Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI


Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Program Profesi Ners Kelas Reg A4 Semester 2

Di Susun Oleh :
Lidia Cempaka NPM 19.14901.13.05

Dosen Pembimbing :
Ns.Raden Surahmat, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2020

1 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

I. Masalah keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalamai
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan.Klien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada (Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari luar.
Walaupun tampak sebagai sesuatu yang „‟khayal‟‟, halusinasi sebenarnya
merupakan bagian dari kehidupan mental penderita ang „‟teresepsi‟‟ (Yosep,
2010).
b. Faktor predisposisi
Menurut Yosep (2014) faktor predisposisi pada pasien halusinasi adalah sebagai
berikut.
a) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu mislnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan pasientidak mampu mandiri sehjak kecil,
mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
b) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di ingkungannya sejak bayi akan merasa
disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
c) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebih dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan zat yang dapat
bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranfesae
(DMP). Akibat stress berkepanjangan menyebabakan teraktivasinya
neutransmitter otak. Misalnya pada ketidakseimbangan acetylcholin dan
dopamin.
2 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05
Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
d) Faktor Psikologi

3 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
padapenyalahgunaan zat adiktif.Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan
pasien dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya.Pasien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyataa menuju alam hayal.
e) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwaanak sehat yang diasuh oleh orang tua skizofrenia
cenderung mengalamai skizofrenia.Hasil studi menunjukkan bahwa faktor
keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh padapenyakit
ini.(Prabowo, 2014).
c. Faktor presipitasi
Adapun faktor presipitasi pada halusinasi adalah sebagai berikut.
a) Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stresosor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

b) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menamggapi stress
(Prabowo, 2014).
c) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
Berikut dapat dilihat lima dimensi yaitu:
1) Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu yang lama.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusianasi itu terjadi.
3) Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi
akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.
4) Dimensi sosial

4 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,
klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata sangat
membahayakan. Klien asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-olah ia
merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol
diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata
5) Dimensi spiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas,
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya
secaraspiritual untuk menyucikan diri (Damaiyanti, 2012).
d. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien serta
ungkapan pasie, Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai berikut:
a) Data Obyektif
1. Bicara atau tertawa sendiri.
2. Marah-marah tanpa sebab.
3. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10.Muntah
11.Menggaruk-garuk permukaan kulit.
b) Data Subyektif: pasien mengatakan :
1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.

5 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu atau
monster.
5. Mencium bau-baukan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu
menyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin atau fases
7. Merasa takut atau senang dengan halusinasinya
8. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat sedang sendirian
9. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi.

e. Batasan karakteristik
Batasan karakteristik klien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi menurut
Nanda-I (2012) yaitu:
1. Perubahan daam pola perilaku
2. Perubahan dalam kemampuan menyelesaikan masalah
3. Perubahan dalam ketajaman sensori
4. Perubahan dalam respon yang biasa terhadap stimulus
5. Disorientasi
6. Halusinasi
7. Hambatan komunikasi
8. Iritabilitas
9. Konsentrasi buruk
10. Gelisah
11. Distorsi sensori

f. Jenis – Jenis Halusinasi


Stuart dan Laraia (2005) membagi halusinasi menjadi 7 jenis halusinasi yang meliputi:
1. Halusinasi pendengaran (auditory),
2. Halusinasi penglihatan (visual),
3. Halusinasi penghidu (olfactory),
4. Halusinasi pengecapan (gustatory),
5. Halusinasiperabaan (tactile),
6. Halusinasi cenesthetic,
7. Halusinasi kinesthetic.

6 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
Halusinasi yang paling banyak di derita adalah halusinasi pendengaran yang
mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki peringkat
kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi
pengecapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%.
Tabel dibawah ini menjelaskan karakteristik tiap halusinasi.

Tabel Karakteristik Halusinasi (Stuart dan Laraia, 2005)


Jenis Halusinasi Karakteristik
Pendengaran Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang.
Suara berbentuk kebisingan yang kurang keras sampai kata-kata
yang jelas berbicara tentang klien, bahkan sampai percakapan
lengkap antara dua orang atau lebih. Pikiran yang didengar klien
dimana pasien disuruh untuk melakukan sesuatu yang kadang-
kadang membahayakan.
Penglihatan Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahay, gambaran geometris,
gambaran kartun, bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan
bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.

Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin atau feses,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau
dimensia.
Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urin atau feses.

Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.


Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
Cenesthetic Meraskan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makanan atau pembentukan urine.
Klinesthetic Merasakan pergerakan saat berdiri tanpa bergerak.

7 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
g. Akibat Halusinasi
1) Risiko perilaku kekerasan (Pada diri sendiri, orang lain, lingkungan danverbal)
2) Gangguan persepsi sensori: Halusinasi
3) Isolasi sosial.

h. Rentang Respon Halusinasi


Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiologist (Stuart dan Laraia, 2005). Ini merupakan
respon persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indra (pendengaran, penglihatan, penghidu, pegecap, dan
peraba), klien dengan halusinasi mempersepsikansuatu stimulus pancaindra
walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada. Respon individu (yang karena
suatu hal mengalami kelainan persepsi) yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang
dilakukan terhadap stimulus pancaindra tidak akurat sesuai dengan stimulus yang
diterima.
Rentang respon tersebut digambarkan seperti pada gambar dibawah
ini : Respon Adaptif Respon Maladaptif

1. Pikiran logis
1. Gangguan
2. Persepsi akurat 1. Distorsi pikiran
pikir / delusi
3. Emosi ilusi
2. Halusinasi
konsisten 2. Reaksi emosi
3. Sulit merespon
dengan berlebihan
emosi
pengalaman 3. Perilaku aneh
4. Perilaku
4. Perilaku sesuai atau tidak biasa
disorganisasi
5. Berhubungan 4. Menarik diri
5. Isolasi sosial
sosial

8 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
a. Respon adaptif
Respon adaptif adalah responyang dapat diterima norma-norma sosial budaya
yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut, respon
adaptif:
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman ahli.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
b. Respon psikososial
Respon psikososial meliputi:
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan gangguan.
2) Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar- benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan panca indera.
3) Emosi berlebihan atau berkurang.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas
kewajaran.
5) Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain.
c. Respon maladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang
menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan lingkungan, adapun respon
maladaptif meliputi:
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan
sosial.
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal
yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati.
4) Perilaku tidak terorganisasi merupakan suatu yang tidak teratur.
Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05
7 Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
5) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami individu dan diterima
sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan yang negatif
mengancam.

i. Sumber Koping
1. Personal ablity : ketidak mampuan memecahkan masalah, ada gangguan diri
kesehatan fisiknya, ketidak mampuan berhubungan dengan orang lain,
pengetahuan tentang penyakit dan intelegensi yang rendah, identitas ego yang
tidak adekuat.
2. Social support : hubungan antara individu, keluarga, kelompok, masyarakat tidak
adekuat, komitmen dengan jaringan social tidak adekuat
3. Material asset : ketidakmampuan mengelola kekayaan, misalnya boros tidak
punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan, tidak memiliki kekayaan dalam
bentuk barang, tidak ada pelayanan kesehatan dekat tempat tinggal.
4. Pasitif belief : distress spritual tidak memiliki motivasi, penilaian negatife
terhadap pelayanan kesehatan, tidak menggap itu suatu gangguan.

j. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi (Stuart, Laraia,
2005) meliputi :
1. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
2. Proyeksi : mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien

Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


8 Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
III. Pohon Masalah

Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri, orang lain,


lingkungan, dan verbal)

effect

Gangguan persepsi sensori: Halusinasi

Core problem

Isolasi sosial

Causa

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji :


No Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
1 Halusinasi Pendengaran DS :
Mendengarkan suara atau kegaduhan
Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
Mendengarkan suara yang menyurug melakukan
sesuatu yang berbahaya

DO :
Bicara atau ketawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan DS : Melihat bayangan, sinar bentuk geometris,
bentuk karton, melihat hantu atau monster
DO :
Menunjuk-nunjuk kearah tertentu

Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


9 Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
Ketakutan kepada sesuatu yang tidak jelas

Halusinasi Penghidu DS :Membaui bau-bauan seperti bau darah, urine,


fases kadang-kadang bau itu menyenangkan
DO :
. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu
. Menutup hidung
4 Halusinasi Pengecapan DS :Merasakan rasa seperti darah, urine, atau fases.
DO :
Sering meludah
. Muntah
5 Halusinasi Peraba DS :Menyatakan ada serangga di permukaan kulit
merasa tersengat listrik

DO :Menggaruk-garuk permukaan kulit

V. Rencana Tindakan Keperawatan


no Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
Gangguan 1. Klien 1.1 Ekspresi 1.1.1 Bina Hubungan
persepsi dapat wajah bersahabat, hubungan saling saling percaya
sensori: membina menunjukkan rasa percaya dengan merupakan
halusinasi hubungan senang, ada mengungkapkan dasar untuk

Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


10 Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
saling kontak mata, mau prinsip kelancaran
percaya berjabat tangan, komunikasi hubungan
mau menyebutkan terapeutik: interaksi
nama, mau selanjutnya
a. Sapa klien
menjawab salam,
dengan
klien mau duduk
ramah baik
berdampingan
verbal
dengan perawat,
maupun
mau
nonverbal
mengutarakan
b. Perkenalkan
masalah yang
diri dengan
dihadapi.
sopan
c. tanyakan
nama lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
klien
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati
janji
f. Tunjukkan
sikap empati
dan
menerima
klien apa
adanya
g. Beri
perhatian

11 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
pada klien
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar klien

2. Klien 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakah kontak Kontak sering tapi

dapat menyebutkan sering dan singkat singkat selain


secara bertahap. membina
mengenali waktu, isi,
2.1.2 Observasi Hubungan saling
halusinasi frekuensi
tingkah laku klien
percaya, juga
nya timbulnya terkait dengan
dapat
halusinasi halusinasinya;
memutuskan

12 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
bicara dan tertawa halusinasi.

13 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
tanpa
stimulus,memand
Mengenal
ang ke kiri atau
perilaku pada
ke kanan atau ke
saat halusinasi
depan seolah-olah
timbul
ada teman bicara
memudahkan
2.1.3 Bantu klien perawat dalam
mengenali melakukan
halusinasinya. intervensi

a. Jika Mengenal
menemukan halusinasi
yang sedang memungkinkan
halusinasi, klien untuk
tanyakan menghindarkan
apakah ada klien untuk
suara yang menghindarkan
didengar faktor pencetus
b. Jika klien timbulnya hal
menjawab
ada,
lanjutkan: Dengan
apa yang mengetahui
dikatakan. waktu, isi, dan
c. Katakan frekuensi
bahwa munculnya
perawat halusinasi
percaya klien mempermudah
mendengar tindakan
suara itu, keperawatan
namun klien yang akan
perawat dilakukan
sendiri tidak perawat.

14 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
mendengarny
a (dengan
nada Untuk
bersahabat mengidentifikas
tanpa i pengaruh
menuduh halusinasi klien
atau
menghakimi).
d. Katakan
bahwa klien
ada juga yang
seperti klien.

2.1.4 Diskusikan
dengan klien

15 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
a. Situasi yang
menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi.
b. Waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi
(Pagi, Siang,
Sore dan
malam atau
jika sendiri,
jengkel atau
sedih)
c.
2.1.5 Diskusikan
dengan klien apa
yang dirasakan
jika terjadi
halusinasi (marah
atau takut, sedih,
senang) beri
kesempatan
mengungkapkan
perasaannya.
3.Klien 3.1 Klien dapat 3.1.1 Identifikasi Upaya untuk
dapat menyebutkan bersama klien memutuskan
mengontro tindakan yang cara tindakan siklus
l biasa dilakukan yang dilakukan halusinasi
halusinasi untuk jika terjadi sehinggahalusin
nya mengendalikan halusinasi (tidur, asi tidak
halusinasinya. marah, berlanjut

16 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
menyibukkan diri
3.2 Klien dapat
dll)
menyebutkan cara
Reinforcement
baru 3.1.2 Diskusikan
positif akan
manfaat cara yang
3.3 Klien dapat meningkatkan
dilakukan klien,
memilih cara harga diri klien.
jika bermanfaat
mengatasi
beri pujian.
halusinasi seperti
yang telah 3.1.3 Diskusikan Memberikan
didiskusikan cara baru untuk alternatif
dengan klien. memutus atau pilihan bagi
mengontrol klien untuk
halusinasi: mengontrol

17 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
a. Katakan halusinasi
“saya tidak
mau dengar
kamu” (pada Memotivasi
saat dapat
halusinasi meningkatkan
terjadi) kegiatan klien
b. Menemui untuk mencoba
orang lain memilih salah
(Perawat/tem satu cara
an/anggota mengendalikan
keluarga) halusinasi dan
untuk dapat
bercakap- meningkatkan
cakap atau harga diri klien
mengatakan
halusinasi
yang
terdengar.
c. Membuat
jadwal
kegiatan
sehari-hari
agar
halusinasi
tidak muncul
d. Minta
keluarga/tem
an/perawat
jika nampak
bicara
sendiri.

3.1.4 Bantu klien

18 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
memilih dan
melatih cara
memutus
halusinasi secara
bertahap.

4. Klien 4.1 Klien dapat 4.1.1 Anjurkan Untuk


dapat membina klien untuk mendapatkan
dukungan hubungan saling memberi tahu bantuan
dari percaya dengan keluarga jika keluarga
keluarga perawat mengalami mengontrol
dalam halusinasi. halusinasi
4.2 Keluarga
mengontro
dapat 4.1.2 Diskusikan
l
menyebutkan dengan keluarga

19 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
halusinasi. pengertian, tanda (pada saat Untuk
dan kegiatan berkunjung/pada mengetahui
untuk saat kunjungan pengetahuan
mengendalikan rumah): keluarga dan
halusinasi. meningkatkan
a. Gejala
kemampuan
halusinasi
penegtahuan
yang dialami
tentang
klien
halusinasi
b. Cara yang
dapat
dilakukan
klien dan
keluarga
untuk
memutus
halusinasi
c. Cara merawat
anggota
keluarga
untuk
memutus
halusinasi di
rumah, beri
kegiatan,
jangan
biarkan
sendiri,
makan
bersama,
bepergian
bersama
d. Beri
informasi

20 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
waktu follow
up atau kapan
perlu
mendapat
bantuan:
halusinasi
terkontrol
dan risiko
mencederai
orang lain.

5. Klien 5.1 Klien dan 5.1.1 Diskusikan Dengan


dapat keluarga dapat dengan klien dan menyebutkan
memanfaa menyebutkan keluarga tentang dosis, frejuensi

21 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
tkan obat mafaat, dosis dan dosis, frekuensi dan manfaat
dengan efek samping

baik. obat. manfaat obat. obat.

5.2 Klien dapat 5.1.2 Anjurkan Diharapkan


mendemostrasika klien minta klien
n penggunaan sendiri obat pada melaksanakan
obat secara benar perawat dan program
merasakan pengobatan.
5.3 Klien
manfaatnya Menilai
dapatinformasi
kemampuan
tentang efek 5.1.3 Snjurkan
klien dalam
samping obat klien bicara
pengobatannya
dengan dokter
5.4 Klien dapat sendiri.
tentang manfaat
memahami akibat
dan efek samping Dengan
berhenti minum
obat yang mengetahui
obat
dirasakan efek samping
5.5 Klien dapat obat klien akan
5.1.4 Diskusikan
menyebutkan tahu apa yang
akibat berhenti
prinsip 5 benar harus dilakukan
minum obat tanpa
penggunaan obat setelah minum
konsulta
obat

Program
5.1.5 Bantu klien pengobatan
menggunakan dapat berjalan
obat dengan sesuai rencana
prinsip benar
Dengan
mengetahui
prinsip
pengguanan
obat, maka

22 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
kemandirian
klien untuk
pengobatan
dapat
ditingkatkan
secara bertahap.

23 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
VI. STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN (SP) HALUSINASI
DX Perencanaan
Tujuan Intervensi
Perubaha Pasien SP 1 (pasien) SP 1 (Keluarga)
n persepi mampu : -Mendiskusikan
1. Identifikasi
sensori -Mengenali masalah yang
- Jenis halusinasi
:Halusin halusinasi dirasakan keluarga
- Isi halusinasi
asi yang dalam merawat
- Waktu
dialaminya pasien.
Terjadinya
-Menjelaskan
- Frekuensi
-Mengontrol pengertian, tanda
halusinasi
halusinasinya dan gejala
- Situasi yang
halusinasi yang
menimbulkan
-Mengikuti dialami oleh klien
halusinasi
program beserta proses
- Perasaan saat
pengobatan terjadinya.
terjadi halusinasi
secara -Menjelaskan cara
2. Jelaskan cara-cara
optimal cara merawat klien
mengontrol halusinasi,
dengan halusinasi
3. Ajarkan pasien
mengontrol halusinasi
dengan cara pertama:
menghardik halusinasi
Masukan dalam jadwal
kegiatan harian

24 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
SP 2 (Pasien) SP 2(Keluarga)

1. Evaluasi SP 1 -Melatih keluarga


2. Latih pasien mempraktikkan
mengontrol halusinasi cara merawat klien
dengan cara kedua: dengan halusinasi.
bercakap-cakap dengan -Melatih keluarga
orang lain mempraktikkan
3. Masukan dalam jadwal cara merawat
kegiatan harian langsung kepada
klien halusinasi.
SP 3 (Pasien) SP 3 (Keluarga)
Membantu
1. Evaluasi SP 1,2
keluarga membuat
2. Latih pasien
jadwal aktivitas di
mengontrol halusinasi
rumah termasuk
dengan cara ketiga:
minum obat
melaksanakan aktivitas
(discharge
terjadwal
planning)
3. Masukan dalam jadwal
Menjelaskan
kegiatan harian
follow up klien
setelah pulang.

SP 4 (Pasien)

1. Evaluasi SP 1,2,3
2. Latih pasien
menggunakan obat
secara teratur
3. Masukan dalam jadwal

25 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang
kegiatan harian

DAFTAR PUSTAKA

Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogjakarta
: Andi

RS Jiwa Daerah Surakarta, Pelatihan Asuhan Keperawatan Jiwa (Askep Jiwa


Terkini), 25-27 Maret 2014

Iskandar&Damaiyanti, Mukhripah. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. ISBN 978-602-


8650-91-5
Direja Surya H.A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:Desember 2011
Wijayaningsih S.K.Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.Jakarta:
D2015

26 Lidia Cempaka, S.Kep | NPM : 19.14901.13.05


Program Profesi Ners STIK Bina Husada Palembang

Anda mungkin juga menyukai