Putri Sakinah
NIM: 180070300111033
Disusun Oleh:
Putri Sakinah
NIM. 180070300111033
KELOMPOK 1A
1. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang
wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak
teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) (Wijaya & Putri, 2013).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan
maturasi sel (Brunner & Sudart, 2005).
Kanker payudara adalah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan
seluler dan merupakan kelompok penyakit, bukan penyakit tunggal (Tucker dkk, 1998).
2. Klasifikasi
PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE DAN TEMPAT
LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan
secar langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
3. Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor
genetik, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang terjadinya
kanker payudara.
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan, penyebab dari kanker payudara masih belum
jelas, tetapi ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan familial.
1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu/saudara
perempuan
4. Riwayat menstrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)
- Late menopause (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun, menggunakan alat
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi estrogen.
7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x sehari), obesitas,
trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi, merokok.
4. Manifestasi Klinik
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.
Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum
cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk
tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang keluar
sponyan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar dari ekskoriasi
2. Tes diagnosis lain
a. Non invasif
1) Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang
penting. Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat
diraba. Dalam beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya
sifat keganasan dari massa yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai
pemeriksaan penyaring pada wanita-wanita yang asimptomatis dan
memberikan keterangan untuk menuntun diagnosis suatu kelainan.
2) Radiologi (foto roentgen thorak)
3) USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara
massa yang solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat
menginterpretasikan hasil mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan
patudar yang tebal/padat.
4) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra
vena, bahan ini akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor.
Kerugian pemeriksaan ini biayanya sangat mahal.
5) Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui
metastase ke sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul
glukosa, pemeriksaan ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1) Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara
untuk pemeriksaan histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe
biopsy, 2 tindakan menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi
pemmbedahan.
2) Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka
ini merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
3) Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih
cepat, tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
4) Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
5) Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.
6. Penatalaksanaan Medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Tabel Penanganan Cancer Mammae
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local Mulai dari lumpektomi
dan penyinaran) (pengangkatan jaringan yang luas
dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan
seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan
contoh jaringan dari kelenjar limfe
aksila untuk penentuan stadium;
radiasi dosis tinggi mutlak perlu
(5000-6000 rad)
Total Mastectomy
Partial Mastectomy
f) Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,
dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara
dibandingkan dengan lumpektomi.
Quandrantectomy
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk
kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk
mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.
g) Lumpectomy atau sayatan lebar,
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor dan
sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker
ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan.
Prosedur ini disebuat re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).
h) Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy
dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
Prosedur Operasi Mastektomi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi
diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher,
bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan
mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan
atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek
steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan
kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer,
Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor,
kemudian dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral,
flap bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus
dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat
perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal.
Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak
jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior
(mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III (
medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris,
karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan
mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan
thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan
akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
7. Pemeriksaan Penunjang
Mandatory:
- Mamografi dan/atau USG payudara
- Pemeriksaan sitologi (FNAB) atau histopatologi tumor payudara
- Foto toraks
- USG liver/abdomen
- Pemeriksaan kimia darah lengkap, rekam jantung (EKG kalau perlu
ekokardiografi) kalau ada indikasi untuk persiapan operasi
Optional:
- bone scanning
- pemeriksaan kimia darah/ tumor marker: CEA, Ca 15-3, Ca 125
8. Pathway
Daftar Pustaka
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book
Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC
Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.
Jakarta. EGC
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta
Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd