S DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMAE DI RUANG MERPATI RS BHAYANGKARA MAKASSAR
DISUSUN OLEH:
ASMITA AZIS S.kep
71221720201
PROGRAM STUDI PFOFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR 2023/2024 A. PENGERTIAN Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) . Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit tunggal B. ETIOLOGI Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya kanker payudara. penyebab dari kanker payudara masih belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial. 1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1) 2. Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun 3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara perempuan 4. Riwayat menstrual - Early menarche (sebelum 12 tahun) - Late menopause (setelah 50 tahun) 5. Riwayat kesehatan 6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen. 7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen. 8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari), obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok. Faktor resiko 1. Riwayat pribadi Ca payudara 2. Menarche dini 3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama 4. menopause pada usia lanjut 5. Riwayat penyakit payudara jinak 6. Riwayat keluarga dengan ca mamae 7. Kontrasepsi oral 8. Terapai pergantian hormone 9. Pemajanan radiasi 10. Masukan alcohol 11. Umur > 40 tahun C. PATHOFISIOLOGI Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase: 1. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun- tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu. 2. Fase in situ: 1-5 tahun Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara. 3. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun. 4. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat- tempat lain bertambah. D. PHATWAY E. TANDA DAN GEJALA Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. 1. Terdapat massa utuh (kenyal) Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan) 2. Nyeri pada daerah massa 3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae. Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling. 4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk) 5. Pengelupasan papilla mammae 6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara spontan kadang disertai darah. 7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi. PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE TUMOR SIZE (T) TX Tidak ada tumor T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis T2b dengan fiksasi T3 Tumor dengan diameter >5 cm T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa digerakkan N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau intraklavikuler terhadap edema lengan METASTASE JAUH (M) M0 Tidak ada metastase jauh M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar payudara
STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA
STADIUM T N M 0 T1s N0 M0 I T1 N0 M0 IIA T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 IIB T2 N1 M0 T3 N2 M0 IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1, N2 M0 IIIB T4 Semua N M0 Semua T N3 M0 IV Semua T Semua N M1
F. AKIBAT YANG DITIMBULKAN/KOMPLIKASI
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori. G. PENATALAKSANAAN MEDIS Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan) Tabel Penanganan Cancer Mammae Penanganan Keterangan Pembedahan (kuratif) Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan Mulai dari lumpektomi (pengangkatan penyinaran) jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad) Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot pektoralis minor Mastektomi total dengan diseksi aksila Seluruh payudara, semua atau sebagian rendah jaringan aksila Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di bawahnya, seluruh isi Mastektomi radikal aksila
Sama seperti masektomi radikal
ditambah kelenjar limfe mamaria interna Mastektomi radikal yang diperluas Non Pembedahan (paliatif) Penyinaran Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi
Kemoterapi Adjuvan sistemik setelah mastektomi;
paliatif pada penyakit yang lanjut
Kanker yang telah menyebar, memakai
Terapi hormaon dan endokrin estrogen, androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi, adrenalektomi, hipofisektomi Pengobatan paliatf kanker payudara tidak dapat dijalankan menurut suatu skema yang kaku, selalu dipertimabngkan kasus demi kasus. Terapi kemoterap[I diberikan bila ada metastasis visceral terutama ke otak dan limphangitik dan jika terpai hormonal tidak dapat mengatasi atau penyakit tersebut telah berkembang sebelumnya, dan jika tumor tersebut ER negatif H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium meliputi: a. Morfologi sel darah b. Laju endap darah c. Tes faal hati d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma e. Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi 2. Tes diagnosis lain a. Non invasif 1) Mamografi Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan. 2) Radiologi (foto roentgen thorak) 3) USG Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat. 4) Magnetic Resonance Imaging (MRI) Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal. 5) Positive Emission Tomografi (PET) Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan. b. Invasif 1) Biopsi Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan. 2) Aspirasi biopsy Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan. 3) Tru-Cut atau Core biopsy Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut. Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal. 4) Insisi biopsy Sebagian massa dibuang 5) Eksisi biopsy Seluruh massa diangkat Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik secara frozen section. DAFTAR PUSTAKA Irianto, 2018 Buku Ajar keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol. 2. EGC : Jakarta. Nurafif dan Kusuma, 2018. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumenta sian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta SDKI. (2018). Sandar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia. SIKI. (2018). standar intervensi keperawatan indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia. SLKI. (2019). standar luaran keperawatan indonesia. Jakarta Selatan: dewan pengurus pusat persatuan perawat indonesia. Wils Astuti, 2018 Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC. Wijaya dan Putri, 2017. Anatomi Fisiologi Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu.