Di Susun Oleh :
Lidia Cempaka NPM 19.14901.13.05
Dosen Pembimbing :
Ns.Raden Surahmat, S.Kep.,M.Kes.,M.Kep
I. Masalah keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
b) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menamggapi stress
(Prabowo, 2014).
c) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian, tidak
mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan tidak.
Berikut dapat dilihat lima dimensi yaitu:
1) Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu yang lama.
2) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
merupakan penyebab halusianasi itu terjadi.
3) Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan halusinasi
akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.
4) Dimensi sosial
e. Batasan karakteristik
Batasan karakteristik klien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi menurut
Nanda-I (2012) yaitu:
1. Perubahan daam pola perilaku
2. Perubahan dalam kemampuan menyelesaikan masalah
3. Perubahan dalam ketajaman sensori
4. Perubahan dalam respon yang biasa terhadap stimulus
5. Disorientasi
6. Halusinasi
7. Hambatan komunikasi
8. Iritabilitas
9. Konsentrasi buruk
10. Gelisah
11. Distorsi sensori
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin atau feses,
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau
dimensia.
Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urin atau feses.
1. Pikiran logis
1. Gangguan
2. Persepsi akurat 1. Distorsi pikiran
pikir / delusi
3. Emosi ilusi
2. Halusinasi
konsisten 2. Reaksi emosi
3. Sulit merespon
dengan berlebihan
emosi
pengalaman 3. Perilaku aneh
4. Perilaku
4. Perilaku sesuai atau tidak biasa
disorganisasi
5. Berhubungan 4. Menarik diri
5. Isolasi sosial
sosial
i. Sumber Koping
1. Personal ablity : ketidak mampuan memecahkan masalah, ada gangguan diri
kesehatan fisiknya, ketidak mampuan berhubungan dengan orang lain,
pengetahuan tentang penyakit dan intelegensi yang rendah, identitas ego yang
tidak adekuat.
2. Social support : hubungan antara individu, keluarga, kelompok, masyarakat tidak
adekuat, komitmen dengan jaringan social tidak adekuat
3. Material asset : ketidakmampuan mengelola kekayaan, misalnya boros tidak
punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan, tidak memiliki kekayaan dalam
bentuk barang, tidak ada pelayanan kesehatan dekat tempat tinggal.
4. Pasitif belief : distress spritual tidak memiliki motivasi, penilaian negatife
terhadap pelayanan kesehatan, tidak menggap itu suatu gangguan.
j. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi (Stuart, Laraia,
2005) meliputi :
1. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
2. Proyeksi : mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien
effect
Core problem
Isolasi sosial
Causa
DO :
Bicara atau ketawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan DS : Melihat bayangan, sinar bentuk geometris,
bentuk karton, melihat hantu atau monster
DO :
Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
2. Klien 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakah kontak Kontak sering tapi
a. Jika Mengenal
menemukan halusinasi
yang sedang memungkinkan
halusinasi, klien untuk
tanyakan menghindarkan
apakah ada klien untuk
suara yang menghindarkan
didengar faktor pencetus
b. Jika klien timbulnya hal
menjawab
ada,
lanjutkan: Dengan
apa yang mengetahui
dikatakan. waktu, isi, dan
c. Katakan frekuensi
bahwa munculnya
perawat halusinasi
percaya klien mempermudah
mendengar tindakan
suara itu, keperawatan
namun klien yang akan
perawat dilakukan
sendiri tidak perawat.
2.1.4 Diskusikan
dengan klien
Program
5.1.5 Bantu klien pengobatan
menggunakan dapat berjalan
obat dengan sesuai rencana
prinsip benar
Dengan
mengetahui
prinsip
pengguanan
obat, maka
SP 4 (Pasien)
1. Evaluasi SP 1,2,3
2. Latih pasien
menggunakan obat
secara teratur
3. Masukan dalam jadwal
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa : Teori dan Aplikasi. Yogjakarta
: Andi