DISUSUN OLEH :
11210005
2023
A. Definisi
Ca Mamae adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
kanker tidak terkontrol, maka sel-sel kanker bisa bermetastase pada bagian-bagian tubuh
yang lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru, hati kulit dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
Ca Mamae merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel ductus maupun lobulusnya. (Kemenkes, 2017)
Ca Mamae biasanya terdeteksi pada saat dilakukan pemeriksaan, sebelum gejala
berkembang, atau setelah wanita memperhatikan benjolan. Sebagian besar massa terlihat
saat terjadi benjolan di payudara dimana awalnya bersifat jinak dan terus berkembang dan
menyebar sehingga tidak terkendali. Analisi mikroskopis payudara diperlukan untuk
diagnosis definitis dan untuk mengetahui tingkat penyebaran (in situ atau invasif) dan ciri
jenis penyakitnya. Analisis mikroskopis jaringan didapat melalui biopsi jarum atau bedah.
Biopsi didasarkan pada klinis pasien individu faktor, ketersediaan perangkat biopsi, dan
sumber daya tertentu (American Cancer Soxiety, 2015).
B. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari Ca Mamae antara lain (Erik T,2005)
1. Usia
Sekitar 60% terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita
berusia 75 tahun
2. Riwayat Ca Mamae
Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko
tertinggi menderita Ca Mamae. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko
terjadinya karsinoma pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0,5-1%/tahun
3. Riwayat keluarga menderita kanker payudara
Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3
kali lebih besar untuk menderita Ca Mamae
4. Faktor genetic dan hormonal
Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan terjadinya kanker payudara,
yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita memiliki salah satu dari gen tersebut,
maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar
5. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55
tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini
menarke, semakin besar resiko Ca Mamae. Resiko menderita Ca Mamae adalah 2-4 kali
lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun
6. Pemakaian pil KB atau terapi sulih esterogen
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya Ca mammae, yang tergantung
kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek
pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani
selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko Ca mammae dan
resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.
7. Obesitas pasca menopause
Obesitas sebagai faktor resiko Ca mammae masih diperdebatkan. Beberapa penelitian
menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko Ca mammae kemungkinan karena tingginya
kadar estrogen pada wanita yang obes.
8. Pemakaian alkohol
Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko terjadinya Ca
mammae.
9. Bahan kimia
Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai
estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industry lainnya) mungkin
meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
10. DES (dietstilbestrol)
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki resiko tinggi
menderita Ca Mamae
11. Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-
kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya Ca Mamae
12. Faktor resiko lainnya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker Rahim, ovarium dan kanker usus besar
serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya Ca
Mamae (Buku Saku Dokter, 2014).
C. Klasifikasi
Klasifikasi Stadium
Stadium Ca mammae ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint
Committee on Cancer (AJCC) 2010, Edisi 7, untuk Ca mammae yaitu :
1. Kategori T (Tumor)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) = ductal carcinoma in situ Tis (LCIS) = lobular carcinoma in situ
Tis (Paget’s) = Paget’s disease pada puting payudara tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi
terbesar
T1mic Mikroinvasi 0.1 cm atau kurang pada
dimensi terbesar
Pengelompokan Stadium
Stadium T N M
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1A T1 N0 M0
Stadium 1B T0 N1 M0
T1 NI M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1- M0
N2
Stadium IIIB T4 N1- M0
N2
Stadium IIIC Semua N3 M0
T
Stadium IV Semua Semua M1
T N
a.Stadium 0
Dikatakan stadium 0 karena kanker masih berada di pembuluh/saluran payudara serta
kelenjar susu, belum mengalami penyebaran keluar dari area tersebut
b.Stadium 1
Stadium 1 A
Stadium 2 B
Gambar 2 Stadium 2B
(Sumber : Soleha, 2017)
a. Kanker berukuran 2-5 cm
b. Titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak telah tersebar sel-sel kanker
payudara
c. Tumor telah berukuran 5 cm namun belum terjadi penyebaran
d. Stadium 3
Stadium 3A
Stadium 3B
Gambar 2.3 Stadium 3B
(Sumber : Soleha, 2017)
Terjadinya pembengkakan pada dinding dada yang juga sudah mulai adanya luka
yang menghasilkan nanah pada dada. Penyebarannya bisa sudah mengenai getah
bening di ketiak dan lengan atas
Stadium 3C
e.Stadium 4
Gambar 2.5 Stadium 4
(Sumber : Soleha, 2017)
Tidak diketahui telah berapa ukuran pasti sel kanker pada fase ini. Karena sel kanker
telah menyebar ke jaringan lainnya yang sulit untuk diketahui. Sel kanker yang
menyebar telah mulai menyebar ke berbagai lokasi, seperti tulang, paru-paru, hati
dan juga tulang rusuk.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker
payudara. Karsinoma mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi di sistem
duktal, mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini
akan berlanjut menjadi carcinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma membutuhkan
waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar
untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
carcinoma mamae telah bermetastasis. Carsinoma mamae bermetastasis dengan penyebaran
langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Indonesian
Cancer Foundation, 2012)
Ca Mamae tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat maupun yang
jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilaris dan terjadi benjola, dari
sel epidermis penting mnejadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan
ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer, 2000).
F. Pemeriksaan Diagnosis
a. Fine Needle Aspiration Biopsi (FNAB)
h. Metastasektomi
Metastasektomi adalah pengangkatan tumor metastasis pada Ca
mammae. Tindakan ini memang masih terjadi kontroversi diantara para
ahli, namun dikatakan metastasektomi mempunyai angka harapan hidup
yang lebih panjang bila memenuhi indikasi dan syarat tertentu.Tindakan
ini dilakukan pada Ca mammae dengan metastasis kulit, paru, hati, dan
payudara kontralateral.Pada metastasis otak, metastatektomi memiliki
manfaat klinis yang masih kontroversi.
Indikasi:
1) Tumor metastasis tunggal pada satu organ
2) Terdapat gejala dan tanda akibat desakan terhadap organ sekitar
Syarat:
1) Keadaan umum cukup baik (status performa baik = skorWHO >3)
2) Estimasi kesintasan lebih dari 6 bulan
3) Masa bebas penyakit > 36 bulan (Kemnkes, 2017)
3. Terapi Sistemik
a. Kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal atau berupa
gabungan beberapa kombinasi obat kemoterapi. Kemoterapi diberikan secara
bertahap biasanya sebanyak 6 – 8 siklus agar mendapatkan efek yang diharapkan
dengan efek samping yang masih dapat diterima. Hasil pemeriksaan
imunohistokimia memberikan beberapa pertimbangan penentuan regimen
kemoterapi yang akan diberikan. Beberapa kombinasi kemoterapi yang telah
menjadi standar lini pertama (first line) adalah :
1. CHF
Cyclophospamide100 mg/m2, hari 1 s/d 14 (oral)(dapat diganti injeksi
cyclophosphamide 500 mg/m2, hari 1 & 8 ), Methotrexate 50 mg / m2 IV,
hari 1 & 85 Fluoro-uracil 500 mg/m2 IV,hari 1 & 8.
2. CAF
Cyclophospamide 500 mg/m2, hari 1
Doxorubin 50 mg/m2, hari 1
5 Fluoro Uracil 500 mg/m2, hari 1
6 Interval 3 minggu / 21 hari, 6 siklus
3. CEF
Cyclophospamide 500 mg/m2, hari 1
Epirubicin 70 mg/m2, hari 1
5 Fluoro Uracil 500 mg/m2, hari 1
Interval 3 minggu / 21 hari, 6 siklus
Regimen Kemoterapi
1. AC
Adriamicin 80 mg/m2,hari 1
Cyclophospamide 600 mg/m2,hari 1
Interval 3-4 minggu, 4 siklus
2. TA (Kombinasi Taxane – Doxorubicin)
Paclitaxel 170 mg/m2, hari 1
Doxorubin 90 mg/m2, hari 1
3. ACT
TC
Cisplatin 75 mg/m2 IV, hari 1
Docetaxel 90 mg/m2, hari 1
Interval 3 minggu / 21 hari, 6 siklus
4. Pilihan kemoterapi kelompok HER 2 negatif
Dose Dence AC + paclitaxel
Docetaxel cyclophospamide
5. Pilihan kemoterapi HER 2 positif
AC (Antharacycline) + TH (Taxotere dan Herceptin)
TCH (Taxotere, Carboplatin, Herceptin)
b. Terapi hormonal
Pemeriksaan imunohistokimia memegang peranan penting dalam menentukan
pilihan kemo atau hormonal sehingga diperlukan validasi pemeriksaan tersebut
dengan baik. Terapi hormonal diberikan pada kasus-kasus dengan hormonal
positif. Terapi hormonal bisa diberikan pada stadium I sampai IV. Pada kasus
kanker dengan luminal A (ER+,PR+,Her2-) pilihan terapi ajuvan utamanya adalah
hormonal bukan kemoterapi. Kemoterapi tidak lebih baik dari hormonal
terapi..Pilihan terapi tamoxifen sebaiknya didahulukan dibandingkan pemberian
aromatase inhibitor apalagi pada pasien yang sudah menopause dan Her2-.Lama
pemberian ajuvan hormonal selama 5-10 tahun. (Kemnkes, 2017)
c. Terapi target
Pemberian terapi anti target hanya diberikan di rumah sakit tipe A/B. Pemberian
anti-Her2 hanya pada kasus-kasus dengan pemeriksaan IHK yang Her2 positif.
Pilihan utama anti-Her2 adalah herceptin, lebih diutamakan pada kasus-kasus
yang stadium dini dan yang mempunyai prognosis baik (selama satu tahun: tiap 3
minggu). Penggunaan anti VEGF atau m-tor inhibitor belum direkomendasikan.
(Kemnkes, 2017)
PATHWAY
Mendesak
Mendesak sel Mendesak
Mensuplai jaringan sekitar
syaraf pembuluh
nutrisi ke darah per
jaringan ca Menekan jaringan
Interupsi sel syaraf
pada mamae
Hipermetabolis Aliran darah
ke jaringan Peningkatan
nyeri terhambat
konsistensi mamae
Suplai nutrisi
jaringan lain Mamae hipoksia
Ukuran mamae
membengkak
abnormal
BB turun
Massa tumor Kecemasan Bakteri
mendesak ke Mamae patogen
Nutrisi kurang
jaringan luar asimetrik
dari kebutuhan
tubuh Resiko
Gangguan
Perfusi jaringan infeksi
Infiltrasi body image
terganggu
pleura
parietal
ulkus
Ekspansi paru
menurun Gangguan
integritas jaringan
Gangguan
pola nafas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA MAMMAE
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien
secara sistematis. (Doenges,Moorhouse, & Burley, 2000)
data yang dikaji pada pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboraturium dandiagnostik, serta review catatan
sebelumnya. Langkah-langkah pengkajian yang sistematik adalah pengumpulan data,
sumber data,klasifikasi data, anaisa data dan diagnose keperawatan.
a. IdentitasMeliputi data pasien dan data penanggung-jawab, sepertinama,
umur (50 tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan,pekerjaan, nomor
medical record.
b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan,riwayat
penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telahdiberikan), faktor
etiologi/ resiko.
c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar kliendengan
cancer mammae.
d. Pemeriksaan klinis
Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi olehfactor hormon
antara lain estrogen dan progesteron, makasebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonalini seminimal mungkin/ setelah
menstruasi ±1 minggu darihari akhir menstruasi. Klien duduk dengan
tangan jatuh kesamping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang
samatinggi.e.
e. Inspeksi
1. Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan.
2. Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,kelainan kulit,
tanda radang, peaue d’ orange.
f. Palpasi
1. Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rataatas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantalkecil.
2. Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas danoperabilitas.
3. Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4. Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh.
B. Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis (penekanan masa
tumor)
Kerusakan integritas jaringan.
Gangguan body image (citra tubuh) .
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kodisi, prognosis dan pengobatan
penyakitnya
Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional
Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi
Pola nafas tidak efektif
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
C. Intervensi
- Terapeutik
Ubah posisi s
tirah baring
Lakukan pem
penonjolan tul
Bersihkan per
hangat, ter
periode diare
Gunakan pr
petroleum ata
kulit kering
Gunakan pr
ringan/alami
pada kulit sens
Hindari produ
alkohol pada k
- Edukasi
Anjurkan
pelembab (mis
Anjurkan m
cukup
Anjurkan men
nutrisi
Anjurkan men
buah dan sayu
Anjurkan men
suhu ekstrim
Anjurkan me
surya SPF m
berada diluar r
Anjurkan
menggunakan
secukupnya
Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi 1. Melihat bagian tubuh Promosi Citra Tubuh
keperawatan selama 3 x 24 membaik
jam, maka citra tubuh 2. Menyentuh bagian tubuh - Observasi
meningkat membaik Identifikasi ha
3. Verbalisasi kecacatan berdasarkan ta
bagian tubuh membaik perkembangan
4. Verbalisasi kehilangan Identifikasi bu
bagian tubuh membaik jenis kelamin,
citra tubuh
Identifikasi pe
tubuh yang me
isolasi sosial
Monitor frekue
kritik terhadap
Monitor apaka
melihat bagian
berubah
- Terapeutik
Diskusikan pe
dan fungsinya
Diskusikan pe
penampilan fis
diri
Diskusikan pe
pubertas, keha
penuaan
Diskusikan ko
mempengaruh
luka, penyakit
Diskusikan car
mengembangk
tubuh secara re
Diskusikan pe
keluarga tentan
citra tubuh
- Edukasi
Jelaskan kepad
tentang perawa
citra tubuh
Anjurkan men
gambaran diri
citra tubuh
Anjurkan men
bantu (mis: pa
kosmetik)
Anjurkan men
pendukung (m
sebaya)
Latih fungsi tu
dimiliki
Latih peningka
diri (mis: berd
Latih pengung
kemampuan di
lain maupun k
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 1. Perilaku sesuai anjuran Edukasi Kesehatan (I
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 meningkat
kodisi, prognosis dan jam, maka status tingkat 2. Verbalisasi minat dalam - Observasi
pengobatan pengetahuan meningkat belajar meningkat Identifikasi ke
penyakitnya 3. Kemampuan menjelaskan kemampuan m
pengetahuan tentang informasi
suatu topik meningkat Identifikasi fak
4. Kemampuan dapat meningk
menggambarkan menurunkan m
pengalaman sebelumnya hidup bersih d
yang sesuai dengan topik
meningkat - Terapeutik
5. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat Sediakan mate
6. Pertanyaan tentang Pendidikan Ke
masalah yang dihadapi Jadwalkan Pen
menurun Kesehatan sesu
7. Persepsi yang keliru Berikan kesem
terhadap masalah bertanya
menurun
- Edukasi
Jelaskan fakto
dapat mempen
Ajarkan perila
dan sehat
Ajarkan strateg
digunakan unt
perilaku hidup
- Terapeutik
Ciptakan lingk
dan tanpa gang
pencahayaan d
nyaman, jika m
Berikan inform
tentang persiap
teknik relaksas
Gunakan paka
Gunakan nada
dengan irama
berirama
Gunakan relak
strategi penunj
analgetik atau
lain, jika sesua
- Edukasi
Jelaskan tujuan
Batasan, dan je
yang tersedia (
meditasi, napa
otot progresif)
Jelaskan secar
relaksasi yang
Anjurkan men
nyaman
Anjurkan rilek
sensasi relaksa
Anjurkan serin
atau melatih T
dipilih
Demonstrasika
Teknik relaksa
dalam, peregan
imajinasi terbi
- Edukasi
Jelaskan tanda
infeksi
Ajarkan cara m
dengan benar
Ajarkan etika
Ajarkan cara m
kondisi luka at
Anjurkan men
nutrisi
Anjurkan men
cairan
- Kolaborasi
Kolaborasi pem
imunisasi, jika
Pola nafas tidak Setelah dilakukan intervensi 1. Dispnea menurun Menejemen jalan nap
efektif keperawatan selama 3 x 24
jam, maka pola napas 2. Penggunaan otot bantu - Observasi
membaik napas menurun
Monitor pola n
3. Pemanjangan fase kedalaman, us
ekspirasi menurun Monitor bunyi
(misalnya: gur
4. Frekuensi napas membaik
wheezing, ron
5. Kedalaman napas Monitor sputu
membaik warna, aroma)
- Terapeutik
Pertahankan k
napas dengan
chin-lift (jaw t
trauma fraktur
Posisikan sem
fowler
Berikan minum
Lakukan fisiot
perlu
Lakukan peng
kurang dari 15
Lakukan hiper
sebelum pengh
endotrakeal
Keluarkan sum
padat dengan f
Berikan oksige
- Edukasi
Anjurkan asup
ml/hari, jika ti
kontraindikasi
Ajarkan Tekni
- Kolaborasi
Kolaborasi pem
bronkodilator,
mukolitik, jika
Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi 1. Porsi makan yang Manajemen Nutrisi (
berhubungan dengan, keperawatan selama 3 x 24 dihabiskan meningkat
jam, maka status nutrisi Observasi
kurangnya kebutuhan 2. Berat badan membaik
membaik Identifikasi sta
nutrisi dari Identifikasi ale
3. Indeks massa tubuh
kebutuhan tubuh. intoleransi ma
(IMT) membaik
Identifikasi ma
disukai
Identifikasi ke
dan jenis nutri
Identifikasi pe
penggunaan se
Monitor asupa
Monitor berat
Monitor hasil
laboratorium
Terapeutik
Lakukan oral h
makan, jika pe
Fasilitasi mene
diet (mis: piram
Sajikan makan
menarik dan su
Berikan makan
untuk mencega
Berikan makan
dan tinggi prot
Berikan suplem
jika perlu
Hentikan pemb
melalui selang
asupan oral da
Edukasi
Ajarkan posisi
mampu
Ajarkan diet y
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pem
sebelum maka
nyeri, antieme
Kolaborasi den
untuk menentu
kalori dan jeni
dibutuhkan, jik
D. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan perawat berfokus pada
keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit
sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling
ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/ ketergantungan. Implementasi
tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan
singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan
kondisi saat ini (Desmawati, 2019).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Bararah &
Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2015. Breast cancer facts and figure 2015-2016. Atlanta: American
Cancer Society (Definisi, klasifikasi)
Erik, T. (2005). Kanker, Antioksidan dan Terapi Komplementer. Jakarta: Gramedia. (Definisi,
Etiologi)
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/breast-cancer-diagnosis/.
[diakses tanggal 5 juli 2023].(Patofisiologi)
Price, Sylvia, Wilson Lorrairee M. (1995). Buku 1 Patofisiologi “Kosep Klinis Proses-Proses
Penyakit”, edisi : 4. Jakarta : EGC.(patofisiologi)
Sjamsuhidayat, R dan De Jong W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.(Manisfestasi
klinis,(terapi farmakologis dan non farmakologis)
Syaiffudin. (2010). Anatomi Fisiologi: Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan &
Kebidanan, Ed. 4. Jakarta : EGC.(manifestasi klinis)