Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KMB PROGRAM PROFESI NERS


DENGAN MASALAH TUMOR PAYUDARA (CA MAMAE) DIRUANG BIMA RSUD
JOMBANG

Disusun Oleh :
ARI ISMAWATI
226410006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DANKESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2022
A. Defenisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase
pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening
ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di
tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)

B. Etiologi
Tidak ada satupun sebab spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian factor
genetic, hormonal dan kemudian kejadian lingkiungan dapat menunjang
terjadinya cancer payudara.

C. Faktor resiko
1.    Riwayat pribadi Ca payudara
2.    Menarche dini
3.    Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
4.    menopause pada usia lanjut
5.    Riwayat penyakit payudara jinak
6.    Riwayat keluarga dengan ca mamae
7.    Kontrasepsi oral
8.    Terapai pergantian hormone
9.    Pemajanan radiasi
10.  Masukan alcohol
11.  Umur > 40 tahun

D. Patofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-
organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama
dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah
terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1.    Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia.
Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah
jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan
konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena,
adanya zat-zat karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2.    fase in situ: 1-5 tahun
pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih,
kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3.    fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa
tahun.
4.    fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.

E. Tanda dan gejala


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit
ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya
oleh wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak
beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada
area mammae.Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau
akibat distorsi ligamentum cooper.
Cara pemeriksaan: kulit area mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk
tangan pemeriksa l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit
jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
7. ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi

PENENTUAN UKURAN TUMOR, PENYEBARAN KE KELENJAR LIMFE


DAN TEMPAT LAIN PADA CARCINOMA MAMMAE
TUMOR SIZE (T)
TX Tidak ada tumor
T0 Tidak dapat ditunjukkan adanya tumor primer
T1 Tumor dengan diameter 2 cm atau kurang
T1a diameter 0,5cm atau kurang, tanpa fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1b >0,5 cm tapi kurang dari 1 cm, dengan fiksasi terhadap fascia
dan/muskulus pectoralis
T1c >1 cm tapi < 2 cm, dengan fiksasi terhadap fascia dan/muskulus
pectoralis
T2 Tumor dengan diameter antar 2-5cm
T2a tanpa fiksasi terhadap fascia dan/muskulus pectoralis
T2b dengan fiksasi
T3 Tumor dengan diameter >5 cm
T3a tan pa fiksasi, T3b dengan fiksasi
T4 Tumor tanpa memandang ukurannya telah menunjukkan perluasan secar
langsung ke dalam dinding thorak dan kulit
REGIONAL LIMFE NODES (N)
NX Kelenjar ketiak tidak teraba
N0 Tidak ada metastase kelenjar ketiak homolateral
N1 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral tapi masih bisa
digerakkan
N2 Metastase ke kelenjar ketiak homolateral yang melekat
terfiksasi satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya
N3 Metastase ke kelenjar homolateral supraklavikuler atau
intraklavikuler terhadap edema lengan
METASTASE JAUH (M)
M0 Tidak ada metastase jauh
M1 Metastase jauh termasuk perluasan ke dalam kulit di luar
payudara

STADIUM KLINIS KANKER PAYUDARA


STADIUM T N M
0 T1s N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N2 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1, N2 M0
IIIB T4 Semua N M0
Semua T N3 M0
IV Semua T Semua N M1
F. Pemeriksaan penunjang
1.    Laboratorium meliputi:

a. Morfologi sel darah

b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

e. Pemeriksaan sitologik

2. Tes diagnosis lain


a. Non invasif
1). Mamografi
Yaitu radiogram jaringan lunak sebagai pemeriksaan tambahan yang penting.
Mamografi dapat mendeteksi massa yang terlalu kecil untuk dapat diraba. Dalam
beberapa keadaan dapat memberikan dugaan ada tidaknya sifat keganasan dari massa
yang teraba. Mamografi dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring pada
wanita-wanita yang asimptomatis dan memberikan keterangan untuk menuntun
diagnosis suatu kelainan.
2). Radiologi (foto roentgen thorak)
3). USG
Teknik pemeriksaan ini banyak digunakan untuk membedakan antara massa yang
solit dengan massa yang kistik. Disamping itu dapat menginterpretasikan hasil
mammografi terhadap lokasi massa pada jaringan patudar yang tebal/padat.
4). Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan ini menggunakan bahan kontras/radiopaque melaui intra vena, bahan ini
akan diabsorbsi oleh massa kanker dari massa tumor. Kerugian pemeriksaan ini
biayanya sangat mahal.
5). Positive Emission Tomografi (PET)
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi ca mamae terutama untuk mengetahui metastase ke
sisi lain. Menggunakan bahan radioaktif mengandung molekul glukosa, pemeriksaan
ini mahal dan jarang digunakan.
b. Invasif
1). Biopsi
Pemeriksaan ini dengan mengangkat jaringan dari massa payudara untuk pemeriksaan
histology untuk memastikan keganasannya. Ada 4 tipe biopsy, 2 tindakan
menggunakan jarum dan 2 tindakan menggunakan insisi pemmbedahan.
a). Aspirasi biopsy
Dengan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik atau
padat, kista akan mengempis jika semua cairan dibuang. Jika hasil
mammogram normal dan tidak terjadi kekambuhan pembentukan massa
srlama 2-3 minggu, maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Jika massa
menetap/terbentuk kembali atau jika cairan spinal mengandung darah,maka ini
merupakan indikasi untuk dilakukan biopsy pembedahan.
b). Tru-Cut atau Core biopsy
Biopsi dilakukan dengan menggunakan perlengkapan stereotactic biopsy
mammografi dan computer untuk memndu jarum pada massa/lesi tersebut.
Pemeriksaan ini lebih baik oleh ahli bedah ataupun pasien karena lebih cepat,
tidak menimbulkan nyeri yang berlebihan dan biaya tidak mahal.
c). Insisi biopsy
Sebagian massa dibuang
d). Eksisi biopsy
Seluruh massa diangkat
Hasil biopsy dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan
histologik secara frozen section.

G. Komplikasi
Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase jaringan sekitarnya
dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang
sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia.
Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan
metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

H. Penatalaksanaan medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua macam yaitu
kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)

Tabel Penanganan Cancer Mammae


Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi Mulai dari lumpektomi (pengangkatan jaringan yang
tumor local dan luas dengan kulit yang terkena) sampai
penyinaran) kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari
kelenjar limfe aksila untuk penentuan stadium;
radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad)
Seluruh payudara, semua kelenjar limfe di lateral otot
pektoralis minor
Seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan
aksila
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor di
bawahnya, seluruh isi aksila

Sama seperti masektomi radikal ditambah kelenjar


limfe mamaria interna
Mastektomi total dengan
diseksi aksila rendah
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi

Mastektomi radikal

Mastektomi radikal yang


diperluas
Non Pembedahan
(paliatif) Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak
Penyinaran dapat direseksi pada kanker lanjut, pada metastase
tulang, metastase kelenjar limfe, aksila, kekambuhan
tumor local atau regional setelah mastektomi

Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada


penyakit yang lanjut

Kemoterapi Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen,


Terapi hormaon dan androgen, progesterone, anti estrogen, ooforektomi,
endokrin adrenalektomi, hipofisektomi
B.       ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE

A. PENGKAJIAN 
1. Keluhan Utama:
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah,
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak
dan nyeri.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae,
kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada
sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan
klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
Kaji tingkat kesadaran klien, BB, tinggi badan, tekanan darah, suhu,
respirasi, nadi.
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : irama reguler, bentuk dada tidak simetris, pergerakan dada tidak
simetris, tidak ada pernafasan perut, ada tarikan pada payudara, puting susu
tidak menonjol
Palpasi: ada penurunan fremitus focal pada di salah satu dada,
pengembangan dada tidak simetris.
Perkusi: setelah diperkusi bagian paru aterior dan posterior saat pasien duduk
terdengar suara pekak.
Auskultasi: saat diauskultasi bagian anterior dan posterior bunyi terdengar
vesikuler.
c. Sistem kardio vaskuler
Inspeksi: konjungtiva annemis, crt<2 detik, tidak ada pulsasi apeks jantung,
tidak terlihat nadi karotis
Perkusi: terdengar bunyi dulness
Auskultasi: saat di auskultasi terdengar suara lubdup, dan tidak ada suara
tambahan.

5. Pemeriksaan Diagnostik
1.  Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,
identifikasi metastatik dan evaluasi.
2.  biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
3.  Penanda tumor
4.  Mammografi
6. sinar X dada

Analisa Data

Pre op

Dx Etiologi Problem
Ds: klien mengatakan tidak Mendesak jaringan sekitar Cemas
tau penyakit yang dialaminya

- Klien mengatakan
Menekan jaringan pada
cemas
mamae

Do : klien tampak gelisah

Peningkatkan konsistensi
- Ekspresi wajah
mamae
murung

Ukuran abnormal

Batasan karakteristik:
- Gelisah Kurang pengetahuan
- Tampak waspada
- Mengekspresikan
kekhawatiran Cemas

Post op

Dx Etiologi Problem
Ds & Do: Etiologi Nyeri akut

- perubahan tekanan darah

- perubahan frekuensi Mendesak sel syaraf


pernafasan

- mengeksperikan perilaku
Interupsi sel saraf
(misal: gelisah, merengek,
menangis)

- sikap melindungi nyeri Pembedahan

- melaporkan nyeri secara


verbal
Nyeri akut
- gangguan tidur
Ds & Do: Etiologi Gang. Intergritas
jaringan
- kerusakan jaringan ( mis:
kornea, membran mukosa,
Mamae mendesak
kornea, integumen, atau
subkutan)

- kerusakan jaringan Massa tumor mendesak ke jaringan


luar
Perfusi jaringan terganggu

Pembedahan

Gang. Intergritas jaringan


Ds & Do: Etiologi Gang. Citra tubuh

- Klien tidak mau


melihat tubuhnya
Ukuran mammae abnormal
- Perilaku mengenali
tubuh individu
- Perilaku
menghindari tubuh Pembedahan
individu
- Perubahan aktual
pada tekstur dan
fungsi
- Tidak melihat bagian Gangguan citra tubuh

tubuh
- Ketakutan terhadap
reaksi orang

Asuhan keperawatan

Pre op

No Diagnosa keperawatan Tujuan Nic Aktivitas


intervensi
1 Cemas bd krisis situasi Setelah dilakukan Anxiety 1. gunakan pendekatan
ca mammae ditandai asuhan reduction yang menenangkan
dengan: keperawatan
2.nyatakan dengan
selama 1x24 jam
Ds: klien mengatakan jelas harapan terhadap
diharapkan cemas
tidak tau penyakit yang pelaku pasien
berkurang ditandai
dialaminya
denngan:
3. Jelaskan semua
- Klien prosedur dan apa yang
Anxiety self-
mengatakan dirasakan selama
control
cemas prosedur
Anxiety level
4. pahami prespektif
Do : klien tampak coping pasien terhadap situasi
gelisah stres
- Klien mampu
- Ekspresi wajah mengidentifikasi 5. temani pasien untuk
murung dan memberikan keamanan
mengungkapkan dan mengurangi takut
gejala cemas
6. dorong keluarga
- Postur tubuh, untuk menemani
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukan
berkurangya
kecemasan

Post op

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Nyeri b.d agen injuri Setelah dilakukan Pain 1. lakukan pengkajian
asuhan management nyeri secara
keperawatan
selama 3x24 jam, komprehensif
diharapkan nyeri
2. observasi reaksi
berkurang dengan
nonverbal dari
kriteria hasil:
ketidaknyamanan
-mampu
3. kaji kultur yang
mengontrol nyeri
mempengaruhi respon
- skala nyeri nyeri
berkurang
4. ajarkan tentang
- menyatakan rasa teknik non farmakologi
nyaman setelah
- tingkatkan istirahat
nyeri berkurang

5. kolaborasi analgetik
untuk mengurangi nyeri
2 Gangguan integritas Setelah dilakukan Infection 1. Anjurkan pasien
jaringan b.d luka post asuhan control untuk
op keperawatan menggunakan
selama 3x24 jam pakaian longgar
diharapkan tidak 2. Jaga kulit agar
ada gangguaan tetap bersih dan
integritas jaringan kering
kriteria hasil: 3. Mobilisasi
pasien(ubah
Tissue integrity:
posisi pasien)
skin and mucous
setiap dua jam
4. Monitor kulit
Wound healing :
akan adanya
primary and
kemerahan
secondary
5. Monitor
intention
aktivitas dan
- perfusi jaringan mobilisasi
pasien
6. Observasi luka:
normal
lokal, dimensi,
kedalaman luka,
- tidak ada tanda-
jaringan
tanda infeksi
netrotik, tanda
- ketebalan dan infeksi lokal,
tekstur jaringan formasi traktus
normal 7. Lakukan teknik
perawatan luka
dengan sterl
8. Kolaborasi ahli
gizi pemberian
diet
TKTP( tinggi
kalori, tinggi
protein)

3 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan Body image - kaji secara verbal dan
b.d pembedahan asuhan enchancement non verbal respon klien
keperawatan terhadap tubuhnya
selama 3x24 jam
- monitor frekuensi
diharapkan
mengkritk dirinya
gangguan citra
tubuh berkurang
- jelaskan tentang
denagn kriteria
pengobatan, perawatan,
hasil:
kemajuan dan
prognosis penyakit
Body image

- dorong klien
Self esteem
mengungkapkan
- bady image perasaanya
positif
- mendiskripsikan
secara faktual
perubahan fungi
tubuh

- mempertahankan
interaksi sosial
Daftar pustaka

Brunner & suddarth, 2002 keperawatan medikal bedah vol 2. Jakarta :EGC

Mansjoer, arif. 2000. Kapita selekta kedokteran jilid 2. Jakarta : media aesculapius

Marilyn, Donges E, 2000, rencana Asuhan keperawatan (pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan) Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai