Disusun Oleh :
ARI ISMAWATI
226410006
B. Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor
genetic, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang
terjadinya cancer payudara.
C. Faktor resiko
1. Riwayat pribadi Ca payudara
2. Menarche dini
3. Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4. menopause pada usia lanjut
5. Riwayat penyakit payudara jinak
6. Riwayat keluarga dengan ca mamae
7. Kontrasepsi oral
8. Terapai pergantian hormone
9. Pemajanan radiasi
10. Masukan alcohol
11. Umur > 40 tahun
D. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena,
adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
4. fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
G. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.
H. Penatalaksanaan medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Mastektomi radikal
A. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama:
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah,
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
Kaji tingkat kesadaran klien, BB, tinggi badan, tekanan darah, suhu,
respirasi, nadi.
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : irama reguler, bentuk dada tidak simetris, pergerakan dada tidak
simetris, tidak ada pernafasan perut, ada tarikan pada payudara, puting susu
tidak menonjol
Palpasi: ada penurunan fremitus focal pada di salah satu dada,
pengembangan dada tidak simetris.
Perkusi: setelah diperkusi bagian paru aterior dan posterior saat pasien duduk
terdengar suara pekak.
Auskultasi: saat diauskultasi bagian anterior dan posterior bunyi terdengar
vesikuler.
c. Sistem kardio vaskuler
Inspeksi: konjungtiva annemis, crt<2 detik, tidak ada pulsasi apeks jantung,
tidak terlihat nadi karotis
Perkusi: terdengar bunyi dulness
Auskultasi: saat di auskultasi terdengar suara lubdup, dan tidak ada suara
tambahan.
5. Pemeriksaan Diagnostik
1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3. Penanda tumor
4. Mammografi
6. sinar X dada
Analisa Data
Pre op
Dx Etiologi Problem
Ds: klien mengatakan tidak Mendesak jaringan sekitar Cemas
tau penyakit yang dialaminya
- Klien mengatakan
Menekan jaringan pada
cemas
mamae
Peningkatkan konsistensi
- Ekspresi wajah
mamae
murung
Ukuran abnormal
Batasan karakteristik:
- Gelisah Kurang pengetahuan
- Tampak waspada
- Mengekspresikan
kekhawatiran Cemas
Post op
Dx Etiologi Problem
Ds & Do: Etiologi Nyeri akut
- mengeksperikan perilaku
Interupsi sel saraf
(misal: gelisah, merengek,
menangis)
Pembedahan
tubuh
- Ketakutan terhadap
reaksi orang
Asuhan keperawatan
Pre op
Post op
5. kolaborasi analgetik
untuk mengurangi nyeri
2 Gangguan integritas Setelah dilakukan Infection 1. Anjurkan pasien
jaringan b.d luka post asuhan control untuk
op keperawatan menggunakan
selama 3x24 jam pakaian longgar
diharapkan tidak 2. Jaga kulit agar
ada gangguaan tetap bersih dan
integritas jaringan kering
kriteria hasil: 3. Mobilisasi
pasien(ubah
Tissue integrity:
posisi pasien)
skin and mucous
setiap dua jam
4. Monitor kulit
Wound healing :
akan adanya
primary and
kemerahan
secondary
5. Monitor
intention
aktivitas dan
- perfusi jaringan mobilisasi
pasien
6. Observasi luka:
normal
lokal, dimensi,
kedalaman luka,
- tidak ada tanda-
jaringan
tanda infeksi
netrotik, tanda
- ketebalan dan infeksi lokal,
tekstur jaringan formasi traktus
normal 7. Lakukan teknik
perawatan luka
dengan sterl
8. Kolaborasi ahli
gizi pemberian
diet
TKTP( tinggi
kalori, tinggi
protein)
3 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Body image - kaji secara verbal dan
b.d pembedahan asuhan enchancement non verbal respon klien
keperawatan terhadap tubuhnya
selama 3x24 jam
- monitor frekuensi
diharapkan
mengkritk dirinya
gangguan citra
tubuh berkurang
- jelaskan tentang
denagn kriteria
pengobatan, perawatan,
hasil:
kemajuan dan
prognosis penyakit
Body image
- dorong klien
Self esteem
mengungkapkan
- bady image perasaanya
positif
- mendiskripsikan
secara faktual
perubahan fungi
tubuh
- mempertahankan
interaksi sosial
Daftar pustaka
Brunner & suddarth, 2002 keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta :EGC
Mansjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran jilid 2. Jakarta : media aesculapius
Marilyn, Donges E, 2000, rencana Asuhan keperawatan (pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan) Jakarta:EGC