Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMAE PADA NY “K” DI


BEDAH SENTRAL RSUD PALEMBANG BARI
TAHUN 2022

PEMBIMBING A2 :
Ns. Mareta Akhriansyah, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

INDAH BATARI TOJA


22.14901.11.27

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
CA. MAMMAE

1. Definisi
Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal
yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas
yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan yang sehat. Kanker
payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga terjadi pertumbuhan yang tidak normal, cepat
dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara (Nuryani, 2013).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel – sel payudara
yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara
jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya (Kementrian
kesehatan RI, 2016).
Menurut National Breast Cancer Foundation, kanker payudara dimulai dalam
sel – sel lobules, yang merupakan kelenjar penghasil susu, atau dapat juga dimulai
dari saluran yang mengalirkan susu dari lobules ke putting. Selain itu kanker
payudara juga dapat dimulai di jaringan stroma, yang meliputi lemak dam
jaringan ikat fibrosa payudara.
2. Anatomi Fisiologi

Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan di atas otot dada,
tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri, payudara manusia berbentuk kerucut
tapi seringkali berukuran tidak sama, payudara dewasa beratnya kira-kira 200
gram, yang umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara
membesa mencapai 600 gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
a. Korpus Mammae
Badan payudara seutuhnya, didalamnya berisi jaringan ikat, kelenjar lemak,
saraf, pembuluh darah, kelenjar getah bening, kelenjar payudara yang berisi
sel-sel dan kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
b. Areola
Area yang gelap yang mengelilingi puting susu, warnanya ini disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit. Parubahan warna pada aerola
tergantung pada warna kulit dan adanya kehamilan. Selama kehamilan warna
aerola akan menjadi lebih gelap dan menetap. Pada daerah ini didapatkan
kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang akan membesar
selama kehamilan, kelenjar ini akan mengeluarkan suatu bahan yang dapat
melicinkan areola selama menyusui. Pada areola terdapat duktus laktiferus
yang merupakan tempat penampungan air susu.
c. Papila
Letaknya bervariasi sesuai ukuran payudara, terdapat lubang-lubang kecil di
puting yang merupakan muara dari duktus laktiferus (tempat penampungan
ASI). Pada puting juga didapatkan ujung-ujung saraf dan pembuluh darah.
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon yaitu:
1) Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas
sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh
estrogen dan progesteron yang dipengaruhi ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
2) Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal, kadang-
kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan
nyeri, begitu menstruasi mulai semuanya berkurang.
3) Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul,
duktus alveolus berploliferasi dan hipofise anterior memicu laktasi.
Air susu di produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Anik Puji Rahayu, 2016).

3. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko yang telah di tetapkan, faktor resiko terjadi kanker payudara, yaitu:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan dari wanita dengan kanker
payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopause usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajaan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia
30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas – resiko terendah diantara wanita pasca menopause
9. Kontrasepsional
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol

Tipe kanker payudara


1. Karsinoma ductal menginfiltrasi (75%)
2. Karsinoma Lobular mengilfiltrasi (5-10%)
3. Karsinoma Medular (6%)
4. Kanker Mursinus (3%)
5. Karsinoma inflamatori (1-2%)
4. Tanda dan Gejala
Menurut American Cancer Association, kemungkinan wanita terkena kanker
payudara itu satu banding delapan orang atau 12%. Adapun tanda dan gejala
kanker payudara, yaitu:
1. Ditemukannya benjolan pada payudara
Benjolan biasanya ditandai dengan rasa sakit bila dipegang atau ditekan.
2. Perubahan pada payudara
Ditandai dengan permukaan pada payudara akan berwarna merah, kemudian
kulit mengerut seperti jeruk/
3. Putting mengeluarkan cairan
Pada putting sering kali mengeluarkan cairan seperti darah, terkadang berwarna
kuning, kehijau – hijauan berupa nanah.
4. Pembengkakan pada payudara
Gejala kanker payudara juga ditandai dengan pembengkakan payudara tanpa
ada benjolan, yang merupakan gejala umumnya.

5. Klasifikasi
Tumor Primer (T)
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor ≤2cm
T2 Tumor >2cm tapi ≤5cm
T3 Tumor >5cm
T4 Perluasan kedinding dada, inflamasi
Kelenjar Getah Bening Regional (N)
N0 Tidak ada tumor dalam kelenjar getah
bening regional
N1 Metastasis kelenjar ipsilateral yang
dapat berpindah – pindah
N2 Metastasis kelenjar ipsilateral yang
menetap
N3 Metastasis kelenjar mamaria internal
ipsilateral
Metastasis jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh ( termasuk menyebar ke
kelenjar supraklavikular ipsilateral)

Pengelompokan Stadium Bertahan hidup 5 tahun (%pasien)


Stadium 0 Tis N0 M0 99%
Stadium 1 T1 N0 M0 92%
Stadium II A T0 N1 M0 82%
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium II B T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium III A T0 N2 M0
T1 N2 M0 47%
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
Stadium III B T4 N apa saja M0 44%
T apa saja N M0
Stadium IV T apa saja N apa saja M1 14%
Sumber
*American Joint ob Cancer
*National Cancer Institute-Surveilance, Epidemiology, and End Result
6. Patofisiologi
Faktor predisposisi dan resiko tinggi
Hiperplasi pada sel mammae

Mendesak sel Mendesak jaringan Mensuplai nutrisi mendesak pembuluh


saraf sekitar ke jaringan Ca darah

Nyeri Menekan jaringan Hipermetabolisme ke aliran darah


pada mammae jaringan terhambat

Mammae membengkak Uk Mammae abnormal Pe hipermetabolisme jar lain ke hipoksia


ke BB turun
masa tumor mendesak mammae asimetrik Defisiensi nekrosis jaringan
ke jaringan luar pengetahuan (Ansietas) Defisit
gangguan citra tubuh nutrisi bakteri patogen

perfusi jaringan terganggu imfiltrasi pleura perietale Resiko Infeksi

Ulkus Ekspansi paru menurun

Integritas jaringan kulit ketidakefektifan pola nafas

*Nanda NIC NOC Jilid 1 2015


7. Pemeriksaan Penunjang
1. Scan ( mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostic, identifikasi metastasik dan evaluasi.
2. Biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA 2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
5. Sinar X dada

8. Penatalaksanaan
Menurut Sarwono & Ida Ayu, ada beberapa penanganan kanker payudara yang
tergantung pada stadium klinik penyakitnya, yaitu:
1. Mastektomi
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang
iga, serta benjolan di sekitar ketiak
b. Total (simple) Mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh payudara
saja, tetapi bukan kelenjar ketiak
c. Radical Mastectomy, yaitu pengagkatan sebagian dari payudara
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme

9. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :

1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Fraktur patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan:
Waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status
kesadaransaat
kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelahkejadian.
b. Pemeriksaan Fisik :
 Sistem respirasi:
Suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiperventilasi,ataksik), nafas berbunyi, stridor, tersedak, ronkhi,
mengi positif(kemungkinan karena aspirasi)
 Kardiovaskuler:
Pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK
 Kemampuan komunikasi:
Kerusakan pada hemisfer dominan, disfagia atau afasia
akibatkerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
 Psikososial:Data ini penting untuk mengetahui dukungan yang
didapat pasien darikeluarga.
 Aktivitas/istirahat
S : Lemah, lelah, kaku dan hilang keseimbangan
O: Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese, guadriparese,
goyahdalam berjalan (ataksia), cidera pada tulang dan kehilangan
tonusotot.
 Sirkulasi
O: Tekanan darah normal atau berubah
(hiper/normotensi),perubahan
frekuensi jantung nadi bradikardi, takhikardi danaritmia.
 Integritas Ego
S : Perubahan tingkah laku/kepribadian
O :Mudah tersinggung, delirium, agitasi, cemas, bingung,
impulsivedan depresi
 Eliminasi
O: BAB/BAK inkontinensia/disfungsi.
 Makanan/cairan
S: Mual, muntah, perubahan selera makan
O:Muntah (mungkin proyektil), gangguan menelan (batuk, disfagia).
 Neurosensori
S: Kehilangan kesadaran sementara, vertigo, tinitus,
kehilanganpendengaran, perubahan penglihatan, diplopia,
gangguanpengecapan/pembauan.
O: Perubahan kesadara, koma. Perubahan status mental
(orientasi,kewaspadaan, atensi dan kinsentarsi) perubahan
pupil
(responterhadap cahaya), kehilangan penginderaan,
pengecapan
danpembauan serta pendengaran. Postur (dekortisasi,
desebrasi),kejang. Sensitive terhadap sentuhan / gerakan.
 Nyeri/Keyamanan
S: Sakit kepala dengan intensitas dan lokai yang berbeda.
O: Wajah menyeringa, merintih, respon menarik pada rangsang
nyeriyang hebat, gelisah.
 Keamanan
S: Trauma/injuri kecelakaan
O: Fraktur dislokasi, gangguan penglihatan, gangguan ROM,
tonusotot hilang kekuatan paralysis, demam, perubahan regulasi
temperatur tubuh.,
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d adanya penekanan masa tumor
2. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan jaringan mammae
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient jaringan
4. Resiko infeksi b.d luka operasi
5. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi
6. Ansietas b.d perubahan gambaran tubuh
3. Intervensi
No Dx NOC NIC
1. Nyeri Akut b.d adanya - Pain level - Lakukan pengkaian secara
penekanan masa tumor - Pain control konferhensif
- Comfort level - Observasi skala nyeri
Kriteria Hasil - Gunakan tehnik komunikasi
- Mampu mengontrol nyeri teraupetik
- Melaporkan bahwa nyeri - Control lingkungan yang dapat
berkurang mempengaruhi nyeri, contohnya
- Mampu mengenali nyeri suhu, pencahayaan, dan kebisingan
- Menyatakan rasa nyaman setelah - Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri berkurang - Kaji tipe dan sumber nyeri
- Tingkatkan keefektifan control
nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Anjurkan tehnik relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasikan dengan dokter
dalam pemberian analgesic
- Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
2. Kerusakan integritas kulit - Kulit dan mucus membrane - Anjurkan pasien untuk
b.d tekanan jaringan - Hemodyalis akses menggunakan pakaian yang
mammae Kriteria Hasil longgar
- Integritas kulit yang baik bisa - Hindari kerutan pada tempat tidur
dipertahankan - Jaga kebersihan kulit
- Tidak ada luka?lesu pada kulit - Mobilisasi psaien
- Perfusi jaringan baik - Monitor kulit akan adanya
- Menunjukkan pemahaman dalam kemerahan
proes perbaikan kulit dari - Oleskan lotion atau baby oil
mencegah terjadinya cidera - Monitor aktivitas dan mobiliasi
berulang pasien
- Mampu melindungi kulit - Monitor status nutrisi pasien
- Memandikan pasien dengan sabun
air hangat
Insision site care
- Membersihkan, memantau dan
meningkatkan proses
penyembuhan pada luka yang
ditutup dengan jahitan
- Monitor proses kesembuhan area
insisi
- Monitor tanda dan gejala infeksi
pada area insisi
- Bersihkan area sekitar jahitan
- Gunakan preparat antiseptic
- Ganti balutan pada interval waktu
yang sesuai
3. Defisit nutrisi b.d - Nutritional status ; food and fluid - Kaji adanya alergi makanan
ketidakmampuan intake - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
mengabsorbsi nutrient - Nutrient intake menentukan jumlah kalori dan
jaringan - Weight control nutrisi yang dibutuhkan pasien
Kriteria Hasil - Anjurkan pasien untuk
- Adanya peningkatan BB sesuai meningkatkan intake Fe
dengan tujuan - Berikan substansi gula
- BB ideal sesuai dengan tinggi - Yakinkan diet yang mengandung
badan tinggi serat
- Mampu mengidentifikasi - Berikan makanan yang terpilih
kebutuhan nutrisi - Ajarkan pasien bagaimana
- Tidak ada tanda tanda malnutrisi membuat catatan makanan harian
- Menunjukkan peningkatan fungsi - Berikan informasi tentang
pengecapan dan menelan kebutuhan nutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat Monitor Nutrisi
badan yang berarti - BB dalam batas normal
- Monitor adanya penurunan BB
- Monitor tipe dan jumlah aktifitas
yang biasa dilakukan
- Monitor lingkungan saat makan
- Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
- Monitor mual dan muntah
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor turgor kulit
- Monitor intake kalori dan nutrisi
- Catat jika adanya edema,
hiperpiremik, hipertonik papilla
lidah dan cavitas oral
4. Resiko infeksi b.d luka - Immune status - Pertahankan tehnik isolasi
operasi - Infection control - Batasi pengunjung bila perlu
- Risk control - Cuci tangan sebelum dan
Kriteria Hasil sesudahtindakan ke pasien
- Klien bebas dari tanda dan gejala - Gunakan alat pelindung
infeksi - Pertahankan lingkungan aseptic
- Mendeskripsikan proses - Tingkatkan intake nutrisi
penularan penyakit - Monitor tanda dan gejala istemik
- Menunjukkan kemampuan untuk - Monitor kerentanan terhadap
mencegah timbulnya infeksi infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas - Inspeksi kulit dan membrane
normal mukosa terhadap kemerahan,
- Menunjukkan perilaku hidup panas, drainase
sehat - Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keliarga tanda
dan gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
5. Defisiensi pengetahuan b.d - Deease process - Berikan penilaian tentang tingkat
kurangnya informasi - Health behavior pengetahuan pasien tentang proses
Kriteria Hasil penyakit secara spesifik
- Pasien dan keluarga menyatakan - Jelaskan patofisiologi dengan cara
pemahaman terhadap penyakit, yang tepat
kondisi, prognosis dan program - Gambarkan tanda dan gejala yang
pengobatan biasa muncul pada penyakit,
- Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
melaksanakan prosedur yang - Gambarkan proses penyakit
dijelaskan secara benar - Identifikasi kemungkinan
- Pasien dan keluarga mampu penyebab
menjelaskan kembali apa yang - Sediakan informasi pada pasien
dijelaskan perawat tentang kondisi
- Hindari jaminan yang kosong
6. Ansietas b.d perubahan - Anxiety self control - Gunakakan pendekatan yang
gambaran tubuh - Anxiety level menyenangkan
- Coping - Nyatakan dengan jelas harapan
Kriteria Hasil terhadap perilaku pasien
- Klien mampu mengidentifikasi - Jelaskan semua prosedur dan apa
dan mengungkapkan gejala cemas yang dirasakan selama prosedur
- Mengidentifikasi, mengucapkan - Pahami prespektif pasien terhadap
dan menunjukkan tehnik untuk situasi stress
mengontrol cemas - Temani pasien untuk memberikan
- Tanda tanda vital dalam rentang keamanan dan mengurani takut
normal - Dorong keluarga untuk menemani
- Postur tubuh, ekspresi wajah, pasien
bahasa tubuh dan tingkat aktifitas - Lakukan back rub
menunjukkan berkurangnya - Dengarkan dengan penuh perhatian
kecemasan - Identifikasi tingkat kecemasan
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, presepsi
- Instruksikan pasien menggunakan
tehnik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurani
kecemasan

Sumber

Dyah Roischa Pramitaari, Saryono, 2014. Perawatan Payudara. Nuha Medika: Yogyakarta

Nanda NIC NOC Jilid 1, 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Dianosa Medis & Nanda NIC-NOC. Mediaction:
Yogyakarta

Pamungkas Zaveira, 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara. BUKUBIRU; Yogyakarta

PPNI, 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator diagnostic. Dewan Pengurus Pusat PPNI:
Jakarta Selatan

Siti Nina Mulyani, Nuryani, 2013. Kanker Payudara dan PMS pada kehamilan. Nuha Medika: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai