evaluasi nyeri,
berikan
pengobatan bila
perlu.
Monitor intake
makanan setiap
hari, apakah klien
makan sesuai
dengan
kebutuhannya.

Timbang dan
ukur berat badan,
ukuran triceps
serta amati
penurunan berat
Klien menunjukkan berat badan.
badan yang stabil
Kaji pucat,
Gangguan nutrisi Kriteria Hasil : penyembuhan
(kurang dari kebutuhan luka yang lambat
tubuh) berhubungan 1. Klien menunjukkan dan pembesaran
dengan hipermetabolik berat badan yang stabil, kelenjar parotis.
yang berhubungan hasil lab normal dan
dengan kanker, tidak ada tanda Anjurkan klien
3 malnutrisi untuk
konsekwensi
khemotherapi, radiasi, 2. Menyatakan mengkonsumsi
pembedahan (anoreksia, pengertiannya terhadap makanan tinggi
iritasi lambung, perlunya intake yang kalori dengan
kurangnya rasa kecap, adekuat intake cairan
nausea), 3. Berpartisipasi dalam yang adekuat.
penatalaksanaan diet Anjurkan pula
yang berhubungan makanan kecil
dengan penyakitnya untuk klien.

Kontrol faktor
lingkungan
seperti bau busuk
atau bising.
Hindarkan
makanan yang
terlalu manis,
berlemak dan
pedas.

Ciptakan suasana
makan yang
menyenangkan
misalnya makan
bersama teman
atau keluarga.

Anjurkan tehnik
relaksasi,
visualisasi,
latihan moderate
sebelum makan.

Anjurkan
komunikasi
terbuka tentang
problem
anoreksia yang
dialami klien.

Review
Klien dapat mengerti pengertian klien
kondisi penyakit yang dan keluarga
dialaminya tentang diagnosa,
Kurangnya pengetahuan pengobatan dan
Kriteria hasil : akibatnya.
tentang penyakit,
prognosis dan 1. Klien dapat Tentukan
pengobatan berhubungan mengatakan secara persepsi klien
dengan kurangnya akurat tentang diagnosis tentang kanker
informasi, dan pengobatan pada dan
misinterpretasi, ting-katan siap. pengobatannya,
4 keterbatasan kognitif 2. Mengikuti prosedur ceritakan pada
ditandai dengan sering dengan baik dan klien tentang
bertanya, menyatakan menjelaskan tentang pengalaman klien
masalahnya, pernyataan alasan mengikuti lain yang
miskonsepsi, tidak prosedur tersebut. menderita
akurat dalam mengikiuti 3. Mempunyai inisiatif kanker.
intruksi/pencegahan dalam perubahan gaya
komplikasi. hidup dan berpartisipasi Beri informasi
dalam pengo- batan. yang akurat dan
4. Bekerjasama dengan faktual. Jawab
pemberi informasi. pertanyaan secara
spesifik,
hindarkan
informasi yang
tidak diperlukan.

Berikan
bimbingan
kepada
klien/keluarga
sebelum
mengikuti
prosedur
pengobatan,
therapy yang
lama, komplikasi.
Jujurlah pada
klien.

Anjurkan klien
untuk
memberikan
umpan balik
verbal dan
mengkoreksi
miskonsepsi
tentang
penyakitnya.

Review klien
/keluarga tentang
pentingnya status
nutrisi yang
optimal.

Anjurkan klien
untuk mengkaji
membran mukosa
mulutnya secara
rutin, perhatikan
adanya eritema,
ulcerasi.

Anjurkan klien
memelihara
kebersihan kulit
dan rambut.

Kaji kesehatan
gigi dan mulut
pada saat
pertemuan
dengan klien dan
secara periodik.

Kaji rongga
mulut setiap hari,
amati perubahan
mukosa
Membrana mukosa tidak membran. Amati
menunjukkan kerusakan tanda terbakar di
mulut, perubahan
Kriteria hasil : suara, rasa kecap,
1. Membrana mukosa kekentalan ludah.

Resiko tinggi kerusakan tidak menunjukkan Diskusikan


membran mukosa mulut kerusakan, terbebas dari dengan klien
berhubungan dengan inflamasi dan ulcerasi tentang metode
5 2. Klien mengungkapkan
efek samping pemeliharan oral
kemotherapi dan faktor penyebab secara hygine.
radiasi/radiotherapi. verbal.
3. Klien mampu Intruksikan
mendemontrasikan perubahan pola
tehnik diet misalnya
mempertahankan/menjag hindari makanan
a kebersihan rongga panas, pedas,
mulut. asam, hindarkan
makanan yang
keras.

Amati dan
jelaskan pada
klien tentang
tanda
superinfeksi oral.
Kolaboratif

Konsultasi
dengan dokter
gigi sebelum
kemotherapi

Berikan obat
sesuai indikasi,
analgetik, topikal
lidocaine,
antimikrobial
mouthwash
preparation.

Monitor intake
dan output
termasuk
keluaran yang
tidak normal
seperti emesis,
diare, drainase
luka. Hitung
keseimbangan
selama 24 jam.
Klien menunjukkan
keseimbangan cairan Timbang berat
Resiko tinggi kurangnya badan jika
volume cairan Kriteria hasil : diperlukan.
berhubungan dengan
6 output yang tidak normal tanda vital normal, Monitor vital
(vomiting, diare), membran mukosa signs. Evaluasi
hipermetabolik, normal, turgor kulit pulse peripheral,
kurangnya intake bagus, capilarry refill capilarry refil.
normal, urine output
normal. Kaji turgor kulit
dan keadaan
membran
mukosa. Catat
keadaan
kehausan pada
klien.

Anjurkan intake
cairan samapi
3000 ml per hari
sesuai kebutuhan
individu.

Observasi
kemungkinan
perdarahan
seperti perlukaan
pada membran
mukosa, luka
bedah, adanya
ekimosis dan
pethekie.

Hindarkan
trauma dan
tekanan yang
berlebihan pada
luka bedah.
Kolaboratif

Berikan cairan IV
bila diperlukan.

Berikan therapy
antiemetik.

Monitor hasil
laboratorium :
Hb, elektrolit,
albumin

Tidak terdapat tanda- Cuci tangan


tanda infeksi sebelum
Resiko tinggi infeksi melakukan
Kriteria hasil :
berhubungan dengan tindakan.
1. Klien mampu
tidak adekuatnya Pengunjung juga
mengidentifikasi dan
pertahanan tubuh dianjurkan
berpartisipasi dalam
7 sekunder dan sistem melakukan hal
tindakan pecegahan
imun (efek yang sama.
infeksi
kemotherapi/radiasi),
2. Tidak menunjukkan Jaga personal
malnutrisi, prosedur
tanda-tanda infeksi dan hygine klien
invasif.
penyembuhan luka dengan baik.
berlangsung normal
Monitor
temperatur.

Kaji semua
sistem untuk
melihat tanda-
tanda infeksi.

Hindarkan/batasi
prosedur invasif
dan jaga aseptik
prosedur.
Kolaboratif

Berikan
antibiotik bila
diindikasikan.

Diskusikan
dengan klien dan
keluarga tentang
proses seksualitas
Klien dapat memahami dan reaksi serta
Resiko tinggi gangguan hubungannya
kondisinya
fungsi seksual dengan
Kriteria Hasil
berhubungan dengan penyakitnya.
1. Klien dapat
deficit
mengungkapkan
pengetahuan/keterampila Berikan advise
8 pengertiannya terhadap
n tentang alternatif tentang akibat
efek kanker dan therapi
respon terhadap transisi pengobatan
terhadap seksualitas
kesehatan, penurunan terhadap
2. Mempertahankan
fungsi/struktur tubuh, seksualitasnya.
aktivitas seksual dalam
dampak pengobatan
batas kemampuan Berikan privacy
kepada klien dan
pasangannya.
Ketuk pintu
sebelum masuk

Resiko tinggi kerusakan 1. Klien dapat Kaji integritas


integritas kulit mengidentifikasi kulit untuk
9 berhubungan dengan intervensi yang melihat adanya
efek radiasi dan berhubungan dengan efek samping
kemotherapi, deficit kondisi spesifik therapi kanker,
imunologik, penurunan 2. Berpartisipasi dalam amati
intake nutrisi dan pencegahan komplikasi penyembuhan
anemia. dan percepatan luka.
penyembuhan
Anjurkan klien
untuk tidak
menggaruk
bagian yang
gatal.

Ubah posisi klien


secara teratur.

Berikan advise
pada klien untuk
menghindari
pemakaian cream
kulit, minyak,
bedak tanpa
rekomendasi
dokter.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media


Aesculapius

Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai